Share

5. Berani Lawan?

last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-02 21:30:18

“M-Mas Dewo?”

Amira terpaku saat pulang dari klinik bidan tempat biasa ia cek kandungan. Pulang-pulang disuguhi pemandangan di mana dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang sedang adu fisik penuh peluh dan nafsu setan.

Air mata Amira luruh tanpa komando. Dewo benar-benar gila. Ia bermain kuda-kudaan dengan wanita lain di kamar pribadinya dengan sang istri. Cepat-cepat dua insan yang diliputi gairah itu menarik selimut.

“A-Amira?” Dewo tampak gugup. Wajahnya pias dan pucat seperti mayat. “B-bukannya kamu mau menginap di rumah ibu setelah cek kandungan?”

Amira tak bisa mengucapkan kata-kata. Hatinya benar-benar remuk dihajar realita di depan mata. Saat ia dan janinnya harus berjuang dengan kondisi kehamilan yang lemah, Dewo malah bermain gila di rumah kontrakan mereka.

“Mas Dewo ... aku udah basah, Mas. Ayolah ...,” desah wanita di samping Dewo dengan tak tahu malu.

Dapat Amira pastikan, bahwa keduanya belum sampai dipuncak yang ingin dituju. Terlihat dari wajah Dewo yang masih diliputi gairah, tetapi kalah dengan semesta yang seperti tak memberinya restu untuk menjelajah.

Dewo menatap wanita di sampingnya dan Amira secara bergantian.

“Ternyata benar ucapanmu, Sayang. Istrimu kucel dan gemuk, seperti buntalan kentut,” ucap si sundal, lalu tergelak. “Tapi ... badan sesubur itu kenapa kandungannya lemah, ya?”

Napas Amira kian naik turun mendengar ucapan wanita jalang itu.

“Hai, Mbak. Dewo bilang, kandunganmu lemah dan ia tak bisa sewaktu-waktu melepas hasratnya yang menggebu. Jadi ... izinkan aku membantumu. Bagaimana?”

Air mata Amira berdesakan keluar dari muaranya. Ia  memejam sesaat, dan segera balik badan tanpa mau mengotori mulutnya untuk menyumpahserapahi keduanya. Amira harus menggadaikan rasa sakit hatinya demi kesehatan diri sendiri dan janinnya yang tak tahu apa-apa.

Belum juga keluar dari pintu ruang utama, lenguhan, desahan, dan teriakan bak petir yang meluluhlantakkan hati Amira. Dewo benar-benar biadab. Dia lebih memilih lanjut bergumul dengan si jalang daripada mencegah istrinya pergi setelah memergokinya.

Tangis Amira pecah di dalam taksi online yang ditumpanginya. Sopir taksi hanya bisa melihat dari kaca tengah sembari menatap iba. 

***

“Jangan sentuh calon istri saya!”

Dewo menoleh pada lengan yang dicekal, lalu menatap pria muda yang mencekal lengannya itu. Sementara jantung Amira semakin berdegup kencang mendengar kalimat yang dilontarkan Arsyil kepada mantan suaminya.

“Calon istri?” ulang Dewo.

“Yap!” jawab Arsyil mantap.

Amira seperti mendapatkan wangsit yang turun seketika dari pesawat satelit. Sebuah lampu berpijar di luar kepalanya, pertanda ide bagus sudah mampir untuk menyemarakkan suasana.

Jika dulu Amira hanya diam saat melihat pengkhianatan Dewo di depan mata, kini ia pun ingin balas dendam dengan cara yang elegan. Melihat wajah tampan dan tubuh proporsional Arsyil yang bak personil boyband K-pop, Amira yakin kalau Dewo akan mundur alon-alon.

Amira mendekat dan bergelayut di salah satu lengan Arsyil. “Sayang udah pulang?” tanyanya lembut dan mesra.

Arsyil sempat kaget, tetapi bisa menguasai keadaan. Bibirnya tersenyum penuh arti.

“Mancing gue lu, Mbak? Okeh, siapa takut?” ucapnya dalam hati.

Camera ... roll ... and action!

Tak mau melewatkan kesempatan dalam keberuntungan, tiba-tiba saja Arsyil mengecup lembut kening Amira.

