LOGINMalam itu nada merasa siap menyampaikan usulan mbak asih.dia melihat rafa sedang menggunakan jam tangannya.
"Mas...boleh aku bicara sebentar"ucap nada mencoba memberanikan dirinya. "Ngomong apa?aku mau keparty ulang tahun temanku"kata rafa dengan sedikit menoleh kearah nada. "Mas ada kepikiran untuk nikah lagi?"nada memulai pembahasannya. "Nikah lagi....?"tanya rafa dengan sedikit mengerutkan keningnya. "Kalau kau tidak bisa melayanin dengan maksimal.bisa jadi itu akan terjadi"lanjut rafa dengan nada tenang. "Itu lah mas.kalau misalnya mas mau nikah lagi aku izinin kalau perlu aku cariin calonnya"kata nada dengan melihat kearah suaminya itu. "Kau gak marah aku nikah lagi?"tanya rafa. "Gak mas,karna aku lihat mas perlu kepuasan batin.mungkin disebabkan capek kerja setiap hari ngurus kantor serta beberapa cabang lainnya.jadi jika hanya aku istri mas ,saat seperti ini aku haid,siapa yang akan melayani mas," nada mencoba memberi alasan yang masuk akal. (Sebenarnya memang aku yang tidak sanggup melayani kau, kau seperti kucing kelaparan)" nada ngebatin sendiri. "Aku terserah kau..kalau kau mau aku nikah lagi,kau carikan kau lamar tentukan semuanya aku gak minat hal hal seperti itu"kata rafa sambil keluar dari kamar mereka. "Gak minat hal yang begitu.ngent*t minat..dasar laki"ujar nada mencoba mengungkapkan kekesalannya terhadap sikap rafa yang begitu cuek dan acuh. "Sepertinya mbak asih masih ada dibawah..aku samperin dulu lah kadang ada masukkan dari mbak asih"ucap nada sambil bangun dari tempat tidurnya menuju lantai bawah. "Mbak..mbak...mbak sudah pulang..?"tanya nada sambil melihat kearah jam dinding yang menuju jam sembilan. "Tapi masih jam sembilan.biasanya mbak asih pulang jam sepuluh."ucap nya lagi. Nada pun langsung menuju dapur dan mencari mbak asih. "Masih nyuci piring aja mbak?"tanya nada yang melihat pembantunya itu sedang mencuci piring. "Iya ibu.tadi saya nyetrika.jadi ini baru sempat cuci piring."jawab mbak asih sambil melanjutkan pekerjaannya itu. "Eh ibu mau makan ya..biar saya panaskan lauknya"tanya mbak asih yang melihat nada hanya terdiam memperhatikan pekerjaanya. "Eh enggak loh mbak.saya kan gak boleh makan malam...saya harus jaga badan.habis itu kalau mas rafa pulang kalau saya habis makan nanti saya muntah mbak"jelas nada. "Eh kenapa bisa muntah bu??emang tuan bau waktu pulang?"tanya mbak asih yang tidak paham dengan maksud nada. "Bukan begitu mbak.kan mbak tau saya tiap hari harus ngulum timun..hehheh"jelas nada dengan sedikit rasa malu.. "Oh..iya iya..saya paham maksud ibu..harap maklum bu lelaki diumur segitu memang lagi selera seleranya"jawab mbak asih sambil membersihkan wastafel. "Eh mbak masih ada kerjaan lagi habis ini?"tanya nada. "Eh gak ada bu.rencana saya mau siap siap pulang.bang karno pun sepertinya sudah sampai rumah."jawab mbak asih. Melihat nada yang hanya terdiam seperti ada yang dia fikirkan.mbak asih mencoba menanyakan tujuan nada mencari nya sampai kedapur. "Eh..ibu ada yang mau ibu bahas sama saya atau apa bu?sampe ibu turun kedapur untuk cariin saya..kadang ada yang bisa saya bantu."tanya mbak asih. "Iya mbak.sebetulnya ada yang ingin saya ceritakan namun udah saatnya mbak pulang,apalagi pak karno sudah pulang..nanti ditanya kenapa mbak telat pulang besok saja lah saya cerita."nada mengurungkan niat untuk menanyakan saran mbak asih karna sudah waktunya mbak asih pulang. "Aduhh ibu ini..sama saya pun harus begitu.gak masalah bu kalau saya pulang telat dikit yang penting saya ngabarin..ini saya