Mer langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, dia membuka lemari pendingin dan mencari bahan makanan yang ada di sana. Wanita itu tersenyum kala melihat banyaknya bahan makanan di sana.Namun, tidak lama kemudian senyum di bibirnya luntur karena dia merasa kebingungan harus memasak apa. Dia bingung karena lupa bertanya kepada Arga tentang makanan apa yang disukai oleh pria itu."Aih! Aku harus masak apa?" tanya Mer bingung.Namun, tidak lama kemudian dia menepuk jidatnya. Semua bahan makanan yang ada di dalam lemari pendingin tersebut adalah bahan yang dibeli oleh Arga, itu artinya semua yang ada di sana adalah makanan kesukaannya."Ck! Dasar bodoh," ujar Mer.Setelah mengatakan hal itu, Mer langsung mengambil bahan makanan yang ada di sana dan memasaknya dengan cekatan. Tentunya sebelum masak dia menyanggul rambutnya terlebih dahulu, karena takutnya ada rambut yang jatuh dan mengenai makanan.Arga yang baru saja datang malah terdiam di ambang pintu, dia memperhatikan Mer yang sedan
Pada akhirnya Mer dan juga Arga dengan cepat menyelesaikan acara makan malamnya, setelah itu Arga langsung duduk di ruang keluarga. Sedangkan Mer nampak merapikan meja makan.Selepas itu, Mer langsung menghampiri Arga yang menunggu dirinya di ruang keluarga. Dia duduk di salah satu sofa yang tidak jauh dari pria itu, dia tersenyum canggung lalu menundukkan wajahnya.Dia seolah bingung harus mengawali ucapannya dari mana, padahal pada kenyataannya Arga sudah sangat tahu jika Mer menginginkan perceraian dengan Adi.Wanita yang belum lama menikah dengan Adi itu merasa tidak tahan karena ternyata dia merupakan istri kedua, karena pada kenyataannya tidak ada wanita yang ingin dijadikan sebagai yang kedua.Wanita tentunya ingin diratukan, wanita ingin jadi satu-satunya yang dicintai oleh prianya. Wanita ingin menjadi satu-satunya istri dari suaminya."Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Bantuan seperti apa yang kamu minta dari aku?" tanya Arga setelah sekian lama diam.Mer yang mendapa
Cukup lama Mer berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Arga, permintaan yang dirasa sangat aneh karena pria itu meminta dirinya untuk menikah dengan Arga setelah bercerai dari Adi.Mulut pria itu seakan begitu mudah untuk berucap tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan terjadi ke depannya, Mererasa sangat aneh dengan kelakuan dari pria itu.Lagi pula, bisa-bisanya pria itu meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya. Bahkan, menjadi istrinya. Padahal,mereka tidak saling mengenal sebelumnya.Terlebih lagi Mer hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa, bagaimana bisa atasannya sendiri malah mengajak dirinya untuk menikah, pikirnya."Jadi,bagaimana? Mau aku bantu tidak proses perceraiannya? Kalau tidak mau, aku tidak rugi. Karena itu artinya kamu yang tidak akan bisa bercerai dari Adi," ujar Arga karena Mer tak kunjung memberikan jawaban.Mer benar-benar bimbang dengan pertanyaan dari Arga, tetapi sungguh dia tidak mau jika harus kembali kepada Adi. Walaupun pria itu berkata
Mer akhirnya menceritakan semuanya kepada pak Adan, tentunya secara gamblang dan tanpa ditutup-tutupi. Dia merasa tidak ingin ada yang disembunyikan lagi dari ayahnya, kini dia ingin terbuka kepada ayahnya tersebut.Mer bukan hanya menceritakan tentang keinginannya untuk bercerai dari Adi, tetapi dia juga membicarakan apa yang diinginkan oleh Arga. Pria itu ingin membantu dirinya sesuai dengan permintaannya.Namun, pria itu juga meminta upah dirinya. Mer harus mau menikah dengan Arga, karena dengan seperti itu, Mer bisa bercerai dengan Adi. Pria yang kini sangat dibenci oleh Mer.Jika Mer menolak permintaan dari Arga, sudah dapat dipastikan jika dirinya akan kesusahan untuk bercerai dari pria itu.Karena walau bagaimanapun juga Adi mempunyai kuasa, tentunya untuk melawan pria yang sampai saat ini masih menjadi suaminya itu adalah dengan cara mendekati Arga.Dia harus meminta pertolongan pria itu, karena dengan seperti itu Mer bisa langsung bercerai dengan Adi."Jadi kamu meminta bantu