Cup!

Amira membeku.

“Kalau kamu udah ketemu aku, berarti aku sudah pulang, Sayang,” ucap Arsyil sembari menatap Amira penuh cinta. “Kenapa? Udah kangen, ya? Hm?”

Amira tersenyum canggung seperti malu-malu meong, padahal dalam hati ingin rasanya ia mengumpat, sebab Arsyil sudah berani mencium keningnya. Ditambah sok mesra pula dengan bertanya Amira kangen apa enggak. Huwek!

Namun, saat ini mereka sedang cosplay jadi muda-mudi yang tengah dimabuk asmara. Apalagi ada Dewo yang masih menatap keduanya dengan tatapan tak percaya. Bisa-bisanya Amira dapat daun muda? Pikir Dewo.

“Kamu enggak bosen, Yang?” tanya Arsyil.

“Hah? Bosen kenapa?”

“Cantik terus tiap hari.”

Amira pura-pura tersipu digombali seperti itu. “Bocil ... awas lu ntar!” umpatnya dalam hati.

“Ah, kamu bisa aja,” jawab Amira sembari mengelus lengan Arsyil dan sedikit mencubit kulit putih itu.

Arsyil merasa bahwa ia tengah mendapat ultimatum. Namun, Arsyil cuek saja. Kapan lagi bisa main drama romansa dengan wanita pujaannya? 

“Tunggu!” Akhirnya Dewo bersuara. “Jangan-jangan kamu bisa secantik ini karena uang yang aku kirim buat Gala, iya?”

Mata Amira membola mendengar tuduhan mantan suami yang ditujukan untuknya. Beberapa pasang mata dari pengunjung kafe mulai mengarah pada mereka. Ada pula yang mengarahkan kamera ponsel. Amira biasa saja, sebab yakin tujuan kamera gadis-gadis itu pastilah Arsyil, bukan kegaduhan yang diciptakan oleh Dewo.

“Uang dari kamu? Dua juta tak tentu dan kirim suka-suka kamu? Kadang dua bulan sekali, tiga bulan sekali. Jangankan untuk aku. Untuk Gala saja nominal itu kurang, Dewo!” jawab Amira tegas. Tak lagi menambahi panggilan ‘Mas’ di depan nama lelaki itu. Tak sudi. Emas mahal.

“Apa kamu tahu berapa harga skincare, outfite, dan multivitamin kesehatan untuk menunjang semua penampilan aku saat ini? Inget, Dewo. Dua juta tak tentu waktunya, bukan dua puluh juta setiap bulan!” tambah Amira dengan kilat amarah di matanya.   

Dewo terlihat malu, sebab merasa direndahkan di hadapan umum. Sementara Arsyil masih menunggu dia akan take action di bagian mana lagi.

“Kamu, kan, tahu sendiri pekerjaanku apa? Mana ada aku dua puluh juta untuk Gala dalam satu bulan?” lirih Dewo.

“Makanya enggak usah sok. Pakai nuduh aku cantik gara-gara uang dari kamu. Buat beli serum badan aja kurang.”

Amira pura-pura hidup hedon. Padahal botol handbody yang sudah habis isinya pun akan dibelah pakai pisau cutter, karena ternyata lotion yang masih menempel di wadahnya lumayan banyak. Maklum, Bun, single mom.

Hanya saja ia pintar merawat diri dengan perlengkapan body care harga standar. Toh, kulitnya memang kuning langsat dari sononya, wajahnya pun ayu. Hanya memang saat mengandung Gala, hormon kehamilan membuatnya terlihat kusam.

“Aku janji bakal ngasih lebih buat anak kita, Mir.”

Amira menelengkan kepala. “Anak kita?”

“Iya, Gala anak kita berdua, kan?” Dewo melirik Arsyil seolah-olah menegaskan bahwa ada anak di antara dirinya dan wanita yang diakui Arsyil sebagai calon istrinya.

Amira tersenyum kecut. “Jangan pernah tunjukin wajah kamu di hadapan anakku!”

“Kenapa? Karena aku miskin, iya?” Dewo pun seakan menarik simpati pengunjung kafe untuk menjadi pendukung kubunya. “Atau karena calon suami bocilmu ini?”

