Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 29Pov Author"Saya kasih restu, tapi dengan satu syarat."Mereka semua saling pandang."Saya restuin hubungan mereka, tapi dengan syarat saya mendapatkan 30% dari pendapatan kedainya Tiara."Astaga apa apaan bu Narti?"Oek.... Oek..." Tiba tiba bayi Arga menangis kencang dari gendongan Alan setelah bu Narti berucap demikian.Alan kepayahan mendiamkan bayi Arga. Melihat hal itu, Tiara gegas mengambil bayi Arga dari gendongannya. Ara berusaha menenangkannya dan memberinya susu dalam dot. Tetapi bayu Arga masih terus saja menangis."Ngga.... Ngga... Sri yang mau nikah kok mbak Ara yang dibawa bawa sih. Sri akan tetap menikah dengan Leo dengan atau tanpa restu ibu!" Ucap Sri lalu pergi keluar meninggalkan kumpulan 2 keluarga itu.Leo yang melihat Sri pergi lantas menyusulnya."Sriii...." Panggilnya tetapi tak digubris oleh Sri.Sementara dua keluarga itu saling diam, larut dengan pikiran masing masing."Maafkan perkataan ibu saya, dia cuman bercanda aja kok.
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 1 "Gugurkan saja kandunganmu itu, udah tau ekonomi lagi pas pas pake acara ngelepasin KB segala." ujar bu Narti, ibu mertua ku saat tau aku sedang mengandung. Padahal itu calon cucu nya, darah daging dari anak nya (Mas Alan).Ucapannya tentu menyakitkan hati, tapi aku berusaha untuk sabar. Bulan bulan pertama menikah, aku sangat diratukan oleh mertuaku itu. Tapi semenjak aku di PHK di perusahaan tempat aku kerja, Mas Alan membawaku ke rumah orang tuanya karena sudah tidak sanggup membayar kontrakan.Hidupku sebatang kara, ibuku meninggalkanku saat aku berumur 5 tahun. Aku adalah anak tunggal sehingga semenjak ibu meninggal, aku tinggal hanya berdua bersama ayah. Setelah aku dipersunting mas Alan jarak 2minggu pernikahan ayahku menyusul ibu. Kini, hanya mas Alan keluarga yang aku punya.Tiara Amelia, itu lah namaku. Sejak aku menginjakkan kakiku ke rumah orang tua mas Alan, ibu mertua sangat senang dengan keberadaan aku yang akan tinggal disini. Tapi
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 2Aku terduduk di kursi meja makan sambil menahan lapar. Ku kira, ibu tidak seperti cerita cerita yang sering ku baca di novel novel online. Ternyata, kelakuan ibu lebih dari itu.Tiba tiba ibu datang membawa bahan masakan. Ibu mengeluarkan satu persatu dari kantung kresek hitam itu. Ada daging ayam, kol, wortel, dan beberapa sayur untuk lalapan lainnya.Aku memberanikan diri untuk bertanya dimana ibu menyimpan beras."Bu? Beras dimana? Tadi aku mau nanak nasi tapi gak tau berasnya ada dimana" tanyaku.Ibu melirik sinis ke arahku, aku hanya menunduk dan tak berani bertanya lagi. Ibu pun masuk ke kamar sambil membawa wadah rice cooker.Ibu keluar dari kamar dan membawa kembali wadah itu yang sekarang sudah berisi beras."Ibu nyimpan beras di kamar? Kenapa ya? Apa di dapur banyak tikus?" Batinku bertanya tanya."Nih kamu cuci berasnya" ucapnya sambil menyodorkan wadah rice cooker itu.Aku tak banyak bicara dan langsung menuruti perintah ibu. Sementara i
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 3Aku mengambil nasi untuk mas Alan serta lauk pauknya.Selesai dengan Mas Alan, aku mengambil nasi untukku. Giliran aku mau menyendok gulai, ibu melarangku."Eh, Tiara kamu jangan makan yang bersantan santan, nanti susah hamil loh. Nih makan ini saja" ibu menyodorkan semangkuk kecil toge yang sudah ditumis.Riset dimana kalau santan buat susah hamil? Ada yang bisa jawab gak?"Toge tuh bagus buat kesuburan kamu loh" ucapnya dengan mulut penuh.Aku pun mengambil toge itu dan mengambil sesendok sambal. "Tak apa lah yang penting kenyang" ucapku menyenangkan diri sendiri.Melihat perlakuan ibu padaku, mas Alan tak hanya diam. Ia menyendokkan beberapa potong ayam serta kuah gulainya."Sekali kali gak papa bu" jawabnya dengan mulut penuh.Sementara ibu mertua menatapku tajam. Aku mengabaikan tatapan ibu dan makan dengan lahap. Sepertinya, Mas Alan memperhatikanku. Seketika ia tersenyum tipis."Pelan pelan makannya dek, kaya yang gak makan seminggu kamu" uca
