Share

5. Istri?!

Penulis: Raisya_J
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-28 16:18:07

Dean yang sejak tadi terdiam, kemudian lelaki itu malah tertawa terbahak-bahak seakan perkataan yang keluar dari mulu Haura sangatlah lucu.

"Apa yang lucu?" Haura mengerucutkan bibirnya.

Wanita itu sekarang merasa kesal dengan lelaki yang berada di depannya sekarang ini. Bukannya menjawab, Dean malah tertawa.

"Enggak papa! Aku hanya merasa lucu aja sama kamu." Dean memegangi perutnya yang terasa sakit akibat terlalu keras tertawa.

"Apanya yang lucu coba?!" tanya Haura emosi.

"Karena kamu salah paham sama aku, aku enggak punya istri, pacar aja belum punya!" jelas Dean.

Penjelasan Dean membuat Haura menjadi terkejut, tetapi dia tidak mau percaya begitu saja kepada lelaki di depannya ini.

"Lalu kata kamu kemarin malam itu apa? Kamu bilang 'yang masak cewek yang kamu cintai' nah kalau bukan istri, lalu siapa?" Haura mengingatkan perkataan Dean tadi malam.

"Oh, itu. Cewek yang aku cintai itu, adalah mamaku, kalau kamu gak percaya, aku bisa kenalin kamu sama mamaku itu. Nanti kalau mamaku nanya, aku tinggal bilang kamu adalah pacar aku, gimana?" goda Dean.

Haura langsung menggelengkan kepalanya pelan, pertanda dia tidak mau dipertemukan dengan mamanya Dean. Kalau dipertemukan sebagai tetangga tidak masalah, tetapi ini dia malah dikenalkan sebagai kekasih lelaki itu.

Jelas saja Haura tidak mau, dirinya baru saja mengenal Dean, jadi bagaimana dia bisa menjalin hubungan dengan lelaki yang baru saja dia kenal. Apalagi dia juga belum resmi bercerai, tentu saja hal tersebut akan menjadi gunjingan orang sekitar.

"Kenapa enggak mau? Apa kamu malu ngakuin perasaan kamu ke-aku?" kekeh Dean.

"Idih, pede banget sih kamu!" gerutu Haura.

"Lah, aku bukannya kepedean. Tapi kamu salah paham segitunya sama aku, sampai wajah kamu ditekuk gitu pas ngira kalau aku punya istri," goda Dean.

Lelaki itu menjadi sangat senang menggoda wanita cantik di depannya ini. Jadi tanpa sadar dia ingin menggodanya terus-menerus.

"Bukannya gitu, aku gak mau aja kalau terlalu akrab sama suami orang! Nanti aku malah dicap pelakor dan janda gatal lagi sama istrimu dan orang sekitar," jelas Haura. Dia jelas tidak berbohong. "eh, aku mau balik dulu! Aku enggak sadar kalau sekarang udah jam segini, aku harus kerja!"

Haura segera berpamitan kepada Dean, lalu memilih berlari cepat untuk pulang. Dirinya tidak sadar sekali kalau waktu begitu cepat berlalu, sampai tidak ingat kalau dia harus pergi ke toko yang sekarang menjadi miliknya.

Dengan cepat Haura mandi, lalu berpakaian dengan rapi, wanita itu memilih sarapan roti saja. Lalu dia mengambil kunci dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, tentunya setelah memastikan rumah dan pagar terkunci rapat.

"Maaf saya telat," ucap Haura.

"Bos baru telat nih, gimana ngasih contoh kepada karyawan yang lain?!" ejek Lilis.

Haura terkejut melihat Lilis yang berada di tokonya, baru kemarin dia bertemu dengan wanita ini dan sekarang harus bertemu kembali, membuat perasaannya menjadi kesal saja dipagi hari.

"Ngapain kamu kemari?!" Haura menatap tajam Lilis.

"Em, ngapain, ya?" Lilis malah menatap remeh kepada Haura.

