Home / Romansa / It's Ok! Let's Go! / Perkenalan Pertama

Share

Perkenalan Pertama

Author: Chakhok
last update Huling Na-update: 2021-07-14 22:43:13

Meminta izin orang tua tentu tidak mudah bagiku, tetapi menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh orang tuaku adalah yang lebih tidak mudah. Sebagai orang tua, mereka pasti tidak tenang melepas anak gadisnya yang sudah berumur 25 tahun merantau sendirian ke ibu kota. Oleh karena itu, aku harus membuat diriku dalam kondisi aman di sini agar orang tuaku tidak khawatir padaku.

Siang hari ini, aku tiba untuk yang kedua kalinya di bandara ibu kota. Berbeda dari yang sebelumnya, kali ini aku dijemput oleh supir khusus dari agensi yang akan mengantarku ke bertemu ketujuh member terlebih dahulu. Karena kali ini aku sudah tahu acara yang akan dilakukan, aku pun berusaha membaca beberapa artikel tentang mereka agar saat bertemu nanti sudah tidak secanggung pertama kali aku bertemu Mas Yogi dan Mas Keyjo.

Pihak agensi memintaku meninggalkan barangku di dalam mobil saja karena sebentar lagi aku akan diantar ke tempat aku tinggal selama di sini. Aku hanya diminta masuk ke ruangan mereka di saat mereka sedang berlatih vokal bersama.

Sesuatu yang indah pun terjadi. Aku terpukau seperti melihat tujuh orang malaikat sekaligus memandang ke arahku.

“Wah, apakah mereka semua manusia?” kataku pada Pak Abdul yang ikut menemaniku masuk ke dalam ruangan latihan mereka.

“Itulah sebabnya di kontrak kutulis Mbak Sheyki jangan sampai jatuh cinta pada mereka!” jawabnya.

“Ah, mana mungkin saya...oh tidak, maksudnya, mana mungkin mereka jatuh cinta pada saya!” jawabku.

“Wow, lihat, ada siapa ini?” tanya salah satu member menyapaku terlebih dahulu dengan sangat ramah.

“Nama saya Sheyki!”

“Hei, pakai aku-kamu ajalah Mbak Sheyki! Biar kita akrab!” kata Mas Keyjo yang sudah mengenalku.

“Mas Keyjo udah kenal?” tanyanya.

“Sudah, dong! Selamat datang Mbak Sheyki! Kami berharap bisa bekerja sama dengan baik!” katanya menjabat tanganku.

“Kenalin, aku Muhabi! Panggil aja Habi!” kata yang periang tadi mengenalkan namanya padaku.

“Aku Vino! Umurku 25 tahun, umurmu berapa?” tanya yang lain.

“Aku seumuran Mas Vino!” jawabku mulai santai dengan mereka.

“Oh ya? kalau begitu jangan memanggilnya ‘Mas’, panggil saja namanya! Umurku setahun lebih tua darimu!” kata Mas Habi.

“Benar, panggil saja aku Vino!” kata Vino yang menolak kupanggil ‘Mas’.

“Hah, kalian banyak bicara! Giliranku! Kenalin, aku Joni! Aku leader di grup ini dan aku dua tuhan lebih tua dari Mbak Sheyki!” katanya.

“Jangan begitu dong, Mas Joni! Panggil seseorang yang lebih muda dengan namanya atau ‘Adek’, sedangkan yang lebih tua memanggilnya ‘Mas-Mbak’ begitu!” kata seseorang yang nampak sangat muda.

“Kamu pasti yang paling muda ya?” tanyaku.

“Benar! tapi, ototku paling kuat di sini! Kenalin, aku Juki, umurku 23 tahun!” jawabnya dengan sangat menggemaskan.

“Tentu kamu yang paling kuat, kami memberimu susu setiap hari kan?” kata Mas Yogi mengusilinya.

“Ah, sudah-sudah! Giliranku! Kenalin, aku Maxime! Kita juga seumuran!” kata satu member terakhir yang mengenalkan dirinya.

“Mbak Sheyki nanti tinggal di mana?” tanya Juki yang paling muda.

“Dia akan tinggal di dorm kalian!” jawab Pak Abdul.

