Share

Bab 3

Alex dengan terburu keluar dari kamar setelah melihat isi balasan chatt dari Lea.

"Jangan dia pikir dengan mengirimiku foto dua jari tengah seperti itu dia bisa menang dariku, jangan harap itu akan terjadi karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi." gerutu Alex seraya berjalan dengan wajah marahnya menuju ruangan santai para pelayan yang ada diarea pekarangan kediamannya.

Alex harus menerobos hutan mini dihalaman belakang rumahnya jika ia ingin keruangan para pelayan.

"Tuan Alex!" Demitri tersentak terbangun dari duduknya diatas sofa tunggal saat melihat sang majikan mendatangi pondok tempat berkumpulnya para pelayan saat menghabiskan waktu santai mereka.

Wajah Demitri sangat pucat, karena sangat langkah melihat majikanya itu datang langsung kearea tempat para pelayan.

"Ada apa Tuan?" tanya Demitri terbatah. Pelayan lelaki paruh baya itu terlihat gugup, ia merasa takut kalau-kalau salah satu pelayan disana berbuat kesalahan besar sampai Tuan besar mereka yang bernama Alxe Draror Morrone itu datang langsung ke area paviliun para pelayan.

Alex mendudukan tubuhnya diatas sofa, melihat kearah Demitri yang berdiri dengan kepala tertunduk dan kedua tangan terjulur kebawah dalam keadaan menyilang.

"Ada berapa pelayan dirumah ini?" tanya Alex.

Demitri sempat tersentak kaget lalu mulai menghitung jumlah para pelayan yang berada dalam pengawasannya selaku ketua pelayan di kediaman Morrone.

"Total ada 15 orang termaksud saya, Tuan." jawab Demitri.

"Minta mereka semua untuk berkumpul diruangan ini sekarang juga," titah Alex membuat Demitri mulai bergegas mengumpulkan para pelayan yang ada dikediaman Morrone itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" 

"Pasti ada yang melakukan kesalahan besar sampai Tuan Alex datang langsung ke paviliun para pelayan." terdengar bisikan-bisikan kegelisahan para pelayan yang berbincang satu sama lain disela-sela perjalanan mereka menuju paviliun para pelayan.

Demitri yang berdiri paling pojok sesekali menelan ludahnya saat jari telunjuknya mulai menghitung barisan para pelayan yang kini sudah berkumpul diruangan serba guna paviliun mereka.

Tak ada wajah damai diparas para pelayan yang berkumpul, mereka semua panik, takut-takut telah berbuat kesalahan tanpa sengaja sampai membuat penguasa kediaman Morrone itu datang langsung kearea paviliun para pelayan.

"Apa sudah berkumpul semua?" tanya Alex tanpa menatap lawan bicara dan hanya asyik mengotak atik ponsel pintar berwarna navynya.

"Sudah Tuan." sahut Demetri gugup. Kegugupan Demitri semakin besar saat Alex bangkit dari duduknya, padahal lelaki bernama Alex itu hanya beranjak berdiri dari duduknya namun aura mengintimidasinya sudah dapat membuat para pelayan keringat dingin termaksud Demitri.

"Angkat kedua jari tengah tangan kalian." ucap Alex seraya mengatur mode kamera pada ponselnya.

Merasa kamera ponselnya sudah bagus Alex langsung menatap para pelayan yang berkumpul dengan wajah pucat pasih mereka.

Alex menyerengitkan alisnya ketika mendapati tak ada satupun pelayan yang berani mengangkat jari tengah mereka begitu juga dengan Demitri.

"Apa yang kau lakukan? Cepat angkat kedua jari tengahmu," ucap Alex mengulang kembali kalimat perintahnya pada Demitri.

Dengan ragu Demitri mengangkat kedua jari tengahnya tepat diwajah sang majikan sembari berkata "Seperti ini, Tuan?" 

"Apa kau ingin ku pecat?" spontan Demitri langsung menurunkan jari tengahnya dengan wajah panik "Bukanya tadi dia sendiri yang memintaku mengangkat jari tengah." keluh Demitri dalam hati kecilnya.

"Kau ingin mengumpatiku dengan jari tengahmu itu?" 

"Tidak Tuan," sambar Demitri cepat "Aku bahkan tidak ada niatan untuk mengumpatimu dengan jari tengahku, aku mengangkat jari tengahku karena tadi kau yang menyuruhku." jelas Demitri dengan suara bergetar.

