Home / Romansa / Jangan Salahkan Aku Mencintainya / Bab 11. Tangan kanan Angkasa Khile Corp

Share

Bab 11. Tangan kanan Angkasa Khile Corp

last update Last Updated: 2025-10-26 01:26:47

Kenzo Davidson.

Dia adalah tangan kanan Angkasa Khile Corp, perusahaan nomor satu di Kurta, sekaligus pihak yang saat mengundang mereka untuk jamuan makan malam penting.

Baru mendengar namanya saja, semua itu cukup membuat banyak orang menahan napas, apalagi jika sampai berhadapan secara langsung dengannya pada situasi seperti ini. Sosok dingin itu mampu mengubah arah hidup seseorang hanya dengan satu keputusan saja.

Semua darah di wajah Radit seolah surut bersamaan dengan kesadarannya akan siapa sosok di depannya.

Tangan Radit masih terperangkap di genggaman Kenzo. Cengkeraman itu kuat, tapi tidak kasar. Tegas, seolah memberi peringatan bahwa satu gerakan salah, maka dunia Radit akan runtuh di tempat seketika itu juga.

Sorot matanya tajam, akan tetapi berwibawa, sikap dinginnya memancarkan kuasa penuh yang ikut membuat udara di ruangan itu mendadak berubah tegang seketika.

“Kalau kau memang laki-laki sejati,” ucap Ken dengan nada dingin namun berwibawa, “Jangan berani-berani mengangkat tanganmu pada perempuan. Apalagi di tempat ini.”

Tatapan tajam itu berpindah ke Andini yang masih mematung dengan wajah yang pucat dan tubuh yang gemetar.

Andini hanya terpaku. Pandangannya bergantian antara Ken dan Radit.

Ken kembali sedikit menoleh, menatap Andini sekilas. “Apa kamu baik-baik saja?” suaranya menurun, lebih lembut, tapi masih bergetar dengan sisa amarah yang tertahan.

Andini hanya mengangguk pelan. Bibirnya bergetar, tapi tak ada suara yang keluar.

Tiara yang sejak tadi berdiri di ambang pintu tampak menahan napas. Matanya membulat penuh keterkejutan saat menyadari siapa pria itu.

Dia sama sekali tidak menyangka jika pria berpengaruh itu lah yang akan muncul di detik genting seperti ini.

Menyadari situasi makin genting, Tiara buru-buru melangkah maju, menenangkan diri dan menata ekspresinya.

“Pa-pak Ken … maaf,” katanya terbata-bata, lalu bibirnya tersenyum kaku. “I-ini, sebenarnya hanya salah paham. Tadi itu Pak Radit, nggak bermaksud apa-apa, kok. Saat ini istri beliau sedang kurang sehat, jadi ….”

Akan tetapi sebelum Tiara menyelesaikan kalimatnya, mata Ken langsung menatapnya tajam.

Lalu dengan seketika itu juga, Ken menghempaskan tangan Radit yang masih berada dalam genggamannya.

Dalam hatinya dia bertanya-tanya. “Kenapa Tiara bisa berada di sini? Dan kenapa dia bisa bersama Raditya Mahesa? Apa mungkin mereka saling kenal?” 

Ken menatap curiga. “Kurang sehat? Benarkah itu?” suaranya sinis, dingin penuh kewaspadaan.

“Benar, pak. Sumpah saya berkata jujur.” ucap Tiara tegas, raut wajah tanpa ragu.

“Jujur kacang ijo maksudnya pak.” batin Tiara menjawab.

“Lalu Bu Tiara, mengapa kamu bisa berada disini? Bukankah seharusnya kamu berada di tengah pesta untuk menyambut tamu?”

Duarrr

Sontak saja pertanyaan singkat itu membuat Tiara tersentak dan seketika kehilangan kata. Tiara merasa seolah-olah saja seperti ada petir berkekuatan besar yang mendadak bergemuruh di sekelilingnya.

Sebagai tangan kanan Angkasa Khile Corp, Ken tahu siapa yang seharusnya hadir malam ini. Tiara seharusnya duduk di meja eksekutif bersama divisi hukum lainnya, bukan berdiri di pojok ruangan kamar hotel bersama Radit dalam jarak sedekat itu.

Tiara benar-benar bingung harus menjawab apa. Solusi terbaiknya adalah diam, daripada nantinya dia akan salah berbicara dan memperkeruh suasana.

Radit yang menyadari jika saat ini mereka sedang terjebak pada situasi genting, segera menarik napas, mencoba menenangkan diri.

Walau sesekali tangan kirinya masih terlihat mengusap pergelangan tangan kanannya, yang terasa sakit akibat dari cengkeraman tangan kokoh milik Ken.

Radit berusaha menampilkan senyum diplomatis, senyum penuh kepalsuan yang biasanya selalu berhasil menipu siapapun yang melihatnya.

