Share

Bab 16

"Allah tahu Ibu wanita kuat dan sabar, sehingga Dia ambil lagi apa yang telah dititipkannya di rahim Ibu," lanjutnya lirih dan sangat hati-hati. Disusul isak tangis Ibu dan Bu Yanti.

Bagai tersambar petir di siang bolong, lantas aku meratap pilu. Ternyata benar dugaanku, hal buruk telah menimpaku. Setelah aku kehilangan Mas Akmal, kini aku harus kehilangan janin yang seharusnya menjadi penguatku di kala sang ayah menorehkan luka di hidupku.

"Ya Allah, kenapa Engkau lakukan ini padaku. Kenapa tidak Engkau ambil saja aku bersama anakku," rintihku menangis pilu. Aku meronta di atas tempat tidur berwarna hijau itu. Aku kehilangan kendali dan ingin menarik paksa inpus yang terpasang di tanganku.

Hatiku baru saja disayat-sayat, sakit sekali. Kini, bekas luka yang masih basah itu semakin perih, ibarat disiram air garam di atasnya. Perih tak terkira. Bahkan sakitnya tak sebanding dengan kehilangan suami. Ingin aku akhiri saja hidupku yang malang ini.

"Bu Arum, Ibu percaya takdir 'kan? Tolong
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status