Share

Bab 5

Penulis: Mommy_Ar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-16 15:47:38

"Na, lo gak laper?" tanya Langit sambil matanya menelisik mencari tukang jualan.

"Hem, sedikit sih. Tapi gue masih pengen disini," kata Celena.

"Ya udah, lo disini dulu biar gue uang cariin makanan sama minum. Ingat jangan kemana mana!" ucap Langit.

"Iye iye bawel lo ah!" kata Celena lalu ia kembali bermain dengan ombak.

Celena fokus menulis dan menggambar sesuatu di pasir, walau setelahnya itu akan terhapus ombak namun ia begitu menikmatinya.

"Huh, andai saja ada Celine," gumam Celena pelan.

Setengah jam setelah kepergian Langit, Celena akhirnya mulai lelah dan ia putuskan untuk mencari Langit.

Saat Celena berjalan mencari dirinya tidak sengaja tertabrak oleh dada bidang seseorang.

Brug!

"Awwhhh," keluh Celena yang merasakan perih di telapak tangannya.

"Lo kalau jalan bisa pakai mata gak sih!" bentak seorang pria yang suara nya begitu tidak asing di telinga Celena.

"Woahh Takdir apalagi ini, kenapa aku selalu sial bertemu cowok gila seperti mu!" seru Celena lalu ia berusaha bangkit namun kaki nya terasa sangat sakit.

"Sayang, kamu kok gitu sih!" ucap Felly kesal karena menurutnya Vier begitu kasar.

"Maaf ya mbak, pacar saya memang tadi lupa minum obat makanya begitu, maafin dia ya," ujar Felly tidak enak hati dan membantu Celena untuk bangun.

"Sayang!" seru Vier menatap tak suka pada Felly.

"Mbak, anda cantik loh, baik hati dan lembut. Mengapa anda mau pacaran sama orang gila? Aku yakin, di luar sana banyak yang lebih waras yang mencintai anda," ucap Celena kepada Felly.

"Kau!" pekik Vier begitu marah dan menunjuk wajah Celena dengan jari telunjuknya.

"Apa?" tantang Celena sambil berkacak pinggang.

"Dia sebenernya baik kok mbak," ujar Felly terkekeh mendengar ucapan Celena.

"Percuma baik kalau cuma di depan mbak saja, saya doain semoga mbak bisa segera sadar dan menemukan cinta sejatinya, karena menurut saya mbak tidak cocok bersanding dengan pria gila sepertinya!" kata Celena lalu ia berjalan pergi meninggalkan Vier yang tengah menatapnya kesal sedangkan Felly hanya terkekeh.

"Kalau di pikir pikir benar juga ya? Kenapa aku mau dengan cowok gila sepertimu?" tanya Felly tersenyum meledek Vier.

"Ahhh mood ku hilang gara gara cewek gila itu!" ucap Vier lalu ia segera mengajak Felly pulang.

"Sayang, kamu merajuk?" tanya Felly tertawa.

"Eh tapi kamu di katain cowok gila, dan kamu ngatain dia cewek gila, jangan jangan kalian jodoh lagi karena sama sama gila hahhaha," ucap Felly bercanda, namun Vier langsung menghentikan langkahnya dan menatap Felly dengan tatapan yang sulit di artikan.

'Hahaha baiklah, mari kita buktikan! Bila kita bertemu lagi dalam beberapa hari ke depan tanpa di sengaja, berarti memang kita berjodoh!'

Javier tiba tiba teringat tentang ucapannya tempo hari saat bertemu dengan Celena di bandara.

Dan entah mengapa memikirkan itu membuat jantungnya berdebar begitu kencang, sedangkan Felly masih tertawa karena menurutnya lucu.

🍁🍁🍁

Hari demi hari berlalu begitu cepat, Celena juga sudah dua hari kembali ke Jerman. Kini dirinya tengah fokus untuk mencari tempat magang untuknya.

"Aska, bantuin gue," kata Celena, saat ini dirinya Tenga berada di kantor milik sepupunya untuk meminta bantuan.

"Kenapa tidak disini saja si Na?" tanya Aska.

