Home / Rumah Tangga / Istri yang kau khianati / Bab 3. Perebutan warisan

Share

Bab 3. Perebutan warisan

Author: Little_susi22
last update Huling Na-update: 2022-12-30 20:10:06

Beberapa hari ini Naira hanya bisa diam dan termenung atas apa yang terjadi dengan dirinya. Namun hari ini, Naira sadar. Kenapa pintu kamarnya selalu dikunci setelah pelayan mengantarkan makan untuknya. Dia bukan burung yang di kurung tidak boleh kemana-mana. Yang hanya dikasih makan minum dan tempat tinggal. Meskipun semuanya tercukupi. Tapi tidak membuat si burung bahagia.

"Non, ini makanannya. Bibi ambil piring sama pakaian kotornya ya," ucap pelayan yang setiap harinya mengantarkan makanan untuknya.

"Bi, boleh Naira bertanya?"  Naira menatap lekat pelayan yang diperkirakan seusia ibunya.

"Boleh," balasnya.

"Kenapa setiap kali Bibi pergi. Pintunya selalu dikunci?" tanya Naira. 

Naira turun dari atas ranjangnya dan menghampiri pelayan yang berusia 40 tahunan itu.

"Maaf, Non. Soal itu Bibi gak bisa jawab. Bibi hanya menuruti apa kata, Tuan Rendra."

Naira yang mendengar itu menunduk lesu.

"Bi, izinkan aku keluar ya," pinta Naira.  Dia menggenggam tangan wanita itu dengan memohon.

"Maaf, Non. Bibi gak bisa."

Naira yang mendengar itu mendesah kecewa. 

"Jika, Non ingin keluar. Bisa minta izin sama tuan Rendra langsung."

Naira menggelengkan kepalanya. Dia tidak yakin jika suaminya akan mengizinkan dirinya keluar.

Bruk

Tiba-tiba saja terdengar suara pintu digedor dengan keras. Naira yang mendengar itu tersentak kaget. 

"Bi, apa itu Mas Rendra?" Tanya Naira. Ia menyatukan kedua tangannya di dada. Ada rasa takut dalam dirinya ketika mengingat Rendra ketika pertama kalinya menyentuhnya dengan kasar.

"Biar saya lihat dulu, Non. Takutnya itu bukan, Tuan."

Naira mengangguk. Dia berdo'a. Jika yang datang itu bukan suaminya.

Sementara Bi Nimah mengintip di balik jendela kamar Naira. Ketika melihat wanita yang selama ini selalu berselisih paham dengan Rendra pun Bi Nimah segera menutupnya.

"Aduh, Nyonya besar kenapa ke sini lagi?" tanya Bi Nimah dengan penuh rasa takut.

"Aku harus segera menghubungi, Tuan Rendra." Bi Nimah pun segera mengirim pesan suara melalui W******p kepada Rendra.

"Bi, siapa?" tanya Naira. Dia berjalan dan mendekat Bi Nimah dan ikut melihat siapa yang datang.

Melihat raut wajah dari pelayan kepercayaan suaminya. Naira menembak jika yang datang bukanlah suaminya. Melainkan orang lain tidak yang di izinkan untuk menemuinya.

Pada saat Naira mengintai di balik jendela kamarnya dia melihat wanita yang menggedor pintu kamar paviliunnya. Wanita setengah baya namun terlihat masih cantik itu terlihat begitu marah. Entah ada masalah apa. Naira tidak tahu.

"HEI KELUAR KAMU!" Teriak wanita itu dari luar.

"Bi, aku buka pintunya ya?" tanya Naira.

"Jangan, Non!" cegah Bi Nimah cepat.

"Sebentar lagi, Tuan Rendra akan datang.  Non Naira di sini aja."

"Tapi, Bi. Itu...."

Perkataan Naira terpotong ketika dia mendengar suara orang yang sedang bertengkar. Ia begitu penasaran apa yang terjadi diluar sana.

"Bi!" panggil Naira.

"Sebentar, Non. Bibi mau liat dulu."

"Tuan Rendra sudah datang," kata Bi Nimah pelan.

Di luar paviliun Naira. Terlihat Rendra yang sudah datang. Dia begitu marah melihat Ibu tirinya berada di depan kamar Naira.

"Apa yang kau lakukan di sini wanita tua!" ucap Rendra dengan penuh penekanan.

