Home / Rumah Tangga / Istriku Ayo Kita Menikah Lagi! / Bab 1 - Harapan Yang Terlalu Tinggi

Share

Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!
Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!
Author: Lunoxs

Bab 1 - Harapan Yang Terlalu Tinggi

Author: Lunoxs
last update Last Updated: 2023-06-18 12:22:30

"Setelah Zara melahirkan, ambil anakmu dan ceraikan Dia. Zara tidak pantas jadi bagian keluarga kita."

Kalimat itu terasa begitu menyakitkan bagi Zara, tetapi membuatnya sadar akan satu hal, setelah sekian lama mencoba lupa. Pernikahannya dengan Aland Floyd hanyalah sebuah keterpaksaan. Air mata seketika mengalir deras di kedua manik hitam milik Zara, Tubuhnya gemetar dan dia elus perutnya yang telah mengandung 9 bulan.

Di malam ulang tahun perusahaan Floyd Corporation 9 bulan lalu, Aland mabuk dan menarik Zara untuk melewati malam yang kelam. Malam yang membuatnya hamil keturunan darah keluarga Floyd, salah satu keluarga paling terpandang di Kota Servo.

Pernikahan tanpa cinta.

Tapi ... Cinta jelas hadir dari Zara untuk sang anak.

Wanita malang itu sontak berjalan mundur, dia urung menemui Aland di ruang kerjanya dan perlahan pergi dari sana.

"Tidak, aku tidak mau berpisah dengan anakku. Tidak," gumam Zara dengan suara yang sudah gemetar.

Kedua matanya berkedip cepat menandakan kecemasan yang tak terkira.

Di awal pernikahan mereka, semuanya berjalan normal. Zara selalu mengira bahwa Aland menyesali semua perbuatannya dan berniat untuk bertanggung jawab. Sikap kejam ibu mertua dan semua saudara iparnya Zara anggap wajar mengingat dia hanya anak yatim piatu, bahkan hanya karyawan biasa di perusahaan mereka.

Zara kira semuanya hanya butuh waktu untuk bisa menerima satu sama lain. Namun ternyata harapan Zara terlalu tinggi. Nyatanya, dia justru akan dibuang setelah melahirkan anak ini, bahkan semua orang berniat untuk memisahkannya dengan sang anak. Zara tak bisa menerima takdir sekejam itu.

"Kita harus pergi, Nak. Mama tidak ingin berpisah denganmu, Sayang."

Dadanya sungguh sesak mengetahui semua fakta ini. Aland mungkin bisa jadi orang asing untuknya, tapi anak ini adalah darah dagingnya.

Dia tidak bisa lagi mengundur rencananya. Sebelum dia melahirkan, Zara harus segera keluar dari rumah ini dan mencari tempat persembunyian. Untuk itu, Zara kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengambil tas berukuran sedang.

Jam 5 sore, Zara keluar dari kamar itu seolah tak terjadi apa-apa. Di ruang tengah lantai 1, dia bertemu dengan Aland dan mama Emma--sang ibu mertua.

"Ma, Al ... aku ingin membeli makanan manis, tiba-tiba aku ingin makan itu. Aku akan pergi bersama sopir."

Kedua tangannya yang terkepal sudah basah dengan keringat dingin, takut dan gugup. Pamitnya memang hanya ingin membeli kue, tetapi hanya cara itulah yang bisa dia gunakan untuk keluar dari rumah ini.

Aland menoleh pada Zara hingga tatapan mereka bertemu. Zara bisa melihat dengan jelas suaminya yang berwajah tampan, wajah yang terpahat sempurna. Dia dan Aland memang sejauh itu, bagaikan langit dan bumi, tapi berani-beraninya dia berharap keluarga kecil mereka bisa utuh.

9 bulan bukanlah waktu yang sebentar untuk Zara, selama itu pula hanya Aland yang dia lihat. Pria yang pernah membuatnya terluka, tapi pria yang juga membuat jantungnya berdebar. Aland tidak salah, pria itu telah coba bertanggung jawab, harapan Zara lah yang salah.

"Ya sudah sana pergi!” ujar sang mertua dengan ketus. “Kamu memang paling suka menghambur-hamburkan uang anakku! Di rumah sudah banyak makanan, tapi malah ingin membeli makanan di luar. Cih!" lanjut Mama Emma, tanpa memandang ke arah Zara sedikit pun.

