Share

JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA
JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA
Author: Isna Arini

Surat Perjanjian

Author: Isna Arini
last update Last Updated: 2023-08-01 09:42:36

Pintu kamar terbuka, tampak seorang wanita muda yang hendak membuka baju, kembali mengancingkan baju yang hampir terbuka tersebut dan segera membelakangi pintu.

"Temui aku di ruang kerja jika sudah selesai berganti baju." Suara bariton itu memberi perintah.

Tentu saja dia yang datang, siapa lagi yang berani keluar masuk kamar ini tanpa permisi kecuali dia. Si pemilik kamar ini, pria yang tadi pagi sudah menikahi wanita tersebut, Melody Elvina Haniyah di depan penghulu. Erlangga Surya Pratama, pria matang dan mapan, dengan usia terpaut dua puluh tahun dengan Melody.

"Ruang kerja tidak jauh dari kamar ini, dengan pintu berwarna coklat," sambung Erlan sebelum akhirnya dia kembali keluar dari kamar tersebut.

Dengan segera, Melody berganti pakaian dengan pakaian rumahan, kemudian bergegas menuju ruang kerja Erlan seperti yang dia perintahkan barusan.

Langkah wanita itu berhenti di depan pintu yang dimaksud, dia segera mengetuk pintu yang berdiri kokoh di depannya. Tak lama kemudian terdengar perintah dari orang yang ada di dalam sana, mempersilahkan masuk.

"Duduklah," perintah Erlan dari balik meja kerjanya.

Tanpa membantah, Melody mengikuti perintahnya untuk duduk di kursi yang ada di depan meja Erlan.

"Kamu bisa memiliki dan mengatur semua yang ada di rumah ini, tapi kamu tidak bisa memilikku ataupun mengaturku. Apalagi bermimpi memiliki tubuh dan hatiku, karena aku hanya mencintai istri pertamku." Suara tegas Erlan mengatakan sesuatu yang tidak dimengerti oleh Melody

Gadis itu langsung menatap pada pria yang sudah menghalalkannya itu dengan dahi berkerut. Hatinya bertanya-tanya, lalu apa tujuan menikahinya jika kata-kata seperti itu yang terucap,

Melody bahkan sempat berpikir pria itu dan juga keluarganya bersekongkol untuk menjadikannya istri dan menantu keluarga ini.

"Sejak awal bukan aku yang berniat menikah denganmu," terang pria itu seperti tahu apa yang Melody pikirkan.

"Lalu kenapa dia mau saja menikah denganku, dia cukup dewasa, bahkan cukup tua untuk menerima atau menolak sebuah perjodohan. Perjodohan gila antara gadis muda dengan pria tua yang berusia empat puluh dua tahun," batin Melody.

Erlangga memang belum tua tapi tetap saja lebih tua jika dibandingkan dengan Melody yang baru berusia dua puluh dua tahun. Erlan memang masih sangat menarik dan tampan, diusianya yang sekarang. Usia yang dianggap sempurna dan istimewa, usia puncak seorang pria. Konon katanya puber ke dua juga terjadi di usia ini.

"Baca dan fahami apa yang tertulis di kertas ini. Jika tidak mengerti silahkan tanya sekarang," perintah Erlan sembari menyodorkan map yang berisi lembaran kertas.

Apa seperti ini menikah dengan seorang pengusaha, alih-alih melewati malam pertama dengan istimewa, malah di hadapkan dengan lembaran kertas.

Tanpa banyak bicara, Melody menerima kertas itu dan membacanya. Ternyata semacam surat perjanjian. Mata gadis itu membaca dengan teliti dan awas. Namun dalam hati, dia menganggap ini bukan surat perjanjian namun surat perintah. Semua point yang tertulis di dalam sana adalah perintah buatnya, bukan perjanjian dengan dia dan pria yang sudah menjadi suaminya itu.

Tanpa bertanya lagi, Melody segera menandatangani keras itu.

"Sudah faham? Tidak ada pertanyaan?"

"Sudah, Pak Erlan. Saya adalah mahasiswi tercerdas di angkatan saya," ketus Melody.

Jika tahu semuanya akan seperti ini, lebih baik dia melanjutkan S2 lalu menjadi dosen seperti cita-citanya.

