DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA

DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA

By:  Norasetyana  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
40Chapters
7.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gara-gara menghapus riasan, aku dicerai setelah malam pertama. Aku merasa masa depanku hancur bersama kepergiannya. Namun, ibu tidak berhenti untuk menyemangatiku. Apakah benar bahwa perceraian adalah akhir segalanya? Atau perceraian adalah cara Tuhan untuk memisahkan aku dengan cinta yang salah, sekaligus mempertemukan aku dengan cinta yang sebenarnya?

View More
DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
40 Chapters
Dicerai Setelah Malam Pertama
"Aku ceraikan kamu hari ini juga! Aku tidak sudi menjadikan wanita jelek sepertimu sebagai istri!" Mas Bayu berseru lantang sembari memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Pakaian-pakaian itu baru saja semalam aku susun rapi di lemari saat Mas Bayu sudah tidur terlelap."Tapi, bukankah kamu mencintaiku, Mas? Bukankah tadi malam kamu begitu bersemangat? Kamu bilang bahwa tadi malam, malam pertama kita, adalah malam yang paling indah untukmu, apa kamu lupa?" tanyaku tidak kalah lantang. Bagaimanapun juga aku tidak akan pernah menerima ini. Jika dia ingin mengakhiri hubungan ini, kenapa tidak dari dulu saat kami masih berpacaran? Mengapa dia harus meninggalkan aku setelah aku telah memberikan semua untuknya?"Aku memang mencintaimu, tapi itu dulu sebelum aku mengetahui wajah aslimu. Kau yang sudah menipuku dengan wajah palsumu itu. Jadi, jangan pernah menyalahkan ak
Read more
Menikah Lagi
"Lihat saja, anakku akan menikah lagi dengan pria paling kaya dan tampan sedunia dan saat itu kau hanya bisa menangis menyesali semuanya. Hidupmu tidak akan pernah bahagia mulai detik ini!" Ibu langsung menutup telepon setelah puas meluapkan kemarahan pada mantan menantunya. Aku yang mendengarnya hanya melongo, tidak percaya ibu mengatakan itu semua.Tidak lama kemudian, ponselku berbunyi. Rupanya Mas Bayu yang meneleponku."Apa maksud semua ini? Kau yang menipuku, kenapa ibumu yang marah-marah padaku? Kuperingatkan sekali lagi, jangan macam-macam terhadapku, atau aku akan menuntut kalian karena sudah menipuku!""Aku tidak takut ancamanmu, Mas. Silakan saja kau menuntutku, aku juga bisa menuntut balik atas pencemaran nama baik!"Seharian aku mengurung diri. Di kamar, aku
Read more
Sudah Tidak Perawan
"Apa? Mas Bayu akan menikah? Maksud Bu Lisa, Mas Bayu akan menikah dengan wanita lain?" tanyaku terkejut."Iya, Na. Apa kamu tidak akan hadir? Kalau aku jadi kamu, aku akan datang dan merusak acaranya," ucap Bu Lisa sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya."Kenapa begitu, Bu? Aku tidak akan melakukan itu," ujarku sembari bersiap melajukan motor."Hei! Tunggu! Kamu harus tahu apa yang dilakukan keluarga Bayu. Mereka bilang Bayu meninggalkanmu karena kamu sudah tidak perawan. Berita itu sudah tersebar di kampung ini. Apa kamu tetap akan diam saja?" tanya Bu Lisa sambil memicingkan mata.Hatiku terasa seperti diremas oleh tangan yang keras. Rasanya sakit sekali. Apakah benar keluarga Mas Bayu melakukan itu?"Apa kamu ta
Read more
Menggagalkan Pernikahan
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku sudah berpakaian rapi dan siap untuk meninggalkan rumah. Hari ini aku berencana untuk menggagalkan pernikahan Mas Bayu. Aku tidak ingin melihat Mas Bayu bahagia setelah apa yang sudah dia lakukan terhadapku. Calon istri Mas Bayu pasti akan berterimakasih padaku. Aku yakin, wanita mana pun akan menyesal telah menikah dengan laki-laki seperti Mas Bayu.Aku menghentikan motor di depan rumah orang tua Mas Bayu. Aku yakin, mereka akan melangsungkan akad nikah di rumah sebelum berangkat ke gedung pernikahan. Namun, mengapa rumah pengantin ini begitu sepi? “Untuk apa kamu ke sini, Naina? Kemarin kamu bilang tidak akan datang,” Bu Lisa menepuk punggungku. Heran juga aku dibuatnya, kenapa orang ini bisa tiba-tiba muncul.“Aku berubah pikiran, Bu. Aku ingin member
Read more
Meminta Mahar Kembali