langsung ngabarin bang karno kalah saya pulang lumayan telat.apalagi cuma lima belas menit sudah sampai rumah.."ucap mbak asih sambil mengeluarkan ponselnya untuk memberi kabar kapada suaminya. "Eh..jangan mbak kadang pak karno butuh mbak malam ini"kata nada lagi. "Hehehheh bu.bang karno itu satpam bu malam pulang mandi pasti langsung tidur .aman itu bu"jelas asih sambil mengambil lap untuk dia lap tangan. "Dimana kita mau ceritanya?"tanya mbak asih yang sudah beres dengan pekerjaannya. "Di ruang tamu saja lah mbak."jawab nada sambil menuju ruang tamu. Mbak asih pun mengikuti majikannya itu dari belakang. "Mbak sudah lah saya tawarin mas rafa untuk menikah lagi.tapi responnya kaya"terserah"gitu.katanya kalau saya gak mampu layani dia ya udah katanya.habis itu dia tidak mau repot repot mencari calon kayaknya.saya tidak paham dengan tingkahnya mbak.saya fikir dia pasti sudah banyak simpanan diluar sana apalagi dia kaya dan suka berhubungan s*x tapi kayak nya dia kurang suka sama cewek,,,,entah lah mbak"nada susah menjelaskan sikap suaminya kepada mbak asih. "Maksud ibu dia bersikap dingin sama cewek gitu bu?dia tidak suka ngegombal atau mesra mesra.tapi hasratnya untuk berhubungan badan saja yang tinggi.tapi dia malas melayani perempuan gitu bu ya?"mbak asih mencoba menebak sikap rafa yang sebenarnya. "Iya mbak.dia seperti kurang suka bermesra mesra sama saya pun begitu.bahkan saya hanya dipanggil dengan sebutan nama dan kau kadang seperti orang asing.saya merasa cinta tidak ada deh dari mas rafa.cuma nafsunya saja.kadang saya rasa kalau saya dinikahkan hanya untuk pemuas s*x nya saja mbak"nada menjelaskan apa yang sebenarnya dia rasakan saat menikah dengan rafa. "Terus ibu bagaimana?ibu siap kalau harus mencari madu ibu sendiri?"tanya mbak asih. "Entah lah mbak tapi saya rasa gak masalah kalau saya yang mencarikan pun mbak.karna diantara kami tidak ada cinta dan perasaan kasih sayang pun mbak.namun saya takut nanti kalau istri keduanya merasakan seperti saya.saya merasa menjebaknya kedalam penderitaan saya."jelas nada. "Kan nanti ibu jelasin terus terang sama calonnya nanti kalau begitu banyak resiko.tapi kalau saya kira dengan menikah lagi setidaknya beban ibu bisa berkurang sedikit.dan beban yang dirasakan sama madu ibu tidak separah yang ibu rasakan sekarang."jelas mbak asih. "Iya juga sih mbak"nada mengiyakan perkataan mbak asih. "Habis itu bu.nanti ibu carikan calon nya yang agak hip.entah heprer atau apa lah istilah anak sekarang bilang.yang artinya dia juga memiliki hormon tinggi untuk berhubungan badan."mbak asih kesusahan menyebut istilah yang dia maksud. "Hyper (hiper) maksud nya mbak nya"nada mencoba menebak istilah yang mbak asih fikirkan. "Iya.iya. bu betul nanti ibu cari yang seperti itu jadi setidaknya bagi istri kedua tuan itu bukan satu beban yang besar,seperti yang ibu rasakan saat ini.."kata mbak asih. "Apa mungkin karna faktor usia mbak ya?seperti saya yang sudah berumur dua puluh delapan tahun mungkin birah* saya sudah berkurang.jadi kalau saya mau mencarikan jodoh untuk mas rafa saya harus mencarikan yang dibawah dua puluh lima tahun mungkin mbak ya."nada menerka nerka apa penyebab dia kurang gairah dalam berhubungan badan dengan suaminya. "Maaf ini bu.kalau saya fikir jika masalah umur.ibu belum tua.malah biasanya ada juga perempuan diumur tiga puluhan lagi kuat kuatnya.kalau cerita ibu ini menurut saya memang tuan yang lumayan over bu.kalau sehari sampai empat kali dia minta jatah itu memang hormonnya cukup tinggi"mbak asih