“Ma-maaf, Pak Ken. Sebenarnya ini hanya salah paham,” katanya cepat. “Tadi saya hanya khawatir karena melihat wajah istri saya yang terlihat pucat, jadi saya berniat untuk memeriksa keningnya. Tapi mungkin saja, gerakan tangan saya yang panik itu telah disalah artikan oleh, Pak Ken.”

“I-iya pak, betul itu. Karena khawatir melihat keadaan istri pak Radit, saya berinisiatif untuk membawa istri pak Radit beristirahat di ruangan ini.” tutur Tiara membantu Radit memberikan alibi.

Sementara Andini kian terpaku dalam kebingungannya, untuk pertama kalinya, dia melihat Raditya Mahesa dan Tiara Hilton yang selama ini terkenal begitu angkuh, kini terlihat begitu gugup dan sangat ketakutan seperti ini.

Mendengar penuturan keduanya, tentu saja Ken tidak langsung mempercayai begitu saja.

Ken menatap Radit dan Tiara secara bergantian. Seolah ingin menelanjangi kebohongan yang terbungkus rapi di balik nada lembut dan wajah tenang yang ditampilkan keduanya itu.

Ken yakin jika ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka. Dan nalurinya mengatakan, jika ini bukan sekadar kebetulan untuk menunjukkan ruangan untuk beristirahat Andini saja.

Tatapan mata Ken beralih pada Andini, seolah dia ingin memastikan kebenaran itu.

Sayangnya karena Andini masih merasa bingung dan syok dengan situasi yang ada, Andini tidak menyangkal dan tidak juga mengiyakan semua alibi yang diberikan oleh dua sejoli yang kini tampak panik dan ketakutan itu.

Keheningan terasa menusuk. Hanya suara napas Andini yang terdengar semakin berat.

Andini merasa jika tubuhnya saat ini semakin terasa ringan, kakinya seolah kian lemas dan tak mampu menopang berat dari tubuhnya sendiri.

Samar-samar pandangannya mulai kabur. Suara di sekitarnya seolah semakin jauh, menghilang satu per satu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 78. Andini diculik

    Pintu ruangan terbuka sangat keras hingga memantul ke dinding. Semua orang di ruangan itu sontak menoleh.Seorang wanita dengan penampilan elegan memakai coat panjang, sepatu hak tinggi melangkah masuk dengan wajah penuh kemarahan. Mata itu adalah tatapan mata seorang ibu yang cemas serta khawatir tentang keadaan putrinya. Seketika dia memasuki ruangan, matanya langsung menatap lurus ke arah Jessica, putri tunggalnya.“JESSICA!” suaranya menggelegar, menusuk sampai ke ujung telinga. “Kau mengapa kesini dan ikut-ikutan bersembunyi? Kau mau menjatuhkan martabat keluarga kita?! Cepat ambil barangmu kita pulang, sekarang juga!”Semua orang terdiam, hanya suara napas Jessica yang kini tersengal.“Mami… ma-maaf, aku nggak bisa mengikuti permintaan mami untuk pulang.” Jessica berusaha bicara selembut mungkin. “aku, aku nggak bisa meninggalkan Andini, aku janji setelah urusan ini selesai, aku akan menjelaskan semuanya …”“Diam!” Ibunya maju, meraih lengan Jessica paksa. “Kau pikir mami akan

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 77. Suasana semakin Panas

    Jessica tak bisa menjawab, suasana villa itu kembali sunyi. Hingga suara parau Andini kembali terdengar.“Jessi, tolong jujur padaku? Apa kau mencintai Naren?”Jessica yang tadinya tertunduk karena kehabisan kata-kata untuk menjelaskan apa lagi pada Andini, kini mendadak tubuhnya menegang seolah listrik tegangan tinggi sedang menyengat tubuhnya.Walau sedikit ragu tapi Jessica tetap harus menceritakan semuanya, “Awalnya aku memang mencintai Naren, sangat mencintainya terlebih lagi kedua belah pihak keluarga memang merestui.”Jessica menghentikan ucapannya lalu menatap kearah mata Andini, “Namun seiring berjalannya waktu aku semakin sadar, jika cintaku hanya bertepuk sebelah tangan Dan…”Belum selesai Jessi menjelaskan Andini tiba-tiba langsung memeluknya.“Maafkan aku Jessi, aku … aku nggak bermaksud untuk menyakiti perasaan mu. Tolong jangan benci aku.” tutur Andini terbata-bata.“Hei, aku belum selesai berbicara, lagian mana mungkin aku membencimu. Justru aku harus berterima kasih p

