Share

4#Orang Aneh

Author: Lisuni98
last update Last Updated: 2021-09-07 17:00:42

Terbaring di atas tempat tidur, kedua tangan tertekuk, telapak tangan tertindih kepala, menatap langit-langit atap rumah. Memikirkan kejadian tadi sore. Setahu Mexsi, Toa itu tidak akan mungkin minta maaf. Hal yang aneh baru saja terjadi, tak seperti biasanya gadis yang ia benci bersikap mengalah. Bukan hanya itu saja, ia memeluk gadis itu karena refleks.

"Ck," ucap Mexsi berdecak heran tubuhnya bergidig merinding, mencium aroma tubuhnya sendiri. "Oweee! Bau Toa!"

Ia langsung bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Tiga kali Mexsi bulak-balik ke kamar mandi, tiga kali mandi, dan tiga kali memakai aroma sabun yang berbeda-beda. Tetap saja, ia merasa masih mencium bau Toa, akhirnya memutuskan mencari tahu di mbah G****e. 'Cara menghilangkan aroma makhluk astral di tubuh', Searching. Meski terbilang lelaki pintar, jika mengenai tentang musuh bebuyutannya. Hilang sudah kata pintar itu dari gelarnya. Segala cara ia lakukan agar terhindar dari Toa, keluar dari balik pintu kamar, ibunya sedang menonton TV di ruang tengah.

Mexsi memakai topi dan masker berwarna hitam. Tujuannya untuk menghindari para gadis yang terobsesi padanya, hanya dengan melihat wajahnya saja sudah jatuh hati.

Masih ingat kan kejadian di sekolah siang lalu? Berjaga-jaga saja, jangan sampai kejadian siang tadi terulang kembali.

"Bun, Mexsi izin keluar sebentar," kata Mexsi meminta izin keluar.

Ibunya malah sibuk tertawa melihat kartun Spongebob. 

"Bundaaa." mencoba mengulangi perkataannya naik satu oktav.

"Mau ke mana?" tanya Ibunya tanpa menatap wajah putranya.

"Ingin membeli sedikit barang, soalnya keperluan alat mandiku habis," kata Mexsi tetap berdiri memandangi wajah Ibunya.

"Iya, tapi ingat jangan lama-lama. Nanti langsung kunci pintunya kata sekretaris ayahmu sedang ada pekerjaan di luar negeri," jawab Ibunya santai. 

"Kenapa tidak memberi tahu kita secara langsung, Bun?" tanya Mexsi ingin mengetahui tentang ayahnya. Yang secara tiba-tiba harus ke luar negeri.

"Kata sekretaris ayahmu, ada sedikit masalah tentang proyek pembangunan hotel yang berada di Jepang."

"Begitu ya Bun," ucap Mexsi sedikit kesal tentang hal itu.

Ayahnya selalu saja sibuk di luar sana. Jarang ada waktu bersama, dia dan dan juga ibunya.

Ibunya menengok ke arah putranya. "Katanya mau pergi keluar?"

Mexsi mengangkat wajahnya, menatap wajah Ibunya.

"Pokoknya jangan lupa kunci pintu."

"Siap Bun." Mexsi melangkah pergi keluar dari rumah.

Ibunya melanjutkan tawanya saat melihat patrick dan spongebob tidak memakai pakaian. Ketahuan saat menyamar menjadi hantu, menakuti semua orang di dalam lestoran Krusty krabe.

Memilih berjalan kaki. Padahal ia memiliki motor ninja berwarna biru gelap, yang sangat keren. Terlebih jika ia yang mengendarainya, maka seluruh gadis akan dibuat terpana olehnya.

Mungkin takut kejadian yang lalu terulang. Para gadis nekat mengejar motornya, sampai hampir kecelakaan di tempat. Bukannya troma, hanya saja malas jika harus mengendarai di malam hari. Terlebih toko bunga cukup dekat dari rumahnya.

Mendatangi toko bunga membeli kembang tujuh rupa, untuk berendam nanti bila sampai rumah. Menghilangkan bau Toa dengan cara ini, menurutnya adalah cara yang paling terbaik. Berjalan sembari menunduk sambil memeriksa bunganya.

BRUGH!