mencoba memberi pandangan nya tentang masalah yang difikirkan nada. "Mungkin juga mbak.kadang ini lah salah satu sebab dalam agama kita diperbolehkan berpoligami dikarnakan istri tidak sanggup memenuhi hasrat suaminya"ucap nada. "Betul sekali bu.karna tidak semua manusia itu sama.apalagi dari postur tubuh tuan tinggi besar.makananya pun sehat sehat.sering ngym.pokoknya kalau saya lihat dari cara hidupnya terlalu nampak kalau tuan sangat tinggi hormon s*xnya."jelas mbak asih. "Itulah mbak kadang saya kepikiran kalau misalnya saya tidak melayani dia nanti jajan diluar.belum tentu diluar sana aman.kalau ada penyakit bagaimana?nauzubillah...saya saya ikut terular mbak"kata nada dengan sedikit menggelengkan kepalanya.karna merasa takut dengan yang dia ucapkan. "Itu lah bu.saya pun sempat kepikiran kesitu.apa lagi tuan sering party sama teman teman nya kadang dia tanpa sengaja mabok mana dia sadar sama siapa dia berhubungan."mbak asih mencoba memberi pandangan nya terhadap pergaulan rafa. "Betul mbak.apalagi dia fantasi nya itu terlalu tinggi.saya terkadang merasa kelelahan dengan dia.dan kadang hal hal yang tidak terfikirkan sama saya bisa dia lakukan.saya susah menjelaskannya mbak"kata nada sambil menundukkan kepalanya.karna susah menjelaskan kepada mbak asih apa yang dia alami. "Saya faham bu.saya juga punya pergaulan dulu banyak juga kawan kawan saya bercerita kalau dia dilayani sama suaminya seperti binatang..maaf ini bu ya..saya tidak ada maksud apa apa.saya hanya menceritakan contoh yang pernah saya dengar.kawan saya itu setiap berhubungan diikat sama suaminya.kadang sampai dilapban mulutnya.sampai sampai dipukul menggunakan tali pinggang.disaat dia berteriak disitu suaminya terangsang.sekali dua dia sanggup bersabar.tapi akhirnya dia bercerai karna merasa suaminya sudah diluar kewajaran"mbak asih menjelaskan contoh dari cerita kawan nya dulu. "Iya mbak betul sekali.tapi kalau saya hanya diikat mbak.kadang saya disuruh jalan seperti binatang peliharaan dia memegang tali dibelakang.dan saya menoleh kearahnya.bagi saya dia memperlakukan saya seperti anj*ng mbak"jelas nada dengan menahan tangis nya. "Sabar bu.."mbak asih mencoba menenangkan majikannya itu. "Heuk...heuk..heukk..mbak...heuk ..heuk"isak tangis nada seketika pecah didalam pelukan mbak asih. "Tenang bu..sabar.setiap ujian pasti ada hasilnya.ibu sabar bu ya."mbak asih mencoba menenangkan nada dengan memeluknya dan mengelus pundaknya. "Bahkan mbak.saya merasa tidak memiliki keluarga satu pun.tidak ada dari keluarga saya yang mengkhawatirkan saya.menanyakan kabar saya.mereka hanya ingin merasakan kemewahan dari percikan harta mas rafa.kadang saya rasa keluarga saya menjual saya mbak.heuk..heukk.."nada mengungkap kan kesedihan dengan diiringin isakkan tangisnya. "Sudah bu..jangan terlalu ibu fikirkan.ibu coba menenangkan diri..ibu wanita kuat kan?ibu sangat hebat.bagi saya ibu wanita yang sangat luar biasa.jangan ibu biarkan fikiran dan perasaan ibu membuat ibu lemah."mbak asih mencoba menenangkan nada lagi dan lagi. Mbak asih merasa kasihan dengan nasib nada.dia memeluk dan mengelus pundak nada.bahkan sesekali dia mencium ubun ubun nada.perlakuan mbak asih layaknya nya perlakuan seorang kakak kepada adeknya. "Udah bu.ibu masuk kamar.ibu istirahat.nanti kalau tuan pulang mata ibu sembam.nanti jadi masalah lagi"ucap mbak asih sambil melepas pelukan nada. "Iya mbak.mbak pun harus pulang.ini sudah sangat lewat.pak karno pasti mencemaskan mbak."kata nada sambil menegakkan badannya dan menghapus