Share

Kiamat

Author: Cahaya_Perak
last update Last Updated: 2022-05-30 18:28:55

Tubuhku yang tak bisa bergerak ini langsung tersentak, kala ada panel transparan atau hologram muncul begitu saja tanpa aba-aba, disertai sebuah dentingan bak lonceng.

Panel di hadapanku ini menampilkan kalimat Loading, dengan angka persen yang semakin bertambah setiap detiknya. 

[Notifikasi! Menampilkan data biografi Majikan ....]

Begitu angka persen yang berada di tengah lingkaran hologram mencapai angka seratus persen, kalimat baru dalam layar hologram muncul, menampilkan data-data seperti game.

Nama : [Lania Herberts] 

Usia   : [18 tahun]

Item  : [Angklung Kenangan]

Skill   : [Melodi Penghilang Kesedihan ; F-]

STR   : [10+]

AGI   : [4+]

VIT    : [10+]

Level : [1]

Rank  : [F-]

Ringkasan : [Memiliki potensi untuk menjadi karakter dengan skill Support (Pendukung), Hitter (Penyerang), Healer (Penyembuh), Mage (Penyihir Tinggi), Ranger (Penyerang Jarak Jauh).]

"Apa ini?" tanyaku pelan, melihat dengan kening mengernyit ke arah hologram yang menampilkan kalimat-kalimat seperti dalam game. 

[Notifikasi! Sistem akan menjelaskannya dari sejarah dunia ini!]

Aku mengangguk. Kemudian, semua warna hitam di sekelilingku berubah menjadi tempat seperti ibukota sebuah negara maju, di mana gedung-gedung bertingkat memenuhi setiap lahannya ....

Tubuhku yang tadinya tak bisa bergerak langsung bisa bergerak dengan bebas. Aku mengangkat sebelah alis, semuanya terlihat normal, tidak ada yang aneh.

"Beberapa meteor raksasa sedang melesat menuju Planet Qeluav. Para Astronaut sedang memperhitungkan di mana benda luar angkasa itu akan jatuh di belahan Planet kita ini. Melalui hasil yang disimpulkan, kami mendapat beberapa informasi seperti berikut!" tutur seorang pembawa acara.

Dia menekan sebuah remote yang berada di tangannya, kemudian layar besar seperti hologram itu langsung menampilkan sebuah planet, tak jauh berbeda dengan Bumi. Hanya beda bentuk saja. 

Titik merah kemudian dimunculkan di sembilan titik yang berbeda, di setiap bagian di belahan muka bumi. "Diperkirakan, meteor-meteor itu akan sampai dalam waktu tujuh hari. Diharapkan, para warga yang tinggal di bagian ini segera mengungsi!" sambung pembawa acara wanita tersebut.

[Notifikasi! Sistem menjeda sampai sini, karena sebenarnya titik jatuh meteor itu tak hanya sembilan. Namun akan berpecah menjadi ratusan secara tiba-tiba, dan menghancurkan sebagian belahan Planet Qeluav ini!]

Bertepatan ketika layar hologram yang menyebut dirinya ini sistem muncul, semua pergerakan dan waktu pada jam di sini langsung terhenti. 

Aku melirik ke arah sistem, menelaah semua kalimat di layarnya. Kelopak mataku langsung terbuka dengan lebar ketika berhasil mengetahui inti dari kalimat di panel hologram ini.

"Maksudnya, perhitungan para Ilmuwan itu meleset? Dan sebagian Planet dengan nama Qeluav yang cukup mirip seperti bumi ini akan hancur?" tanyaku memastikan.

[Notifikasi! Benar ... sekarang sistem akan menjelaskan benua-benua di dunia Qeluav ini. Sebenarnya, ada sembilan benua besar. Di mana dibagi menjadi dua benua setiap sisi mata angin. Utara dua Benua, Selatan juga dua, Timur dengan dua Benua, Barat dua Benua. Kemudian Benua terakhir, Benua bagian Tengah yang terdiri dari satu kawasan paling luas di antara Benua lainnya!]