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 76. Dilema

    Andini duduk termenung di tepi tempat tidur mewah yang berbahan kayu jati yang dihiasi ukiran mewah dari ciri khas suatu daerah. Dia masih mengenakan kemeja kerja yang dipakainya kemarin siang, kemeja itu sudah berantakan, ujung lengannya kusut karena sudah berkali-kali digunakan untuk menyeka air mata.Andini merasa tubuhnya benar-benar tidak ada energi yang tersisa, bahkan untuk sekedar berdiri dia pun tak mampu.Diluar villa kicauan burung terdengar riang saling bersahutan, menyambut sang mentari. Angin pegunungan membelai pucuk pohon pinus dengan lembut, menyapu udara dingin melewati tebing tinggi tempat villa mewah itu berdiri megah.Dari balik tirai kaca yang terhubung dengan balkon belakang villa, lautan biru terbentang luas tampak damai, tenang, keindahan alam yang jauh dari hiruk-pikuk dunia yang selalu menghakimi.Tapi kedamaian itu sama sekali tidak menyentuh hati Andini. Semalaman Andini tak bisa tidur, pikirannya berkelana tak tau kemana.Tok tok tokTerdengar suara pintu

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 75. melacak keberadaan Radit

    Radit membalas pelukannya bukan karena cinta, tapi karena rasa bersalah. Dan itu terasa. Pelukan itu dingin. Hampa. Terkendali. Tiara tidak bodoh. Dia tahu sentuhan itu bukan sentuhan cinta.Tapi dia membiarkan dirinya menipu hati. Dia butuh ilusi itu.“Apa yang terjadi, mengapa aku bisa berada di sini?”Belum sempat Radit menjelaskan, Thomas sudah duluan bersuara.“Kamu mendadak pingsan, tadinya Daddy sangat khawatir. Tapi setelah dokter Pras memeriksa ternyata rasa khawatir itu hilang dan berubah jadi rasa bahagia.”Tiara sedikit mengerutkan keningnya, “Ma-maksud Daddy rasa bahagia yang seperti apa? Lalu apa hubunganya dengan aku?”“Kamu sedang mengandung Tiara, Daddy akan menjadi seorang kakek.”“A-apa, aku sedang hamil?” mata Tiara terlihat berkaca-kaca. “Radit, sayang apa benar yang diucapkan oleh Daddy?”Radit hanya mengangguk tanpa suara.“Berjanjilah untuk selalu bersama ku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Dit. Kamu milikku. Kita milik satu sama lain. Sekarang kita sudah puny

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 74. Tiara Hamil

    Thomas kembali memberi tekanan.“Tiara, pastikan jika Radit tetap nggak mau kembali mengikuti rencana kita, kau harus temukan cara untuk mengendalikannya.”Mendapatkan tekanan dari sang ayah kepala Tiara seketika berdenyut, wajahnya terlihat meringis saat menahan sakit dikepalanya. “Aku akan berusaha, Daddy.”“Berusaha nggak akan cukup! Kalau kau nggak bisa mengendalikan Radit, maka Radit akan menjadi ancaman. Aku nggak akan membiarkan itu terjadi.”Ancaman dalam konteks yang diucapkan oleh seseorang yang bergelut dalam dunia hitam seperti Thomas Hilton itu bukan sekadar kata. Tiara tahu persis apa arti ucapan dari sang ayah.Jika Radit sampai keluar garis, maka Radit akan dihabisi. Seperti ini lah bahasa yang ingin disampaikan itu.“Kau mengerti kan, sayang?” dengan senyuman Thomas menepuk pipi Tiara, tepukan yang begitu lembut dan manis lebih mirip seperti sedang membelai, akan tetapi dibalik semua itu terselip ancaman yang begitu mematikan.Lutut Tiara terasa lemas.Dia keluar dari

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 73. Ancaman

    Kemarin siang, beberapa menit sebelum pesawat Radit dan Tiara lepas landas.Andini yang merasa dirinya tertekan, begitu melihat kehadiran Naren seketika dia langsung memeluknya.“Hei, sayang kenapa menangis? Kamu aman sekarang.” suaranya berguncang, bukan karena takut tapi karena menahan gejolak yang terlalu berat untuk dijelaskan.Andini terus menangis menumpahkan rasa rindu, menumpahkan segala beban yang menumpuk dihatinya.Sementara Jessica berdiri di samping pintu, nafasnya masih memburu, ada senyum haru saat melihat Andini memeluk Naren seperti itu.Kenzo yang berdiri di sampingnya menggenggam tangan Jessica yang terlihat gemetar karena ketegangan.Menyadari gengaman tangan Kenzo, Jessica tersenyum.“Ada CCTV dari lobi belakang,” Kenzo berbisik pada Jessica. “Kita lihat rekamannya. Aku yakin jika mereka melarikan diri lewat pintu belakang dan kita menemukan petunjuk dari jejak mereka.”Jessica mengangguk. Mereka sengaja memisahkan diri dari Andini dan Naren membiarkan keduanya l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status