Selama perjalanan menuju kantor, Mer hanya terdiam seraya menatap jalanan. Dia sedang berpikir begitu keras di dalam otaknya, apa yang harus dia lakukan agar Adi tidak mendekatinya lagi.Terus terang saja dia sudah muak melihat wajah pria itu, jika saja bisa Mer rasanya ingin menampar wajah pria itu dan memukulnya sampai babak belur.Dia benar-benar merasa mual mendengar apa yang dikatakan oleh Adi, semuanya terasa bualan semata. Karena nyatanya pria itu sudah mempunyai istri dan juga anak, tetapi pria itu bersikeras berkata jika dia mencintainya."Turunlah, sudah sampai." Arga menepuk pundak Mer.Sebenarnya Arga merasa kasihan kepada Mer, karena wanita itu terlihat begitu dalam dengan lamunannya. Pastinya wanita itu sedang mengalami guncangan, Arga pastikan dia akan membantu Mer untuk bisa segera bercerai dengan Adi.Tentunya untuk mengumpulkan berkas penting milik Adi adalah hal yang gampang bagi dirinya, dia tinggal meminta data pribadi milik Mer, agar proses perceraian yang akan d
Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh Arga, pukul sembilan pagi Mer dan juga Arga pergi untuk menemui klien. Adi sempat mengikuti langkah Mer, dia meminta waktu untuk berbicara kepada wanita itu.Sayangnya dengan cepat Arga menolak permintaan dari Adi, Arga berkata bukan berniat untuk ikut campur dengan urusan keduanya.Namun, mereka harus bersiap untuk pergi untuk menemui klien. Jika Adi malah membahas masalah pribadi dengan Mer, maka dia akan Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.Adi mengalah, dia mundur kembali untuk berbicara dengan Mer dan meminta maaf kepada Arga walaupun dengan berat hati. Jika saja Arga bukan atasannya, sudah dapat dipastikan jika wajah tampan pria muda itu pasti akan babak belur karenanya. Sungguh dia sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Mer.Sungguh dia benar-benar tidak sabar untuk mengajak Mer berdamai dan kembali berumah tangga dengannya, dia berjanji akan memperlakukan Mer dengan adil dan penuh cinta.Walaupun nyatanya
Pada awalnya Arga hanya terdiam seraya memperhatikan Mer yang sedang memasak, hingga tidak lama kemudian pria itu bangun dan langsung menghampiri Mer.Pria itu bukannya membantu Mer dalam memasak, tetapi malah merecoki wanita itu. Arga sesekali akan memeluk Mer dan mengusakkan wajahnya pada leher jenjang wanita itu.Arga juga begitu jahil, dia membuka ikatan rambut Mer dan melemparkannya secara asal. Mer terlihat kesal sekali tetapi dia tidak bisa marah, dia takut jika pria itu tidak akan mau membantu dirinya lagi.Terlepas dari itu semua, Mer menikmati kebersamaannya dengan Arga. Karena ternyata pria itu kini sudah lebih banyak tersenyum dan mengajak dirinya untuk bercanda tawa."Makanlah yang banyak, aku akan pulang kalau kamu tidak memerlukan aku lagi." Mer tersenyum hangat seraya menghidangkan makanan yang sudah dia masak.Walaupun hatinya merasa jika yang dia lakukan adalah hal yang salah, tetapi Mer akan berusaha untuk menikmati apa pun yang saat ini dia lalui dan apa pun yang d
"Maaf, tapi aku melakukannya bukan karena napsu semata. Aku suka sama kamu, aku mencintai kamu." Arga mengangkat tubuh Mer dan mendudukkannya di atas pangkuannya.Arga bahkan langsung memeluk pinggang Mer dengan begitu erat, lalu tidak lama kemudian tangan kirinya merambat naik pada punggung wanita itu.Mer nampak menahan napasnya mendapatkan perlakuan seperti itu dari Arga, dia pernah merasakan hal yang lebih dari ini ketika malam pertama dengan Adi.Saat ini ketika Arga melakukan hal itu, dia malah teringat akan malam pertamanya dengan Adi. Wanita itu bahkan malah menginginkan hal yang lebih, hal yang dulu dia rasakan dengan penuh kenikmatan.Jantung Mer tiba-tiba saja berdetak dengan begitu cepat, karena Arga menekan tengkuk lehernya dan dia langsung kembali mendekatkan wajahnya."Mau apa?" tanya Mer seraya menahan wajah Arga.Dia hanyalah manusia biasa, dia takut akan khilaf dan menginginkan hal yang lebih. Apalagi setelah dia menatap wajah Arga, dia merasa jika pria itu sangatlah