air matanya. "Ibu gak usah mikirin saya.saya aman..saya sudah biasa pulang lewat.bang karno pun paham.ibu yang penting sekarang banyak banyak istirahat.insya allah besok kita ketemu dengan keadaan yang lebih baik lagi"ucap mbak asih. "Ya udah mbak.saya naik dulu.mbak hati hati ya.nanti suruh pak satpam berdiri didepan gerbang agak lama sedikit untuk memastikan mbak asih sampai dengan selamat.tanpa ada yang ganggu. "Iya bu..sering pak satpam tungguin saya didepan gerbang sampai tidak terlihat baru dia masuk.ibu sekarang naik keatas istirahat bu ya."kata mbak asih. Nada pun bangun dan menuju keatas untuk istirahat dikamarnya. Sedangkan mbak asih pun langsung keluar rumah dan menuju kemotor vario yang dia parkirkan dari tadi pagi.dia pun langsung menghidupkan motornya itu dan mengendarainya untuk pulang kerumahnya. "Hati hati mbak ya"ucap satpam yang membukakan pintu gerbang. "Siap pak terimakasih pak ya.sampai jumpa besok"kata mbak asih sambil melambaikan tangan kearah satpam yang masih berdiri didepan pagar memperhatikan tidak ada yang mengganggunya.Dua tahun telah berlalu,kehidupan ningsi semakin bahagia dengan warung makannya yang semakin maju."Itu mama ningsi" tunjuk nada kepada dara anak gadis kecilnya."Eh anak mama" ucap ningsi saat melihat dara dalam gendongan nada."Kakak sendiri saja?"tanya ningsi sambil mengambil dara dari gendongan nada."Gak,kakak sama mas rafa,mas rafa sedang ngobrol di depan dengan beberapa temannya"jawab nada."Itu lah kak,selama ini banyak perusahaan yang bekerja sama mengambil makan siang di warung ku rata rata kenalan mas rafa"ucap ningsi."Mas rafa membantu promosiin saat rapat katanya,eh kamu bagaimana sudah ada dambatan hati?"tanya nada."Aku sedang memikirkan bisnisku kak,kakak silakan menikmati jamuannya ya! Aku mau main sama dara sebentar" kata ningsi sambil membawa dara berkeliling pembukaan warung ke tiganya."Sayang mama mau makan apa?"tanya ningsi kepada dara." beb,," eka memukul pundak ningsi."Jam segini meneger baru sampai?"tanya ningsi sambil memainkan tangan dara."Aku baru saja
Tiga bulan setelah melahirkan ningsi kini semakin menikmati kehidupan yang berlaku untuknya,dia sudah mulai mengikhlaskan kepergian anak nya."Ayo beb kita pulang!"ajak eka,sudah hampir satu jam lebih ningsi menatap pusara anaknya itu."Sebentar lagi beb ya!! Setelah tiga bulan dia meninggal baru ini aku pergi ke makamnya,"jawab ningsi sambil terus memandangi kuburan kecil yang sudah mulai ditumbuhi rumput,"Tidak bagus juga beb kalau kau terlalu berlama lama di sini,keadaan kau pun belum begitu sehat"kata eka,mencoba menasihati ningsi."Sayang,, mama pulang ya!, kalau sayang rindu sayang datang lah sesekali ke dalam mimpi mama"ucap ningsi sambil mengelus batu nisan anaknya itu."Assalamualaikum,muhammad rafi mama, "lanjutnya.Lalu ningsi bangun dari duduknya,dan melihat ke arah eka memberi kode kalau mereka sudah bisa pulang sekarang."Yok beb" eka memegang tangan ningsi.Lalu mereka berjalan meninggalkan pemakaman tersebut.Mereka pulang menggunakan sepeda motor eka yang di parkir d