"Kau tidak sopan sekali! Aku ini adalah Ibumu!" teriaknya kasar.

"Dengar ini, wanita tua. Aku bukan anakmu dan kau juga bukan Ibuku. Jadi pergilah dari sini!" usir Rendra.

"Aku tidak akan pergi sebelum menemui wanita yang kau sembunyikan di dalam sana!" ucap wanita yang disebut Rendra sebagai wanita tua.

"Jangan kau urusi urusanku. Pergi!"

"Tidak akan!"

"Kau!" bentak Rendra. Dia dengan berani menyeret wanita yang mengaku sebagai ibunya itu.

"Pergi!" Rendra dengan kasar mendorong wanita tersebut. 

Naira yang melihat perlakuan kasar Rendra terhadap ibunya sendiri pun merasa benci pada suaminya sendiri.

"Ya, Allah. Kenapa kau memberikan aku jodoh yang kasar seperti dirinya." keluh Naira.

"Tuan Rendra itu adalah pria yang baik. Tegas dan juga jujur. Dia juga sangat disiplin dalam hal apapun. Karena itu adalah yang diajarkannya Ayah dan kakeknya."

"Tapi aku melihatnya tidak seperti itu, Bi. Dia pria yang kasar!" cela Naira.

"Non, kalau sudah mengenal Tuan. Pasti akan merasa senang," belanya.

"Terserah, Bibi. Mata kita melihatnya berbeda. Mungkin dia menjadi Tuan yang baik untuk para pekerjanya. Tapi dia laki-laki yang sangat buruk untuk menjadi seorang suami."

Di luar paviliun Rendra mengepalkan tangannya erat. Dia tidak suka dengan cara wanita yang mengaku ibunya ikut campur dengan urusannya. Dia yakin ada sesuatu yang direncanakannya. Ia pun langsung saja pergi ke rumah utama. Niat ingin menemui Naira harus di urungkannya.

"Selamat datang, Tuan muda." sapa para pelayan yang melihat Rendra.

"Hm," jawab Rendra. Dia melewati para pelayan itu tanpa menoleh ke arah mereka.

"Rendra, kau sudah pulang," sambut laki-laki tua yang jalannya sudah membungkuk.

"Ayah," ucap Rendra. Dia duduk disebelah ayahnya yang saat ini tengah duduk di ruang tamu.

"Ada apa?"

"Aku tidak suka jika ada yang ikut campur dalam urusanku."

"Ada apa lagi, Rendra."

"Katakan pada istrimu. Apapun yang aku lakukan, jangan pernah dia ikut campur."

"Tidak, Raffi. Anakmu ini dia diam-diam menikah lagi dan membawa wanita asing ke rumah ini!" seru sang istri.

"Siapapun yang aku bawa itu bukan urusanmu!"

"Tentu saja ini urusanku. Bagaimanapun, aku juga bagian dari keluarga ini. Kenapa kau sama sekali tidak menghargainya."

"Aku tau niat busukmu. Jadi, aku tidak akan membiarkan kau menemui istriku Sebelum dia melahirkan seorang pewaris sesungguhnya untuk keluarga ini!" Seru Rendra.

"Kau yakin. Sudah menikahi wanita itu secara legal?" tanyanya.

"Kalian akan lihat buktinya nanti."

Rendra menatap dengan sungguh-sungguh. Hal itu membuat wanita  paru baya itu mengepalkan tangannya erat.

"Kita lihat saja nanti. Apa kau yakin wanita itu akan melahirkan pewaris atau tidak. Ingat, kau hanya diberikan satu tahun saja untuk memenuhi syarat itu."

"Kenapa kau sibuk mengurusiku. Kenapa kau tidak mengurusi putramu yang sudah gagal menjadikan anaknya pewaris di keluarga ini," Rendra memandang Ibu tirinya sinis.

"Kau!"

"Sudah!" ucap laki-laki yang menjadi suami dan juga ayah yang saat ini tengah berdebat.  Laki-laki itu benar-benar pusing mendengar perdebatan keduanya.

Setiap kali ada pertemuan. Hanya ada perdebatan, dan tidak jauh-jauh dari harta warisan yang akan ia berikan kepada cucu pertamanya yang hasil dari pernikahan anak-anaknya dalam ikatan pernikahan.