Menabrak seseorang yang sedang berjalan tampak buru-buru, gadis itu terjatuh. Bunganya terhempas ke udara berhamburan, tertiup angin pelan menimpa kepala mereka pada samping jalan taman. Ia berdiri menatapnya sedangkan gadis yang ditabraknya terjatuh, rambutnya menutupi meringis kesakitan. Mexsi memegang tangan kanannya, membantunya berdiri. Terkejut, ternyata dia Kayla. Seketika melepaskan tangannya sehingga gadis itu terjatuh kembali, menatap segan ke arah lelaki dingin itu.

"Maksudnya apa?! Kalau gak ikhlas bantuin, ya gak usah bantuin," kata Kayla mencoba berdiri. "Gue bisa ko bangun sendiri, mana hari pertama gue lo ancurin bikin malu tahu.

"Sekarang bikin gue jatuh, jadi kotor baju gue." mengibas-ngibas pakaiannya, menyadari lelaki itu diam seribu bahasa tidak merespon.

Ia segera membekap mulutnya sendiri. Ngomong apa sih gue, ini mulut gak bisa direm... bego, bego.

"Jadi lo nyalahin gue!" teriak Mexsi menyipitkan matanya dengan kernyitan muncul di kening. "Lo gak sadar perbuatan lo selama ini, udah lebih memalukan daripada yang lo omongin tadi,"-ia berdecak heran, melangkah mendekati Kayla-"lo pikir gue bego, kirain gue lo pura-pura pingsan ternyata... "

"Jadi benar apa kata Tina, lo yang udah tolongin gue?" pertanyaan dari bibir Kayla menghentikan perkataannya. "Kebetulan banget, gue lagi nyari siapa yang udah tolongin gue- "

"Mau lo kerjain kalau udah ketemu itu orang." memalingkan wajahnya.

Kayla merasa kesal, semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar aneh. Niatnya kan baik, ingin berterima kasih atas bantuannya. Yang membawanya ke ruang uks.

"Dari perilaku dan perkataan lo. Membuktikkan, lo kenal banget siapa gue. Tapi gue gak seperti apa yang lo pikirin, gue juga gak ngerti tentang sikap lo tiba-tiba seperti ini. Seakan-akan lo benci banget sama gue!" sentak Kayla. Membuat lelaki berambut hitam itu menatapnya.

"Lo pikir, dengan lo ngomong kaya gitu. Gue percaya? Jangan pernah bermimpi buat bodohin gue." Mexsi menatap Kayla lama sambil menaikan sebelah alisnya.

"Padahal gue seneng, karena gue tahu siapa yang udah tolongin gue,"-ia mendengus malas, menahan emosinya-"gue gak tahu apa salah gue sama lo, tapi lo udah tolongin gue ya... terima kasih."

Mendengar ungkapannya itu Mexsi mematung seperti patung pancuran, Kayla mencoba melambai-lambaikan telapak tangannya ke arah wajah cengo lelaki yang nyaris tidak bergerak. Bahkan mungkin tak bernapas pikirnya, melangkah pergi meninggalkannya.

Mexsi hanya bisa melihat rambut panjang menutupi punggung Kayla yang tegak, berusaha mencerna perkataannya mengucapkan tampak begitu tulus.

                   ...Flashback On...

Saat Mexsi pindah ke Singapura hari pertamanya masuk sekolah, jadwal praktik berenang. Saat itu giliran ia masuk ke dalam kolam berenang. Tapi Mexsi terlihat ketakutan wajahnya berubah menjadi pucat pasi, gurunya mengetahui anak itu tidak dapat berenang. Alih-alih saat ia berbalik anak gadis berlarian kejar-kejaran dengan teman-teman sebaya, tak sengaja menabraknya.

Terjatuh ke dalam kolam berenang, membuat anak yang menabraknya itu tertawa terpingkal-pingkal. Namun Mexsi meminta tolong hampir tenggelam. Tawanya terhenti-menjeburkan diri menyelamatkannya, menyeretnya ke atas permukaan dibantu guru olahraga.

Ia di bawa ke uks, Toa mengikutinya. Tak lama kemudian ibu Mexsi datang, pak guru menyuruhnya keluar. Anak gadis itu menunggu di depan pintu. 

Mexsi keluar dari sana. Dia menatapnya dengan seculas senyuman ramah namun anak lelaki itu melengos tidak peduli, Toa melepas sepatunya melempar ke arah Mexsi.