Hatinya seketika semakin dipenuhi amarah, bukan dia juga yang menginginkan pernikahan ini. Melody memang tidak berharap untuk langsung dekat dengan suaminya, tidak ingin juga langsung melewati malam panas seperti pengantin pada umumnya. Tapi bukan berarti dia menerima penghinaan seperti ini.

Dia gadis muda yang cerdas dan berpendidikan, masih banyak yang hendak dia lakukan di masa mudanya ini. Bukannya menjadi istri pajangan seperti sekarang.

"Boleh aku keluar?" Aku ingin istirahat," ucap Melody setelah meletakkan pena yang baru saja dipakainya di atas map berisi kertas yang dia tandatangani.

"Hemmm ...." Erlan menjawab dengan gumaman.

Melody bangkit dari kursi yang di dudukinya, lalu beranjak menuju pintu keluar.

"Jangan panggil Pak, aku suamimu," seru Erlan saat Melody sudah membuka pintu dan hendak keluar ruangan itu.

"Demi Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya, aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku. Memintaku tetap ada di sisimu, dan dengan tanganmu sendiri kamu akan merobek kertas perjanjian sialan itu!" Melody bertekad dalam hati.

🍁 🍁 🍁

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nur rahmah
baru hadir......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 41

    Jerat Cinta Istri Muda 41"Aldo siapkan peralatan flyboard dan juga satu orang profesional yang bisa melakukan hal tersebut. Bawa ke sini semuanya sekarang juga," perintah Erlan pada asisten pribadinya melalui panggilan telepon."Ini sudah malam, untuk apa Bapak memerlukan hal seperti itu?" tanya Aldo."Apakah aku harus memiliki alasan saat menyuruhmu melakukan sesuatu? Lagi pula ini baru jam sembilan malam.""Baik, Pak, akan segera saya siapkan," ucap Aldo.Sebagai seorang asisten pribadi, Aldo memang seringkali mengerjakan hal-hal pribadi yang diperintahkan oleh Erlan. Tak peduli pada waktu dan jam berapa meskipun itu bukan jam kantor. Semua kebutuhan Erlan Aldo harus siap siaga untuk menyediakannya bahkan jika dia harus bekerja dua puluh empat jam. Setelah memberi perintah kepada Aldo Erlan hanya menatap sekilas pada pintu kamar di mana Melody merajuk dan masuk ke sana. Sebenarnya dia ingin membujuk, tapi mengingat hari ini Erlan sudah banyak berbuat salah pada Melody, akhirnya pr

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 40

    Jerat Cinta Istri Muda 40Semburat warna jingga hampir terlihat di cakrawala, angin bertiup sepoi-sepoi, menerpa wajah Melody. Suasana memang romantis, tapi wanita itu sendirian menikmatinya. Erlan, suaminya yang tiba-tiba mengajaknya pergi ke pulau ini ternyata masih saja sibuk dengan urusan pekerjaannya. Melody tentu saja merasa aneh, Erlan yang kukuh ingin pergi bulan madu tapi setelah sampai tujuan malah sibuk bekerja. "Kamu lihat laut dulu sendirian ya, saya ada pekerjaan mendadak. Tidak kemana-mana, hanya ada meeting online sebentar," ucap Erlan pada Melody, saat waktu menunjukan jam tiga lewat lima puluh menit. "Meeting apa jam segini, bentar lagi orang pulang kerja," protes Melody tak percaya. "Makanya mau pulang jadi meeting dulu, Melody Sayang."Tak mau berdebat dengan suaminya, Melody akhirnya memilih untuk pergi melihat pantai sendirian. Sejak dia datang, Melody memang sangat antusias melihat tempat tersebut. Meskipun awalnya dia harus berdebat dengan Erlan karena tak

