Share

Bab 9

Author: Anggun_sari
last update Last Updated: 2025-11-28 15:23:17

Nara mengerutkan keningnya. Ia menyipitkan mata, waspada saat Giorgio datang mendekat kepadanya. Pria itu terlihat mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya dan mengeluarkannya. Sebuah kotak beludru dalam beberapa detik sudah berpindah ke tangannya.

“Bukalah!” perintah Giorgio.

Kerutan di kening Nara semakin tajam. Ia menatap ragu kotak beludru yang ada di tangannya. Matanya menatap ke arah sang mama yang berdiri tak jauh dari Giorgio.

“Buka!” kata Giorgio lagi.

Nara akhirnya membuka kotak beludru di tangannya. Matanya membulat saat melihat cincin yang tadi sempat dicobanya sekarang sudah ada di depan matanya.

“Ini…?”

“Cincin yang kamu inginkan. Simpan itu. Aku ingin kamu yang menyimpannya,” kata Giorgio menjelaskan.

Wajah Nara kembali masam. Ia menutup kotak beludru yang ada di tangannya lalu menyimpannya ke dalam tas. Ia tetap tidak akan melunak hanya karena diberi cincin. Kekesalannya masih membumbung tinggi. Giorgio harusnya membelanya saat Saras menyiramnya, tapi yang ada pria i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 39

    Giorgio mengetuk pintu kamar Nara. Sejak pertengkaran kecil mereka tadi Nara mengunci dirinya di dalam kamar. Wanita itu juga tidak makan apapun sejak pagi. Menu makanan yang disiapkan oleh Bi Asih tak tersentuh sedikit pun. Tak lagi tahan dengan apa yang dilakukan oleh Nara, Giorgio mendatangi kamar Nara. Ia mengetuk pintu itu terus menerus, membuat si empunya kamar mendengus kesal.Nara yang tadinya tidak ingin membuka pintu, terpaksa membukanya. Ia turun dari atas ranjang dengan wajah masam.“Kenapa? Aku ingin istirahat jadi jangan diganggu!” ucap Nara saat melihat Giorgio berdiri di depan pintu kamarnya.Tanpa menjawab pertanyaan Nara, Giorgio langsung masuk begitu saja ke dalam kamar Nara. Ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang Nara seperti tadi malam.“Keluar!” usir Nara tanpa basa-basi. Ia masih berdiri di depan pintu.Seperti menulikan telinganya, Giorgio justru menutup matanya. Melihat hal itu, Nara langsung menghampiri Giorgio. Tangannya hampir menyentuh baju Giorgio, namun

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 38

    “Bangun Gio, pindah ke kamar mu sana!” Nara terus menggoyang-goyangkan tubuh Giorgio, bukan bangun pria itu justru tersenyum lebar dan meletakkan kepalanya di paha Nara.“Kamu tahu, kamu sangat lucu kalau marah-marah seperti ini Nara,” gumam Giorgio.Nara mengehela napas panjang. Otaknya sedang berpikir bagaimana cara mengembalikan Giorgio ke kamarnya. Di rumah ini hanya ada dia dan Giorgio. Namun, saat tengah berpikir, tangan Giorgio menarik tengkuk Nara hingga membuat mereka tak berjarak.Jantung Nara berdebar. Nara bahkan bisa merasakan hembusan serta bau alkohol Giorgio. Dorongan tangan Giorgio semakin kuat, bibir keduanya menempel untuk beberapa menit sebelum Giorgio melumatnya dengan rakus. Nara yang memang tak pandai berciuman, merasa kewalahan meladeni cumbuan Giorgio. Tidak hanya itu, tangannya terasa berkeringat, sementara jantungnya berdebar kencang. Ini adalah ciuman terlama yang perna