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 4 Karena mas Alan tak kunjung bersuara, aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi berhubung adzan Maghrib sudah berkumandang.Dan saat melewati kamar tidur ibu, aku sedikit mendengar pembicaraan ibu. Mungkin ia sedang menelepon anaknya."Iya Sri dia kerjaannya cuman makan sama tidur aja. Mana pernah ia pegang pekerjaan rumah" hanya itu saja yang aku dengar. Sri itu adik bungsu mas Alan.Aku mencoba berhusnudzon, mungkin ibu tidak sedang membicarakanku. Aku pun mengabaikan perasaan yang mengambang ini. Aku memutuskan untuk melanjutkan mengambil wudhu. Saat melewati dapur, meja makan masih penuh dengan hidangan makanan tadi sore."Ibu lupa menyimpannya atau karena mas Alan ada di rumah ya?" Batinku bertanya tanya. Sibuk dengan pikiranku, ternyata mas Alan mengikutiku, bahkan ia sudah berwudhu."Kenapa masih disitu? Cepet wudhu, kita solat berjamaah" ucapnya. Tanpa menjawab perkataan mas Alan, aku pun bergegas masuk kamar mandi dan mengambil wudhu lalu
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 5"Yaaa, siapa tau kamu mau nambah istri atau ganti istri gitu" Deg, ucapan ibu membuatku mematung. Sebenarnya apa yang diinginkan ibu mertuaku itu? Tak habis pikir ku dibuatnya. Aku yang kesal hanya bisa melampiaskan kekesalanku pada adonan cilok yang tak bersalah ini."Huss ibu ngomongnya tolong di jaga. Istri Alan ada di sini loh bu tolong jaga perasaannya" ucap mas Alan.Ibu menatapku tak suka dan mendelikkan matanya lalu ia pergi meninggalkan kami masuk ke kamarnya lagi."Dek, jangan dimasukin hati ya omongan ibu" ucap mas Alan yang sudah berada di belakangku lalu memegang kedua bahuku."Tenang saja mas, hatiku terbuat dari baja" ucapku tersenyum tipis."Yaudah ayo kita makan ini, tolong ambilkan mangkuk nya mas udah mateng nih" mas Alan pun mengambilkan satu mangkuk sedang."Nih dek" ia pun menyodorkan mangkuk tersebut."Kok cuman satu sih mas, ara juga kan mau" ucapki sembari cemberut."Semangkuk berdua aja, lagian itu sunah loh dek kita dapet
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 6Pov AlanAku terbangun tepat pukul 03.00 karena suara alarm yang berasal dari ponsel Tiara. Rupanya dia benar akan berpuasa, melihat alarm yang disetelnya dan rice cooker yang menyala.Tadinya aku mau membangunkan Tiara, tapi aku teringat perkataan Tiara kalau ibu selalu membatasinya makan. Berhubung aku besok libur kerja dan tidak diketahui oleh ibu maupun Tiara, aku akan merencanakan sesuatu untuk melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri apa yang dikatakan Tiara itu benar atau hanya omong kosong belaka.Aku pun memutuskan untuk tidak membangunkan Tiara dan beranjak ke kamar mandi untuk mandi, mengambil wudhu dan melaksanakan solat malam.Ku kerjakan ibadah yang satu ini dengan sangat khusyuk. Selesai solat tak lupa aku berdoa agar istri dan ibuku selalu rukun. Dan aku pun berdoa supaya kebenaran segera terlihat olehku agar aku bisa menegur salah seorang yang bersalah.Semoga aku pun bisa menjadi suami dan anak yang bisa menjaga keutuhan
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 7"Mas, kurang apa aku dibandingkan istrimu yang kampungan itu" ucapnya dengan nada menggoda. Aku berusaha menepiskan tangannya tetapi nihil, ia pun berusaha untuk terus menggandeng lenganku. Seketika kami terkesiap mendengar teriakan seseorang."Alaaaaaannnnnn" ibu berteriak tat kala melihat anaknya yang sedang digandeng oleh wanita lain selain istrinya. Indri pun refleks melepaskan tangannya dari lenganku.Saat tiba di depan kami, wajah ibu yang semula merah padam karena emosi, langsung tersenyum seketika melihat Indri yang berada disebelahku.Aku sampai lupa, setiap pagi ibu memang suka belanja bahan masakan di warung bu Wita ini."Eh Indri, kirain ibu tadi yang sama Alan siapa. Ternyata kamu toh. Kapan pulang nya nduk?" Tanya ibu langsung duduk disebelah Indri."Kemarin lusa bu hehe" ucap Indri sambil membenarkan rok pendeknya yang tersingkap."Eh aku ada oleh oleh buat ibu, kita ke rumah Indri yuk bu" ajak Indri. Ibu terlihat