Mendengar kata-kata itu, Zara hanya mampu menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Dia sekuat tenaga menahan diri agar tidak menangis lagi. Dia elus perutnya yang terasa tendangan sang anak, mencoba tegar.

"Baik Ma,” sahutnya lembut. Dia menatap sang suami untuk terakhir kali dengan menggigit bibir bawahnya sendiri kuat-kuat. “Aku pergi Al."

Dia segera berbalik, memutus tatapannya dengan Aland dengan membawa semua luka dan harapan baru untuk bisa hidup bahagia bersama sang anak.

Sesuai izinnya pada Aland juga Mama Emma, sopir pribadi keluarga Aland menghentikan mobilnya di sebuah toko roti. Saat mobil telah terparkir sempurna, Zara memerintahkan sang sopir untuk membelikannya minuman di toko ujung sana. Dan saat sopir itu pergi, Zara menghentikan sebuah taksi.

"Ke Bandara Pak."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
puspa Andriati
baru punya aplikasinya langsung mampir ke kak lunoxs
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
diawal nasip nya Zara buat nguras air mata ...... Penasaran aland apa jahat juga kayak mama nya
goodnovel comment avatar
moms Rafialhusaini
aku mampir kak author
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 98 - Last Episode

    Erile benar-benar menepati ucapannya pada Prisila, pagi ini dia datang ke rumah utama keluarga Floyd dan langsung menghadap pada mama Emma, Aland dan juga Zoya. Sementara si kecil Austin sudah pergi ke sekolahnya."Ya Tuhan, jadi kalian memiliki hubungan. Astaga, Mama senang sekali," ucap mama Emma, kedua matanya sampai berkaca-kaca, ingin menangis saling bahagianya. Jika dulu mungkin mama Emma akan menentang hubungan tersebut, apalagi jika mengingat bagaimana latar belakang Erile yang hanya seorang asisten pribadi.Tapi sekarang semuanya telah benar-benar berubah mama Emma lagi melihat kedudukan seseorang untuk jadi pendamping anak-anaknya. Dia telah banyak belajar, bahwa harta bisa dicari, namun kebahagiaan tak bisa dibeli dengan uang. Jadi kini siapapun yang bisa membahagiakan anak-anaknya, maka akan dia dukung dengan sepenuh hati."Umur kalian sudah matang, lebih baik langsung menikah saja," putus wanita paruh baya tersebut.Zoya sudah terkekeh, lucu sendiri melihat sikap ibu mer

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 97 - Sangat Mengerti Dia

    "Erile?!""Sstt!!" kata Prisila, buru-buru dia membekap mulut Zoya agar tidak mengeluarkan suara yang lebih tinggi karena keterkejutannya. Sungguh, tentang hubungannya dengan Erile pun hingga kini masih belum dia percaya juga.Semuanya dimulai saat salju pertama turun di kota Servo. Malam itu dingin sekali, tiba-tiba Erile menggenggam tangannya hingga membuat Prisila marah.Dan yang paling membuatnya terkejut adalah Erile menyatakan cinta, lalu bicara takut kehilangan sebab mama Emma sudah berulang kali membicarakan tentang perjodohannya.Sejak saat itu selalu ada saja cara yang membuat mereka bertemu hingga akhirnya kini keduanya sepakat untuk bersama."Aku tidak akan menjelaskan apapun padamu tentang bagaimana aku dan Erile bisa bersama. Tapi sekarang kami memang sedang menjalin hubungan," jelas Prisila, saat mengatakan itu kedua pipinya sontak berubah jadi merah merona.Selama ini Pricilla adalah wanita yang mandiri dan ketika cinta menyentuh hatinya membuatnya jadi malu sendiri."

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 96 - Foto Wallpaper

    Akhir-akhir ini Prisila sangat sibuk, entah sudah berapa lama sejak mama Emma meminta bantuan Zoya untuk menanyakan tentang status anaknya itu. Apakah sekarang Prisila sedang dekat dengan pria atau tidak?Merasa memiliki hutang pada sang mama, jadi malam ini Zoya bertekad untuk bertemu dengan kak Prisila. Jam 9 malam dia hendak keluar dari dalam kamar, padahal sudah hampir 30 menit dia berbaring dengan sang suami. "Aku harus bertemu kak Prisila sekarang Al, besok pagi dia pasti buru-buru pergi ke rumah sakit. Alasanya sedang ada pergantian manajemen," ucap Zoya. "Ya ampun sayang, ini kan sudah malam. Besok saja kita ke rumah sakit kak Prisila, aku akan temani," balas Aland yang tak rela ditinggal sang istri. Padahal mereka masih saling memeluk erat, berbagi kehangatan dari dinginnya cuaca di luar. "Aku mohon sayang, izinkan aku pergi sekarang," mohon Zoya, bahkan menatap penuh permohonan. "Oh my God, kenapa istriku terlihat menggemaskan seperti ini. Aku tidak akan sanggup menolak k

