Share

Bab 3 Mendapatkan Siksaan

Author: Myafa
last update Huling Na-update: 2024-12-02 11:17:18

“Dia sedang hamil lima bulan.” Jerick yang menjawab pertanyaan Kean.

“Bukankah kalian baru menikah lima bulan?” Kean merasa aneh, bagaimana bisa mereka baru berpisah enam bulan dan Kenaya hamil lima bulan. Jika dihitung usia pernikahan Kenaya baru lima bulan.

Mendapati pertanyaan itu Kenaya langsung membulatkan matanya. Dia takut sekali Jerick mengetahui jika ada hubungan antara dirinya dan Kean.

Jerick menautkan kedua alisnya. Merasa aneh dengan pertanyaan Kean. Karena dia tidak pernah merasa menceritakan hal itu pada Kean.

Kean menyadari jika pertanyaannya pasti mengundang curiga Jerick. “Tadi Pak Hendrik yang cerita jika kalian baru menikah selama lima bulan.” Akhirnya dia mencari alasan tepat.

Jerick merasa lega ketika mendengar jawaban itu. Ternyata Kean tahu dari papanya. Pantas Kean bisa berkata seperti itu.

“Hitungan dokter dan kita berbeda. Aku juga tidak mengerti.” Jerick tersenyum.

Kean pernah dengar hal itu, tetapi tidak terlalu paham.

Kenaya hanya diam saja. Tidak ikut menjawab pertanyaan Kean. Dia tidak mau membuat Jerick curiga jika dia pernah berkenalan dengan Kean sebelumnya.

Kean dan Jerick bercerita sepanjang makan. Sepanjang makan pun sesekali Kean melirik Kenaya yang memilih untuk diam.

“Apa kamu belum punya kekasih?” Di tengah obrolan Jerick melempar pertanyaan itu.

Mendapati pertanyaan itu, Kean menatap Kenaya sinis, tetapi buru-buru beralih pada Jerick. “Tadinya aku punya, tetapi kami berpisah.” Dia menjawab sambil tersenyum penuh arti.

“Apa dia selingkuh?” tanya Jerick penasaran.

“Tidak, dia tidak selingkuh. Dia memilih menikah dengan pria lain yang lebih kaya dibanding aku.” Melihat bagaimana koleksi mobil dan rumah Jerick, menjelaskan jika Jerick lebih darinya. Jadi dia menyimpulkan jika Kenaya memilih Jerick karena hal itu.

Hati Kenaya terasa sakit ketika Kean merasa jika alasan menikah adalah hal itu. Padahal sejak awal dia sudah bilang jika pernikahan ini adalah paksaan orang tuanya.

Jerick tertawa. “Sepertinya kamu memang harus berusaha keras untuk jadi kaya. Agar tidak dicampakkan. Lihatlah aku, wanita luluh seketika ketika melihat seberapa kaya aku.” Dia menyombongkan dirinya.

Seringai Kean mengiringi tatapan aneh saat mendengar ucapan Jerick. Orang di depannya itu cukup percaya diri sekali. “Aku akan berusaha lebih kaya darimu. Agar bisa mendapatkan wanita yang hanya mengincar kekayaan.” Kalimat yang keluar dari mulutnya jelas memiliki arti sindiran pada Kenaya.

Sayangnya, Kenaya berusaha untuk tetap tenang. Tidak terpengaruh sama sekali dengan sindiran Kean.

Makan malam berlangsung dengan obrolan kecil. Sesekali tawa terdengar antara Kean dan Jerick. Kenaya sendiri memilih untuk diam saja.

Usai makan malam dan mengobrol sebentar, Kean memutuskan untuk kembali ke hotel. Terlebih lagi ini sudah terlalu malam.

“Terima kasih untuk undangan makan malamnya. Aku senang sekali bisa datang ke sini.” Kean mengulurkan tangan pada Jerick.

“Sama-sama. Senang kamu mau datang ke sini untuk makan malam.” Jerick menerima uluran tangan.

Kean beralih pada Kenaya. Mengulurkan tangan pada mantan kekasihnya itu. Namun, Kenaya tak kunjung menerima uluran tangan itu. Hingga membuat Jerick menyenggol lengannya. Memberi kode pada Kenaya. Kenaya pun segera menerima uluran tangan Kean.

“Sepertinya kita akan sering bertemu karena proyek akan dikerjakan Jerick.” Kean tersenyum menyeringai.

Kenaya yang tadinya tertunduk langsung menegakkan kepalanya ketika mendengar ucapan Kean. Sepertinya Kenaya salah jika dia merasa lega Kean segera pulang. Karena ternyata setelah ini dia akan bertemu lagi dengan Kean.

