Malam yang gelap ini di tutup dengan mimpi buruk yang di alami oleh Gio. Di dalam mimpinya dia melihat ke arah yang sama sekali tidak di duga sebelumnya. Dirinya berada di dalam sebuah suasana yang terlihat begitu ramai hingga membuatnya merasakan sensasi yang menggembirakan. Di sana, dirinya seakan menghadiri pesta perayaan yang di rayakan oleh orang-orang bersama dengan dirinya. Dengan penuh rasa penasaran dia melihat ke arah sekitarnya. Ada beberapa orang yang di kenal olehnya dan terlihat sedang berbahagia menikmati pesta. Semua orang mengangkat gelas yang berisi alkohol kemudian bersulang. Meski banyak sekali orang yang terlihat sedang berbahagia di hadapannya itu, rupanya dirinya masih tenggelam dalam rasa yang penuh dengan teka-teki. Selama dirinya menyusuri semakin dalam, pada akhirnya semua yang di lihat di depan matanya itu perlahan melebur. Seakan lenyap begitu saja. Di dalam kebahagiaan yang sementara, membuatnya terbawa ke dalam jurang kehampaan yang sekarang ini ada te
. Seorang pemain bisball ini bernama Patrick. Dia berusia awal 20 an. Semua yang di lakukannya selalu berjalan dengan lancar. Bahkan semua pertandingan berhasil di ikutinya. Dan di depan matanya, sekarang ini ada turnamen yang harus di ikuti. Dengan penuh persiapan yang cukup matang, akhirnya dia mengikutinya. Namun, di dalam perjalanan menuju ke lokasi turnamen terjadi kecelakaan yang membuatnya harus di larikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan.“Cepat bawa dia kemari,” ucap salah satu pekerja ambulan“Ini parah sekali, perban. Berikan perbannya.”“Ini,” ucap seorang tim medis“Baiklah.”Dengan cepat, mereka langsung membawanya ke rumah sakit. Sesampanya di sana, dokter mulai melakukan pengobatan. Dan ternyata tulangnya retak. Bukan hanya itu saja, seorang pengemudi yang di duga adalah pamannya ikut menjadi korban kecelakaan dan harus menjalani pengobatan yang cukup lama juga. Setela
Ruddy kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja, sekarang ini dirinya sedang menuju ke lantai dua dan akan pergi ke ruangan nomor 13 di bagian isolasi. Pasien yang akan di kunjunginya itu tidak lain adalah pasien sebelumnya yang di katakan sangat berbahaya. Karena itu lah, sekarang ini Ruddy terlihat sangat hati-hati. Sesampainya di depan pintu ruangan itu, Ruddy langsung membukanya dan kemudian terlihat pasien itu sedang duduk di bed dengan wajah yang muram. Dengan perlahan, dia memasuki ruangan tersebut lalu mencoba untuk mengajaknya berbicara. Ketika Ruddy mulai menyapanya seperti menyapa pasien yang lain, dia kemudian melihat ke arahnya dan mengatakan apa yang di rasakannya. Melihat reaksinya yang seperti itu, tentu saja membuat Ruddy langsung mengajaknya berbicara.Saat ini di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Orang-orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka menjalani hari seperti biasanya. Namun, di saat ini seorang murid sekolah yang bernama Sol
Kali ini, lagi-lagi semua orang di hebohkan dengan berita tragis. Seorang anak yang tidak sengaja tertabrak menjadi topik kedua pada hari ini. Beberapa menit sebelumnya, semua orang tengah di kejutkan dengan berita dari pihak kepolisian yang lagi-lagi menemukan jasad orang yang tidak di kenal di sebuah pembuangan air di pinggiran red distrik. Melihat penemuannya itu, pihak yang menemukannya langsung melaporkannya kepada polisi untuk di tangani lebih lanjut. Setelah polisi, mendatangi lokasi tersebut dan ternyata bena saja. Seorang wanita yang tidak sengaja menemukan mayat yang terpotong-potong itu merasa sangat ketakutan hingga membuatnya trauma. Beberapa dari pihak keamanan langsung mengambil mayat tersebut dan akan menyerahkannya kepada pihak forensik untuk di teliti lebih dalam lagi. Potongan tubuh yang di duga adalah bagian torso dan lengannya membuat pihak kepolisian yang mengambilnya tersebut merasakan sensasi mual yang mengerikan. Sementara itu, red distrik yang berada di bar
