Istriku Bukan Cleaning Service Biasa

Istriku Bukan Cleaning Service Biasa

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Oleh:  Ara HakimOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
21Bab
350Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Kau harus menikah denganku!” ucap laki-laki yang berada di hadapan Raisa. Matanya tajam macam pisau yang siap melukai siapa pun. Akan tetapi, bagaimana dengan Raisa? Apa dia harus menerima tawaran CEO dingin itu? Kabar miring setelah kejadian itu terlalu cepat beredar.  Raisa memejamkan matanya sebentar. Dia teringat kembali tujuan awalnya untuk datang ke perusahaan itu bukan hanya melamar pekerjaan menjadi cleaning service, tapi juga mencari keadilan atas kematian mamanya. Dengan menikahi Adrian bukankah urusannya akan menjadi lebih mudah? Atau mungkin Raisa justru terjebak dengan intrik drama bisnis dan perasaannya sendiri? Temukan jawabannya di sini.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Terjebak di Cold Room

“Tolong! Tolong! Apa ada orang di luar sana? Tolong buka pintunya!” Pekik Adrian seraya mengetuk dengan kuat pintu besi.

Tidak ada siapa pun yang menjawab dan membukakan pintu. Adrian terjebak bersama dengan seorang cleaning service di dalam ruangan bersuhu kurang dari 20 derajat Celcius.

“Cepat cari bantuan. Telepon siapa pun atau terserah. Kita bisa mati di ruangan dingin ini.”

Raisa gelagapan merogoh benda pipih yang ada di saku celananya. Dia mengetuk beberapa kali layar ponsel. Namun, panggilan telepon baru saja hendak terhubung tiba-tiba ponselnya mati begitu saja.

“Baterainya habis, Pak,” ucap Raisa panik.

Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu tersandar di pintu dan mengusap kedua wajahnya dengan kasar setelah menyadari ponselnya juga tertinggal di meja kerjanya.

Adrian kembali berteriak sekuat tenaga meminta pertolongan, namun tidak ada siapa pun yang datang untuk menyelamatkan seorang CEO dari Carghost Intercoparated ternama di kota Jambi itu.

Laki-laki blasteran India-Indonesia itu tadinya hendak memastikan gudang penyimpanan daging sapi beroperasi dengan baik karena baru digunakan tiga hari yang lalu. Namun, pintu besar berisolasi itu terkunci begitu saja.

“Di sini dingin sekali, Pak.” Wajah Raisa tampak pucat. Sudah 30 menit mereka berada di ruangan pendingin daging.

Hari itu Raisa mendapatkan jadwal untuk membersihkan gudang penyimpanan daging yang akan diekspor ke mancanegara. Setelah bertahun-tahun bekerja, ini pertama kalinya dia ditimpa kejadian naas. Terjebak bersama CEO perusahaan yang amat dihormati di tempat bekerjanya.

Adrian mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan sampai ada yang membantu mereka. Tiba-tiba ada sebuah lampu terang menyala di kepalanya. Dia menyusuri setiap sudut cold room untuk mencari tahu di mana tempat pengaturan suhu.Tak berselang lama laki-laki beralis tebal itu menemukan beberapa titik tempat pengaturan suhu. Namun, letaknya sangat tinggi.

”Hei! Raisa kemari! Bantu saya untuk bisa naik dan mematikan suhu ruangan,” suara tegas dan berwibawa itu membuat Raisa menoleh.

Raisa mengambil sapu yang berada tak jauh darinya. Dia berlari dengan tergopoh-gopoh menuju sumber suara, “pakai ini, Pak,” sahutnya.

Ardian dengan cepat menyambar sapu itu dan menjulurkannya ke arah pengaturan suhu. Sepuluh menit berlalu usahanya belum juga berhasil. Sementara suhu ruangan semakin dingin.

“Saya butuh kursi atau apa pun yang bisa dinaiki,” pinta Ardian.