"Euuum,,"eka terlihat kebingungan saat ingin mempersilakan tamu tamunya untuk duduk."Kenapa dek?"tanya nada yang menyadari kebingungan dari wajah eka."Putri di dalam kamarnya,jadi yang bisa masuk ke dalam cuma kak nada dengan mbak asih saja,dikarnakan putri sedang berpantang,mas sama bapak bisa duduk di ambal ini,atau kak nada sama mbak asih mau istirahat disini dulu pun bisa"jelas eka."Kami langsung ke dalam saja dek,kakak ingin langsung bertemu dengan ningsi"jawab nada."Betul bu,saya pun ingin melihat kondisinya yang sekarang"sambung mbak asih."Ya sudah kami duduk di sini saja" sahut pak karno.lalu pak karno dan rafa pun langsung duduk di ambal yang sudah di gelar oleh bu ani."Assalamualaikum" nada memberi salam saat memasuki kamar ningsi."Waalaikum salam kak"jawab ningsi,hendak duduk dari tidurnya saat melihat nada dan mbak asih telah sampai."Eh eh gak usah bangun!!"cegah mbak asih."Kamu tidur saja,kondisi tubuhmu belum begitu sembuh"ucap mbak asih."Iya dek,tidak usah ban
"Sayang,coba perhatikan mobil avanza hitam yang di belakang kita"ujar rafa kepada nada,di pertengahan perjalanan mereka.sementara pak karno dan mbak asih sedang ketiduran."Iya mas!! Memang nya kenapa mas?"tanya nada."Sepertinya dia ikutin kita deh"jawab rafa sambil memperhatikan mobil tersebut."Gak ah mas!! Mungkin itu perasaan kamu saja,"ujar nada."Coba ya,mas tes berhenti sebentar,"kata rafa,lalu meminggirkan mobilnya dan berhenti."Lihat sayang!! Dia pun berhenti,berarti betul dugaan mas kalau dia ikutin kita,ini kalau mas jalan dia pun ikut jalan mas samperin dia,siapa berani ngikutin mas," ucap rafa dengan perasaan kesalnya."Lebih baik mas bangunin pak karno,jadi kalau ada apa apa,mas tidak sendirian"usul nada."Aman sayang"" jawab rafa lalu dia melanjutkan perjalanannya,dia tetap memantau mobil yang mengikuti mereka.Sekitar lima belas menit rafa pun mencari tempat untuk mehentikan mobilnya lagi."Mas kenapa berhenti lagi?"tanya nada"Kayaknya yang di belakang itu cari masa
"Mass...kami sudah siap !!" Pagi itu Nada memanggil rafa yang masih duduk di taman bersama pak joel.menikmati secangkir kopi sambil bercerita satu sama lain sambil sesekali tertawa sampai terbahak bahak.,seakan mereka seumuran padahal rafa hampir seumuran sama anak pak joel yang pertama."Tuan,,itu"pakjoel memberi isyarah dengan menaikkan kedua alisnya."Apa pak"rafa menoleh kebelakang."Sayang sudah siap?"tanya rafa,saat melihat nada sudah berdiri tepat di belakangnya."Sudah mas,bahkan kami sudah menunggu mas sedari tadi di dalam,mbak asih fikir mas joging,karna pakek celana trening,ternyata mas sedang menggosip dengan pak joel di sini,sampai suara tertawa mas terdengar ke dalam" jelas nada,dengan sedikit ketus di wajahnya,karna sedikit kesal melihat penampilan rafa.sebab dia belum siap siap."Mas minta maaf ya sayang!! Sudah jangan ngambek nanti tidak comel!!" Ucap rafa sambil bangun dari duduknya,lalu memegang dagu nada,dengan sedikit di goyang goyang kannya."Ya sudah pak saya p
Malam itu,Rafa memperhatikan nada saat sedang menggunakan skincare yang sudah menjadi aktivitas rutinnya pada malam hari."Mas memperhatikan aku?"tanya nada,saat melihat pantulan bayangan rafa di cermin riasnya."Eummm,sebenarnya ada yang ingin mas tanyakan,tapi nanti saja lah"jawab rafa."Apa itu mas?aku jadi penasaran"tanya nada."Nanti saja,saat sudah siap pakai skincare,sayang tidur di samping mas,baru mas tanyakan "jawab rafa.Nada tersenyum saat mendengar jawaban tersebut,dia segera menyelesaikan aktivitasnya itu,agar segera bisa berbaring di samping suaminya."Sudah!!" Ucap nada sambil mendekat ke arah rafa."Kalau sudah pakai skincare tidak bisa di cium ya?"tanya rafa sambil tersenyum malu."Tidak !!"jawab nada,dengan ekpresi manjanya."Nanti lengket"lanjut nada."Ya sudah sini "kata rafa sambil membuka kan selimutnya.Lalu nada mendekat dan berbaring di samping rafa."Apa yang ingin mas tanyakan?"tanya nada,sambil menatap wajah suaminya itu."Mas hanya ingin memperjelas infor