"Aku gak suka kalau kamu datang ke rumah atau ke tokoku ini!" Haura langsung mengatakan ketidaksukaannya.

"Kan aku sudah bilang, terserah aku! Niko juga gak ada ngelarang aku mau kemari, kok kamu ngelarang sih? Apa kamu mau toko ini aku ambil balik aja? Supaya kamu jadi gelandangan di luaran sana," ucap Lilis tertawa pelan.

Lilis sangat menikmati sekali penderitaan yang dialami oleh mantan majikannya itu. Sehingga dia selalu mencari perkara kepada Haura, setelah Niko memutuskan mencarikan wanita tersebut.

"Kamu kan udah tahu, kalau toko ini pemberian dari Niko, karena aku udah nemenin dia dari nol. Jadi kenapa kamu malah mau ambil lagi?" Haura mengepalkan tangannya erat.

"Habisi kamu gak sopan banget sama aku, padahal kan aku gak mau ribut sama MANTAN ISTRI Mas Niko ini!" Lilis sengaja menekan kalimat 'mantan istri' supaya Haura sadar akan posisinya.

"Kamu gak berkata begitu pun aku sudah sangat tahu, kalau aku bukan istri dari Niko lagi. Tapi apa kamu merasa tersaingi oleh aku yang adalah mantan istri calon suamimu itu?" kali ini Haura membalas perkataan Lilis, dia tidak mau kalau kalah dari pelakor.

Lilis mengepalkan tangan, dia tidak terima dituduh merasa tersaingi dari Haura. Tentu saja itu semua karena dirinya merasa kalau dia lah wanita yang terbaik dan jauh lebih segalanya dari Haura yang menurutnya adalah wanita mandul.

"Ngapain aku merasa kayak gitu? Gak banget!" Lilis mencebik kesal.

"Terus kenapa kamu ganggu aku aja dari kemarin? Kalau bukan karena kamu takut, kalau suatu saat nanti Niko akan balik lagi kepadaku?" Haura menatap sinis Lilis, dia menyunggingkan senyum tipis kepada wanita yang telah merebut suaminya.

"Idih, jaga bicaramu, ya, Wanita Mandul! Tentu saja Niko gak akan balik lagi ke kamu, karena kamu gak bisa ngasih keturunan untuknya! Jelas dong gak bisa, karena mandul!"

Napas Haura memburu, wanita itu mati-matian menahan emosi yang mau meledak setelah mendengar tuduhan dari Lilis yang mengatakan kalau dirinya mandul.

"Atas dasar apa kamu nuduh aku mandul? Apa ada bukti kalau aku yang mandul, bukan Niko sendiri?!" Haura menatap Lilis tajam, seakan ingin menelan wanita hamil itu.

Lilis gelagapan, wanita hamil itu tanpa sadar mundur beberapa langkah karena melihat Haura sangat mengerikan di matanya. Baru kali ini di melihat mantan istri Niko tersebut sangat marah, biasanya wanita tersebut akan berbicara dengan nada lemah-lembut.

Namun tentu saja dirinya tidak mau terlihat terpojok oleh Haura, dia tidak mau kalau orang memandangnya rendah karena kalah dari wanita seperti Haura.

"Ya apa lagi, kalau selama Niko nikah sama kamu, kamu gak ngasih dia anak. Sama aku malah berhasil hamil kayak sekarang, berarti bukan Niko yang mandul melainkan kamu!" Lilis menunjuk wajah Haura.

Perkelahian mereka membuat semua karyawan mendapatkan tontonan gratis, semua orang itu sampai berbisik-bisik menatap kedua wanita tersebut.

"Pelakor aja belagu!" umpat Haura.

"Cih, dari pada kamu, Wanita Mandul!" Lilis langsung menyerang Haura, dia menjambak rambut wanita cantik tersebut.

Haura yang tidak terima rambutnya dijambak, wanita itu membalas dengan lebih kuat sehingga membuat Lilis berteriak kesakitan.

"Lepas, sakit tahu gak!" teriak Lilis.

