Home / Rumah Tangga / JODOH DARI THAILAND / Tamu Tak Diundang

Share

Tamu Tak Diundang

last update Last Updated: 2024-11-01 17:28:21

🏵️🏵️🏵️

Rania tidak pernah menyangka kalau pemuda yang baru ia kenal seminggu yang lalu, kini sedang berbincang dengan kedua orang tuanya. Baginya, ini merupakan hal yang sangat langka. Padahal selama ini, tidak sedikit laki-laki yang berkenalan dengannya, tetapi tidak senekat Leo.

Pak Bagas Wardana—ayah Rania, melemparkan senyuman kepada putri bungsunya lalu meminta gadis itu duduk. Sementara Bu Farida—ibu Rania, masih tertegun melihat ketampanan Leo. Ternyata Pak Bagas memperhatikan sikap istrinya tersebut.

“Kita ke ruang TV, yuk, Mah.” Laki-laki itu berdiri lalu meraih tangan Bu Farida.

“Papa duluan aja. Mama mau ikutan ngobrol.” 

“Mama ada-ada aja. Biarkan mereka ngomong berdua. Masa mau ikut campur urusan anak muda.” Pak Bagas tetap masih bersikeras menghentikan keinginan istrinya.

“Iya, deh.” Bu Farida pun, berdiri. “Om dan Tante ke dalam dulu, ya, Nak Leo.” Wanita itu menunjukkan deretan gigi putihnya di depan Leo lalu ia dan sang suami beranjak dari ruangan itu.

“Abang kenapa masih di sini?” Rania bertanya kepada Azzam yang masih berdiri di dekat sofa.

“Cie, nggak mau diganggu, ya. Udah nggak sabar ingin berduaan.” Azzam justru menggoda adiknya itu.

“Udah, ah. Abang masuk sana. Aku mau ngomong penting sama, nih, cowok.” Rania menunjuk ke arah Leo.

“Iya, deh, ngerti.” Azzam mengangkat alis kanannya. “Bro, hati-hati dengan adik saya. Bawel banget.” Azam melihat ke arah Leo. Setelah itu, ia pun beranjak ke kamarnya.

“Abang mau ngapain ke sini?” Rania langsung melontarkan pertanyaan kepada Leo setelah Azzam pergi. Saat ini, mereka duduk dengan posisi berhadapan.

“Tebak aja sendiri.” Leo memberikan jawaban dengan santai.

“Ih, nyebelin. Nggak ada kasih kabar, tiba-tiba nongol.” Rania kesal mendengar jawaban Leo.

“Mau kasih kabar lewat apa? Saya nggak punya nomor HP kamu.”

“Pokoknya saya tetap nggak terima. Nggak bisa bayangin, deh, kalau Papa dan Mama mikir yang aneh-aneh. Kalau mereka nanya, saya harus jawab apa? Apalagi Bang Azzam yang super kepo. Benar-benar bikin ribet.”

“Bawel.”

“Apa?” Rania memandang Leo dengan tatapan kesal.

“Bukan hanya saya yang bilang kamu bawel. Ternyata Abang kamu juga.” Leo menyunggingkan bibirnya.

“Nggak perlu basa-basi lagi. Apa tujuan Abang ke sini?”

“Mau lamar kamu.” 

“Tuh, kan, makin nyebelin. Kalau memang nggak ada yang penting, Abang silakan pulang. Saya juga mau istirahat.” Rania menganggap ucapan Leo sebagai candaan semata.

“Lamaran kamu anggap nggak penting? Niat saya ke sini serius untuk lamar kamu.” Leo menunjukkan wajah serius.

Rania kini bergeming karena tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Leo. Baginya, ini merupakan kejadian yang tidak biasa. Ia sangat ingat kalau pertemuan pertamanya dengan Leo hanya dua jam, artinya 120 menit. Ia tidak percaya jika pemuda yang baru ia kenal itu memiliki niat untuk melamar dirinya.