“Sendirian? Di tempat yang luas itu?” kata Vino kaget.

“Kalau begitu aku akan sering mengunjungimu, Mbak!” kata Juki seolah dia khawatir padaku.

“Kali ini, kalau kalian ke sana harus ketok pintu dulu! Tempat itu sekarang sudah dihuni seorang wanita, jadi kalian harus masuk dengan izin dia!” kata Mas Yogi mengingatkan.

“Yang paling penting itu, Mbak Sheyki harus mengunci pintu rapat-rapat! Jangan sampai kami kelupaan dan masuk ke dalam tanpa izin!” kata Maxime.

“Ya sudah, sekarang siapa yang mau mengatarnya mengenalkan setiap ruangan di gedung ini?” tanya Pak Abdul.

“Aku!” jawab Juki, Maxime, dan Vino bersemangat.

“Ah, biar aku saja! kalian bantu Mas Keyjo masak saja!” kata Ketuanya.

“Oke, let’s go, Mas!” jawabku dengan semangat seolah aku sudah akrab dengannya.

Seketika respon mereka agak kaget melihatku adalah orang yang mudah akrab dengan orang yang baru dikenal.

“Ah, maaf! Maksudku aku hanya mencoba akrab dengan kalian! Maaf!” kataku.

“Oh, tenang, itu justru bagus sekali! Aku harap kamu bisa akrab dengan kami!” kata Mas Habi yang ramah.

Kemudian, aku ditemani Mas Joni untuk melihat-lihat gedung yang harus aku tahu selama di sini. Dia menjelaskan dengan sangat jelas layaknya tour guide ahli padaku.

“Sudah Mas, aku sudah paham kok! Lagian kalau semua dijelaskan saat ini juga, aku tidak mungkin ingat semuanya!” kataku.

“Ah, begitu..terus kalau gitu mbak apa sudah lihat tempat tinggalnya?” kata Mas Joni memulai pembicaraan di saat dia menunjukkan setiap ruangannya.

“Belum, setelah dari sini, aku akan segera ke sana! Oh ya, apa semua member sudah tidak tinggal di sana lagi?” tanyaku.

“Benar, tapi kami masih cukup sering mampir ke sana. Terlebih kalau sudah ada perjalanan ke luar kota atau luar negeri, biasanya kami akan menginap dulu satu malam di sana!” jawabnya.

“Apa ada ruangan yang tidak boleh kukunjungi di sini? aku takut salah masuk ke dalam ruangan” kataku yang sebenarnya sangat penasaran dengan salah satu ruangan tertentu.

“Emm...seharusnya tidak ada sih, terlebih kalau Mbak Sheyki masuknya bersama kami! Sejauh ini tidak ada ruangan yang tidak bisa kami akses di gedung ini!” jawabnya meyakinkan.

“Oh, oke! Cukup!” jawabku tidak ingin membuat Mas Joni kesusahan karena harus menjelaskan padaku.

“Belum selesai, aku akan tunjukkan tempat kerja Mbak Sheyki! Karena Mbak Sheyki harus bekerja di dekat kami, jadi kupikir akan lebih memudahkan jika ruangannya diletakkan di sebelah ruangan kami masing-masing!” katanya menunjukkannya padaku.

“Oh, aku baru tahu kalau aku punya ruangan juga!” jawabku.

“Lah, terus selama ini Mbak Sheyki di sana tidak punya tempat kerja?” tanya dia penasaran.

“Tidak punya! Aku hampir setiap hari bekerja di kamarku. Hanya sesekali saja harus ke kantor!” jawabku.

“Oh begitu, lalu sekarang bagaimana dengan tempat kerja Mbak Sheyki?”

“Tentu saja aku harus mengundurkan diri” jawabku semudah itu.

“Demi kita yang hanya butuh Mbak Sheyki beberapa bulan saja? Apa yang akan Mbak lakukan setelah ini?” tanya dia seolah khawatir.

“Demi aku sendiri! Sementara itu, bertemu dengan ketujuh member seperti kalian adalah bonusku dan mungkin setelah dari sini, aku akan menganggur sebentar, kemudian aku akan berpikir lagi apa yang ingin aku lakukan!” jawabku mudah.