Mendarat tepat di atas kepalanya, ia mengelus-elus kepalanya. "AWAS LO!"

Gadis kecil itu tertawa terpingkal-pingkal. 

"RASAIN LO! " suaranya mengglegar kesegala penjuru memecahkan keheningan dengan sekali teriakan.

Mexsi secepatnya mengejar anak itu, dari situlah Mexsi membencinya dan memanggilnya sebagai 'Toa Berjalan.'

                     ...Flashback Off...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Andrie S
bagusss sayyy suka bangett
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Mencintaiku   123#Aku Masih Mencintaimu

    Kepala Keyla sulit sekali bergerak, ia tak mampu menengok ke belakang. Ia berjanji tidak akan menangis lagi, tetapi sulit baginya berhenti. Lelaki itu melingkarkan tangannya pada tubuh Keyla, lalu mendekapnya tanpa ragu dari belakang."Kau jahat sekali, kenapa berpura-pura tidak mengenaliku?" tanya Mexsi menopang dagunya di atas pundak Keyla. "Kau tahu aku begitu menderita, setiap hari harus meminum obat dan melupakan semua hal tentangmu." "Ba .. gaimana mungkin, kau mengingatku kembali. Harusnya kau tetap melupakanku, Mexsi!" Jerit Keyla dengan wajah sedih."Itu kah maumu?" tanya Mexsi mundur selangkah. Keyla tetap tidak berani berbalik, apalagi menatap wajahnya. "Baik kalau begitu, aku pergi .... "Keyla tiba-tiba saja memegang lengannya sambil menunduk, tangannya bergerak sendiri tanpa meminta izin pada pemiliknya. "Aku ... Aku takut menembakmu, aku sangat takut kehilanganmu.""Tatap mataku, Keyla," kata Mexsi. Gadis itu hanya dapat menggeleng. "Kubilang tatap mataku, Keyla!" Teri

  • Jangan Mencintaiku   122#Keputusan Bersama

    Tina dan Ino terdiam sesaat, mereka berharap kalau Keyla tidak memikirkan perkataan Tino. Mereka meyakini jika sampai percaya maka apa yang akan terjadi pada sahabatnya, tiba-tiba saja Keyla berdiri, menatap segan ke arah Tino. "Keyla mau ke mana?" tanya Ino pelan."Keyla, di sini aja ya. Gak usah dengerin apa yang barusan Tino bilang, kita kan tahu kalau dia suka bercanda. Dan selalu membangkitkan emosi kita, iya kan Ino?" kata Tina melirik pelan ke arah Ino."Oh iya haha." Ino sedikit tertawa sambil memukul pelan pundak Tino.Selama ini Mexsi yang menemani Kayla dalam keadaan sesulit apapun, bahkan sampai detik-detik terakhirnya saja. Mexsi mampu membuat bahagia di masa sulitnya, apakah Keyla menyadari hal itu. Tentu saja, Keyla sangat memahami hubungan mereka berdua. Satu hal lagi yang belum Keyla tahu. "Gue sama Mexsi udah saling benci pada saat usia kanak-kanak."Tina langsung bertanya. "Apa penyebab kalian saling membenci?"Ino dan Tino hanya menatap ke dalam mata Keyla sambil m

  • Jangan Mencintaiku   121#Pesan

    Hanyut dalam dekapan ibu Ino membuat Keyla semakin tak sanggup menahan air matanya. Cukup lama ia menahannya, terbendung sudah hampir meluap keluar. Air matanya mengalir deras turun melewati pipinya yang kini memerah, ia tidak tahu kalau selama ini ia butuh dipeluk oleh seseorang dalam keadaannya yang sedang mencari informasi terkait kematian kakaknya.Ibu Ino berniat menceritakan sedikit tentang semasa hidup Kayla, waktu itu di mana geng Sarah menghancurkan usahanya. Sebagai ibu pemilik kantin di sekolah Ino dulu, Ibu Ino melepaskan pelukannya. Menatap Keyla yang saat ini sedang mengusap air matanya. "Kakakmu Kayla adalah gadis yang sangat baik, dia sangat berjasa bagi kami." Tiba-tiba saja ibu Ino membahas tentang kakaknya."Benarkah?" Kedua bola mata Keyla berbinar-binar saat mengatakannya."Tentu saja, Kayla maju digaris paling depan. Saat kantin kami sedang diobrak-abrik oleh Sarah dan teman-temannya, Kayla sempat terluka dia tidak menyerah sedikit pun. Demi membantu kami, dia sa