Karena kedua anaknya sama-sama lahir sebelum ada ikatan pernikahan. Karena hal itu mereka tidak memiliki hak waris itu. Hingga akhirnya, ayahnya atau kakeknya Rendra meminta untuk mewariskan seluruh harta keluarga pada cucu pertamanya yang sah dalam ikatan perkawinan antar negara dan agama.

Akan tetapi anak dari istri keduanya dia telah gagal karena sudah lebih dulu menghamili wanita.

"Pokonya, jika dalam satu tahun wanita itu tidak memberikan Rendra keturunan. Seluruh harta kekayaan milikmu, mas. Jatuh sama anaknya Rendy."

"Itu tidak akan pernah terjadi!" ucap Rendra dengan penuh keyakinan.

"Laras!" panggil Raffi. 

"Apa, Mas."

"Jangan ganggu, Rendra. Jika dia sudah berhasil kau harus menerimanya."

Wanita yang bernama Laras itu mengepalkan tangannya erat. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Seperti sebelumnya dia sudah membuat kekasih Rendra tidak bisa hamil maka dia akan membuat hal yang sama pada istri Rendra.

"Aku yakin, Mas. Jika sebenarnya Rendra ini mandul. Bukan istri pertamanya."

"Aku tidak mandul!" ucap Rendra tidak terima.

"Tidak mandul tapi lama sudah menikah tidak punya anak."

Rendra dan Laras saling memandang satu sama lain. Saling melemparkan tatapan sinis. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang kau khianati    Bab 43. Serangan Bianca yang tiba-tiba

    "Darimana kamu Mas? ? Kenapa semalam gak pulang?" cerca Bianca pada saat Rendra baru pulang. "Dari apartemen Naira." Rendra mengatakan itu dengan tanpa rasa bersalah. "Wow! Gampang banget ya jawaban kamu. Dari apartemen Naira." "Kamu itu punya otak gak sih, Mas. Sudah tahu Naira itu bersalah karena sudah mencoba mencelakai Keyla. Tapi kenapa tetap saja mempertahankan wanita itu hah!" teriak Bianca. "Ini masih pagi. Aku tidak ingin ribut, aku harus cepat-cepat pergi ke kantor." "Tidak, aku ingin kita bicara. Aku mau kita selesaikan masalah kamu sama Naira sekarang juga!" "Sudah aku katakan, pagi ini aku tidak ingin bertengkar. Lain kali kita akan membicarakan soal masalah ini." "Arghhh!" Bianca melempar vas bunga yang ada di meja. Rendra yang melihat itu hanya meliriknya sekilas dan masuk ke dalam kamar mereka lalu mengganti pakaiannya. Hari ini adalah hari terbaik menurut Rendra setelah apa yang terjadi semalam. Untuk itu Rendra tidak ingin merusak harinya dengan berten

  • Istri yang kau khianati    Bab 42. Menghabiskan malam bersama dengan istri kedua

    Rendra marah ketika mendengar jika orang yang berusaha mencelakai putrinya itu tidak mau buka suara siapa orang yang sudah menyuruhnya mencelakai putrinya. Dan hal yang paling membuatnya marah adalah ternyata tujuan perawat bohongan itu adalah membunuh putrinya. "Sialan! Siapa yang berani bermain-main denganku. Apalagi sampai melibatkan anak kecil yang tidak tau apapun!" Rendra memukul meja kerja yang ada di kantornya. Setelah insiden perawatan bohongan masuk. Keesokan paginya Keyla sudah Kem pulang ke apartemen. Demi menjaga keselamatan Keyla. Rendra memutuskan untuk menjawab beberapa pengawal untuk menjaga keamanan Keyla. Bukan hanya itu saja Rendra juga memasang CCTV semakin banyak di apartemennya, bahkan di setiap sudutnya tidak luput dari pantauan kamera CCTV dan perekam suara jika seandainya memang ada orang dalam yang mencelakai putrinya. Hingga beberapa hari berlalu kasus perencanaan pembunuhan Keyla tidak berhasil dipecahkan. Sore harinya setelah Rendra pulang dari kantor

