Share

Bab 15 Bayangan Kenangan

Entah di mana mereka letakkan akal sehatnya. Bisa-bisanya membohongiku seperti itu. Ingin tampil bergaya di hadapan calon istri Mas Akmal, tapi tidak punya modal dan malah mengandalakan uangku. Jelas-jelas aku korban di sini. Tapi masih juga dimanfaatkan. Dasar edan!

"Arum, berikan uangnya!" tuntut Mbak Rima tak tahu malu. Ia terus saja mengejarku.

"Apa? Kenapa harus uangku, Mbak?"

"Karena kami sedang tidak punya uang."

"Katakan saja pada pemilik salon untuk membayarnya bulan depan. Bukankah kalian sudah terbiasa berhutang?" balasku ketus. Uang ini milikku. Aku tidak sudi memberikannya lagi walau satu rupiah pun.

"Dasar pelit, untungnya Akmal akan segera menikah dengan Firda. Lihat saja nanti, kau akan menyesal. Jika Firda sudah menjadi menantu di rumah Ibu, semua hutang kami akan lunas, bahkan mulutmu itu akan kami beli nanti," cibirnya begitu jemawa. Memang manusia tidak punya malu, menyombongkan diri dengan harta orang lain. Dasar benalu.

Tidak lagi kuperdulikan segala ocehan dan s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status