Mata Raisa menjalar ke seluruh ruangan mencari tangga yang biasa digunakan di ruangan cold room.

“Ketemu!” Dengan susah payah Raisa berlari mengambil tangga dan memberikan kepada Ardian.

Akan tetapi, ketika menaiki tangga yang berembun itu membuat Adrian terpeleset dan terjatuh menindih tubuh Raisa. Wanita bertubuh agak berisi itu meringis kesakitan dan tak sengaja kedua bibir mereka bertemu barang lima detik.

Jarum jam seolah berhenti sebentar. Mata mereka saling tatap seperti ada aliran listrik yang mengalir. Baru kali ini Raisa melihat pemilik perusahaan Chargost yang terkenal dingin tanpa jarak sejengkal pun. Gudang penyimpanan makanan beku itu berubah menjadi hangat sejenak karena tubuh mereka menjadi pelindung satu sama lain.

”M-maaf, Pak,” seru Raisa seraya mendorong dada bidang Ardian.

Adrian segera berdiri dan merapikan kembali pakaiannya. Rasa malu seolah menjalar sampai ke ubun-ubun. Namun, Adrian masih tetap berusaha menjaga wibawanya di depan Raisa dalam kondisi bagaimana pun. Naas ciuman pertamanya harus tercipta dalam kondisi yang tak mengenakkan.

Adrian Bharmantya CEO yang tampan dan muda itu membuat semua pegawai wanita di kantornya berlomba-lomba untuk meluluhkan hatinya. Dan hari ini Raisa mendapatkan seluruh perhatian itu tanpa harus berusaha susah payah. Bahkan berciuman sesuatu yang tak pernah terbayangkan di benaknya.

Sesaat kemudian mereka berdua kembali bergeming. Tak ada sepatah kata pun yang keluar selain suara mesin refrigerasi khusus pendingin yang menderu. Saat ini suhu hampir mencapai puncak beku. Bibir Raisa yang merah alami mulai memudar karena menahan dingin. Begitu juga dengan Adrian. Dia bersedekap sekuat mungkin memeluk dirinya sendiri.

“Pak, kita bisa menyumbat mesin refrigerasi itu dengan sesuatu,” lirih Raisa seraya menunjuk mesin kotak besar bersusun di atas kepala mereka.

Adrian terpaku sejenak. Ya. Kipas pada kondensor refregarasi mesin mungkin bisa dihentikan dengan menyumbat menggunakan potongan daging sapi. Mereka berdua berusaha sekuat tenaga melempari baling-baling logam yang berputar itu dengan potongan daging sapi yang terbungkus. Beruntung putaran kipas dengan kecepatan tinggi itu bisa dihentikan. Kini, Ardian dan Raisa harus bekerja lebih keras lagi untuk menghentikan sembilan mesin refrigan yang masih menyala.

Suhu ruangan mulai menurun dan keadaan mulai membaik. Seorang atasan dan bawahan yang terjebak itu ber-puh lega. Mereka bersyukur tak sampai mati karena membeku di gudang penyimpanan bahan pangan protein.

*Sesaat sebelumnya*

Mentari baru saja bangun dari tempat peraduannya. Cahayanya mulai menyentuh lekuk daun-daun dan biasnya menembus ke jendela. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Ardian selalu on time datang ke kantor dan menata semua pekerjaannya dengan baik.

”Selamat pagi, Pak.” Mira mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Kepalanya menyembul dari pintu kaca.

”Masuk,” jawab Adrian.

“Ada client yang ingin memesan daging sapi beku sebanyak 1000 ton. Negara tujuan adalah India. Berikut laporannya, Pak. Saya sudah pastikan persediaan stok daging kita cukup dan siap untuk dikirim,” ucap Mira dengan yakin seraya memberikan sebuah map merah.

India? Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Ardian memenuhi permintaan barang ke negara ekspor pemasok daging terbesar kedua di dunia itu. Namun, setiap kali tempat kelahiran ibunya itu disebut Ardian langsung bersemangat. Dia membuka map dan membacanya dengan pelan dan tenang.

“Bagus. Kirimkan invoice-nya ke pembeli dan segera proses pengirimannya jika sudah dibayar. Tapi, sebelumnya saya akan cek secara langsung di gudang penyimpanan kualitas dan kuantitasnya apakah sudah sesuai,” ucap Adrian dengan pandangan mata tetap lurus ke depan.

”Saya temani ya, Pak?” tawar Mira dengan nada manja yang dibuatnya.

”Tidak usah,” jawab Adrian tegas dan segera beranjak keluar menyisakan Mira di dalam ruangannya sendiri.

Wanita dengan gincu merah menyala itu mengepalkan tangan dan memukul meja dengan kasar. Usahanya gagal untuk bisa mendekati CEO tampan dan kaya raya itu. Mira terdiam sejenak dengan tangan menopang dagu. Seketika matanya tertuju dengan pipih yang ada di hadapannya. Adrian meninggalkan ponselnya. Mira tersenyum menyeringai.

”Dia menuju cold room dan ponselnya tidak dibawa. Jalankan tugasmu sekarang,” ucap Mira dengan wajah penuh kemenangan di ujung telepon. “Aku akan main cantik Adrian Bramanthya,” ucapnya lagi setelah telepon terputus.

Adrian berjalan dengan gagah menuju gudang dengan kedua tangan masuk ke saku celana. Namun, saat melewati lorong kantor dia merasa sedang diikuti. Laki-laki berjas hitam itu menoleh ke samping jalan akses utama yang sudah sepi. Seperti ada bayangan yang hilang dalam sekejap.

“Siapa?” Suara Adrian menggema di seluruh lorong jalan. Namun, bayangan itu melesat begitu saja setelah ditelusuri. Setelah dirasa tidak ada siapa pun Ardian kembali menuju cold room.

Sementara itu, seorang cleaning service wanita sudah berada di cold room untuk menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Raisa mendengar langkah kaki seseorang mendekat. Betapa terkejutnya dia saat tahu bahwa Adrian pemilik perusahaan tempatnya bekerja juga ada di dalamnya.

“Silakan lanjutkan pekerjaan kamu. Saya mau cek kesediaan barang secara langsung,” titah Adrian melewati Raisa tanpa menolehnya.

Sekian lama bekerja ini pertama kalinya Raisa mendengar suara CEO yang terkenal idealis itu. Hanya berdua saja di dalamnya membuat hati Raisa seperti ada yang bertiup. Namun, Raisa juga sempat membayangkan jika terjadi sesuatu hal apa yang harus dia lakukan?

“Buka pintunya! Buka!” Teriak seseorang yang suaranya baru saja dia kenali. Raisa berjingkat dan berlari ke sumber suara.

”Ada apa, Pak?” Tanya Raisa panik.

”Pintunya terkunci.” Adrian berusaha menenangkan diri. “Cepat cari bantuan. Telepon siapa pun atau terserah. Kita bisa mati di ruangan dingin ini,” lanjut Adrian dengan nada tajam.

Raisa gelagapan merogoh benda pipih yang ada di saku celananya dan mengetuk beberapa kali layar ponsel. Namun, panggilan telepon baru saja hendak terhubung tiba-tiba ponselnya mati begitu saja.

“Baterainya habis, Pak,” ucap Raisa.

Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu tersandar di pintu dan mengusap kedua wajahnya dengan kasar setelah menyadari bahwa ponselnya juga tertinggal di meja kerjanya.

Adrian bergeming sejenak. Tiba-tiba berkelebat di kepalanya tentang firasatnya yang diikuti orang sebelum sampai di cold room. Apakah ini murni kecelakaan atau ada pihak tertentu yang sengaja melakukannya?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
21 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status