Home / Romansa / Jangan Salahkan Aku Mencintainya / Bab 10. Seperti Pencuri Yang Ketangkap Basah

Share

Bab 10. Seperti Pencuri Yang Ketangkap Basah

last update Last Updated: 2025-10-25 10:24:59

Selama ini dia hanya diam, menelan kepedihan demi menjaga nama dan martabat suami beserta keluarganya. Tapi malam ini, sesuatu di dalam dirinya telah memberontak.

Mungkin malam ini keberaniannya itu muncul karena rasa sakitnya sudah melampaui batas mampunya, sehingga dia nekat mengubah rasa takut menjadi suatu alasannya untuk berani.

Pergerakan Radit semakin liar, sentuhan bibirnya mulai turun ke area bukit kembar milik Tiara yang membusung, menghisapnya dengan rakus persis seperti seorang bayi yang sedang kehausan.

Sementara Tiara yang mendapatkan sentuhan itu terlihat semakin menggeliat manja.

“Aah, Radit! Teruskan sayang!” sambil tangannya terlihat turun naik mengusap lembut pada bagian roket milik Radit, yang kian mengeras dari balik celananya.

“Radit kamu memang selalu membuatku tergila-gila.” racau Tiara sekali lagi.

Baru saja tangan lentik Tiara ingin melepaskan ikat pinggang pada tubuh Radit, karena keduanya ingin melakukan hal yang lebih.

Tanpa sengaja tangan Andini yang gemetar menabrak ujung pintu. Dan suara itu membuat dua orang yang hanyut dalam desah cinta, terkejut.

Lalu, menoleh.

“Andini!” ucap Radit, matanya membulat. 

Wajahnya yang semula mesra kini berubah menjadi penuh amarah.

Sedangkan Andini, semakin terlihat gugup, wajahnya pucat, saat ini dia benar-benar merasa seperti seorang pencuri yang sudah ketangkap basah.

Akan tetapi tekadnya sudah bulat jika dia harus melawan.

“Masih sempat-sempatnya ya kalian mencuri waktu untuk bermesraan di tempat seperti ini?” suaranya pecah, tapi tegas. “Seperti nggak ada tempat lain lagi!” tutur Andini.

Begitu melihat ponsel di tangan Andini, ekspresi Radit langsung mengeras. Dalam sekejap, dia berlari dan menghampiri Andini, lalu menepis kasar tangan Andini.

Ponsel itu terlepas dan jatuh ke lantai, layarnya pecah. Mata Andini membulat menatap tak percaya.

Hatinya yang tadi merasa lega karena sudah mendapatkan bukti rekaman perselingkuhan Radit dan Tiara, kini seketika sirna.

Andini terdiam, setengah gemetar. Harapan yang dia genggam erat seketika saja hancur persis seperti serpihan kaca dari ponselnya yang terhempas.

“Andini! Beraninya kamu merekam semuanya?” raung Radit, suaranya menggema di ruangan itu. 

Rahangnya mengeras, giginya saling beradu menahan amarah yang meledak tanpa kendali.

Sementara Andini, dia hanya bisa menatap pantulan dirinya di layar ponsel yang retak, pandangannya kosong.

Dalam keheningan itu, hanya suara nafasnya sendiri yang terdengar, patah, tersengal.

Fokus Andini yang menatap ponselnya yang jatuh kini teralihkan, dia sedikit mendongak, menatap wajah Radit yang memerah karena menahan amarah.

Setelah merapikan rambut dan bajunya yang berantakan, Tiara juga keluar dan berdiri di ambang pintu dengan menyilangkan tangannya di dada.

Wajahnya menatap Andini muak, tanpa merasa ada rasa bersalah dengan perbuatannya.

“Aku yakin, jika dia ingin mempermalukan kamu dengan bukti rekaman itu. Istri kamu ini benar-benar jahat, Radit.” Tiara memprovokasi.

Radit menatap Tiara dengan kasih sayang, “Tenang sayang, aku akan memberinya pelajaran.” kemudian dia beralih menatap Andini dengan wajah dingin dan suram.

Perbedaan yang sangat kontras.

“Kamu sengaja ingin mengambil rekaman untuk mempermalukan aku, hah?” suara Radit kembali membentak.

Andini berkedip. “Radit, kamu tahu bukan jika semua orang di luar sana memuji hubungan kita. Tapi nyatanya seperti apa? Bahkan di jamuan makan malam penting seperti ini saja, kalian masih sempat mencuri waktu untuk bermesraan!”

Radit menatap bengis. “Nggak usah ikut campur urusanku. Kamu hanya perlu duduk manis, dan patuh!”

Andini menegakkan punggungnya, “Aku nggak peduli kamu mau berselingkuh dengan siapa atau bersama dengan siapa. Aku hanya ingin kamu melepaskan aku. Aku capek pura-pura bahagia dan dijadikan istri pajangan saja!” Andini berteriak.