Sebuah peta ditampilkan, dan ditandai dengan jelas oleh sistem, hingga aku bisa mengerti tanpa perlu berpikir lama. Setelah itu, Benua di bagian Selatan dan Timur dipenuhi warna merah. Aku menangkat sebelah alis, melemparkan tatapan penuh tanda tanya.

[Notifikasi! Benua yang tadinya berwarna hijau, diganti warna merah sebagai tanda bahwa itu akan hancur. Tak hanya Benua bagian Selatan dan Timur. Namun juga setengah dari benua tengah. Setelah itu, Benua bagian Barat juga Utara sedikit hancur!]

Sistem juga menandai beberapa titik yang cukup besar di Benua bagian Barat, juga Utara. "Berapa kehidupan yang selamat dari bencana ini?" tanyaku kembali melemparkan tatapan menyelidik pada panel hologram.

[Notifikasi! Menghitung jumlah ... mendapatkan hasil! Sistem memperkirakan ada 10 persen kehidupan dari 9 Milyar kehidupan!]

Sebuah lingkaran dengan bentuk bulat, di mana tampil persentase sekitar 90 persen manusia yang punah, dan 10 persen kehidupan manusia yang bertahan. "Ini ..." aku tak bisa melanjutkan kalimat melihat itu. Sungguh aku terdiam melihat hasil perkiraan dari sistem. 

[Notifikasi! Sistem akan melanjutkan adegan Majikan berada saat ini!]

Tanpa menunggu jawaban dariku, sistem langsung menghilang dan membuat waktu tempatku berpijak ini kembali berjalan. Berlalu dengan cepat, hingga Planet Qeluav ini terasa sangat panas, dan meteor mulai mendekati Planet Qeluav.

"Perhatian! Semua diharapkan sudah memasuki Shelter yang telah dibuat oleh Lembaga Keselamatan Dunia atau LKD!" suara pembawa acara yang kemudian langsung mati.

Tubuhku kemudian melayang. "E–eh? Apa ini?" teriakku terkejut, ketika melayang sendiri tanpa ada gravitasi. Anehnya, tubuhku melayang sembari berdiri.

[Notifikasi! Majikan bisa tenang, karena sistem membuat tubuh Anda melayang untuk melihat secara jelas, apa yang terjadi!]

Sistem kemudian muncul, dan membuatku kembali fokus pada jutaan manusia yang berlari menuju Shelter bawah tanah. Raut khawatir terlihat jelas, beberapa anak kehilangan orang tuanya dan terinjak-injak. Aku langsung menoleh ke arah sistem dengan raut kesal.

"Selamatkan merekaa!" teriakku menunjuk ke arah banyaknya anak-anak terinjak tanpa ada yang peduli. Sistem menampilkan kata ; [Tidak bisa dilakukan!] di panel hologramnya.

Kedua netraku mulai berkaca-kaca melihat mereka, sambil bertanya dengan lirih tanpa melihat sistem ; "Kenapa gak bisa?" rasanya hancur bagai diremas oleh sesuatu yang tak terlihat. Mungkin, ini yang namanya hati nurani? Kenapa begitu menyiksa? 

"Minggir kalian semua Sialan! Aku ingin lewat!" teriak seorang pria mengeluarkan senjata api, dan menembaki yang lain hingga dia dan keluarganya bisa lewat. Mataku terbelalak, di saat seperti itu benar-benar ada manusia yang bisa membunuh orang lain?

[Notifikasi! Manusia adalah makhluk egois, jika sudah tenggelam dalam hasrat atau obsesi untuk memiliki sesuatu, apapun caranya akan ditempuh selama berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan!]

Aku menatap panel sistem, tak bisa membantah kalimatnya yang terbilang 90 persen benar. "Jika kalian ingin hidup, maka lakukan segala cara agar bisa lewat! Ini saranku untuk kalian yang ingin bertahan di dunia hancur ini!" teriak pria yang menembak tadi.

Para penjaga yang berada di pintu Shelter tidak menghalangi pria itu. "Kenapa mereka tidak menghalanginya?" tanyaku kesal mengepalkan kedua tangan, suaraku begitu pelan tak mampu melihat kenyataan, yang tampil begitu jelas di depan mata.