“Kalau begitu aku permisi dulu.” Tepat saat Kenaya menatapnya, Kean segera mengalihkan pandangan pada Jerick. Seraya melepaskan tangannya yang menjabat tangan Kenaya.

Kean segera pergi. Kenaya dan Jerick masih berdiri di depan pintu melihat mobil Kean yang perlahan pergi. Saat mobil hilang dari pandangan, Kenaya segera masuk.

Jerick yang melihat sang istri masuk lebih dulu langsung mengejarnya. Dia langsung menjambak rambut sang istri.

“Achh ….” Apa yang dilakukan Jerick membuat Kenaya terkejut sekali. “Sakit,” ucapnya ketika rambutnya ditarik oleh suaminya.

“Apa kamu sengaja menumpahkan kopi?” Jerick sudah berusaha menahan diri tadi karena ada Kean di rumah. Kini saat tidak ada Kean, dia melampiaskan kekesalannya itu.

“Aku tidak sengaja. Cangkirnya miring, jadi kopinya tumpah.” Kenaya berusaha untuk membela diri.

“Apa kamu pikir aku percaya?” Jerick menarik rambut Kenaya.

Kenaya mengikuti langkah Jerick yang menariknya. Dia berusaha untuk menyeimbangkan langkahnya agar tidak terjatuh.

Jerick membawa Kenaya ke kamar. Melempar tubuh Kenaya ke tempat tidur. Kenaya berusaha untuk jatuh dalam keadaan miring. Agar tidak terjadi apa-apa dengan anaknya. Hal seperti ini memang sering terjadi. Jadi bukan hal baru lagi bagi Kenaya.

Dengan gerakan cepat Jerick mencekik Kenaya. “Dia adalah tamu penting, dan kamu mengabaikannya. Tidak menjawab pertanyaan darinya.”

Napas Kenaya tercekat. Tangan Jerick yang berada di lehernya membuatnya tidak dapat bernapas. Kenaya berusaha untuk melepaskan tangan Jerick yang berada di lehernya, tetapi tangan itu mencengkeram dengan erat.

Jerick segera melepaskan tangannya ketika melihat wajah Kenaya yang membiru. “Harusnya kamu menghargai tamuku.” Sebuah tamparan melayang di pipi Kenaya. “Menunjukan seberapa bahagianya kamu pada orang lain.” Kembali sebuah tamparan dilayangkan Jerick dengan keras. Hingga membuat darah segar keluar dari sudut bibir Kenaya. “Dasar wanita jalang.” Jerick sudah seperti orang kerasukan. Memukul Kenaya untuk melampiaskan kekesalannya.

Saat Kenaya sudah tak berdaya, Jerick baru melepaskan Kenaya. Dia segera keluar dari kamar Kenaya. Sejak menikah, mereka memang tidak tinggal di kamar yang sama. Jerick hanya akan datang pada Kenaya ketika dia perlu menuntaskan hasratnya saja.

Setelah Jerick meninggalkan kamar, Kenaya hanya bisa menangis. Pernikahan macam apa yang dijalaninya ini. Setiap hari selalu mendapatkan siksaan. Itu benar-benar menyakitkan bagi Kenaya. Bayangan indah pernikahan sirna begitu saja. Berganti luka.

Jerick memang begitu membenci Kenaya. Selalu saja Kenya jadi sasaran, meskipun terkadang bukan kesalahannya. Apalagi ketika Jerick pulang dari klub malam. Dia akan melampiaskan amarahnya ketika Kenaya tidak mau membantunya menuntaskan hasrat.

Sudutan rokok, pukulan, tamparan, hingga jambakan rambut selalu diberikan Jerick. Tak ada satu pun yang berani menolong Kenaya di rumah itu. Asisten rumah tangga, sopir, dan tukang kebun tutup mata melihat hal itu.

Terkadang Kenaya berpikir, andai dulu dia menerima tawaran kawin lari dari Kean, mungkin hidupnya tidak akan seperti ini. Mungkin Kenaya sudah bahagia dengan Kean.

Kenaya membelai perutnya. “Sabar, Sayang. Mama akan berusaha menjagamu.” Beruntungnya Jerick tidak pernah memukul perutnya sekali pun dia memukul tubuhnya.

Kenaya hanya bisa bertahan demi anaknya. Jika dia sudah punya cukup uang, dia pasti akan segera pergi dari sini. Tak mau tinggal dengan manusia iblis seperti Jerick.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
percuma kau suruh calon bayimu utk sabar, tolol! yg ada dia mati sebelum kau lahirkan. dasar wanita goblok, udah ada art tapi kau tetap kegatelan nganterin kopi. mampuslah kena hajar. dasar matre
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status