  • Jangan Mencintaiku   120#Keputusan Yang Tepat

    Ibunya mendongak ke atas menatap wajah putranya. "Aku tahu betul, jika tangan Bunda bergetar seperti ini. Artinya Bunda berbohong, apakah sangat sulit bagi Bunda memberitahuku yang sebenarnya?" tanya Mexsi masih tetap memegang tangan ibunya."Bunda sudah memesan tiketnya, lebih baik kita bergegas. Nanti ketinggalan pesawat.""Cukup Bunda!" Mexsi sedikit meninggikan suaranya, tapi masih dalam batas wajar. Ia melangkah pergi ke depan pintu."Mau kemana?" tanya ayahnya yang baru saja sampai di depan pintu."Ayah, cegah dia Yah. Mexsi kita mau pergi, dia tidak ingin ikut bersama kita kembali ke Singapura. Ayo Ayah cegah dia," kata istrinya merasa ketakutan yang amat sangat dalam.Suaminya menggeleng. "Biarkan saja.""Apa maksud Ayah?""Biarkan saja Mexsi tinggal dan melanjutkan studynya di sini."Mexsi berhenti melangkah, membulatkan matanya, menengok ke arah ayahnya sedang bicara. Ternyata ayahnya malah memilih membela dirinya ketimbang ibunya sendiri. Selama ini, ayahnya selalu tunduk d

  • Jangan Mencintaiku   119#Terlihat Mencurigakan

    Puk. Sekotak kecil menimpa kepalanya, sampai Mexsi mengelus kepalanya beberapa kali tanpa bersuara. Kotak kecil itu patah, sehingga terlihat isinya sedikit. Ia memegang kotak itu lalu memperhatikannya dengan seksama, nampak tidak asing baginya. Ia mengambil buku diary ingin membuka selembar kertas. "Mexsi!" Jerit ibunya dari luar kamar. Mexsi sampai menjatuhkan buku diary milik kakaknya, ia jongkok mengambil buku diary itu. Ibunya langsung merebut buku itu darinya, ia mengangkat kedua alisnya."Bunda kembalikan, buku diary itu milikku." Pinta Mexsi merengek dengan sedikit bergurau."Nggak, mulai detik ini, buku diary ini. Milik Bunda," jawab ibunya tersenyum masam."Kenapa begitu?" Mexsi menaikan sebelah alisnya karena tak terima buku itu tiba-tiba diambil ibunya."Gak usah banyak tanya, kalau kamu mau buku diary ini. Maka kembalilah ke Singapura, Bunda pasti memberikannya padamu." Ibunya melangkah pergi dari sana setelah mengatakannya.Mexsi hanya terdiam sambil memikirkan segala ke

  • Jangan Mencintaiku   118#Rumah Tak Terhuni

    "Biar gue tarik kata-kata gue waktu itu, beres kan?" jawab Keyla lalu bertanya padanya."Bisa gak, jangan egois. Ambil keputusan secara sepihak begitu, kita.""Kenapa, kenapa, nyawa kalian bisa dalam bahaya jika terus bareng gue. Kalian tahu sendiri kan, ayah gue udah jadi korban. Dan gue gak mau kehilangan lagi, gue mohon sama kalian jangan pedulikan untuk kali ini saja, jangan menoleh. Cukup berpaling aja," ungkap Keyla yang bersungguh-sungguh takut kehilangan lagi.Tina dan Ino terdiam sesaat, lalu Tina maju selangkah menujunya. "Terus lo pikir kita juga mau gitu kehilangan sahabat kita lagi?""Kenapa kalian sampai segitunya, harusnya kalian gak usah melakukan hal ini.""Karena kita ini sahabat," jawab Ino dengan tersenyum sambil menutup matanya."Huaaaa!" Keyla menangis sejadi-jadinya di tempat itu. Tina dan Ino kembali saling pandang, mereka memeluk Keyla bersamaan. Mereka menumpahkan kesedihan, kerinduan, serta persahabatan menangis bersama di sana. Beberapa saat Ino menghapus a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status