Persidangan kasus korupsi PT. Asa Sehat yang dilakukan oleh Gatot CS kembali dilanjutkan dengan agenda pembacaan eksepsi. Wajah Gatot terlihat jauh lebih tenang bahkan sesekali dia tampak tersenyum seakan beban yang dipikul hanya sebesar batu kerikil tanpa memikirkan jera di alam baka. Ketika penuntut umum menyuruh Gatot ke kursi persidangan, otomatis puluhan sorot kamera dari para pengejar berita mengabadikan tiap ekspresi sang mantan direktur yang tampak rapi mengenakan batik cokelat bermotif parang keemasan. Sebelum duduk, ekor mata Gatot menyapu ke arah kursi-kursi yang dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat proses sidang terbuka ini, lantas menangkap sosok Sarah berada di sana bersama Sandra. Sudut bibir lelaki itu terangkat sedikit seperti melempar ejekan kepada perempuan yang pernah dipujanya. Mungkin sampai sekarang ...Setelah hakim membuka persidangan, salah satu tim penasihat hukum Gatot pun membawa nota eksepsi secara runut dan jelas, membaca kalimat demi kalimat ke
Tak perlu menunggu sang fajar merangkak naik lebih tinggi, mobil bercat putih buatan negeri sakura itu melaju kencang menuju polsek Mampang Selatan seraya menelepon seseorang yang berprofesi sebagai penyidik di sana. Jikalau memang kasus yang menimpa Sherly didalangi oleh kedua orang tuanya, otomatis Eric tidak bisa langsung mendakwa mereka. Hal ini akibat aturan terikat dari kejaksaan bahwa jaksa tidak dapat menuntut keluarga sendiri. Tapi, dia juga tidak kehabisan ide dikala memiliki beberapa koneksi di lembaga perlindungan masyarakat itu. Eric akan meminta bantuan untuk menangkap pelaku yang nyaris merenggut nyawa gadisnya. Jika memang Gatot maupun Eveline main diam-diam dengan putra sulung mereka, maka Eric akan melakukan hal yang sama dan lebih keji. Kejadian itu tidak bisa dimaafkan oleh Eric seumur hidup dan bakal terekam terus dalam otaknya. Andai waktu bisa diputar lagi, ingin sekali Eric menghadiahi bogem bertubi-tubi ke pelaku-pelaku tersebut tak peduli nyawa mereka berada
Tangan Eric gemetaran bukan main menanti Sherly memperjuangkan nyawa di meja operasi. Dia berjalan mondar-mandir sambil sesekali melihat pintu bertuliskan 'ruang operasi' dengan waswas berharap seseorang keluar dari sana untuk menjelaskan kondisi gadis itu. Menurut penjelasan dari dokter UGD tadi, Sherly mengalami perdarahan kepala akibat benturan cukup keras hingga mengenai dada. Tak hanya itu saja, ada patahan di beberapa tulang iga dan trauma di bagian organ perut yang mesti dilakukan penanganan secara cepat sebelum terlambat.Yang lebih menakutkan diri Eric adalah selama di perjalanan menuju rumah sakit Sherly sempat sadar sebentar dan berkata kalau dia sangat takut kemudian kembali pingsan. Mendengar kenyataan itu saja, tungkai Eric seakan tak bisa berpijak lagi di tanah. Dadanya sakit juga sesak bersamaan seperti dijejali paksa puluhan batuan. Dia tak bisa membayangkan jikalau nantinya Sherly tak bisa diselamatkan.Andai waktu bisa diulang lagi, Eric rela menukar posisi itu dari
"Mana si kampret itu," gerutu Sherly begitu memasuki area Dragonfly menerobos kerumunan orang-orang yang berjoget di lantai dansa. Suara musik EDM yang memekakkan telinga tidak mampu mengalahkan betapa kencang degup di jantung Sherly. Bukan karena ada perasaan lain yang menelusuk masuk tanpa permisi, hanya saja Sherly ingin membuktikan ucapan Eric kalau lelaki itu benar-benar mengajaknya kencan. Bukannya sama saja? Sisi lain diri Sherly mengejek seolah gadis itu masih enggan mengakui kalau sejujurnya dia masih menaruh cinta pada sang mantan kekasih. Ditambah sudah beberapa kali mereka menghabiskan malam bersama penuh gairah semenjak perpisahan menyakitkan lima tahun lalu. Bibir merah Sherly mencibir membalas sindiran dewi batinnya kalau bercinta itu atas dasar nafsu yang membutakan mata hatinya. Sementara itu sorot mata lentiknya mencari-cari di mana sosok lelaki berjambul ayam berada. Tak sabar, Sherly akhirnya menelepon Eric namun tak kunjung dijawab malah dialihkan ke mailbox. H
Jadi, di sinilah ibu dan anak itu memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Sebuah restoran bernuansa arab di kawasan Menteng yang menyajikan makanan khas Timur Tengah atas rekomendasi Eveline setelah dipaksa Eric untuk memilih. Mereka duduk berhadapan di kursi kayu berpelitur yang mengilap di bawah temaram lampu sementara meja sudah tersedia beberapa macam menu makanan. Sambosa isi sayur, sup jamur, arabian salad--yang menurut Eric sama dengan salad yang ditemuinya, sampai nasi biryani dengan daging ayam. Tak lupa pula teh Turki sebagai pendamping makanan tersebut. Eric mengedarkan pandangan ke segala penjuru melihat orang-orang tampaknya menikmati hidangan mereka. Aroma daging kambing yang berbaur dengan bumbu-bumbu menusuk hidung lancipnya. Jujur saja, Eric tidak suka daging kambing tapi Eveline malah membawanya ke restoran yang dipenuhi dengan daging itu. Kalau seperti ini, ingin sekali Eric bersembunyi di balik ketiak Sherly dan bergelayut manja di samping mantan kekasihnya s
Jemarinya mengetuk-ngetuk meja di salah satu restoran yang ada di lantai satu SCBD, sorot mata gelapnya tak berhenti menatap lurus ke arah lelaki yang ditemui di kelab malam beberapa waktu lalu. Jika di dunia ini tidak ada istilah hukum karma, mungkin sedari tadi dia menghajar lelaki di depannya ini sampai babak belur. Perlu diketahui, ada satu sisi liar dalam diri Sherly yang tidak banyak diketahui orang-orang adalah dia pernah belajar bela diri sewaktu SMP hingga SMA. Meski sudah belasan tahun lamanya, tak membuat pergerakan untuk melumpuhkan lawan hilang begitu saja. Di sisi kanan Sherly, Sandra yang tadinya sudah hampir tiba di kantor terpaksa turun lagi untuk menemui temannya yang berhasil melumpuhkan Nico. Untuk beberapa saat gadis itu masih mematung tak menyangka kalau Sherly cukup hebat menangkap orang yang membuntutinya diam-diam. Sherly si badass kesayangan Eric itu bak wonder woman rasa lokal yang tak mengenal rasa takut. Jika Sandra lelaki pasti dia sudah menaruh hati pad