Share

Kebiasaan Rina

Author: Fika R
last update Last Updated: 2024-02-12 00:17:53

"Segarnya." Setelah keluar dari kamar mandi aku ke ruang makan, lalu kubuka tudung saji.

"Kok kosong? kamu nggak masak mah?" Aku melihat ke ruang tamu. Istriku masih tiduran di sofa sambil sesekali tertawa melihat hpnya.

"Mah?"

Rina tidak menengok, asyik sekali sepertinya tontonan di hpnya. Aku hampiri dia lalu mencolek pundaknya.

"Mah, mamah nggak masak?" Dia pun langsung terduduk. "Oh iya, tadi habis mandiin adek mamah rencana mau masak malah kelupaan," katanya sambil cengengesan.

"Kita beli aja ya pah? Udah males mau masak. Aku belum mandi juga," dia berkata sambil menggaruk rambutnya yang berantakan.

Kuhembuskan nafas lagi. Perut sudah keroncongan, rumah berantakan, mau makan nggak ada makanan. Sempurna sekali hari ini.

"Ya sudah mamah mandi sana, biar aku yang beli makanan, aku udah laper banget. Biar kakak sama adek aku ajak sekalian."

"Oke bos," katanya sambil cengengesan tak bersalah.

"Ayam bakar aja ya pah, paha atas, sambelnya yang pedes. Lagi pengen yang pedes-pedes nih."

Aku hanya menggumam menjawab permintaannya.

Aku mengambil kunci motor, mengambil kursi khusus anak untuk dipasang di bagian depan motor. Kemudian kuajak kedua putraku untuk ikut mencari makan.

Adzan magrib berkumandang, agak ku kebut motor agar cepat sampai. Setelah sampai di rumah langsung kumasukkan motor ke garasi lalu masuk ke dalam.

"Kemana istriku tidak kelihatan, apa sedang shalat ya?" batinku. Aku segera ke ruang makan untuk meletakkan makanan.

Astaga! Sampai kaget aku melihat sosok berambut panjang awut-awutan di depan kamar mandi. Istriku ada di depan kamar mandi dengan handuk di pundak, masih dengan daster bunga-bunganya.

"Astaga mah, belum mandi juga?" Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Rina. Adzan magrib sudah berkumandang, tapi malah masih santai dengan hp di tangannya.

"Eeh papah sudah pulang ya, nggak kedengeran suara motornya. Ada ayam bakarnya kan pah?"

"Ada." Kuletakkan bungkusan plastik di meja makan. "Buruan mandi sih mah, udah maghrib juga. Hpnya ditaruh dulu," aku berkata sambil cemberut dan berkacak pinggang.

"Iya. Iya."

Barulah dia beranjak masuk ke kamar mandi. Sedang aku mengajak kedua anakku ke masjid dekat rumah untuk shalat berjamaah.

End Pov Andra

***

Pov Rina

Aku Rina, ibu rumah tangga berusia 35 tahun yang bersuamikan seorang manajer di perusahaan ekspedisi. Kami mempunyai dua orang anak laki-laki yang tampan dan menggemaskan, mirip sekali dengan papanya.

Kehidupanku sebagai ibu rumah tangga sangat monoton, dari pagi sampai malam aku lebih sering di rumah karena anak keduaku masih 2 tahun. Walaupun tidak jarang juga suamiku pada hari libur mengajak kami keluar sekedar makan atau jalan-jalan agar aku dan anak-anak tidak bosan di rumah.

Awalnya aku install aplikasi tiktok untuk sekedar hiburan diriku kalau lagi bosan sama pekerjaan rumah. Tapi ternyata scroll tiktok itu bikin nagih. Sampai kalau sehari nggak buka tiktok rasanya ada yang kurang. Pekerjaan rumah sering tertunda gara-gara itu. Tapi nggak apa-apa, suamiku itu selain tampan juga baik sekali, dia sering membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Aku jadi semakin cinta. Aku sangat beruntung bersuamikan mas Andra.

"Assalamualaikum."

Nah itu dia suamiku tercinta sudah pulang. Aku yang sudah selesai memakaikan baju untuk Reza langsung keluar untuk menyambutnya. Dia sedang duduk di sofa, di samping pakaian yang baru kuangkat dari jemuran. Sepertinya suamiku lelah sekali, tapi tetap saja tampan. "Hihi," aku terkikik sendiri dengan pikiranku.

"Sudah pulang mas." Kataku sambil mencium tangannya. Reza yang melihat papahnya langsung minta digendong. Aku menyerahkan Reza pada mas Andra. "Haah, akhirnya bisa main HP," batinku. Aku langsung duduk di samping mas Andra dan mengeluarkan hp dari kantong dasterku.

"Aku mau mandi dulu mah, risih banget. Emang mamah udah mandi?"

"Ya belumlah, mana sempat aku mandi. Yang penting anak-anak kan sudah mandi," kataku, sambil melihat video di tiktok.