"Aku memang memintamu mengacungkan jari tengahmu tapi bukan berarti kau dapat melakukanya di depan wajahku juga." balas Alex dengan wajah sedikit kesal.

"Maafkan aku, Tuan." ucap Demitri.

"Bergabunglah dengan yang lainnya." tanpa buang-buang waktu Demitri langsung mengambil tiga langkah panjang untuk bergabung dalam barisan para pelayan lainnya.

Alex kini mengarahkan ponsel pintarnya kearah para pelayan yang tengah berkumpul membentuk setengah lingkaran "Aku ingin kalian semua mengangkat kedua jari tengah kalian kearah kamera. Barang siapa yang jarinya tidak muncul dalam foto maka aku akan memotong jarinya itu," ancam Alex membuat para pelayan itu spontan mengacungkan kedua jari tengah mereka kearah kamera lalu menahan pose itu beberapa detik sampai Alex selsai memotret mereka.

"Satu, dua, tiga." ucap Alex bersamaan dengan suara ponsel yang mengambil gambar.

Alex tanpa sabaran langsung memeriksa hasil fotonya, seulas senyum kemenangan langsung menghiasi wajahnya kala mendapati semua jari tengah para pelayannya tertangkap oleh kamera "Kita lihat sekarang siapa yang menang," gumam Alex penuh kepuasan.

Alex memasukan ponselnya dalam saku celannya dan saat ia mengangkat wajahnya alangkah terkejutnya Alex saat melihat para pelayannya masih dalam posisi berdiri sembari mengacungkan jari tengah mereka termaksud Demitri.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Alex bingung tanpa ia sadari bahwa memont itu terjadi atas perintanya "Kalian semua ingin mengumpatiku menggunakan jari tengah kalian?" mendengar itu semua pelayan yang ada disana langsung menurunkan jari tengah dan tangan mereka.

"Kembalilah bekerja," ucap Alex sebelum berlalu meninggalkan paviliun para pelayan dengan wajah tanpa dosanya.

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya seorang pelayan itu pada rekan sesama pelayannya.

"Apa dia datang ke paviliun hanya untuk meminta kita mengacungkan jari tengah lalu memotretnya. Kurang kerjaan sekali." sahut pelayan berkaca mata itu seraya menepuk-nepuk lenganya yang terasa pegal akibat menahan pose jari tengahnya.

"Semakin hari kelakuan Tuan Alex semakin aneh saja,"

"Huuuss!..." Demitri menyelah percakapan para pelayan itu "Jaga ucapan kalian. Jika Tuan Alex mendengar kalian maka aku yakin mulut kalian itu akan dijahit." tiga pelayan itu langsung terdiam sebelum membungkuk kearah Demitri kemudian meninggalkan lelaki itu dalam keheningan seorang diri.

Alex tanpa sabaran menunggu balasan chatt dari pemilik akun @Lea_Lamia setelah ia berhasil mengirimkan foto jari tengah seluru pelayan yang ada dikediamannya.

"Sekarang kita lihat bagaiman cara gadis itu akan mengalahkanku dan pasukan jari tengahku." ucap Alex merasa puas akan kemenangannya.

***

Mulut Lea menganga spontan saat melihat isi chatt yang dikirim Alex padanya, sebuah foto lima belas orang yang tengah mengangkat jari tengahnya langsung memenuhi isi layar ponsel pintar milik Lea, dibawah foto itu ada caption 'Sekarang kau tahukan siapa pemenang sesunggungnya' tak lupa emotikon beruang yang tertawa ngakak menghiasi akhir dari caption foto itu.

Jari telunjuk Lea terjulur, mulutnya bahkan komat kamit saat menghitung jumlah jari tengah yang ada di dalam foto "Ada tiga puluh jari tengah," gumam Lea "Dia mengajak orang satu RT untuk membuat foto ini." lanjutnya seraya memutar otak untuk berfikir bagaimana caranya mengalahkan lelaki pemilik akun @Lex_Draro itu.

"Untuk saat ini aku hanya memiliki dua jari tengahku, jari Ayah dan Mama itupun kalau mereka bisa ku ajak berfoto dengan pose mengacungkan jari tengah." gumam Lea "Aaah!.." erangnya frustaris "Bagaimana caranya agar aku dapat mengajak penduduk kompleks untuk foto bersama dengan pose mengacungkan jari tengah?" pikir Lea

Bersambung!...

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ririichan13
duhh ngakak ama kelakuan 2 absurd ini
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
ya ampun si alex bikin geleng-geleng kepala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status