Beranda / Romansa / JANGAN NGAKU CANTIK / Berharga Dan Tak Ternilai

Share

Berharga Dan Tak Ternilai

Penulis: Ayu Jarian Se
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-02 22:01:02

Hujan rintik-rintik dan alunan lagu slowrock Malaysia menemani selama perjalanan menuju tujuan tempat wisata berikutnya, yaitu Ciater. Yang berada di kota Subang. Dia mengendarai mobilnya pelan-pelan dengan kecepatan 60/km. Ketika sudah setengah jalan hujan mulai turun lebat, dia menurunkan kecepatannya dari 60/km menjadi 40/km. Kedua putri dan pembantunya sedang berada di alam mimpi.

"Pernah juga kau pinta perpisahan aku sangkakan itu hanyalah gurauan ..." senandungnya dalam hati, seketika bulir-bulir bening tak terasa menetes membasahi kedua pipinya karena terlalu menghayati dan meresapi lagunya. Kemudian teringat saat berpisah dengan ayah dari kedua putrinya, dan kejadian-kejadian saat dilabrak oleh istri-istri para costumernya, sungguh sangat memilukan hatinya.

Dalam hatinya ia ngedumel dan berkeluh kesah, tentang nasib dirinya sekaligus hidupnya.

"Kenapa jadi begini hidup aku? Kenapa dulu dia lebih memilih warisan orangtuanya? Terus kenapa aku jadi perusak rumah tangga orang sekarang? Tapi itu bukan salahku, mereka yang datengin aku, kok jadi acak-acakan gini ya hidup aku? Tapi untuk menghidupi kedua anakku terpaksa aku harus begini. Kalau gak ada kedua anakku, gak tahu lagi apa yang sudah terjadi sama aku. Mungkin saja aku sudah bunuh diri, gak sanggup menghadapi semua cobaan dan prahara yang menimpaku, pengen mati saja rasanya! kenapa, kenapa, dan kenapa? Ah entahlah. Tapi aku bersyukur, kedua malaikat kecilku ikut aku, mereka adalah harta yang paling berharga dan tidak ternilai untukku. Terserah orang mau ngomong apa dan menilai apa tentang aku, yang penting kedua anakku hidup dengan layak, senang, berkecukupan, tidak kurang satu apa pun." sesekali dia melirik ke arah kedua putrinya.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

Diambilnya tisu, dia menyeka air mata di kedua pipinya dan cairan bening yang keluar dari hidung mancungnya.

Putri bungsunya ngelilir, melirik ke arahnya dengan matanya yang masih setengah tertutup.

"Are you oke, mih?" tanyanya.

Sontak dia kaget mendengar suara cempreng tapi lemas dari sampingnya, seketika dia menoleh lalu mengelus-ngelus kepala dan wajah mungil malaikat kecilnya.

"Wake up ya baby, what u want?" ia bertanya balik.

Sambil sesekali menoleh ke depan, tidak ada jawaban lagi. Dia melirik lagi ke arah putrinya. "Dia tidur lagi." dia kembali fokus menyetir lagi.

Tapi dia jadi kefikiran, "kok tuh bocah nanyanya begitu ya? Emang dia denger tadi aku nangis? Padahalkan aku nangisnya gak bersuara, hmm." dia merasa heran dan bingung sendiri, ia ngelirik ke arah anaknya.

"Ah, ya sudahlah." dia berdecak, geleng-geleng kepala.

Sore menjelang malam ...

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam dengan kecepatan yang bisa dibilang santai, karena hujan yang cukup lebat, akhirnya sampai juga ke tempat wisata yang di tuju, villa pemandian air panas Ciater.

Pembantunya mulai membawa barang -barang dari bagasi mobil ke dalam, dan membereskannya untuk keperluan selama di villa. Flower dan kedua putrinya sedang menunggu air panasnya penuh, di pinggir kolam air panasnya sembari memainkan airnya saling menyipratkan.

"Ganti bajunya dulu ya, sayang," perintahnya.

"I don't want mih," sahut putri pertamanya, sembari membuka semua bajunya.

"I don't want too mih," sambung putri keduanya.

"Well well well, okay." dengan suara lemah, tidak kuasa melarang kedua putrinya kali ini. Mereka berdua langsung masuk ke kolam air panasnya, bercanda ria.

Akhirnya dia mengikuti kedua putrinya, hanya pakai bra dan cd g-stringnya. Tidak memakai baju berenang yang tadi sempet beli dadakan sekalian beli oleh-oleh khas Bandung. Dia pun berendam di kolam air panas dan memejamkan kedua matanya, menikmatinya.

"Ah, enaknya berendam air panas setelah seharian ajak anak-anak muter-muter Bandung tadi, akhirnya jacuzzi juga." ucapnya dalam hati.

"Bi Minah ..." serunya dengan suara lantang.

"Saya, bu bos!" dia langsung mendatangi majikannya.

"Ada apa, bu bos?"