"Gak mau! Disini nanti yang ada nilai ku bagus karena ini kantor kamu. Aku mau jalan dengan kakiku sendiri Aska, plisss," kata Celena memohon.

"Sama aja ini kamu juga meminta bantuan ku," cibir Aska.

"Hehehe, ya tapi kan cuma bantu cariin kantor aja gak Lebih, selebihnya aku bisa jalan sendiri ayolah plisss," ujar Celena.

Tok ... Tok... Tok...

"Masuk!" ucap Aska.

Ceklek.

"Tuan, Tuan Javier sudah datang dan menunggu di ruang meeting," ujar sekretaris Aska.

"Baiklah, aku akan segera ke sana," kata Aska.

"Kamu tunggulah disini, selesai meeting kita bicara lagi," ucap Aska lalu segera keluar dari ruangannya.

"Huuhh menyebalkan," kata Celena lalu ia segera masuk ke dalam kamar yang berada di ruangan Aska dan menonton drama kesukaan nya.

Sekitar hampir dua jam, Aska dan Javier membicarakan kerja sama di antara mereka, kini sudah saatnya Javier pun berpamitan.

"Hem, ngomong ngomong, saya tidak melihat Anna sekretaris tuan Javier?" tanya Aska.

"Ah iya, dia sudah mengundurkan diri beberapa hari yang lalu," ujar Javier.

"Apakah anda tengah mencari sekretaris baru?" tanya Aska.

"Apakah tuan Aska ada rekomendasi?" ujar Javier.

"Saya hanya sedang mencari perusahaan untuk sepupu saya magang, bila tuan Javier tidak keberatan sepupu saya siap membantu pekerjaan anda," kata Aska.

"Sepupu anda? Mengapa tidak magang disini saja? Saya rasa perusahaan ini justru lebih besar dari perusahaan saya?" tanya Javier mengerutkan dahinya.

"Yah, saya sudah mengatakannya namun ia tidak mau. Dia mau berjalan di atas kakinya sendiri ah tidak taulah dia memang keras kepala," ucap Aska menggelengkan kepalanya.

"Hemm, sepertinya dia pekerja keras, kalau begitu bisakah dia besok datang ke kantor saya?" tanya Javier.

"Oh tentu Tuan, saya akan memberitahu sepupu Saya agar besok ia datang ke perusahaan anda!" ucap Aska senang.

🍁🍁🍁

Seperti yang di katakan oleh Aska kemarin, hari ini Celena mendatangi perusahaan J&C group.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan Tuan Javier ada?" ucap Celena bertanya kepada resepsionis.

"Apakah sudah membuat janji?" tanyanya.

"Sudah, tolong katakan bahwa saya sepupu tuan Aska dan Arkana grup," ucap Celena.

"Baik lah, silahkan tunggu sebentar," ujar nya lalu ia menelfon sekretaris Javier untuk konfirmasi.

Setelah memastikan benar, resepsionis tersebut mengantarkan Celena sampai ke ruangan Javier.

Tok.. Tok... Tok...

"Masuk!" ucap Javier dari dalam ruangan.

"Silahkan masuk Nona, saya hanya bisa mengantar sampai sini," ucapnya lalu ia pergi.

Celena membuka pintu itu dengan perlahan, ia tidak tau mengapa jantung nya berdegup begitu kencang.

Deg!

Mata Celena membola dengan sempurna kala melihat sosok Javier yang tengah fokus mengerjakan pekerjaan nya.

Baru Celena akan berbalik pergi, namun tiba tiba suara bariton Javier seketika menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?" tanya Javier dingin.

"Ma—mau pulang! Ma—maaf saya tidak jadi melamar disini," ucap Celena terbata.

"Tapi cv kamu sudah ada di tangan saya, dan nasib nilai kamu ada di tangan saya," ujar Javier tersenyum miring.

"Sepertinya kau sengaja melakukan ini untuk mengancam ku iyakan!" sentak Celena kesal.

"Maybe," jawab Javier santai.

"Sekarang kau resmi jadi sekretaris magang ku, dan kau harus mengikuti semua ucapan ku," ucap Javier.

"Dasar cowok gila ngeselin, nyebelin!" pekik Celena.