  • Istri yang kau khianati    Bab 41. Gagal

    Bianca melihat ponselnya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan yang belum ia baca dari Rendra. "Pasti Rendra menyuruhku ke rumah sakit untuk menjaga Keyla," dengus Bianca kesal. "Semuanya, gue balik dulu." "Udah sono balik, urus anak lo." "Baru juga mau bersenang-senang ada aja gangguannya." "Itu adalah resiko yang harus ditanggung bagi wanita yang sudah menikah dan memiliki anak." "Hah!" Bianca menghembuskan nafasnya kasar. Jujur saja Bianca mulai lelah dengan keadaan ini, dimana ya dimadu oleh suaminya dan mengharuskan mengasuh anak dari madunya itu. Wanita mana yang tahan dengan posisinya sekarang. Kalau bukan harta warisan yang akan dimilikinya nanti. Bianca ogah mengasuh Keyla dan membiarkan suaminya berlama-lama dengan Naira. "Sebaiknya aku cepat pergi ke rumah sakit kalau tidak ingin mendengar kemarahan Rendra," ucap Bianca dalam hati. Hingga tidak lama kemudian Bianca sudah sampai di rumah sakit dan menemukan wajah suaminya yang sudah dipenuhi oleh emosi.

  • Istri yang kau khianati    Bab 40. Rencana Laras, Keyla merajuk

    Naira beberapa kali mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya. Naira tidak bisa menahan kesedihannya kala mengingat kondisi putrinya saat ini. Rasanya Naira ingin melihat Keyla di rumah sakit. Akan tetapi Rendra tidak memperbolehkan dirinya keluar dari apartemen. "Keyla, maaf kan Mama karena gak bisa jaga Keyla. Keyla harus tau Mama ingin sekali bersama dengan kamu. Tapi Papa tidak mengizinkan Mama keluar," Isak tangis Naira. "Kamu harus kuat, buat anak kamu Keyla. Kamu gak boleh sedih, kamu harus kuat." Naira mencoba memberikan semangat untuk dirinya sendiri. "Keyla…." panggil Naira lirih. Di rumah sakit saat ini, Raffi dan Laras tengah menjenguk Keyla. Raffi begitu khawatir dengan keadaan cucunya saat ini. Begitu juga dengan Laras yang saat ini pura-pura menunjukkan raut wajah khawatirnya. "Aduh Keyla cucuku. Kenapa kamu bisa seperti ini? Apakah ini semua ulah pengasuh baru itu. Memang ya orang kampung tidak tahu diri." Maki Laras. "Laras, jangan berkata kasar di depan

  • Istri yang kau khianati    Bab 39. Mengusir Naira

    Sejak polisi membebaskan Naira. Sikap Rendra berubah menjadi lebih dingin dan tidak peduli pada Naira rasa kecewanya mengalahkan rasa cintanya pada Naira. Keyla adalah anak yang sudah lama dia nantikan, tapi dengan seenaknya. Naira mencoba membunuh anaknya. Rendra tidak terima akan hal itu. "Mas…" Panggil Naira. Ia ingin mencoba menjelaskan pada Rendra bahwa dirinya sama sekali tidak meracuni anaknya. Akan tetapi sangat sulit membuat Rendra percaya. Entah apa yang harus di lakukan Naira. Hingga tidak terasa akhirnya mereka sampai di apartemen mereka. Rendra langsung saja masuk ke dalam apartemen dan berjalan menuju kamar Naira. Tanpa mengatakan apapun, Rendra mengeluarkan seluruh barang-barang milik Naira dengan kasar. "Mas….," panggil Naira. Naira tidak tau kenapa semua barang-barangnya dikeluarkan oleh suaminya itu. "Mulai saat ini, kamu pergi dari apartemen ini!" usir Rendra. "Tapi, Mas. Aku ingin dekat dengan Keyla." Naira menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau keluar dari

  • Istri yang kau khianati    Bab 38. Naira di bebaskan

    Rendra dan Bianca keduanya sudah sampai di rumah sakit untuk melihat keadaan Keyla yang ternyata sudah sadar. "Bunda, Ayah!" panggil Keyla. Ia membuka tangannya lebar meminta untuk dipeluk. Tentu Renda yang melihat kode itu pun memeluk Keyla dengan erat. Dia begitu bahagia melihat anaknya baik-baik saja dan bisa tersenyum ceria. "Anak Ayah bagaimana kabarnya? Apakah ada yang sakit?" tanya Rendra dengan nada lembut. Tidur lupa ia sesekali mengecup harum rambut anaknya. "Aku baik, Ayah. Tapi Mbak Naira mana? Kenapa gak ada datang untuk jenguk Keyla?" tanya Keyla. Rendra yang mendengar pertanyaan anaknya tentang Naira seketika ia mengetatkan rahangnya. Kenapa Keyla harus bertanya tentang Naira. "Sayang, Mbak Naira lagi sibuk, gak bisa ke sini." "Yah, padahalkan Keyla mau bertemu dengan Mbak Naira. Keyla rindu, Keyla ingin makan merasakannya Mbak Naira." "Stop Keyla, mulai saat ini kamu tidak boleh makan makanan yang di buat oleh Mbak Naira. Kamu paham." "Tapi kenapa Ayah? Bukanka