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 95 - Saling Membahagiakan

    Hari pun bergulir.Dari hari berganti jadi minggu. Tidak disadari oleh semua orang kini hubungan Prisila dan Erile nampak canggung. Sepertinya terjadi sesuatu saat mereka pulang bersama ketika salju pertama turun di kota Servo.Memasuki musim dingin, Zoya juga dilarang pergi ke luar rumah. Namun kali ini mama Emma memenuhi semua kebutuhannya bahkan melimpahkan semua kasih sayang yang dia punya."Zoya, mama baru saja membuat sup. Ayo makan agar tubuhmu hangat," ajak mama Emma, dia datang dari dapur dan menghampiri sang menantu yang sedang berada di ruang tengah.Saat ini waktu masih menunjukkan jam 10 pagi, Austin masih sekolah, Aland pergi ke kantor karena ada beberapa urusan, sementara Prisila juga sudah pergi ke rumah sakit. Jadi di rumah hanya ada mama Emma dan Zoya saja."Tapi aku belum lapar, Ma," jawab Zoya, bukan apa-apa, beberapa saat lalu mama Ema sudah memberinya irisan buah."Tidak apa-apa, sedikiiit saja. Mama akan suapi kamu," balas mama Emma, masih kukuh ingin Zoya makan

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 94 - Panggilan Kramat

    Tiba di ruangan sang manager, Prisila dan Erile langsung bertemu dengan seorang wanita yang mengaku bahwa cincin berliannya hilang. Wanita itu masih muda, namun sungguh Prisila tak pernah mengingat pernah mengundang wanita itu dalam pernikahan sang adik.'Siapa yang membawa wanita ini masuk ke dalam pesta.' batin Prisila pula, dia datang dengan sorot matanya yang tajam."Akhirnya kamu datang juga, Aku hanya ingin menuntut ganti rugi tapi kenapa penanganannya buruk sekali seperti ini," ucap wanita tersebut, seseorang bernama Hailey."Maaf Nona, tapi dari rekaman CCTV yang tertangkap sejak Anda masuk ke dalam ballroom anda sudah tidak menggunakan cincin.""Mana CCTVnya? sejak tadi aku ingin melihat rekaman itu tapi kamu terus mengela," balas Hailey pula, tak gentar dengan semua kemauannya. dia harus mendapatkan ganti rugi atas kehilangan ini."Saya tidak menunjukkan CCTV lebih awal karena ingin mendengar kejujuran anda, tapi ternyata anda tetap kukuh dalam kebohongan. Saat rekaman CCTV

  • Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!   Bab 93 - Mengerikan dan Cantik

    Zoya tidak tau harus menjawab apa ucapan suaminya tersebut. Dulu mungkin Zoya akan merasa senang tiap kali melihat penyesalan suaminya seperti ini. Tiap sekarang Zoya sudah tidak seperti dulu lagi, karena kini jadi merasa iba pula jika Aland terus diselimuti oleh perasaan bersalah di masa lalu.Sementara yang Zoya inginkan sekarang adalah mereka sama-sama bahagia, tak lagi terbelenggu dengan masa lalu."Terima kasih, karena kamu masih memberiku kesempatan kedua," kata Aland lagi.Zoya tetap tak tau harus menjawab apa, jadi dari semua ucapan suaminya tersebut hanya dia jawab dengan pelukan yang semakin erat. Zoya bahkan langsung mendongak dan mencium lehih dulu bibir suaminya, ciuman yang langsung disambut oleh Aland.Hingga akhirnya mereka berdua saling berpagut dengan mesra, mengirim cinta yang ada di dalam hati melalui ciuman tersebut.Malam pertama setelah menikah meraka hanya tidur saling memeluk, Aland tak ingin sesuatu hal terjadi pada kandungan sanb istri.**Malam pun bergul

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status