Home / Romansa / JERAT CINTA RENTENIR MUDA / Games Kekompakan Pasangan

Share

Games Kekompakan Pasangan

Author: DV Dandelion
last update Last Updated: 2025-10-07 11:43:49

Nyaring suara tonggeret, dinginnya udara pegunungan, serta kabut tipis yang turun perlahan membuat suasana pagi itu terasa syahdu. Uri yang semalam mabuk perjalanan sudah terlihat lebih segar. Pun dengan Ayu yang kemarin sempat kehabisan tenaga.

Pagi itu, Ayu sibuk menyiapkan sarapan bersama Sora di dapur villa. Dari ruang utama, Bahtiar memperhatikan keduanya. Sora tertawa lepas, wajahnya seolah tak menyimpan luka. Kontras sekali dengan keluhan getir yang ia lontarkan semalam.

Harum aroma kopi dan mie rebus mengepul dari panci kecil yang diletakkan di atas kompor. Meski dengan menu seadanya, sarapan itu terasa mewah karena dinikmati bersama orang-orang terdekat. Tawa mereka berpadu dengan suara burung-burung liar yang bersahutan dari dahan pinus.

“Yuk, sarapan dulu sebelum mandi! Habis itu kita kumpul di ruang utama karena Teh Sora sudah menyiapkan mini games buat kita,” ajak Ayu kepada lima orang lainnya.

“Mini games?” ulang Bahtiar.

“Iya, Bang. Tapi Teh Sora nggak bilang gamesnya a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Jalan-jalan Berakhir Petaka

    “Kok kamu bisa salah sih, Mas?” protes Sora. “Aku kan takutnya sama kucing, bukan kecoa!”Gunadi menggaruk kepala. Namun, wajahnya tidak benar-benar tampak merasa bersalah.“Ya udah sih, Sayang, lagian cuma games. Nggak lucu juga kalau kamu yang kasih hadiah, kamu juga yang dapat.”“Bukan soal menang kalahnya, Mas. Ini dikasih soal yang gampang aja kamu tetep jawab salah, apalagi kalau soalnya susah?” Sora masih tidak terima. Meski nada bicaranya sama sekali tidak meninggi, kerutan di alisnya menandakan bahwa ia sedang kesal.Melihat situasi mulai memanas, Ayu segera menengahi perdebatan pasangan itu. “Kita lanjut ke pertanyaan keempat, ya!”Ayu sengaja mencari pertanyaan yang kira-kira mudah dan bisa Gunadi jawab dengan tepat. Mereka akhirnya bisa menyelesaikan 10 pertanyaan.“Oke, kita rekap, ya!” kata Ayu sambil menatap peserta satu per satu.“Uri dan Bang Gugun berhasil mengumpulkan tujuh poin. Ayu dan Bang Tiar delapan poin. Dan terakhir, Teh Sora dan Pak Gunadi … tiga poin!”Uri

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Games Kekompakan Pasangan

    Nyaring suara tonggeret, dinginnya udara pegunungan, serta kabut tipis yang turun perlahan membuat suasana pagi itu terasa syahdu. Uri yang semalam mabuk perjalanan sudah terlihat lebih segar. Pun dengan Ayu yang kemarin sempat kehabisan tenaga.Pagi itu, Ayu sibuk menyiapkan sarapan bersama Sora di dapur villa. Dari ruang utama, Bahtiar memperhatikan keduanya. Sora tertawa lepas, wajahnya seolah tak menyimpan luka. Kontras sekali dengan keluhan getir yang ia lontarkan semalam.Harum aroma kopi dan mie rebus mengepul dari panci kecil yang diletakkan di atas kompor. Meski dengan menu seadanya, sarapan itu terasa mewah karena dinikmati bersama orang-orang terdekat. Tawa mereka berpadu dengan suara burung-burung liar yang bersahutan dari dahan pinus.“Yuk, sarapan dulu sebelum mandi! Habis itu kita kumpul di ruang utama karena Teh Sora sudah menyiapkan mini games buat kita,” ajak Ayu kepada lima orang lainnya.“Mini games?” ulang Bahtiar.“Iya, Bang. Tapi Teh Sora nggak bilang gamesnya a