“Kalau begitu silahkan dinikmati bonusmu! Boleh foto sepuasnya, tetapi tidak boleh diunggah ke sosial media!” katanya sedikit memperingatiku.

“Aku bahkan sudah tidak aktif di sosial media sejak dua tahun yang lalu!” jawabku sambil bercanda seolah kami teman yang kenal sejak lama.

Kemudian ketika kami masih asik melanjutkan pengenalan ruangan, salah satu member tertua mendatangi kami.

“Joni, kosongkan acara nanti malam ya! Kita akan makan bersama di dorm!” katanya dengan bersemangat.

“Tanya Mbak Sheyki dulu, dong! Bolehkah kita mengadakan acara malam ini di sana?” katanya.

“Kenapa tanya aku?” kataku bingung.

“Oh, ya harus! Kami mau mengadakan acara makan malam sebagai tanda penyambutan untuk Mbak Sheyki! Boleh kan?” tanya Mas Keyjo.

“Oke, boleh!” jawabku yang tidak pernah menolak ajakan teman manapun.

Aku merasa beruntung bahwa aku sangat diterima di sini. Bagiku ini seperti awal yang baik untuk bekerja sama dengan mereka yang semenyenangkan ini.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • It's Ok! Let's Go!   Kegiatan di belakang Panggung

    Hari ini aku menjadi yang pertama kali bangun di saat yang lain masih belum bangun. Aku bahkan mendahului kokok ayam pagi kali ini, hanya karena tidak ingin terlambat bangun. Lima belas menit setelah aku selesai bersiap, kulihat mereka masih belum juga bangun. Aku pun terpaksa mengetuk pintu kamar Mas Joni karena aku tahu dia paling mudah untuk dibangunkan.Akan tetapi, rupanya aku salah. Dia tidak juga membuka pintunya setelah lama kuketuk. Justru Mas Keyjo yang lebih dulu bangun karena mendengar suara ketukanku di pintu kamar Mas Joni.“Astaga, mereka juga belum bangun?” tanya Mas Keyjo sambil dengan mata sayu-sayu.“Iya, tolong Mas bangunkan mereka ya! Mereka biasanya sarapan pagi nggak? Haruskah kubuatkan sandwich?” tanyaku.“Iya, buatkan saja! Nanti kubantu setelah membangunkan mereka!” jawabnya.Aku pun ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Kemudian, Mas Keyjo menyusulku ke dapur untuk membantu mem

  • It's Ok! Let's Go!   Dinner Singkat Bareng Pak Dokter

    Dokter Azmi menungguku selagi aku mengambil tas di ruanganku. Dia juga sempat bertanya tempat apa yang ingin aku kunjungi pertama kali bersamanya.“Taman bermain?” tanyaku memberikan penawaran.“Kita berdua?” kata dia terkejut dengan saranku.“Aneh, ya? kalau gitu terserah Pak Dokter, deh!” jawabku.“Sepertinya kita terlalu tua untuk pergi ke taman bermain berdua. Ya sudah, aku saja yang menentukan!” katanya mengajakku.“Mas Yogi, aku berangkat dulu, ya!” kataku berpamitan padanya yang masih belum menutup pintunya dan mendengarkan semua pembicaraanku.“Iya!” jawabnya singkat dan datar.Dokter Azmi tidak memberitahuku tempat dia membawaku. Sepanjang perjalanan dia fokus menyetir dan tiba di sebuah pantai dengan pemandangan sore yang indah.“Wah!” kataku terpana dengan keindahan lautnya.“Sheyki lebih suka duduk di tempat makan sambil