Tangannya gemetar, ini pertama kalinya suara Andini terdengar lantang saat berbicara dihadapan Radit.

“Andini! Untuk apa kamu berteriak!” Radit sangat marah. Dia khawatir orang lain mendengar teriakan Andini dan melihat mereka ribut seperti ini.

“Kenapa? Kamu takut jika orang lain tahu bagaimana kamu sebenarnya?” Andini menatap Radit tajam. “Lepaskan aku, atau aku akan berteriak agar semua orang melihat sendiri bagaimana kamu yang sebenarnya!” tuturnya tegas penuh ancaman.

Andini sadar mungkin setelah ini dunianya runtuh. Tapi tekadnya sudah bulat jika dirinya ingin lepas dari belenggu bertopeng pernikahan yang menyiksa dirinya ini.

Ada sekelebat rasa takut di mata Radit  saat dirinya mendengar penuturan itu, bukan takut pada Andini, tapi takut pada kehilangan kekuasaan. Karena baginya, perempuan yang berani melawan berarti ancaman pada harga dirinya.

Radit menggertakkan gigi. “Kamu benar-benar ingin cari masalah!” Radit maju sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dan akan melayangkan tamparan pada wajah Andini.

Andini memejamkan mata, siap menerima tamparan itu. Namun sebelum tangan kokoh itu menyentuh wajah Andini, sebuah tangan kekar lainya terlebih dahulu menangkap pergelangan tangan Radit.

Krek.

Suara seperti ranting patah bergema di lorong hotel mewah itu. Pergelangan tangannya tertahan kuat oleh genggaman kokoh seorang pria berjas hitam.

Radit meringis, matanya memerah menahan nyeri.

“Sialan!” Dia menoleh dengan tatapan tajam.

Andini dan Tiara juga ikut menoleh.

Mata Radit seakan tidak percaya saat menyadari siapa pria yang kini berdiri tegak di hadapannya, dingin, dan memancarkan aura berwibawa yang langsung menelan seluruh ruangan dalam keheningan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 78. Andini diculik

    Pintu ruangan terbuka sangat keras hingga memantul ke dinding. Semua orang di ruangan itu sontak menoleh.Seorang wanita dengan penampilan elegan memakai coat panjang, sepatu hak tinggi melangkah masuk dengan wajah penuh kemarahan. Mata itu adalah tatapan mata seorang ibu yang cemas serta khawatir tentang keadaan putrinya. Seketika dia memasuki ruangan, matanya langsung menatap lurus ke arah Jessica, putri tunggalnya.“JESSICA!” suaranya menggelegar, menusuk sampai ke ujung telinga. “Kau mengapa kesini dan ikut-ikutan bersembunyi? Kau mau menjatuhkan martabat keluarga kita?! Cepat ambil barangmu kita pulang, sekarang juga!”Semua orang terdiam, hanya suara napas Jessica yang kini tersengal.“Mami… ma-maaf, aku nggak bisa mengikuti permintaan mami untuk pulang.” Jessica berusaha bicara selembut mungkin. “aku, aku nggak bisa meninggalkan Andini, aku janji setelah urusan ini selesai, aku akan menjelaskan semuanya …”“Diam!” Ibunya maju, meraih lengan Jessica paksa. “Kau pikir mami akan

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 77. Suasana semakin Panas

    Jessica tak bisa menjawab, suasana villa itu kembali sunyi. Hingga suara parau Andini kembali terdengar.“Jessi, tolong jujur padaku? Apa kau mencintai Naren?”Jessica yang tadinya tertunduk karena kehabisan kata-kata untuk menjelaskan apa lagi pada Andini, kini mendadak tubuhnya menegang seolah listrik tegangan tinggi sedang menyengat tubuhnya.Walau sedikit ragu tapi Jessica tetap harus menceritakan semuanya, “Awalnya aku memang mencintai Naren, sangat mencintainya terlebih lagi kedua belah pihak keluarga memang merestui.”Jessica menghentikan ucapannya lalu menatap kearah mata Andini, “Namun seiring berjalannya waktu aku semakin sadar, jika cintaku hanya bertepuk sebelah tangan Dan…”Belum selesai Jessi menjelaskan Andini tiba-tiba langsung memeluknya.“Maafkan aku Jessi, aku … aku nggak bermaksud untuk menyakiti perasaan mu. Tolong jangan benci aku.” tutur Andini terbata-bata.“Hei, aku belum selesai berbicara, lagian mana mungkin aku membencimu. Justru aku harus berterima kasih p