"Terserah apa katamu, sekarang kau silahkan ke mejamu, dan pelajari semua pekerjaan mu," ucap Javier dingin.

"Sabar, sabar sabar ... Tenang Lena, orang sabar di sayang Tuhan. Berdoa saja semoga Tuhan memberikan sedikit hati kepada orang gila tersebut," gerutu Celena sambil berjalan keluar ruangan.

"Awas saja kau nanti cewek gila!" umpat Javier menatap tajam punggung Celena yang Kini sudah tak terlihat lagi.

"Hay Celena, perkenalkan namaku Herry. Aku asisten pribadi si Bos, kamu bisa tanyakan apapun padaku kalau ada yang tidak kamu tau," ujar Herry.

"Ah iya, terimakasih. Memang sepertinya aku masih harus banyak belajar," ujar Celena frustasi karena ternyata bos gilanya memberikan pekerjaan yang di luar batas nya.

"Apa yang kamu bingung kan?" tanya Herry saat melihat wajah Celena yang seperti orang kebingungan.

"Yang ini, ini juga sama yang ini," ujar Celena memberikan beberapa map kepada Herry.

Herry pun akhirnya membimbing Celena dengan penuh kesabaran. Sungguh hal itu membuat Celena sedikit terpukau akan sosok asisten tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    TAMAT

    Mendengar suara putri kecilnya yang terbangund an langsung berteriak,. Sontak saja membuat kedua orang dewasa itu sedikit terkejut. Javier segera melepaskan pelukan nya pada Wanita itu dan segera menghapus air matanya.“Sayang kok udah bangun?” tanya Javier mengalihkan pertanyaan Deera sambil tersenyum hangat pada putri kecil nya.“Ayah cama Bunda belicik! Deela na gak bica bobok lagi.” Kata anak itu sambil memanyunkan bibir nya. Wajah nya terlihat masih sangat mengantuk, tapi juga terlihat sangat kesal lantaran tidak di ajak untuk berpelukan.“Maaf Sayang,” Celena pun langsung menghampiri Deera dan memeluknya dengan erat. “Ayah nais agi?” tanya Deera polos saat melihat mata Ayahnya memerah. Kini, kepala anak itu sudah miring seolah ingin memastikan apakah benar sang ayah menangis lagi, untuk kesekian kalinya, atau hanya basah karena keringet.“Enggak Sayang, tadi mata Ayah kelilipan, makanya merah dan tadi Bunda lagi mau niupin mata Ayah.” Jelas Javie

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 83

    Lanjut Flashback on .... Bisma yang melihat gerak_gerak Felly sangat mencurigakan pun, akhirnya mengisyaratkan Langit untuk mengikuti gadis itu. Untungnya Langit anak yang cerdas dan memiliki IQ tinggi, jadi dengan cepat dia paham dan mengertiarti kode dari Bisma. Beberapa hari berlalu, sejak Celena di nyatakan koma, kesehatan Celine pun yang awalnya membaik menjadi semakin drop. Hingga sore itu, Langit datang menemui Bisma di ruang rawat Celine, dengan membawa beberapa informasi yang ia dapatkan beberapa hari ini. Berkat Langit, disitu Bisma tahu bahwa musibah yang menimpa Celena karena adanya faktor kesengajaan. Terlebih itu dilakukan oleh mantan kekasih dari suaminya sendiri. Bisma semakin meradang ketika melihat Javier dan mantan kekasihnya itu terus bersama selama beberapa hari ini. Meskipun Javier sudah menolak, namun Felly masih terus datang ke rumah sakit untuk membawakannya makan. Bahkan tak jarang Bisma tanpa sengaja melihat Felly memberikan minuman kepada Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 82

    Menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya, kini akhirnya mobil yang di tumpangi Javier sudah tiba di sebuah gedung tinggi yang tak lain adalah perusahaan ayah mertuanya. Sesampai nya di Alfarezky Group, Javier langsung berjalan cepat menuju ruangan mertuanya. Tidak ada yang mencegatnya. Semua sudah tau siapa Javier."Javier," panggilan pertama yang ia dapatkan dari Radit. Asisten mertuanya seketika membuat langkah kaki nya terhenti. "Selamat siang Om," sapa Javier begitu sopan.‘’Javier, ada apa? Tumben kemari?" tanya om Radit sedikit penasaran, karena tidak biasanya Javier akan datang ke kantor Alfarizky dengan tiba tiba. Biasanya, laki laki itu akan datang jika ada pekerjaan, itupun tidak mungkin secara mendadak, karena asisten Javier pasti akan lebih dulu mengkonfirmasi dan menginfokan kapan dan jam berapa akan datang ke sana. Tapi berbeda dengan sekarang, Javier datang dengan tiba tiba hingga mmebuat nya seidkit terkejut. "Daddy ada om? Ada yang ingin Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 81

    Malam harinya, setelah menidurkan ketiga anaknya. Kini Javier tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya, dengan tangan yang di lipat ke atas menjadikannya bantal."Sayang, aku sangat merindukan mu." "Andai kamu disini, bersama ku. Bersama kami," "Sayang, kenapa aku merasa bahwa kamu masih ada. Kenapa aku bisa merasa bahwa kamu ada di sekitar kami." Javier memejamkan matanya sambil menarik napas dengan begitu dalam. Bayangannya kembali saat ia menatap wajah Celine tadi siang. Ia merasa seperti sangat mengenal sorot mata sayu itu. Celena, dia Celena bukan Celine. Begitu pikirnya. Namun, Javier tidak berani menyimpulkan lebih lanjut lagi. Ia takut salah. Ia takut bila ia malah berpaling kepada Celine dan melupakan Celena. Javier bangkit dari tempat tidur nya, ia mengambil ponsel dan menghubungi Herry sang asisten juga sahabatnya. "Cari tau tentang Celine sekarang!" Hanya seperti itu, Javier langsung mematikan sambungan telfon. Membuat Herry terdi

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 80

    Makan siang kali ini semua hanya terdiam dan fokus dengan makanan masing-masing. Terutama untuk Celine dan Javier, karena sedari tadi keduanya hanya saling mencuri pandang. Entah apa yang sedang mereka rasakan, mereka sedang berusaha untuk tidak menatap. Walau pada akhirnya, tak hanya satu dua kali keduanya saling memergoki sedang menatap satu sama lain."Bunda, Deela mau makan kaya Bunda," ucapan Deera dengan suara khas cadel nya seketika membuyarkan lamunan kedua orang dewasa di depan nya."Sayang, kamu makan Ayam saja. Nanti badan kamu gatal lagi bagaimana?" Javier langsung menggelengkan kepala nya, untuk melarang agar Deera tak meminta makanan Celine."Deela mau cobain, Ayah. Deela mau itu!" Deera langsung memanyunkan bibirnya kala mendapat larangan dari sang Ayah."Deera mau ini Sayang?" Karena merasa tidak tega melihat Deera merengek, akhirnya Celine berniat untuk mengambilkan makanan yang di inginkan Deera, namun lagi lagi langsung di cegah oleh Javier."

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 79

    Di sebuah taman kanak kanak yang cukup terkenal di kota itu. Terlihat, tiga anak kecil tengah asik bermain di halaman depan TK. Dengan di dampiri dua orang wanita muda dan paruh baya, ketiga anak itu terlihat sangat bahagia."Alin, lihat ini aku juga puna Bunda," ucap Deera sambil berkacak pinggang menatap salah satu teman nya."Bohong! Itu bukan Bunda kamu. Bunda kamu kan sudah pergi ke surga!" kata anak kecil yang bernama Arin."Kamu gak lihat! Bunda aku Cudah pulang! Bunda Dela cudah pulang dali culga!" ucap Derra lagi."Deera bodoh! Mana ada orang bisa pulang dari surga! Orang yang di surga itu berarti sudah meninggal jadi bunda kamu itu sudah mati!" kata Arin langsung tertawa mengejek."Bunda Dela macih hidup!" jerit Deera lalu ia menangis dengan histeris.Celine dan mom Narra yang tadi tengah menemani Dean dan Derren pun langsung menghampiri Deera saat mendengar nya menangis."Sayang, ada apa ini?" tanya Celine dengan lembut dan berjongkok menyamaka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status