Share

Jatuh Harga Diri

Sayup adzan subuh terdengar. Aku menggeliat, menguap, menyibakkan selimut menuju kamar mandi.

Dalam sujud kupanjatkan rasa syukur tiada henti atas nikmat sehat dan kemudahan rejeki yang Allah berikan. Tak lupa memohon perlindungan dari orang-orang yang hendak berbuat buruk padaku.

Selesai munajat, keluar kamar menemui Bi Inah. Menanyakan Ibu dan Haris pergi jam berapa? 

Kedua mataku menangkap sosok Ibu yang sedang menata meja makan. Mempersiapkan sarapan seperti biasa. Aku mengucek mata. Memastikan apakah yang aku lihat beneran Ibu atau hanya halusinasi. 

“Ayo, Laila, sarapan! Ibu udah bikin roti bakar. Rotinya juga udah Ibu kasih mayonese kesukaan kamu.” Ternyata benar itu Ibu. Kenapa dia belum juga pergi? 

“Kok masih berdiri di situ? Sini sarapan dulu?” 

Aku berjalan pelan. Menarik kursi lalu duduk. 

Ibu meletakkan roti bakar di atas piring yang berada di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status