Setelah Leo berpisah dengan Rania seminggu yang lalu, pemuda itu langsung mengutarakan niatnya kepada sang ayah di kantor. Ia mengaku terpesona melihat Rania. Ia juga tidak sungkan meminta izin dan doa dari ayahnya agar merestui niatnya untuk mempersunting Rania.

“Leo ingin mempersunting gadis pilihan Leo, Pih.” Leo bersemangat menyampaikan niatnya di depan Pak Zainal seminggu yang lalu.

“Apa kamu yakin? Ingat, loh, perusahaan ini juga tanggung jawabmu. Apa kamu bisa membagi waktu untuk keluarga dan karir?” Pak Zainal ingin mengetahui jawaban anak semata wayangnya tersebut.

“Bisa, Pih. Leo sangat yakin.” Leo menunjukkan keseriusannya.

Setelah pulang kantor, Leo dan ayahnya kembali membicarakan tentang lamaran kepada Bu May. Wanita itu pun menyerahkan segalanya kepada anaknya. Ia dan suaminya sangat bahagia mendengar cerita putra mereka tentang Rania.

Leo sangat bersyukur karena telah mendapatkan restu dari ayah dan ibunya. Ia pun akhirnya memilih untuk berkunjung ke rumah Rania hari ini. Ia ingin menyampaikan niatnya kepada sang pujaan hati. Namun, setelah dirinya mengutarakan niat itu, Rania justru tidak percaya.

“Nia ... saya serius ingin melamar kamu.” Leo kembali mengucapkan tujuannya kepada Rania.

“Saya nggak mau dengar. Sekarang Abang pergi.” 

“Saya akan buktikan keseriusan saya. Tunggu aja.” Leo pun akhirnya beranjak karena Rania meminta dirinya segera pergi.

Rania kini kembali memasuki kamar setelah berhasil meminta Leo pergi dari rumahnya. Gadis itu menghempaskan diri ke tempat tidur. Ia masih belum mampu memahami apa yang Leo sampaikan tadi. Baginya, ini merupakan lelucon yang unik.

🏵️🏵️🏵️

Rania—gadis berusia dua puluh tahun, saat ini masih duduk di bangku kuliah tingkat tiga. Sebagai mahasiswi, ia belum pernah memikirkan untuk menikah di usia muda karena masih fokus dalam pendidikannya. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang dosen.

Saat ini, ia ingin tetap mempertahankan prestasinya di kampus. Gadis itu tidak pernah absen sebagai juara kelas sejak duduk di bangku SD. Setelah memasuki bangku kuliah, ia juga selalu memperoleh IPK tertinggi di kelasnya. Oleh karena itu, ia pun sering mendapatkan beasiswa.

Ia tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki sikap dermawan. Beasiswa yang ia dapatkan dari hasil prestasi selalu disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia biasanya menyumbangkannya ke Panti Asuhan Umi Al Fitrah Tanjungpinang.

“Hei, ngelamun aja dari tadi.” Liza menepuk bahu Rania. 

Liza adalah sahabat Rania sejak mereka duduk di bangku kuliah. Kedua gadis itu juga memilih jurusan yang sama. Liza sangat heran melihat sikap Rania yang tidak seperti biasanya. Padahal hari Sabtu kemarin, temannya itu masih berbincang dengan ceria.

“Kamu lagi ada masalah?” tanya Liza kepada Rania.

“Nggak, kok.”

“Tumben menyendiri. Biasa juga ke kantin bareng.” 

“Aku lagi pengen sendiri.”

“Kamu kecapekan liburan, ya, kemarin? Jalan sama siapa?” Liza memainkan alisnya di depan sahabatnya tersebut.

“Aku di rumah aja, kok.” 

“Tapi kamu hari ini beda dari biasanya. Kayak lagi mikir gitu.”

“Aku mikirin dia.”

“Cie, dia siapa, tuh?”

“Udah, ah. Pak Fadli udah masuk, tuh.”