"Kamu yang mulai duluan!" geram Haura.

"Pokoknya kalau kamu gak mau lepasin, aku gak bakalan lepasin juga!" Lilis semakin kuat menjambak rambut Haura.

Semua karyawan yang melihat perkelahian semakin panas itu, bingung mau melerai seperti apa. Mereka tentu saja tidak berani memisahkan kedua wanita tersebut.

"Apa yang kalian berdua lakuin sekarang?!" teriakan Niko menggema memenuhi toko, membuat kedua wanita tersebut langsung menghentikan perkelahian mereka.

"Dia yang duluan, Yang!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   119- Kepergian Haura - TAMAT

    Mau tidak mau Haura keluar dari sana, " maaf ya maaf." wanita itu keluar dengan menangkupkan kedua tangannya.Lalu Haura berlari kecil menuju di mana tempat Elisa berada.Saat sampai di sana Elisa menatap aura dengan tatapan terkejut, membuat wanita itu menjadi risih dan menundukkan kepalanya."Enggak cocok, ya, Ma?" Haura bertanya dengan kepala menunduk, merasa gelisah karena takut tidak sesuai apa yang Elisa inginkan.Elisa tersenyum memandang Haura, " cantik kok menantu mama," pujinya."Emang bener? Tapi kenapa rasanya risih," tanya Haura sambil memperhatikan pakaian yang dipakai."Enggak cantik kok, masa sih mama bohong sama kamu?" Elisa mendekati Haura.Setelah setelah meyakinkan Haura kalau wanita itu cocok mengenakan pakaian berwarna merah muda tersebut, mereka pun memilih pergi ke salon bersama untuk melakukan perawatan.Selama hampir seharian penuh kedua wanita tersebut baru memilih pulang. Mereka memilih membeli makanan matang, lantaran merasa lelah bahagia di luar rumah."A

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   118. Pergi bersama mertua

    Rangga dan Elisa terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dean, dengan cepat mengubah ekspresi wajah mereka kembali seperti biasa."Enggak masalah, semuanya bakalan baik-baik saja. Mama sama Papa bakal dukung apapun keputusan kalian." Elisa menggenggam jemari Haura dengan erat, memberikan kekuatan kepada sang menantu.Karena dia tahu betul perasaan Haura sekarang, sama seperti dirinya yang dulu mengetahui kalau kehamilannya sangat berisiko. Lantaran kandungan lemah, mungkin memang berbeda dengan kasus Haura. Namun tetap saja dirinya mengerti apa yang sekarang menantunya itu rasakan."Makasih, Mama dan Papa selalu dukung kami berdua." Haura membalas menggenggam erat jemari Elisa. " kalau begitu, gimana kalau kita pulang saja? Soalnya kan belum memasak buat makan pagi ini. Apalagi Papa sama Dean mau pergi bekerja," sambung Haura mengajak mereka semua untuk pulang."Mumpung udah di sini, gimana kalau kita makan di luar saja?" Elisa memandangi satu persatu ketiga orang yang berada di sam

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   117. Hasil pemeriksaan

    Elisa sangat merasa bersalah melihat Haura yang terlihat sangat senang dia takut kalau semisalkan yang menanti itu tidak hamil sehingga dia mulai memikirkan kata yang tepat untuk mengatakan kepada Haura dengan pelan-pelan." Haura, coba kita periksa dulu ke rumah sakit. Biar tahu Hasilnya kayak gimana," Ucap Elisa dengan gelisah.Haura yang melihat Elisa gelisah membuat dia menganggukkan kepala. " Baiklah, Ma!""Kalau begitu memang bangun Papa dulu ya Sambil siap-siap kamu juga jangan lupa bangunin Dean supaya kita segera berangkat," ucap Elisa lalu pamit pergi ke kamar.Haura mengerti selalu segera menuju ke kamar untuk membangunkan sang suami, dia mengelus perutnya yang masih rata. Sambil terus berharap kalau di dalam perutnya itu ada bayi mungil yang bergerak-gerak di sana.Dengan penuh semangat Haura memilih membangunkan sang suami terlebih dahulu, dia mengguncangkan tubuh Dean perlahan." Dean, ayo bangun!" Haura mengguncangkan lagi tubuh dan secara perlahan." Ada apa, Haura? "

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   116. Apa iya hamil?