  • It's Ok! Let's Go!   Lagu Kenangan Menenangkan

    Ini adalah minggu ke tiga aku di sini dan aku harusnya sudah menyelesaikan menentukan karakter ketujuh member grup ini. Akan tetapi, mereka memiliki jadwal yang sangat padat sehingga aku kesulitan untuk menentukan karakter tiga orang lagi. Salah satu cara agar mudah, aku harus ikut ke mana pun mereka pergi untuk melihat aktifitas mereka.Hari ini mereka latihan untuk penampilan besok di acara penghargaan bergengsi. Padahal baru kemarin mereka menyelesaikan satu movie, sekarang mereka tidak ada lagi kesempatan beristirahat dan langsung mengerjakan pekerjaan berikutnya. Meskipun pekerjaanku hanya memperhartikan mereka saja, tetapi ini juga menjadi melelahkan bagiku.“Sheyki, sini, deh!” panggil Vino setelah latihan.“Iya, kenapa?” tanyaku mendekat padanya.Vino menarik tanganku untuk duduk bersebelahan dengannya di depan piano. Dia tidak peduli member lainnya yang melihatnya menarik tanganku.“Oh, dia mau pamer kalau dia

  • It's Ok! Let's Go!   Satu Hari Bebas Tugas

    Proses pembuatan movie grup band mereka sudah selesai dan mereka mendapatkan jatah satu hari libur kali ini sebelum kembali ke rutinitas. Tidak hanya mereka, semua staff termasuk aku mendapat jatah bebas tugas satu hari. Akan tetapi, percuma saja hari libur yang diberikan tetap membuat aku dan ketujuh bujang ini tidak bisa bebas pergi. Mereka tidak memiliki kebebasan beraktifitas karena akan merusak popularitas mereka, sedangkan aku juga tidak bisa pergi karena tidak memiliki teman selain mereka.Kali ini ketua agensi memberiku tempat khusus staff jadi berbeda tempat menginap dengan mereka. Walaupun berada di lingkungan yang sama, tetapi tempatku benar-benar terpisah dengan mereka. Aku jadi tidak punya teman untuk diajak mengobrol karena semua staff pergi menikmati liburan gratis yang diberikan oleh agensi.Jadi, untuk mengisi jadwal yang kosong, aku memulai hari dengan berolahraga di sekitar tempat penginapanku. Seperti biasa aku bertemu dengan Sang Leader yang rutin

  • It's Ok! Let's Go!   Secret Holiday

    Setelah kejadian yang menghebohkan di gedung astronomy kemarin, mereka bertujuh memutuskan untuk tinggal lagi bersama di dorm mulai malam ini. Karena satu kamar sudah kupakai, jadi terpaksa member paling muda memilih untuk tidur bersama member lainnya. Suasana dorm yang hening pun kembali riuh gembira di saat ada mereka.Tok...tok...tok.Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku dari luar.“Keluarlah sebentar!” kata Vino dari luar.“Ya? Ada apa?” tanyaku yang sudah berganti pakaian tidurku.“Wah, suasana di sini sungguh berbeda saat kami semua tinggal bersama seorang wanita!” kata Mas Habi sambil geleng-geleng kepala melihatku.“Ini juga yang pertama kalinya aku tinggal bersama pria, terlebih bertujuh!” kataku pasrah menerima kenyataan yang tidak pernah kusangka sebelumnya.“Kamu tahu, kita semua pernah berandai-andai memikirkan bagaimana jika kita punya member wanita dan

  • It's Ok! Let's Go!   Teman Spesial

    Hari sudah mulai gelap, lampu redup di dalam ruangan juga sudah menyala. Sayangnya, keheningan semakin menenggelamkan percakapan kami sebelumnya. Mas Yogi terus menatap ponselnya yang aku pun tidak tahu apa yang sedang dia baca sampai menghiraukanku.“Hari sudah malam, Mas pulang saja! Aku akan menunggu Vino di sini!” kataku yang lama-lama sungkan karena membuatnya menemaniku terlalu lama.“Aku sudah meminta Vino untuk segera datang. Bilang sudah menuju kemari” jawabnya.Aku kaget mendengar jawabannya karena dia memasang muka serius begitu hanya untuk menghubungi Vino melalui pesan chat. Jujur Mas Yogi adalah member yang sifatnya paling dingin di antara yang lain.“Sheyki!” kata Vino yang datang langsung menghampiri kami berdua.“Karena Vino sudah di sini, aku pulang dulu!” kata Mas Yogi tanpa ekspresi.“Untung ada Mas Yogi ya, kamu kenapa tidak bilang kalau acaranya bakal cepat selesai?&

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status