Tidak lama kemudian, wnaita tersebut pergi menuju ke tokonya yang kemudian di ikuti oleh pria asing tersebut tanpa di ketahui. Sesampainya di toko, wanita tersebut dengan santainya mulai membuka tokonya itu dan terlihat sangat senang. Sementara itu, pria yang mengikutinya tersebut setelah mengetahui dan memperhatikan wanita yang ada di sana sudah pergi. Di tempat kejadian saat ini, mereka masih melakukan pencarian hingga ke bagian titik terdalam di wilayah tersebut.“Sial, ke mana lagi kita harus mencari petunjuknya?” ucap salah satu anggota detektif.“Ini hanya akan membuang banyak waktu jika terus menerus seperti ini tuan Roma,” sahut salah satu rekan detektif lainnya.“Aku tahu, hanya saja ini adalah pekerjaan kita jadi jangan banyak mengeluh.”“Baik.”“Tuan, ada sesuatu di balik rerongsokan itu,” ucap salah satu rekan yang lain sambil menunjuk ke arah rerongsokan yang terlihat seperti
Anak itu tidak lama kemudian, dia pergi ke arah lain dan tidak mengikuti Ruddy lagi. Setelahnya, Ruddy langsung memasuki ruangannya dan melihat Gio yang tengah sibuk mengerjakan dokumentasi para pasien. Tidak terkecuali dengan rekan kerjanya yang lain, mereka juga saat ini sedang sibuk mengurusi pasien dan bahkan masih ada yang sedang mewawancarai mereka untuk mendapatkan informasi yang akan menunjukan perkembangannya untuk saat ini.“Dokter, apa orang itu akan datang sekarang?” ucap Ruddy yang sedang merasa penasaran dengan sosok yang akan menjadi rekan kerjanya yang baru.“Ya, seharusnya sekarang dia sedang dalam perjalanan.”“Aku penasaran dengan orang itu, apa beliau teman anda? Atau kenalan anda?”“Tidak juga, sepertinya orang itu di pilih khusus oleh ketua.”“Ah, seperti itu ya. Memang aneh sekali jika tidak ada campur tangan darinya.”“Apa kau merasa khawatir?”
Setelah mereka semua menyambut kedatangan Mike, sementara itu Gio masih berada di dalam ruang terapi dan sedang mengobati pasien. Depresi yang di alami oleh pasien tersebut terbilang sangat mengerikan dan itu membuat dirinya merasa kesulitan dalam menangani kondisi orang tersebut. Setelah satu jam setengah lamanya, akhirnya selesai juga dan pasien tersebut langsung keluar dari ruangan itu. Gio yang terlihat menghela nafasnya, dia mencatat perkembangan kondisi yang di alami oleh orang itu. Banyak sekali pekerjaan yang harus di lakukan olehnya, begitu selesai dengan yang ini dan sekarang dia harus melanjutkannya ke yang lain. Kali ini tepat di dalam ruangan kerja, mereka berdua yang melihat Mike cukup merasa canggung. Mike yang terlihat berbeda dengan Gio yang memang mudah bergaul meski dia orang yang terbilang dingin. Sedangkan orang yang ada di hadapan mereka saat ini sungguh berkebalikan dan itu justru malah membuat mereka merasa canggung satu sama lain kecuali Mike. Dari tadi dia
Roma yang sekarang ini sedang berada di dalam ruangan forensik kemudian melihat potongan tangan kedua yang baru saja di temukan. Rupanya, potongan tangan itu bukan bagian tubuh yang sama dengan yang pertama. Setelah melalui pemeriksaan, potongan tangan yang kedua tidak lain adalah milik seorang pria yang bernama Parson yang bekerja di sebuah pertambangan. Begitu melihat hasilnya, Roma merasa ada yang janggal dan terus bersarang di kepalanya. Setelah beberapa kali melihatnya, ternyata memang berbeda. Pihak forensik yang sudah menemukan datanya itu, langsung menghubungi Roma dan memberitahukan kepadanya semua yang di temukan oleh mereka. Meski ini sangat mendadak, ternyata mereka bisa melakukannya dengan baik.“Bagaimana menurutmu?” tanya seorang petugas forensik kepada Roma yang sedang bersama dengannya itu.“Apa boleh buat, jika ini memang hasilnya. Aku tidak bisa berkomentar apa pun.”“Apa ini sungguh perbuatan orang yang sama?&rdq
Pembicaraan mereka berakhir tepat setelahnya. Sekarang Freya sedang keluar dan menuju pulang ke rumahnya. Dirinya yang merasakan rasa penasaran akan kejadian yang sedang terjadi baru-baru ini membuat dirinya merasa haus akan informasi. Dirinya tidak merasa puas hanya dengan beberapa informasi yang masih kurang seperti saat ini. Malam hari yang gelap, membuat beberapa orang sangat ketakutan dan mereka merasa tidak nyaman ketika pulang sendirian. Suasananya yang mulai pekat membuat mereka teringat akan kengerian yang terjadi beberapa hari yang lalu. Freya berjalan menyusuri trotoar hingga kemudian dirinya sampai di halte. Dengan sabar, Freya menunggu bus datang. Tidak lama kemudian, dirinya pergi menaiki bus yang baru datang itu bersama dengan beberapa orang yang juga pulang ke arah yang sama seperti dirinya. Ketika duduk di kursi tengah, tiba-tiba dirinya memikirkan sesuatu. Sepanjang perjalanan pun dirinya masih memikirkan hal itu dan tentunya seketika membuat kepaala mendadak sakit