Arsyil mulai on fire untuk take adegan selanjutnya.

“Apa yang bisa kamu banggain dari bocah kecil seperti dia, Amira?” Dagu Dewo sedikit terangkat menunjuk Arsyil. “Paling uang jajan juga masih minta mamanya.”

Arsyil mengeluarkan ponsel dengan logo apel yang digigit sedikit. Dia mengutak-atik benda pintar itu, hingga beberapa detik terdengar notifikasi mobile banking dari ponsel Amira.

“Cek ponsel, Sayang,” ucap Arsyil sambil mengelus rambut cokelat Amira. “Aku udah transfer sedikit buat kamu mandi susu bear brand.”

Cepat-cepat Amira membuka ponselnya. Seketika matanya membola. “D-dua puluh juta?”

Arsyil mengangguk, sedangkan Dewo melongo.

“Dua juta vs dua puluh juta. Berani lawan?” tantang Arsyil dengan senyum miring penuh kemenangan.  

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   137. Ending

    Bu Tami hanya tersenyum dan segera berdiri dari duduknya. Mencuci sayuran dengan air yang mengalir dari wastafel. Dari kursi meja dapur, Amira mengembuskan napas lemah. Apa ucapan dan pertanyaannya menyinggung perasaan sang muara kasih? Amira pun berdiri dan menghampiri ibunya. “Bu ....”“Mir, nanti sore ke makam bapak, yuk! Ibu kangen,” ucap Bu Tami tanpa menoleh ke arah putrinya. Ia masih menghadap wastafel.Amira melipat bibirnya. Mungkin ini salah satu tanggapan ibunya yang tak ingin membahas Pak haji Mukhlas. “Iya, Bu. Nanti kita ke makam bapak, ya,” jawab Amira akhirnya. Udara sore ini cukup bersahabat. Jika biasanya langit mulai berselimut mendung, tetapi berbeda dengan hari ini. Awan putih berarak seolah-olah tak memberi izin pada air dari atap bumantara untuk turun mencumbu perut bumi.Para peziarah sedang mengunjungi rumah masa depan para keluarga yang sudah mendahului. Termasuk Bu Tami yang datang ke makam sang suami untuk menghadiahi doa dan tahlil. Amira dan Arsyil pun

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   136. Bocil?

    Usaha Manggala Cafe tetap berjalan dan dipercayakan pada seseorang. Namun, tetap setiap bulan Amira merekap semuanya. Jadi, pundi-pundi rupiah terus mengalir dari usaha pertama Amira dan Abib pada zaman perjuangan itu. Ceile. Beruntung sekali Bu Tami memiliki anak-anak yang tetap memerhatikan dirinya. Karena kasus anak yang melupakan sang muara kasih ketika sudah mapan dan banyak uang bukan hanya isapan jempol belaka. Namun, hal itu tak terjadi pada Bu Tami.Bahkan ia mendapat jatah bulanan dari kedua menantunya. Nasya dan Arsyil selalu memberi uang bulanan untuk Bu Tami. Jika Nasya diminta tolong oleh Abib agar menyampaikannya, begitu pula dengan Amira yang meminta kepada sang suami untuk melakukannya. Katanya, agar mertua dan menantu bisa semakin akrab. Walau awalnya menolak, tetapi mereka tetap ingin Bu Tami mau menerimanya. Bagaimanapun, Arsyil bisa sukses karena peran dan dukungan seorang istri. Pun dengan Nasya yang dibantu oleh kepiawaian Abib dalam mengembangkan perusahaan