    Tumpukan piring dan perkakas dapur yang kotor akibat Dean memasak di sana, belum lagi kompor terkena banyak noda. Sehingga membuat Haura jadi merasa terbakar, lantaran menahan amarah di dalam dada.Namun dirinya terpaksa menahan itu, lantaran ada kedua mertua sedang berada di sini, tidak ingin menunjukkan pertengkaran kepada Elisa dan Rangga. Haura pun memilih untuk menghembuskan napas secara perlahan, beeharap perasaan marah di dalam dada hilang."Dean, kamu seharusnya enggak usah masak. Bangunin aku aja kalau lapar," ucap Haura dengan menahan perasaan marah di dalam dada."Kamu kan lagi sakit, masa aku suruh masak?" Dean menatap bingung kepada Haura, merasa heran kepada wanita itu."Iya, benar kata Dean. Masa kamu lagi sakit disuruh masak, seharusnya Dean beli aja di luar," ucap Elisa menimpali.Elisa juga merasa sesak sekali dengan tumpukan yang berada di wastafel, ingin sekali dirinya memarahi sang anak. Namun karena Dean berniat baik, jadi untuk kali ini dia menahan perasaan kesa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   115. Masakan tidak layak dimakan

    Elisa langsung mendekati Dean untuk melihat apa yang terjadi, ternyata nasi yang dimasak lelaki tersebut menjadi bubur membuat dia menjadi tertawa dengan keras."Astaga, kok masak nasi aja malah jadi bubur?" Elisa tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya yang terasa sakit."Hust, Ma! Haura lagi tidur di dalam kamar, nanti malah bangun," tegur Dean meminta kepada sang ibu untuk diam."Habisi, masak nasi aja sampai jadi bubur. Terus percaya diri banget masak, padahal ke dapur aja jarang," ejek Elisa yang tidak dapat menahan dirinya."Mau gimana lagi? Aku pengen masakin sesuatu buat Haura yang lagi sakit." Dean menundukkan kepalanya, merasa gagal ingin membuat sang istri terkesan."Kalau udah tahu enggak bisa masak, ya beli aja! Uang banyak kok, masa enggak mampu beli makanan matang," gerutu Elisa kesal, bisa-bisanya ingin memberikan makan menantunya dengan masakan tidak layak dimakan."Kalau beli makanan matang, buat apa aku capek-capek masak kayak gini? Tuh aku masakin dijamin en

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   114. Jadi lembek

    Haura menganggukkan kepalanya, memang tubuhnya terasa tidak baik-baik saja sejak tadi malam."Sebaiknya kamu minum teh hangat dulu, makan walau sedikit agar minum obat dan cepat istirahat. Biar aku buatkan teh hangatnya dulu, kamu duduk aja di sana." Dean membuatkan segelas teh hangat untuk Haura.Sedangkan Haura terduduk lemas karena habis muntah tadi, rasanya dia kehilangan tenaga untuk sekedar berdiri atau melakukan apa pun. Beberapa menit kemudian, Dean datang membawakan segelas teh hangat untuk sang istri."Minum dulu, lalu setelahnya makan, ya!" perintah Dean terlihat sangat khawatir."Aku enggak nafsu buat makan," tolak Haura dengan wajah pucat."Sedikit aja, biar bisa minum obatnya. Pokoknya setelah aku beli obat di apotik, kamu harus udah kelar makan!" Dean bergegas mengambil kunci mobilnya, lalu pergi keluar.Memang karena rumah masih baru sehari ditinggali, wajar saja tidak memiliki kotak obat seperti di rumah Elisa. Sayur dan ikan saja dibelikan sang mertua, jadi bagaimana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status