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Kisah dari Masa Lalu

    “Lama-lama capek juga ya pura-pura nggak kenal sama kamu.”Bahtiar spontan menoleh. Dahinya langsung berkerut.“Kita … pernah ketemu?” tanyanya, suaranya ragu campur penasaran.Sora menarik sudut bibir hingga membentuk lengkungan yang tidak simetris. “Coba ingat-ingat lagi. Ospek mahasiswa baru Sekolah Tinggi Manajemen Keuangan, tahun 2018.”Bahtiar menelengkan kepala sambil menyipitkan mata. Ia lantas menggeleng pelan karena tidak ada sesuatu yang spesial untuk diingat.“Ikat kepala tradisional Sunda,” pancing Sora lagi.Mata Bahtiar langsung membelalak. “Jangan bilang kamu ….”Sora mengangguk cepat. “Iya. Aku yang nolong kamu waktu kamu lupa bawa ikat kepala batik.”“Astaga!” Bahtiar menepuk dahi. “Jadi itu kamu?”“Yap! Udah ingat sekarang?”Bahtiar mengerjap-ngerjapkan mata, antara terkesima dan heran bagaimana Sora masih ingat dirinya. Kejadiannya bahkan sudah berlalu hampir 10 tahun.“Kok bisa, sih?” gumam Bahtiar lagi. “Serius nggak nyangka banget bisa ketemu lagi dengan cara se

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Rehat Sejenak

    Sebuah koper besar terbuka di atas tempat tidur. Ayu sibuk memasukkan pakaian hangat, kerudung, perlengkapan mandi, serta barang lainnya. Sesekali ia berhenti, senyum-senyum sendiri, lalu kembali melipat pakaian dengan rapi. Rasa penat beberapa hari terakhir seolah luruh, berganti dengan semangat baru menyambut perjalanan menuju Puncak, Bogor.[Aku ada ide! Gimana kalau kita jalan-jalan ke puncak? Aku punya villa di sana. Kita nginep sambil barbeque-an.]Itu bunyi pesan Sora beberapa hari lalu. Ayu awalnya kaget, tapi setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya itu bukanlah ide yang buruk.[Mau camping nggak, Teh? Aku kangen banget camping di gunung kayak waktu Pramuka SMA.][Boleh banget! Kita bangun tenda di lapangan sebelah villa aja. Biar nggak terlalu repot kalau butuh apa-apa.]Ayu membalas dengan emoji senyum disertai mata love. Pesan lanjutan dari Sora kembali masuk.[Kamu ajak Bang Tiar juga, ya. Suami juga ikut soalnya.]Ayu terpikir untuk mengajak Uri sekalian. Baginya, liburan

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Memecat Karyawan

    Ruang tamu malam itu terasa hampa. Ayu duduk di sofa dengan tangan bertaut. Wajahnya muram. Di hadapannya, Bahtiar baru saja menutup sambungan telepon dengan klien. Sejak tadi Ayu ragu membuka topik, tetapi beban pikirannya terlalu besar untuk ditahan sendirian.“Bang,” ucapnya pelan, “aku mau cerita, tapi bingung mulainya dari mana.”Bahtiar menoleh cepat, menatap istrinya penuh perhatian. “Ada apa, Sayang? Sini, sini ….”Ayu beringsut mendekat. Kepalanya rebah di paha Bahtiar dengan posisi tidur miring ke kanan. Lelaki itu lantas mengusap rambutnya dengan lembut.“Sebenarnya sedang ada masalah yang cukup serius di butik.” Ayu mengawali ceritanya.Bahtiar diam, menyimak kelanjutan ucapan sang istri. Ayu kemudian menjelaskan semuanya dari awal: perbedaan jumlah stok, diskusinya dengan Sora, hasil analisis Galuh tentang laporan keuangan, hingga Ayu yang memergoki tindakan curang karyawannya lewat CCTV.Ayu menutup ceritanya dengan pengakuan Siska, Mia, dan Wina. Tentang mengapa dan bag

  • JERAT CINTA RENTENIR MUDA   Mengumpulkan Bukti (2)

    “Ada yang nggak beres dengan laporannya, Teh. Ini kayaknya bukan sekadar salah ketik!” ucap Galuh lirih, tapi penuh keyakinan.Galuh memutar layar laptop sedikit agar Ayu bisa melihat lebih jelas. Jari telunjuknya mengetuk angka-angka yang sudah ia sorot kuning, lalu berpindah ke kertas bukti pembayaran dari suplier.“Lihat! Di bulan Februari selisihnya masih sedikit, cuma tiga cardigan. Tapi makin ke sini, jumlahnya makin banyak. Kalau cuma salah ketik, seharusnya hanya satu-dua data yang berbeda.”Ayu menunduk, membaca angka yang ditunjuk Galuh. Memang ada ketidaksesuaian dan jumlahnya mengalami peningkatan.“Terus ….” Galuh beralih pada tabel pengeluaran bulanan. “Biar nggak keliatan janggal dan angka hitungan akhirnya tetap sama, mereka nambahin pengeluaran fiktif. Kayak di bulan Juni nih, tiba-tiba ada biaya servis AC. Padahal kan AC di butik Teteh baru ganti. Masih ada garansi toko kalau memang bermasalah.”Ayu terdiam. Ingatannya langsung melayang ke nota pembelian AC yang masi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status