Hari ini pesta ulang tahun Cindy, putri bungsu Tamara. Semua anggota keluarga hadir di pesta yang diadakan di rumah Tamara, termasuk teman-teman Cindy dan orang tua mereka.
Halaman belakang rumah Tamara dihias dengan cantik untuk pesta kali ini. Beberapa balon dengan warna putih dan biru dipajang untuk meramaikan suasana.
Cindy memakai gaun berwarna biru ala putri Cinderella, senada dengan tema pesta ulang tahun hari ini. Tamara juga mengundang pesulap untuk memeriahkan acara ini.
Dari jauh Manda duduk sendirian sambil memperhatikan pesulap yang sedang menghibur anak-anak. Dia tersenyum ketika mendengar gelak tawa anak-anak.
"Hai, Manda," sapa Windy menghampiri.
"Hai, Win," sapa baliknya.
"Kenapa duduk sendirian?" tanya Windy sembari duduk di samping Manda.
"Gak apa-apa. Hanya ingin di sini saja. Baru datang?"
"Iya. A
"Halo, Mas?" sapa Manda menerima panggilan telpon dari suaminya."Halo. Sedang apa, Nda?""Lagi santai saja, Mas. Mas, apa kabar?""Baik,""Suara Mas terdengar gak bersemangat. Ada apa, Mas?""Sepertinya Mas gak bisa pulang akhir bulan," sahut Arman sambil duduk lesu memperhatikan beberapa kertas laporan yang berserakan di atas mejanya."Ada apa?" tanya Manda cemas."Ada masalah di kantor cabang perusahaan di Hongkong. Papa meminta Mas untuk pergi ke sana dan menyelesaikannya,""Masalah besar ya?""Iya, begitulah,""Lalu urusan di Paris, apa sudah selesai?""Iya, urusan di sini baik-baik saja,""Apa Kak Daniel juga ikut ke Hongkong sama Mas?" harap Manda."Kak Daniel ada tugas lain dari Papa,"
Manda datang bersama keluarga Cheryl ke Bali, untuk menghadiri pesta pernikahan Anita. Mereka datang 1 hari lebih awal. Manda tinggal di rumah orang tua Cheryl selama di Bali.Malam harinya setelah beristirahat dari perjalanan jauh, Manda makan malam bersama keluarga besar Cheryl. Kehangatan dan keceriaan keluarga Cheryl membuat Manda merasa nyaman di antara mereka.***Keesokan harinya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Anita dan calon suaminya akhirnya tiba.Ijab qabul dan acara resepsi pernikahan diadakan di hotel yang sama.Manda dan Cheryl dipilih sebagai pendamping pengantin wanita bersama 4 orang lainnya. Mereka memakai gaun brokat dengan model dan warna yang seragam.Anita berjalan berdampingan dengan ayahnya menuju meja, tempat ijab kabul diadakan, sambil diiringi oleh para pendamping pengantin di belakangnya dan alunan musik romantis.Calon suami Anita sudah menunggu di depan bersama para pendamping pengantin pria
"Cheryl, Manda keluar dulu ya," pamit Manda."Wah, sudah rapi. Mau ke mana?"Manda memakai longdress casual berwarna pastel dan tas selempang yang melingkar di bahunya."Mau jalan-jalan sekalian beli oleh-oleh buat orang di rumah, sebelum besok pulang,""Mau ditemani?""Manda gak mau ngerepotin. Biar kamu ada waktu kumpul bareng orang tuamu,""Nanti nyasar lho,""Gak. Tenang aja. Kan ada google map. Sudah kutandai alamat rumah ini,""Okelah. Kalau butuh sesuatu, telpon aja ya,""Oke. Duluan ya,""Hati-hati di jalan," Cheryl mewanti-wanti.***Manda berjalan seorang diri menikmati pagi hari di pasar seni Ubud yang menjual berbagai sovenir kerajinan khas pulau Dewata Bali.Deretan kios para pedagang menawarkan berbagai produk seperti syal sutra, kaos, patung, tas anyaman tangan, keranjang, topi dan banyak kerajinan tangan lainnya.Pagi ini pengunjung pasar seni
Beberapa hari kemudian ...."Selamat datang di Bakery Manda," sambut Ayu sembari tersenyum, dari balik meja counter."Mas Bram?" Ayu terkejut."Hai, Yu," sapa hangat Bram.Ayu segera menghampiri Bram dengan wajah kesal."Mas Bram, ngapain di sini? Kan sudah kubilang, jangan kemari. Jangan dekat-dekat sama Manda. Apa Mas mau bikin Manda kena masalah lagi sama suaminya?!" omel Ayu."Sabar, Yu. Aku gak mau ribut di sini,""Nah, terus kenapa kemari?!""Mas Bram," sapa Manda, datang menghampiri mereka."Apa kabar, Mas?" ucap Manda sembari tersenyum."Baik, Nda. Kamu?" Bram membalas senyuman Manda.Ayu keheranan dengan sikap Manda yang baik pada Bram."Mas, mau beli roti?""Ah enggak. Aku ke sini mau mengajak kalian berdua makan siang bersama. Sudah lama kita bertiga gak kumpul. Sekalian aku mau berbagi kabar bahagia,""Ada kabar apa, Mas?""Kita bica
Dua bulan kemudian ....Ting ... tong ... suara bel pintu apartemen Arman berbunyi. Arman segera menghampiri layar monitor kecil untuk melihat siapa tamu di depan pintu."Sarah?" Arman mengerutkan dahinya.Arman pergi membukakan pintu depan."Kejutan," senyuman mengembang di wajah Sarah."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Arman sambil memasang raut wajah masam."Begitukah caramu menyambut istri yang datang jauh-jauh kemari," ujar Sarah dengan kecewa.Dia menyingkirkan badan Arman yang menghalangi pintu, lalu berjalan masuk ke dalam sambil menarik kopernya."Apartemen yang bagus. Kukira kamu menginap di hotel,"Arman menutup kembali pintu apartemen, lalu berjalan lesu menghampiri Sarah."Aku punya apartemen di Hongkong. Kenapa harus menginap di hotel,""Kamu gak pernah cerita kalau punya apartemen di sini,""Sekarang kamu tahu, kan," ucap Arman dengan sedikit cuek.
