Share

Nona Yang Cacat

Aland berhenti menyeruput kopi. Kepalanya mendongak menatap langit berwarna jingga yang awalnya indah, tapi entah kali ini terlihat memuakkan di mata Aland. Sebentar lagi gelap, karena kalut Aland menghabiskan sepanjang hari di sebuah kafe langganannya, berdekatan dengan sebuah gunung yang terlihat memukau saat dipandang dari jauh. 

 Aland melirik arloji, dia ingin pulang, Tapi teringat suruhan aneh Kavier, kata lainnya Aland sebenarnya sudah 'diusir'. Lebih baik memesan hotel atau tinggal di villa dari pada harus bermalam dengan salah satu tunangannya, tapi Aland tidak boleh lengah, dalam sepengetahuannya sekalipun Aland pura-pura tidak tahu, di sekitarnya banyak sekali sosok asing yang sebenarnya adalah 'mata' dan 'telinga' keluarga Asrazaq. 

 Bisa saja, pelayan atau pemilik kafe langganan Aland sebenarnya adalah mata-mata yang disogok untuk mengusik hidup Aland secara tidak langsung. Andai saja iya, rasanya ingin sekali membakar kafe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status