Boom! Dentuman keras terdengar mengalun dari arah langit. Aku menoleh, dan melihat beberapa meteor raksasa sudah hampir mencapai bagian terakhir atmosfer Planet Qeluav ini. Namun, sebelum berhasil menyentuhnya. Meteor-meteor raksasa itu berpecah menjadi banyak, dalam ukuran yang mampu membuat satu kota penuh kehidupan, langsung menjadi kuburan tanpa tulang.

Tak bisa kubayangkan, betapa pasrahnya manusia-manusia di bawah sana. Ketika dentuman yang begitu menakutkan, seperti musik kematian ini mengalun sampai ke gendang telinga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   58. Sekali Dayung, Dua-Tiga Pulau terlampaui

    Entah ini sekadar kebetulan atau memangnya ada di sana. Seekor Tupai kemudian terlihat meloncat-loncat dari pohon yang cukup jauh itu. "Woah! Tatapan Nona Cantik tajam! Itu betul-betul Tupaai! Ini pertama kalinya Leon liat Tupai langsung!" seru Leon dengan nada kegirangan. Hufft! Aku hanya bisa menghela napas lega secara diam-diam ketika mereka percaya kalimatku barusan. Aku melirik panel yang menampilkan 'Dual Mission' tadi. Tidak ada jalan lain selain menerima-nya.Aku tak ingin ada Meqsesa lain di dunia ini. Cukup biarkan dunia modern ini berjalan dengan semestinya tanpa ada gangguan. Jariku pun bergerak menyentuh tombol 'iya' yang melayang di udara.[Notifikasi! Anda menerima 'Dual Mission'!]"Apa kau benar-benar yakin ingin pergi sendiri-an? Ini sudah mau malam. Rasanya, tidak baik bagi perempuan sepertimu yang masih gadis untuk keluyuran," tanya Roland memastikan sekali lagi.Aku tersenyum dan mengangguk dengan tegas sambil berkata, "Iya. Lagi pula, aku memiliki sesuatu yang pe

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   56. Keluarga Fero (57)

    Secara otomatis, ingatan-ingatanku menerawang pada masa di mana kami masih bermain dan berseko-lah di SMA. Ah iya, SMA. Tiba-tiba aku teringat dengan SMA yang sebelumnya aku tempati untuk belajar dan menuntut ilmu. Aku masih belum lulus dari SMA. Bisa dibilang hampir lulus. Malam ketika aku dan Fero ditabrak oleh mobil. Itu adalah malam perpisahan. Tak terkira kalau kami akan benar-benar berpisah sampai beda dunia. "Kenangan yang menyakitkan, sekaligus menye-nangkan untuk diingat. Fero," gumamku mendongkak ke atas sambil terkekeh pelan.Langit mulai berwarna jingga kegelapan, tanda malam akan menghiasi cakrawala. Aku segera berdiri. "Aku tak bisa berlama-lama di sini, ini waktunya aku pergi," ungkapku tersenyum dan berbalik menatap Roland dan Leon yang hanya menunggu di pintu masuk makam.Mendekat ke arah mereka, aku membungkukkan badan sedikit. "Sebelumnya, terima kasih karena telah mengantar saya sampai di sini. Sekarang saya tak lagi ikut dengan kalian, sebab ada yang harus say

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   55. Malam Fero

    "Papa memang mengenal Nona ini. Nama nonanya adalah Lania. Tapi, Nona ini adalah pasien Papa yang diceritakan setiap malam itu. Pasien yang kabur dari rumah sakit," jelasnya membuatku melototkan mata malu ke arahnya. Bagaimana bisa dia menceritakan kebohongan besar seperti itu!"Itu bohong! Hei Dokter, sejak kapan aku kabur dari rumah sa–kit." Semakin mendekati akhir, kalimatku semakin nadanya terdengar ragu-ragu karena aku mengetahui alasannya. Waktu itu, setelah menangis dan meminta waktu untuk berdua saja bersama Fero yang telah tidak bernyawa. Aku berlari keluar dari rumah sakit. "Kaumengingatnya bukan? Waktu itu kauberlari sangat cepat, hingga para satpam tak mampu mengejarmu," jelas Roland diakhiri dengan kekehan pelan.Pipiku langsung terasa panas, seakan sedang dikukus di tempat tertutup dengan suhu tinggi. "Sete-lah dia berlari keluar. Nona cantik ini hanya kembali dengan keadaan koma, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Mi ...." Direktur Roland tak melanjutkan kalimatnya, dia m