"Berendam sini sekalian, seger nih. Sudah bereskan rapihin barangnya?" dengan mata yang terpejam.

"Siap bu bos. Bentar saya ganti baju dulu." tersenyum lebar melihat ke arah Alana dan Alena yang sedang mainan air.

Flower hanya berdehem.

Bergegas bi Minah mengganti bajunya dan masuk ke kolam air panas, berendam sekalian menjaga kedua putri bu bosnya. Majikannya yang cantik dan baik.

Setelah selesai berendam air panasnya, mereka kembali ke ruang tengah dan duduk santai sambil menonton tv, tidak bisa duduk santai di luar masih hujan lebat. Diambilnya sebatang rokok sampoerna merah dari bungkusnya, lalu dibakar dan dihisapnya dengan ditemani sebotol kopi goodday capuccino.

Dibuka ponselnya, ada pesan line dari Si Andra, menanyakan chat istrinya yang mengancam. Discreenshootnya chat istri kekasihnya itu lalu dikirimnya.

"Sudah aku kirim ya sayang, maaf baru sempat bales." dia sisipkan stiker dengan mata memelas.

Saat ini yang ada di pikiran dan hatinya, semua hanya tentang kedua putri kembar tercintanya. Bagaimana caranya agar mereka berdua dapat hidup dengan baik dan layak. Walaupun dia harus berjuang sendiri sebagai single parent. Biarpun harus dilabrak istri orang sampai ribuan kali, di hina, caci maki, dia tidak perduli. Dia sudah kebal dengan itu semua meski kadang menyakitkan dan sangat menusuk hati. Tapi semua itu tidak sebanding dengan kenyataan getir saat dia harus berpisah dengan pria yang tak lain sang ayah dari kedua putrinya yang tercinta. Sebenernya dia tidak memikirkan untuk membina rumah tangga kembali untuk saat ini, tapi jika Allah SWT berkehendak lain dia tidak bisa menolaknya. Nasib masih bisa dirubah tapi siapa yang bisa merubah takdir? saya? anda? kalian? wallahu alam.

Karena Alana, Alena dan bi Minah sudah tidur cukup lama waktu di mobil, malam itu mereka bertiga bergadang sampai pagi menonton tv, main hp sembari ngemil. Tidak dengannya yang langsung tepar, setelah tidak lama balas chat pria berkepala plontos yang basicnya humoris.

Dinginnya di pagi itu sampai terasa menusuk ke tulang belulang setelah kemarin hujan semalaman, padahal sudah jam delapan. Bi Minah sedang menyiapkan sarapan seperti pesan majikannya sebelum tidur, meskipun hanya buat sarapan instan, bubur ayam instan rasa ayam bawang dan soto, kopi dan susu.

Dengan suara pelan sambil memeluknya, kedua putrinya mencoba membangunkannya.

"Mih, wake up for breakfast."

Dia ngelilir sambil memeluk balik kedua putrinya, masih dengan mata yang tertutup.

"Morning my baby, what time now?" tanyanya dengan suara lemas.

"Eight, mih." sahut mereka serempak.

Mereka berdua langsung menciumi pipinya, keningnya, wajahnya semua diciumi abis sampai dia membuka matanya. Terus menciumi balik kedua putrinya, mengawali pagi ini dengan canda dan tawa. Bi Minah tersenyum lebar melihatnya.

Semua aktifitas dari berendam air panas lagi, sarapan, telah selesai dan hari sudah menjelang siang. Sebelum berangkat pulang ke Jakarta mereka berempat duduk di kursi yang ada di teras villa, hanya untuk menikmati suasana perkampungan yang asri, udaranya masih segar dan bersih, jauh dari kata polusi. Flower sudah pasti sembari merokok, ngopi, dan mengecek ponselnya. Banyak pesan yang masuk dan panggilan telepon yang tidak terjawab, saat membuka pesan line yang masuk ada beberapa yang membuatnya terkejut, dia menggeleng-gelengkan kepala dan tak berhenti mulutnya berdecak.

"Mereka masih saja kirim chat yang menghina, mengancam apa mereka gak ada kerjaan? sibuk banget kayanya mereka. Iya sibuk, sibuk urusin aku huh! Disuruh datengin aku gak mau tapi terus saja chat bla bla bla ... Malas aku ladeninnya toh bukan salah aku. Suami mereka sendiri yang datang aku cuma tahunya kerja cari duit. Mereka boking di room aku temenin minum, nyanyi, joget, kalau ada yang ngajak ngamar ya aku ngamar, kelar! Rejeki gak boleh di tolak ya kan, terus salah aku gitu? Dasar nenek-nenek gayung! Coba mereka yang di posisi aku." gerutunya kesal, ia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Ngena Di Hati

    "Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Mimpi Yang Sangat Buruk

    "Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Melukai Harga Diri

    Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Sangat Tidak Menyenangkan

    Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Di Pagi Hari

    "Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Barang Bagus

    "Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status