"Assalamualaikum." Ah itu dia anak pertamaku Fikri, yang sudah berusia 7 tahun. Aku melihatnya sekilas sambil menjawab salamnya dengan pelan. Fikri mencium tanganku dan papahnya, dan mulai bercerita kegiatan ngajinya di TPQ, katanya gurunya memujinya karena mengajinya sudah lancar, lebih bagus dari anak-anak yang lain. Aku pun tersenyum bangga mendengarnya.

"Iyalah, siapa dulu mamanya," kataku.

"Ya sudah papa mandi dulu ya, adek Reza main sama kak Fikri dulu."

Kulihat suamiku meletakkan Reza di karpet lalu ke kamar mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.

"Lucu sekali orang ini memparodikan polisi tidur." Aku tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. Aku pun semakin asyik scroll tiktok sampai mas Andra mencolek pundakku dan bertanya, "Mah, mamah nggak masak?"

"Oh iya," kataku sambil menepuk dahiku. "Tadi habis mandiin adek mama rencana mau masak malah kelupaan." Sampai lupa aku kalau belum masak, mana udah sore lagi.

"Kita beli aja ya pah? Udah males mau masak. Aku belum mandi juga." Kulihat mas Andra cemberut, tapi nggak lama langsung mengiyakan perkataanku.

Suamiku memang terbaik. Ku lihat dia membawa kedua anak kami naik motor untuk membeli makan malam kami. Aku pun mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Kubuka ikatan rambutku yang sudah panjang sepinggang. Tanggung sekali mau mandi, layar hp ku sedang menampilkan seorang tiktoker yang sedang berakting sedih menceritakan kehidupan ibu rumah tangga yang diselingkuhi, mana selingkuhannya sahabatnya sendiri lagi, sampai ikut gregetan melihatnya.

Scroll... Scroll... Scroll...

"Astaga mah, belum mandi juga?" Sampai kaget aku mendengar suamiku yang sepertinya juga kaget melihatku di sini.

"Eh papah sudah pulang ya, nggak kedengeran suara motornya. Ada ayam bakarnya kan pah?"

"Ada." Suamiku meletakkan bungkusan plastik di meja makan. Harum aroma ayam bakar menyeruak. "Jadi lapar," batinku sambil menelan air liur.

"Buruan mandi sih mah, udah magrib juga. hpnya ditaruh dulu." Suamiku mulai ngambek sepertinya melihatku belum juga mandi setelah ditinggal beli ayam bakar. "Iya. Iya." Tanpa lama langsung ku taruh hp di meja makan dan masuk ke kamar mandi.

End Pov Rina

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cindi
suami idaman
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 24

    Perasaan Rina semakin tidak enak karena suaminya belum kunjung datang. Padahal jarak kantor Andra ke rumah sakit tidak sampai setengah jam. "Mampir kemana sih Mas Andra." Rina melihat hpnya lagi. Reza tertidur di pangkuannya setelah lelah menangis. Dia diminta keluar untuk menenangkan putranya. Apalagi Reza masih kecil tidak seharusnya diijinkan masuk ke ruangan. Rina mengawang, menatap dinding dan plafon rumah sakit. "Rina!" Lamunan Rina buyar saat mendengar suara yang memanggil namanya. "Pah. Kamu kenapa?" tanya Rina. Dengan susah payah dia bangkit dari kursi sambil menggendong Reza. "Ada insiden di jalan. Aku nabrak." Andra tampak meringis sambil mengelus kepalanya. Andra datang dengan dahi memerah. Penampilannya juga acak-acakan, kemejanya sudah keluar dari celana dan lengan kemejanya sudah tergulung sampai ke siku. "Ya ampun kok bisa sih Pah." Rina ingin menyentuh luka di dahi Andra tapi ditepis oleh Andra. "Ibu gimana?" tanya Andra. "Barusan sudah di

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 23

    'Permintaan pertemanan diterima'Sebuah notifikasi muncul di hp Rina. Baru saja Rina akan membukanya, suara Bu Aisyah terdengar memanggilnya. "Iya bu." Rina meletakkan hpnya, segera mendekat pada bu Aisyah. Ibu mertuanya terlihat kesakitan terduduk di lantai teras. "Ibu kenapa bu?" Rina buru-buru berlari mendekati Bu Aisyah. Bu Aisyah memegangi dadanya, keringat dingin mulai terlihat di dahinya, pertanda dia sedang menahan sakit. "Sa...kit Rin." Rina panik dan segera meminta tolong tetangga samping rumahnya. "Bu Vina, tolong bu. Mertua saya sakit, bisa tolong antar ke rumah sakit." Rina sudah tidak bisa tenang, dia kembali ke rumah setelah Bu Vina menyanggupinya."Ibu tahan ya, kita ke rumah sakit sekarang." Bu Aisyah yang duduk bersandar ke dinding hanya mengangguk lemah.Rina ke dalam rumah dan menggendong Reza yang sedang tidur dan bersiap ke rumah sakit. Dalam perjalanan, dia sudah mencoba menghubungi suaminya tetapi tidak juga diangkat. "Kemana aja sih nih orang, kenapa