Sekarang, mahasiswa dan mahasiswi di kelas Rania mengikuti mata kuliah Matematika Keuangan. Ini merupakan pelajaran favorit gadis itu. Namun kali ini, ia tidak fokus karena masih memikirkan apa yang Leo ucapkan kemarin. Ia merasa belum siap jika hal itu benar terjadi.

Setelah mata kuliah selesai, kelas pun bubar. Hari ini, Rania tidak membawa kendaraan sendiri karena Azzam yang mengantarnya ke kampus. Jadi, ia akan pulang bersama Liza. Namun, sebelum tiba di pintu gerbang, ia sangat terkejut melihat Leo, sosok yang telah membuat konsentrasi belajarnya buyar hari ini.

Ia ingin menghindar, tetapi Leo telah melihatnya. Pemuda itu pun menghampiri Rania lalu mengajaknya masuk mobil. Mahasiswi tingkat tiga itu tidak mampu mengelak dan menolak. Sementara Liza sangat tertegun menyaksikan ketampanan Leo hingga mengabaikan Rania yang berpamitan.

“Aku benci kamu, Bang.” Rania kesal. Ia langsung melontarkan apa yang ia rasakan terhadap Leo.

“Eh, panggilannya udah beda. Pakai kamu.” Leo tersenyum melihat bibir manyun Rania.

“Biarin. Mulai sekarang, aku mau jadi cewek galak di depan kamu.” 

“Terserah kamu aja. Aku nggak apa-apa, kok.”

“Ih, kamu benar-benar nyebelin. Mau kamu apa, sih?”

“Hari ini, aku akan datang lagi ke rumahmu. Tunggu aku, ya.”

“Ngapain ikutan pakai aku.”

“Bawel, bawel.”

🏵️🏵️🏵️

Waktu menunjukkan pukul 15.30 Wib, Rania heran melihat ayah dan kakaknya telah tiba di rumah. Padahal biasanya, kedua lelaki itu hampir setiap hari pulang kantor jam lima. Pak Bagas pun menjelaskan kalau tadi, ia dan Azzam langsung pulang setelah bertemu klien.

Rania sangat bersyukur karena Pak Bagas akan turut menyambut kedatangan Leo beserta keluarga besar dari pihak ayahnya. Ia tidak menyangka kalau Leo menepati janjinya untuk berkunjung ke rumahnya. Kedua orang tua gadis itu juga sangat terkejut setelah mendengar tujuan keluarga Leo.

Rania makin terkejut lagi setelah mengetahui Pak Zainal dan Pak Bagas yang merupakan teman sekelas waktu SMP. Kedua lelaki itu berbincang panjang lebar sambil mengenang masa-masa saat masih memakai seragam putih biru. Melihat keakraban orang tua tersebut, Leo sangat bahagia.

“Saya, sih, terima lamaran ini, tapi saya tetap menyerahkan keputusan kepada Nia karena dia yang akan menjalaninya nanti.” Pak Bagas berterus terang tentang apa yang ia rasakan.

“Kamu bujuk Nia, dong, Gas.” Pak Zainal berharap banyak kepada sahabatnya tersebut.

“Saya tidak mau ada pemaksaan, Nal. Begini aja, saya kasih tantangan untuk Leo. Jika dia berhasil membujuk Nia dalam waktu dua jam, saya janji akan menyetujui pernikahan mereka. Sekarang, kita kasih mereka berdua kesempatan ngobrol di teras depan.” Pak Bagas tidak ingin memaksakan kehendak terhadap Rania, walaupun sebenarnya ia menyukai Leo yang sangat berwibawa dan dewasa.

Leo dan Rania pun beranjak dari ruang tamu menuju teras depan. Saat ini, Rania sangat bingung harus bersikap seperti apa. Di satu sisi, ia tidak ingin mempermalukan kedua orang tuanya dan kakaknya. Namun di sisi lain, ia belum siap menikah di usia muda dan masih berstatus sebagai mahasiswi. Ia tidak tahu apakah dirinya akan menerima atau menolak Leo.