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 39

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 39"Adik? Memangnya untuk apa?" Tanya Melody kebingungan. Untuk apa putrinya itu meminta adik di usianya yang sekarang. Dia memang tidak terlalu memikirkan untuk segera memiliki anak. Selain karena khawatir dengan kedua putri sambungnya yang mungkin saja tak akan terima dia juga masih ingin fokus kuliah. Entahlah, untuk saat ini dia tak begitu memikirkan tentang buah hati. Ditambah lagi dia juga menggunakan kontrasepsi. "Adik kok untuk apa sih, Melody," sahut Santika. "Memangnya kamu gak pengen punya anak dari Erlan, kamu gak mau melahirkan keturunan dari kami?""Bu-bukan begitu, Ma. Tapi ini terlalu tiba-tiba." "Tiba-tiba bagaimana, kan udah pernah hamil," cecar Santika. Melody menatap suaminya berharap sang suami membantunya untuk berbicara. Hanya Erlan yang tahu kalau dia memasang alat kontrasepsi saat ini, dan juga dia bingung hendak beralasan apa pada mertuanya."Kamu sudah siap punya adik lagi? Gak malu udah gede masih punya adik bayi?" Tanya Erlan pa

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 38

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 38"Pa, aku mau pindah kuliah ke luar kota," kata Fayanna , saat mereka tengah asyik makan malam bersama. Erlan dan Melody berpandangan, Erlan memang sudah dengan sengaja memerintahkan Haidar ke luar kota. Bekerja di perusahaan cabang, sebenarnya Erlan hanya akan melakukan itu selama beberapa bulan saja. Penasaran dengan apa yang dikatakan Melody, apa iya putrinya benar-benar akan meminta ijin untuk kuliah di luar kota juga seperti perkataan Melody malam itu. "Ngapain sih, Kak, keluar kota segala. Kampus milik keluarga kita juga udah paling bagus di kota ini. Susah-susah amat, aku sendiri di rumah ini kalau gak ada Kakak," protes Kaire."Ada Mama," balas Fayanna. "Mama?" Kaire mengulang perkataan kakaknya. "Kak Melody," terang Fayanna . Pandangan gadis itu beralih dari adiknya ke ibu tirinya. "Iya, ngapain harus ke luar kota. Memangnya apa yang salah dengan kampus di kota ini. Lagi pula kamu masih anak-anak jangan jauh-jauh dari rumah. Udah di sini aja ken

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 37

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 37Suasana sejuk dan nyaman sangat terasa, juga pemandangan indahnya kota yang dihiasi oleh lampu-lampu yang berkelap-kelip terlihat sangat jelas dari tempat duduk Erlan berada sekarang. Pria itu sedang makan malam di restoran yang berada di sebuah atap gedung dengan puluhan lantai. Di depannya, duduk wanita cantik yang sejak tadi tersenyum manis padanya, Ariana."Dalam rangka apa Mas Erlan mengajakku makan malam seperti ini?" Tanya Ariana. "Banyak hal yang ingin aku bicarakan," balas Erlan. Ariana kembali tersenyum manis, hatinya seakan dipenuhi bunga-bunga. Dia merasa akan mendapatkan hati pria yang selama ini dikaguminya. Tidak sia-sia dia sudah melakukan segala cara untuk mendapatkannya."Aku banyak waktu itu itu," timpal Ariana dengan senyuman mengembang.Erlan menghirup nafas dalam-dalam sebelum memulai percakapannya."Ariana, sebagai keluarga, sebagai teman, aku meminta baik-baik padamu kali ini. Jangan menganggu keluargaku, terutama istriku. Seperti h

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 36

    Erlan mendapatkan kabar dari orang suruhannya, mobil yang membawa Melody terakhir kali tertangkap kamera pengawas di dekat sebuah hotel. "Melody ada di hotel?" tanya Erlan. "Saya tidak yakin, Pak.""Kalau tidak yakin kenapa menghubungi, cari sampai ketemu mobil dan yang mengemudi. Lalu tanyakan di mana istriku berada," bentak Erlan penuh emosi. Bagaimana bisa dia hanya mendapatkan informasi hanya sepotong saja, meskipun memang sejak tadi dia yang terus mencecar sang pencari informasi. Erlan bergegas mengendarai mobil menuju hotel yang dimaksud oleh orang suruhannya, bisa jadi memang Melody ada di sana entah untuk apa. Tapi selama ini dia sudah berjanji pada istrinya akan percaya padanya sepenuhnya. Dan kali inipun dia tidak akan membuat keputusan yang akan merugikannya. Apapun yang dia temui nanti, Erlan akan mengedepankan percaya pada Melody.Ponsel Erlan berdering saat pria itu sedang berkendara, lelaki itu segara menerima panggilan menggunakan earphone yang terpasang di telinga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status