"Kamu benar, seharusnya aku tidak berteriak-teriak seperti tadi. Itu malah mempermalukan diriku sendiri," ucapku sembari mengacak-acak rambutku."Bukankah tadi kamu bilang tidak malu?" Thalia bertanya dengan heran.Aku tidak ingin menjawab pertanyaan Thalia kali ini. Aku sendiri heran, mengapa tadi aku seberani itu? Apakah amarah bisa membuat seseorang melupakan rasa malu?Rasa malu itu merambat dan menjalar ke seluruh tubuhku begitu Thalia menunjukkan seseorang kepadaku.Aku bertopang dagu sambil menundukkan kepala. Ingatanku melayang pada sosok lelaki tampan yang duduk sebagai tamu undangan. Jika Thalia tidak memberi tahuku, aku tidak akan menyadari kehadirannya.Hyuga Al Barra, Lelaki yang mengenakan pakaian rapi dan terli
Read more
Wawancara Menegangkan
“Syarat pertama, sampaikan pada Mas Bayu untuk segera mengurus surat perceraian di pengadilan,” ucapku sambil mengambil buku nikah di dalam tas kemudian menyerahkannya kepada mantan mertua.“Apa? Syarat pertama? Memangnya ada berapa syarat lagi?” tanya Bu Sara dengan mata terbelalak.“Kenapa, Bu? Bukankah ini syarat yang sangat mudah? Dan memang sudah seharusnya Mas Bayu mengurusnya.”“Baiklah, nanti akan saya sampaikan kepada Bayu untuk segera mengurusnya. Lalu apa syarat kedua?” tanya Bu Sara tidak sabar.“Sabar, Ibu! Kenapa harus buru-buru? Syarat kedua menyusul. Aku akan mengatakannya setelah syarat pertama terpenuhi,” lanjutku.Akhirnya aku bisa merebahkan diri
Read more
Merusak Hari Penting
"Maksudmu, kamu meminta kembali mahar yang sudah kamu berikan padaku?" tanyaku pada Mas Bayu. "Tentu saja kau harus mengembalikan mahar itu," jawabnya tanpa ragu. Mas Bayu berhenti bicara sejenak untuk mengambil napas. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun di antara perkataanya. Semua diucapkan dengan yakin. Seharusnya dia malu mengatakan semua itu. Meminta kembali mahar yang sudah dia berikan, setelah apa yang sudah dia lakukan kepadaku. Seperti mencabik harga dirinya sendiri. "Anggap saja pernikahan kita tidak pernah ada," lanjutnya. Jantungku terasa diremas mendengar ucapan Mas Bayu. Bagaimana dia bisa mengatakan itu? Apakah aku begitu buruk sehingga dia tidak ingin mengakui pernah menikah denganku?
Read more
Sekantor Dengan Mantan
"Aku menjauhimu karena kamu bertunangan dengan Bayu." Thalia menghentikan perkataannya sejenak untuk mengambil napas."Aku kecewa, Na. Aku sudah berkali-kali bilang bahwa Bayu tidak baik untukmu, tapi kamu tidak pernah mendengarkan aku. Bahkan, tiba-tiba saja kamu bertunangan dengan Bayu tanpa memberitahuku. Jadi waktu itu, aku pikir untuk apa lagi kita berteman?" lanjutnya kemudian."Maafkan aku, Tha," pintaku pada Thalia. Aku merasa bersalah karena sudah keliru menilai dirinya. Aku juga merasa bersalah karena tidak pernah mendengarkannya waktu itu."Aku yang bersalah, Na. Aku baru tahu kalau kamu bertunangan dengan Bayu atas keinginan bapakmu. Seharusnya aku tetap berteman denganmu apa pun yang terjadi. Ke depannya, tidak peduli kamu akan menikah dengan siapa, aku akan tetap berteman denganmu," ujar Thalia sembari
Read more
Buket Bunga Misterius
"Thalia? Kamu mengagetkanku saja." Aku melihat Thalia sudah tersenyum di belakangku. Kami berjalan beriringan menuju gedung kantor."Selamat ya, Nania! Akhirnya kamu diterima juga. Ngomong-ngomong, aku tidak lupa dengan janjimu mentraktirku," ujar Thalia sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum menggodaku."Aku mau bakso, sate ayam, gado-gado, mie pangsit …. " Thalia melanjutkan perkataannya sebelum aku menjawabnya. "Sebutkan saja semua, sudah kuduga kamu pasti paling bersemangat kalau soal makanan." Aku memotong perkataan Thalia sebelum dia berhasil menyebutkan semua nama makanan yang ada di kota ini."Ya, kalau gak boleh semua, kamu boleh pilih salah satu. Lagi pula mana mungkin perutku cukup untuk memakan semua itu," ujarnya sambil cengar-cengir memperl
Read more
Membuat Menunggu
Melihat Sinta duduk di teras rumah, aku bergegas berputar, berjalan ke arah lain. Bermaksud untuk masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang. Semoga saja Sinta tidak melihatku. Rasanya tulang-tulangku sudah remuk dan otakku hampir mengeluarkan asap panas akibat bekerja seharian. Aku ingin segera beristirahat. Rasanya sudah tidak sanggup menemui Sinta dalam kondisi lelah seperti ini. Bekerja sebagai customer service ternyata tidak mudah. Seharian harus bersikap ramah dan mengembangkan senyum kepada para pelanggan meskipun suasana hati sedang tidak mendukung untuk itu. Ditambah lagi beberapa pelanggan yang marah-marah tidak jelas membuatku semakin kesal. Aku jadi teringat dengan salah satu pelanggan perempuan yang sedang memiliki masalah percintaan. Dia menelepon sambil menangis, lalu berkata, "Saya mau mengembalika
Read more
DMCA.com Protection Status