"Sayang, kamu sedang apa?"Sarah tampil cantik dan seksi dalam balutan dress lingerie berwarna hitam.Arman melirik sebentar ke arah Sarah dengan ekspresi datar."Ngecek laporan perusahaan," jawab Arman dengan cuek."Kamu selalu lembur seperti ini? Kamu kan bos. Ngapain harus lembur?" Sarah memeluk pundak Arman dari belakang."Aku menyukainya," jawab singkat Arman seraya fokus membaca berkas laporan di atas meja."Berhenti saja dulu. Temani aku malam ini," rayu genit Sarah.Sarah duduk di atas pangkuan Arman, dengan posisi saling berhadapan."Aku merindukanmu, Sayang. Selama dua bulan ini, aku sangat kesepian. Aku memimpikanmu setiap malam," jari telunjuk Sarah bergerilya di wajah suaminya.Arman merasa tak nyaman dengan sikap genit dan manja Sarah. Tak ada hasrat dalam dirinya saat menerima godaan panas dari istri keduanya itu."Sar, aku harus menyelesaikan kerjaanku," pinta Arman dengan sopan
"Iya, Mas. Nanti Manda dan Ayu ke sana,"Manda sedang mengobrol di telpon, ketika Ayu masuk ke ruang kerjanya."Dah, Mas," Manda menutup telponnya."Ciee ... ciee ... yang lagi kangen sama suaminya. Kapan Arman pulang?" goda Ayu."Oh, itu bukan Mas Arman. Tadi Manda sedang mengobrol dengan Mas Bram,""Mas Bram?""Iya. Tadi Mas Bram bilang mau lihat-lihat rumah dan dia minta kita untuk menemaninya,""Kenapa kita?" tanya Ayu heran."Untuk bantu Mas Bram memilih rumah,""Tapi kenapa kita?""Yu, kan Manda sudah bilang tadi," jawab Manda dengan tersenyum bingung."Iya, aku dengar. Tapi kenapa kita? Dia kan mau membeli rumah buat dihuni bareng calon istrinya. Kenapa gak minta pendapat calonnya?""Kan dia tinggal di luar kota, Yu. Kita yang paling dekat sama Mas Bram, makanya kita yang dimintai tolong,""Dan kamu menyetujuinya tanpa bicara padaku dulu?""Yu, kamu ke
Beberapa hari kemudian ....Manda sedang duduk di teras belakang rumah sendirian. Dia sedang membaca sebuah novel sambil ditemani secangkir teh dan cemilan.Tiba-tiba nada dering ponsel Manda berbunyi. Manda melihat ke arah layar ponselnya. Sebuah nomor tak dikenal memanggil."Siapa?" gumam Manda.Manda mengangkat telponnya."Halo?" sapanya."Halo, Nda. Ini Bram,""Mas Bram?" Manda terkejut."Maaf menelponmu tiba-tiba dari nomor lain. Aku meminjam ponsel temanku,""Mas, maaf. Manda gak bisa bicara sama Mas,""Kukira kita sudah berbaikan. Aku gak tahu kenapa kamu menghindariku lagi. Kamu gak pernah mau menerima panggilan dari ponselku. Karena itu, aku menghubungimu dari ponsel lain,""Mas, maaf. Manda harus tutup telponnya,"Manda tidak ingin memperpanjang masalah di antara mereka."Tu-tunggu dulu, Nda. Tolong jangan tutup telponnya. Ada yang mau aku sampaikan," u