=============

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JODOH DARI THAILAND    Berbohong karena Cinta

    🏵️🏵️🏵️Leo tidak mampu berkata-kata setelah melihat istri yang sangat ia cintai, kini berdiri di hadapannya. Ia pun langsung mendekap wanita itu, tetapi penolakan yang ia dapatkan. Rania meronta-ronta hingga berhasil melepaskan pelukan Leo. Ia masih sangat kesal terhadap laki-laki itu.Orang tua Rania yang sejak tadi duduk di ruang keluarga, langsung memasuki kamar putri mereka tersebut. Mereka sangat heran melihat sang anak bungsu yang menjauh dari Leo, bahkan mendorong tubuh laki-laki itu.Bu Farida berusaha membujuk Rania lalu memeluknya. Wanita paruh baya itu mengajak Rania duduk di tempat tidur dan memintanya menceritakan apa yang terjadi. Sementara Leo langsung berlutut di depan istri yang sangat ia cintai tersebut.“Sayang, kamu kenapa?” Leo meraih tangan Rania lalu menggenggamnya.“Sampai kapan kamu bohongin aku terus?” Rania langsung melontarkan pertanyaan itu kepada Leo.“Bohong apa, Sayang? Aku nggak ngerti.” Leo tidak mengerti dengan ucapan Rania.“Hebat kamu, Bang. Kamu

  • JODOH DARI THAILAND    Alat Tes Kehamilan

    🏵️🏵️🏵️Dua bulan berlalu, tetapi Leo masih belum mampu menceritakan apa yang membuatnya merasa bersalah terhadap Rania. Ia sangat tahu seperti apa sifat istrinya tersebut. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi di antara mereka.Leo juga tidak ingin mengganggu kebahagiaan Rania saat ini, di mana wanita itu sangat senang menyaksikan pernikahan Azzam—kakak semata wayangnya. Rania mengaku terharu karena akhirnya melihat Azzam menikah dengan Ayu.Bukan hanya itu saja alasan yang membuat Leo belum mampu mengutarakan kejujuran kepada Rania. Ia juga tidak ingin melihat istrinya sedih. Apalagi saat ini, Leo sedang mengharapkan keajaiban agar Rania kembali hamil.“Bang, kita nginap di sini aja, ya, malam ini.” Rania berharap agar Leo memenuhi keinginannya untuk menginap di rumah orang tuanya setelah acara pernikahan Azzam dan Ayu selesai.“Iya, Sayang. Aku ngikut aja.” Leo mengembangkan senyuman di depan Rania.“Terima kasih, Bang.” Rania bahagia mendengar jawaban Leo. Ia pun mengajak su

  • JODOH DARI THAILAND    Kebohongan yang Disembunyikan

    🏵️🏵️🏵️Rania kembali menginjakkan kaki di rumah keluarga Leo. Ia tidak tahu apakah hatinya bahagia atau justru sebaliknya. Di satu sisi, ia merasa bahwa sewajarnya dirinya berada di rumah suaminya. Namun di sisi lain, ia tetap kesal mengingat Laura.Kini, Rania merebahkan tubuh di kamar. Ia ingin menanyakan tentang Laura. Namun sebelum niat itu terucap, Leo pun memintanya untuk mendengar penjelasan tentang Laura. Rania terkejut, tetapi juga bahagia setelah mengetahui keadaan Laura yang sebenarnya.Rania ingin memeluk Leo karena menganggap laki-laki itu tetap setia dengan cintanya terhadapnya. Namun, ia mencoba untuk menahan diri dan berpura-pura bersikap biasa saja walaupun hati kecilnya mengatakan kalau ia sangat bahagia saat ini.“Kok, respons kamu biasa aja, Sayang? Kamu nggak bahagia?” Leo tidak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan istrinya.“Aku harus bilang apa?” Rania memberikan balasan dengan nada santai.“Aku sudah menepati janjiku untuk membuktikan kalau aku hanya milikm