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 76. Dilema

    Andini duduk termenung di tepi tempat tidur mewah yang berbahan kayu jati yang dihiasi ukiran mewah dari ciri khas suatu daerah. Dia masih mengenakan kemeja kerja yang dipakainya kemarin siang, kemeja itu sudah berantakan, ujung lengannya kusut karena sudah berkali-kali digunakan untuk menyeka air mata.Andini merasa tubuhnya benar-benar tidak ada energi yang tersisa, bahkan untuk sekedar berdiri dia pun tak mampu.Diluar villa kicauan burung terdengar riang saling bersahutan, menyambut sang mentari. Angin pegunungan membelai pucuk pohon pinus dengan lembut, menyapu udara dingin melewati tebing tinggi tempat villa mewah itu berdiri megah.Dari balik tirai kaca yang terhubung dengan balkon belakang villa, lautan biru terbentang luas tampak damai, tenang, keindahan alam yang jauh dari hiruk-pikuk dunia yang selalu menghakimi.Tapi kedamaian itu sama sekali tidak menyentuh hati Andini. Semalaman Andini tak bisa tidur, pikirannya berkelana tak tau kemana.Tok tok tokTerdengar suara pintu

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 75. melacak keberadaan Radit

    Radit membalas pelukannya bukan karena cinta, tapi karena rasa bersalah. Dan itu terasa. Pelukan itu dingin. Hampa. Terkendali. Tiara tidak bodoh. Dia tahu sentuhan itu bukan sentuhan cinta.Tapi dia membiarkan dirinya menipu hati. Dia butuh ilusi itu.“Apa yang terjadi, mengapa aku bisa berada di sini?”Belum sempat Radit menjelaskan, Thomas sudah duluan bersuara.“Kamu mendadak pingsan, tadinya Daddy sangat khawatir. Tapi setelah dokter Pras memeriksa ternyata rasa khawatir itu hilang dan berubah jadi rasa bahagia.”Tiara sedikit mengerutkan keningnya, “Ma-maksud Daddy rasa bahagia yang seperti apa? Lalu apa hubunganya dengan aku?”“Kamu sedang mengandung Tiara, Daddy akan menjadi seorang kakek.”“A-apa, aku sedang hamil?” mata Tiara terlihat berkaca-kaca. “Radit, sayang apa benar yang diucapkan oleh Daddy?”Radit hanya mengangguk tanpa suara.“Berjanjilah untuk selalu bersama ku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Dit. Kamu milikku. Kita milik satu sama lain. Sekarang kita sudah puny

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 74. Tiara Hamil

    Thomas kembali memberi tekanan.“Tiara, pastikan jika Radit tetap nggak mau kembali mengikuti rencana kita, kau harus temukan cara untuk mengendalikannya.”Mendapatkan tekanan dari sang ayah kepala Tiara seketika berdenyut, wajahnya terlihat meringis saat menahan sakit dikepalanya. “Aku akan berusaha, Daddy.”“Berusaha nggak akan cukup! Kalau kau nggak bisa mengendalikan Radit, maka Radit akan menjadi ancaman. Aku nggak akan membiarkan itu terjadi.”Ancaman dalam konteks yang diucapkan oleh seseorang yang bergelut dalam dunia hitam seperti Thomas Hilton itu bukan sekadar kata. Tiara tahu persis apa arti ucapan dari sang ayah.Jika Radit sampai keluar garis, maka Radit akan dihabisi. Seperti ini lah bahasa yang ingin disampaikan itu.“Kau mengerti kan, sayang?” dengan senyuman Thomas menepuk pipi Tiara, tepukan yang begitu lembut dan manis lebih mirip seperti sedang membelai, akan tetapi dibalik semua itu terselip ancaman yang begitu mematikan.Lutut Tiara terasa lemas.Dia keluar dari

  • Jangan Salahkan Aku Mencintainya    Bab 73. Ancaman

    Kemarin siang, beberapa menit sebelum pesawat Radit dan Tiara lepas landas.Andini yang merasa dirinya tertekan, begitu melihat kehadiran Naren seketika dia langsung memeluknya.“Hei, sayang kenapa menangis? Kamu aman sekarang.” suaranya berguncang, bukan karena takut tapi karena menahan gejolak yang terlalu berat untuk dijelaskan.Andini terus menangis menumpahkan rasa rindu, menumpahkan segala beban yang menumpuk dihatinya.Sementara Jessica berdiri di samping pintu, nafasnya masih memburu, ada senyum haru saat melihat Andini memeluk Naren seperti itu.Kenzo yang berdiri di sampingnya menggenggam tangan Jessica yang terlihat gemetar karena ketegangan.Menyadari gengaman tangan Kenzo, Jessica tersenyum.“Ada CCTV dari lobi belakang,” Kenzo berbisik pada Jessica. “Kita lihat rekamannya. Aku yakin jika mereka melarikan diri lewat pintu belakang dan kita menemukan petunjuk dari jejak mereka.”Jessica mengangguk. Mereka sengaja memisahkan diri dari Andini dan Naren membiarkan keduanya l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status