  • Istri yang kau khianati    Bab 38. Penyelidikan

    Mendapat informasi jika Rendra dan polisi akan melakukan penyelidikan ke apartemennya. Bianca tidak mengatakan apapun pada Bi Nimah, dirinya langsung saja pulang ke apartemen untuk menyembunyikan barang bukti yang sudah di simpannya. Bianca tidak akan membiarkan polisi menemukan obat itu. Karena Bianca yakin meskipun dirinya menyembunyikan obat itu di kamar Naira. Tapi polisi bisa menyelidikinya lebih lanjut ketika menemukan sidik jarinya di botol tersebut. "Aku bisa saja menaruh botol racun itu di kamar Naira. Tapi bagaimana juga sidik jari yang ditemukan itu bukan sidik jari Naira melainkan diriku. Maka habislah riwayatku. Jika terlambat ke apartemen dan polisi sudah melakukan penyidikan. Mungkin jalan satu-satunya adalah aku membayar para polisi itu memasukkan semua bukti yang ada." "Non Bianca mau ke mana? Kenapa buru-buru sekali?" tanya Bi Nimah ketika melihat Bianca pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu padanya. "Sebaiknya aku masuk ke dalam dan memberitahu non Keyla kalau I

  • Istri yang kau khianati    Bab 37. Bianca tamat

    ***Selama di perjalanan menuju rumah sakit, Naira terus saja memohon pada Rendra agar dirinya tidak dilaporkan ke polisi."Mas… Tolong dengarkan aku, tolong jangan masukkan aku ke penjara.""Diam!" bentak Rendra. Saat ini emosinya benar-benar tidak bisa di kendalikan."Mas… aku mohon, aku berjanji, jika kamu tidak melaporkan aku ke polisi dan menjebloskan aku ke penjara. Aku akan melakukan apapun yang kamu minta. Asalkan kamu tidak menjauhkan aku dari Keyla."Rendra yang mendengar jika Naira akan melakukan apapun yang diperintahkannya seketika menghentikan mobilnya di tengah jalan.Lalu menatap istrinya yang berada di sampingnya dengan tatapan tajam."Memangnya apa yang bisa kamu lakukan untuk menebus semua kesalahan fatal mu itu!" "Mas, harus berapa kali aku katakan. Jika aku tidak meracuni Keyla!" jerit Naira."Tapi kenyataannya saat ini, Keyla berada di rumah sakit.""Mas…" "Aku tidak akan tertipu dengan wajah polosmu itu. Kamu harus merasakan dinginnya di penjara. Atas perbuat

  • Istri yang kau khianati    Bab 36. Melaporkan Naira ke kantor polisi

    Rendra yang mendengar kabar dari Bianca jika Keyla keracunan makanan setelah makan masakan yang dibuat oleh Naira pun seketika membuatnya marah. Padahal awalnya hari ini akan menghabiskan waktunya bersama dengan Naira. Namun harus ia urungkan karena kejadian ini, ia harus pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Keyla. "Bagaimana keadaan Keyla sekarang?" tanya Rendra setelah sampai di rumah sakit. "Keyla masih di periksa oleh dokter," jawab Bianca dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih. Rendra yang mendengar itu beberapa kali menghembuskan nafasnya kasar. Saat ini dirinya begitu khawatir dengan keadaan Keyla. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada putri tercintanya. "Bagaimana bisa ini terjadi? Tidak biasanya Keyla sampai keracunan makanan." Rendra tidak bisa langsung menyalahkan Naira atas apa yang terjadi pada Keyla saat ini. Meskipun saat ini ada amarah yang ia simpan. "Ini semua gara-gara Naira, gara-gara Keyla makan masakan Naira Keyla seperti ini." Bianc

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status