  • JODOH DARI THAILAND    Kebenaran yang Terungkap

    🏵️🏵️🏵️Tiga bulan berlalu, penyelidikan Leo tentang niat Laura, akhirnya membuahkan hasil. Kini, kenyataan yang sebenarnya pun terungkap. Laura sengaja mengaku mengandung anak Leo karena dirinya ingin mendapatkan laki-laki yang ia cintai tersebut.Laura tidak dapat mengelak lagi saat keluarga Leo memeriksakan usia kandungannya ke rumah sakit hari ini. Dalam perkiraan ketika kepulangan Leo dari Thailand, seharusnya usia kehamilan Laura memasuki delapan bulan, tetapi kenyataannya sungguh di luar dugaan.Bu May selama ini sudah menaruh curiga melihat bentuk perut Laura yang tidak sewajarnya. Dugaan wanita paruh baya itu benar-benar membuat hati Leo bahagia. Usia kehamilan Laura baru memasuki lima bulan. Ia telah melakukan kebohongan besar demi mewujudkan keinginannya.Sejak Leo meninggalkan Thailand tujuh bulan yang lalu, Laura merasa hancur. Ia pun sering menghabiskan waktunya di tempat hiburan malam didampingi Siwat. Oleh karena keduanya sedang dalam keadaan mabuk, hubungan yang belu

  • JODOH DARI THAILAND    Butuh Bukti

    🏵️🏵️🏵️Pak Bagas dan Bu Farida terkejut melihat Rania yang langsung berlari menuju kamarnya. Kedua orang tua itu tidak mengerti kenapa anak bungsu mereka tiba-tiba kembali pulang tanpa memberi kabar sebelumnya. Sementara Azzam menghampiri ayah dan ibunya yang sedang bersantai di depan TV. Ia tidak lupa membawa masuk koper milik Rania.Azzam pun memilih duduk menghadap Pak Bagas dan Bu Farida. Ia meminta agar kedua orang tuanya tersebut tidak terkejut dengan apa yang akan ia sampaikan. Azzam merasa berat untuk menyampaikan apa yang terjadi terhadap Rania kepada ayah dan ibunya, tetapi ia ingin tetap jujur dengan kenyataan yang sebenarnya.Azzam menghela napas lalu mulai menceritakan penderitaan yang Rania alami saat ini. Ia berusaha tenang mengungkapkan fakta tentang Leo. Pak Bagas dan Bu Farida kembali terkejut dan mereka mengaku tidak percaya dengan apa yang Azzam sampaikan.“Nggak mungkin Azzam bohong, Pah, Mah. Nia sedih banget sekarang. Dari rumah Leo sampai ke sini, dia nangis.

  • JODOH DARI THAILAND    Kemunculan Laura

    🏵️🏵️🏵️Rania menepati janji yang pernah ia ucapkan, mencabut gugatan cerai dari pengadilan. Terbukti saat ini, dirinya kembali tinggal di rumah Leo. Ia bahkan lebih bahagia daripada saat awal menikah. Kini, tiga bulan telah berlalu, Rania pun memasuki tingkat akhir dalam pendidikannya di STIE Pembangunan Tanjungpinang. Ia sangat bahagia karena Leo selalu memberikan dukungan dan semangat kepadanya. Di samping itu, hubungan mereka juga makin membaik dan mesra.Akan tetapi, Rania sering merasa bersalah karena menganggap dirinya tidak mampu memenuhi harapan Leo. Ia takut jika tidak dapat memberikan keturunan untuk keluarga suaminya. Ia sering sedih mengingat keadaannya yang sekarang.“Kenapa kamu masih mempertahankan aku, Bang? Gimana kalau aku nggak bisa kasih keturunan untuk keluargamu?" Rania mengingatkan kembali tentang kekurangan yang ia miliki saat ini.“Aku terima kamu apa adanya, Sayang. Kamu jangan ngomong seperti itu.”“Mungkin kamu bisa terima aku, tapi bagaimana dengan Papi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status