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   135. Woman

     Seminggu berlalu setelah Riana resmi dijadikan tersangka atas tuduhan pembakaran rumah istri dari almarhum Wandi Pranoto. Di depan polisi dan juga keluarga Bu Tami, wanita itu hanya diam tak membantah. Seolah-olah diamnya memang sebuah jawaban atas apa yang sudah dia lakukan. Bu Tami menangis di hadapan Riana. Ibu dari Amira dan Abib itu meminta maaf jika keputusan Wandi membuat ibu dari Riana frustrasi sampai gila dan akhirnya meninggal tanpa mendapatkan keadilan. Bukankah seharusnya Riana yang meminta maaf? Ah, terkadang drama kehidupan memang selucu itu. Walau Bu Tami tak salah apa-apa, tetapi sebagai sesama wanita yang perasaannya halus dan mudah tersentuh, ia tetap meminta maaf atas nama almarhum bapak dari kedua anaknya. Di akhir jam besuk, wanita paruh baya itu bahkan tak segan memeluk Riana. “Maafkan kami, Nak.” Air mata tulus mengalir dari mata Bu Tami. “Tolong maafkan suami saya, biar dia bahagia di san

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   134. Tertangkap

    Ponsel Arsyil berdering tepat ketika ia baru saja pulang kerja. Sebuah panggilan masuk dari kantor polisi. Kening suami Amira berkerut.“Halo. Selamat sore, Pak!”‘Selamat sore, Pak Arsyil. Kami mau mengabarkan hasil dari perkembangan kasus yang sudah tim kami selidiki.’“Baik, Pak. Silakan!”Arsyil duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan penasaran dari sang istri. Melihat gelagat istrinya yang tentu sangat penasaran, Arsyil langsung me-loud speaker suara di seberang sana. “Dari kepolisian,” ucap Arsyil lirih. Amira pun mengangguk paham.‘Tim kami berhasil menemukan barang bukti yang tertinggal di TKP kebakaran rumah mertua Anda.’Arsyil dan Amira membenarkan duduknya dan lebih saksama dalam menajamkan pendengaran.‘Sebuah sarung tangan yang diduga dipakai oleh pelaku. Walau hanya sebelah, tim forensik berhasil mengidentifikasi sebuah sidik jari.’“Siapa pelakunya, Pak?” sela Amira tak sabar.‘Dari hasil fingerprint scanner, sidik jari tersebut milik seorang wanita bernama Riana Lar

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   133. Pillow Talk

    Amira belum bisa memejamkan matanya walau ia sudah cukup lelah. Sebuah fakta yang baru ia ketahui tentang siapa Riana membuat istri Arsyil kian gelisah. Jika benar ia datang kembali untuk balas dendam, apakah mungkin jika dulu Dewo berselingkuh dengan Riana lantaran wanita itu yang sengaja menggoda suaminya lebih dulu? Alasannya tentu saja untuk menghancurkan rumah tangga Amira sebagai putri dari Wandi. Dan kini wanita itu ingin lanjut part dua, begitu? Benar-benar keterlaluan! Amira mengembuskan napas panjang dengan memunggungi Arsyil. Namun, dua detik kemudian helaan itu berubah menjadi sebuah desahan. Tentu saja karena aksi nakal dari sebuah tangan.  Ya, itu adalah tangan Arsyil yang kembali menjelajah di depan tubuh sang istri. Dua sejoli itu memang masih polos tanpa sehelai benang dalam satu selimut. Mereka baru saja selesai melepas birahi di tempat yang semestinya. Halalan toyyiban.  Tentu saja ak

  • JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN   132. Live

     Bukan rahasia umum lagi saat Wandi mendadak membatalkan pertunangannya dengan Rita. Desas-desus yang berembus pun sampai di telinga Tami. Gadis ayu berbalut hijab itu pun merasa kasihan pada pria tersebut. Sudah mencintai sepenuh hati, tapi malah dikhianati. Sungguh miris sekali. Namun, siapa sangka jika takdir malah mempersatukan mereka setelah setahun Wandi mengubur harapannya? Ya, Tami dan Wandi berjodoh dan menikah. Kabar soal Rita yang hamil dengan sang mantan sudah hilang terbawa angin. Dua sejoli yang tengah menikmati masa-masa indah pengantin baru itu pun mendengar kabar jika Rita telah melahirkan. Namun, siapa yang menyangka jika Rita depresi setelah melahirkan seorang bayi perempuan? Sungguh hebat pakar informasi di masa kini. Detail sekali. “Semua yang kamu tanyakan jawabannya benar, Nak Arsyil. Rita memang mantan tunangan bapaknya Amira dan Abib,” jawab Bu Tami. Arsyil, Amira, dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status