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 37

    “Siapa yang belum datang?” Giorgio menatap satu persatu tim pemasaran. Matanya terlihat begitu dingin dan tajam. Tidak ada senyum di wajahnya. Moana yang sudah ada di ruang rapat, hanya bisa diam. Sungguh sikap Giorgio terlihat berbeda jika ada di luar kantor. Di luar kantor, Giorgio terlihat lebih hangat dan perhatian.“Apa kalian tidak punya mulut?! Kenapa kalian sepakat untuk diam, huh?!” sentak Giorgio. Suasana hatinya sedang buruk saat ini.“Bukankah sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa kita akan ada rapat setelah jam istirahat selesai!” Giorgio meradang. Sudah hampir lima belas menit mereka menunggu kedatangan Nara, namun wanita itu sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.“Apa kalian tidak bisa menahan leader kalian untuk tidak pergi saat jam rapat!” sungut Giorgio suaranya semakin tinggi. Urat-urat di sekitar wajahnya terlihat menonjol karena kesal.Giorgio mendengus kesal. Ia memi

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 36

    “Nara…? Kalian….”Mata Nara membulat lebar. Ia dengan cepat mendorong tubuh Giorgio hingga pemuda itu menjauh darinya.Senyum kaku ia lemparkan pada Moana yang ada di depan lift. Sahabatnya itu tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya tadi.“Tidak masuk?” tanya Nara.Moana bengun dari rasa keterkejutannya. Ia segera masuk ke dalam lift. Ekor matanya sempat melirik Giorgio yang berdiri di belakang mereka.“Apa kalian pacaran?” tanya Moana berbisik.Nara menggelengkan kepalanya. “Mataku kemasukan sesuatu dan Pak Gio berusaha menolongku,” jawab Nara. Ia juga ikut berbisik seperti Moana.Rasa curiga dan penasaran memenuhi relung hati Moana, meski Nara sudah menjelaskan apa yang terjadi. Kemarin Nara mengatakan bahwa Giorgio adalah sepupunya. Namun, kejadian yang baru ia lihat, membuatnya berpikir bahwa mereka bukanlah saudara.“Kenapa diam saja. Biasanya kamu

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 35

    Nara melirik Giorgio yang terlihat acuh. Seperti biasa mereka akan berangkat bekerja dengan mobil yang berbeda. Hanya saja beberapa hari ini Giorgio terlihat aneh, pria itu lebih diam dan tidak mengganggunya. Selain itu, Giorgio juga tidak pulang ke rumah. Entah kemana pria itu menginap.“Ekhem…,” dehem Nara saat berdiri di sebelah Giorgio. Saat ini mereka sedang berdiri di depan lift.Giorgio menoleh sesaat lalu fokus lagi menatap ke depan. Tak ada suara yang keluar dari mulut Giorgio. Pria itu diam seolah tak tak menganggap Nara ada.“Apa kamu marah padaku?” tanya Nara langsung. “Beberapa hari ini kamu tidak pulang dan mendiamkanku,” imbuh Nara. “Apa kamu tidur di rumah kekasihmu?” tanya Nara. Ia masih belum puas dengan serentetan pertanyaan yang ada di otaknya.Giorgio kembali melirik Nara, namun kali ini tubuhnya menghadap Nara. matanya memindai penampilan istrinya yang hanya memakai rok pendek dengan kemeja

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 34

    “Hampir sampai ke sini?!” Nara mengikuti ucapan Revan. Namun dengan nada gugup sekaligus bingung. “Bagaimana kalau kita….” Tut tut tut…sambungan terputus begitu saja. Nara menatap bingung pada sosok Giorgio yang berdiri di depannya. “Katakan padaku apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Nara. tubuhnya terus bergerak kesana kemari sambil menggigiti kukunya. “Suruh saja dia kembali, bereskan?” sahut Giorgio dengan santai, padahal dalam hatinya tertawa cekikikan. Nara mendengus kesal sekaligus panik. Di dalam ada mertuanya tidak lucu jika tiba-tiba saja mertuanya pergi ke depan dan melihatnya pergi bersama pria lain. “Kalian belum berangkat?” Nara tertawa kakui. Baru saja dian membatin dan sekarang itu semua menjadi kenyataan. Sekarang hanya tinggal menunggu Revan datang, maka semuanya akan lengkap. “Eum…kami sedang memesan taxi online Ma. Gio bilang dia malas menyetir,” jawab Nara berbohong. Mata Giorgio membulat. Dia menatap ke arah Nara seolah mengatakan ‘kenapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status