Share

ENAM

"Salsa badannya panas sekali, Fan," sahut Nenek cemas.

"Apa?" Aku bergegas ke kamar Emak di mana Salsa berbaring.

Gadis kecilku menceracau tak jelas dengan bibir bergetar dan mata setengah tertutup. Seperti biasa, Salsa kalau demam selalu membuat panik.

"Nak, ini papa, Sayang," lirihku seraya mengusap dahinya. "Panas sekali, Mak!" lanjutku seraya menoleh pada Emak.

"Ya, makanya Emak panik, tad denger dia ngerang-ngerang."

"Salsa, Sayang. Ini papa," ucapku lagi, dengan lembut di telinganya.

"Mama ... Mama ...," lirihnya membuatku semakin merasa nelangsa.

"Emak parutin bawang merah campur minyak kelapa, ya. Bentar."

Aku hanya mengangguk seraya menghela napas berat. Ada-ada saja. Di saat situasi begini, bisa-bisanya Salsa sakit. Tuhan benar-benar sedang menguji. Astaghfirullah. Aku harus selalu waras demi Salsa.

"Mama ... gendong!" lirih Salsa. Kini mulai terisak.

Aku menyugar rambut dengan gusar. Dengan perasaan panik tak karuan, kugendong Salsa. Berusaha membuatnya senyaman mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status