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   54. Roland

    Lagi dan lagi, aku kembali menahan rasa gemas luar biasa agar tidak membuat pipi itu menjadi korban dari keegoisan jari-jemariku. "Mau Nona gendong atau jalan sendiri?" tawarku tersenyum lembut."Leon mau digendong!" serunya dengan mata berbinar yang lucu, dan tangan yang melebar seakan sudah siap untuk digendong. Di dalam hati aku mengeluh, sampai kapan akan menahan rasa gemas ini setiap melihat tingkah Leon yang imut ini? Kemudian, aku segera mengambil dia ke dalam gendonganku dan berjalan menuju lift menuju lantai empat, tempat direktur rumah sakit berada. Sampai di lantai empat. Tak seperti yang kuperkirakan sebelumnya, tempat ini cukup sepi. Mengikuti arahan seperti yang dikatakan oleh resepsionis tadi. Aku berhenti melangkah di depan pintu yang memiliki papan nama 'Direktur'. "Leon, jangan nakal ya di dalam. Nanti kena marah sama orang yang duduk di dalam. Nanti kamu gak dibolehin masuk rumah sakit lagi," pesanku mengusap kepala dan mencium pipinya.Aaakk! Akhirnya bisa j

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   53. Leon

    Menarik napas dalam dan mengembuskannya pelan, aku menguatkan diri untuk melangkah mengi-tari bangunan, menuju bagian depan tempat pintu masuk terpasang. Di depan pintu rumah sakit, beberapa orang terus menerus menatapku tanpa henti. Itu membuatku merasa sedikit risih. "Apakah ada yang salah dengan penampilanku?" Aku bertanya pelan pada diri sendiri sambil mendo-rong pintu untuk masuk. [Notifikasi! Bisa dibilang seperti itu. Kecantikan Anda saat ini berada di level Siren, yang berada di bawah tingkatan Dewi Cariella sendiri. Jika di Bumi ada alat untuk mengukur kecantikan, maka Anda adalah pemenangnya!]Aku tersentak ketika membacanya, lalu melihat ke sekeliling. Semuanya masih menatapku dengan tatapan itu. Mau tak mau, aku sedikit bergegas mendorong pintu rumah sakit dan masuk ke dalamnya. Mempercepat langkah mendekat ke arah resep-sionis, aku mengedarkan pandangan. Beberapa orang di dalam sini juga sama. Mereka menghentikan kegiatan dan terus menatapku. Aku kembali menatap si

  • Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster   52. Kembali

    "Ta–tapi ini tugas kami Queen," tolak salah satu prajurit secara halus. Aku langsung menatapnya, begitu juga dengan Queen of Siren yang berada di sampingku. Melirik ke arah wajahnya, dia tersenyum lembut. "Baiklah. Buka Palatium Maris-nya, aku hanya akan membantu kalian," usulnya menawarkan cara lain. "Seperti yang Anda pinta, wahai Queen kami!" tutur para prajurit Siren dengan nada riang. Diam-diam aku tersenyum tipis melihat mereka. Terlukis jelas ekspresi bahagia mereka, saat Queen mau memahami dan memberikan usul yang adil. Bersamaan dengan itu, aku juga miris melihat-nya. Bagaimana tidak? Queen sebelumnya menjelas-kan padaku secara langsung, bahwa hidupnya tak lagi lama. Makanya dia mencari seorang pewaris atau sebutannya Heres agar tak khawatir lagi, jika nanti dia pergi secara mendadak. Alunan mantra dengan bahasa yang tidak ku-pahami mengalun. Lingkaran sihir muncul di per-mukaan gerbang besar berwarna putih bersih ini. Gerbang yang diberi nama Palatium Maris atau Gerbang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status