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 22

    Yuni tersenyum saat melihat status yang dia posting dilihat oleh Andra. Tidak biasanya atasannya itu melihat statusnya."Pak Andra pasti sadar kalau itu buat dia. Hihi." Yuni bicara sendiri."Mama ngapain sih?" Kia mendekatinya. "Cantik nggak mama sayang?" Yuni memperlihatkan foto yang dia posting. Kia mengangguk, "Cantik. Kalau Kia cantik nggak?" "Cantik dong, anak mama." Yuni mencium kening Kia. "Om Andla nggak ke sini ya ma? Kia kangen pengen main baleng.""Hari ini om Andra nggak bisa ke sini sayang, neneknya Fikri datang jadi om Andra nggak bisa main dulu sama Kia." "Oh ada nenek." Kia diam tidak berkata lagi."Kia kenapa?" "Nggak apa-apa ma, aku masih sebel sama temenku di sekolah. Dibilangin Kia punya ayah dia nggak pelcaya." "Biarin aja ya sayang, anak nakal nggak usah ditemenin. Kia main sama yang lain aja ya." Yuni sebenarnya kesal juga dengan anak-anak itu. Mungkin kapan-kapan dia harus datang ke acara sekolah anaknya dan menegur anak yang bicara tidak baik pada Kia.

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 21

    “Pak Andra,” Yuni memanggil. Andra menoleh pada Yuni, “Ya?” Yuni terlihat salah tingkah, “Em, saya mau ngundang bapak makan malam di rumah saya nanti malam. Bapak bisa kan? Sebagai ucapan terima kasih saya sama bapak. Bapak udah baik banget sama anak saya, ucapan terima kasih saja saya pikir nggak cukup pak.” “Sepertinya nggak bisa Yun.” Jawaban Andra langsung melunturkan senyum Yuni. Padahal dia sudah berpesan pada ibunya untuk memasak makan malam spesial karena dia ingin mengundang Andra makan malam. Bahkan dia berdebat dengan ibunya karena itu. Bu Maryam tidak setuju dengan Yuni yang ingin merebut perhatian Andra. Setelah meyakinkan ibunya beberapa lama, barulah bu Maryam mau mengalah walau berat hati.Tapi Andra menolaknya langsung tanpa berpikir terlebih dulu. “Ibu saya mau datang Yun. Jadi saya nggak bisa, maaf ya.” Walaupun alasan Andra karena ibunya, tetap saja Yuni merasa kecewa. Dia pikir mereka sudah lumayan dekat, dan dia tidak mau membuang kesempatan lagi. Dia juga mu

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 20

    “Ih kok nggak dibales sih sama pak Andra.” Yuni cemberut. Dia merebahkan dirinya di sebelah putrinya masih dengan melihat hpnya. Berharap Andra akan segera membalasnya. "Huh. Pak Andra lagi ngapain sih?" Yuni meletakkan hpnya.Yuni menatap buah hatinya sambil tersenyum. Kia terlihat senang sekali malam itu, tidak berhenti tersenyum karena Andra begitu baik padanya. Yuni mengelus rambut Kia, “Sebentar lagi Kia punya ayah yang sayang sama Kia. Mama janji sama Kia, Kia bakal dapat kasih sayang seorang ayah seperti yang Kia mau selama ini." Yuni mengubah posisi tidurnya menjadi telentang, dia memejamkan matanya dan membukanya kembali. Wajah Andra terbayang di pelupuk matanya. Dia mengusap wajahnya, "Kenapa aku ini." Napasnya terlihat memburu. Yuni seorang wanita biasa. Dia yang sudah menjanda selama tiga tahun tanpa pria disisinya, entah kenapa tiba-tiba malam ini hanya dengan memikirkan Andra membuat dirinya merasa panas.***Rina membuka matanya saat mendengar bunyi berisik dari ara

  • Istriku Tak Menarik Lagi   Bagian 19

    Rina duduk di sofa ruang tamu dengan gelisah. Sudah setengah sembilan malam tapi suaminya belum sampai rumah. Tidak ada notifikasi di hpnya dari suaminya, tapi Rina tidak ingin menghubungi lebih dulu. Dia gengsi karena sedang marah. “Lebih baik aku nonton drakor saja lah dari pada kepikiran mas Andra terus,” kata Rina sambil membaringkan dirinya di sofa. Anak-anaknya sudah tertidur lebih awal. Sepertinya mereka kecapekan karena tadi siang dia mengajak mereka ke playground. Dia sangat suntuk seharian di rumah. Pekerjaan rumah yang banyak dan itu-itu saja membuatnya bosan dan ingin menikmati waktu di luar rumah. Sambil menunggu Fikri dan Reza bermain dia memesan minuman di cafe yang berada di depan playground.Rina asyik bermain hp dan menikmati waktu sendiri. “Rina.” Dewi, temannya Rina terlihat menggandeng anaknya dan mendekat ke arahnya. Mereka heboh sendiri saat bertemu, tidak lupa cipika cipiki. Dewi meminta anaknya untuk bermain di playground bersama Fikri dan Reza, sedangkan De

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status