Share

Bab 4

Alex menatap tajam ponsel pintar yang digeletakanya diatas tempat tidur, sesekali lelaki bermata coklat itu akan menggigit ibu jarinya merasa gelisah menunggu balasan chatt dari Lea.

"Kenapa lama sekali?" gumam Alex kesal pasalnya sudah hampir dua jam menunggu balasan dari akun bernama Lea_Lamia namun nihil tak ada respon apapun dari akun itu sejak dia mengirimkan foto pasukan jari tengahnya.

"Apa-apaan ini? Apa dia menyerah begitu saja? Biasanya dia sangat gerak cepat membalas chattku." gerutu Alex kembali seraya memeriksa ponselnya takut-takut ada chatt yang tidak dia sadari masuk ke ponselnya tapi itu hanya harapanya belaka.

Alex membanting ponselnya ke atas tempat tidur "Tunggu dulu," ucapnya seorang diri seoalah ada orang yang akan mendengar keluh kesanya itu "Jika gadis itu tidak membalas chattku itu tandanya aku menang bukan. Seharunya aku senang, tapi kenapa rasanya seperti ada yang kurang, seharusnya gadis itu membalas chattku bertempur denganku sampai titik darah penghabisan, ini belum apa-apa sudah menghilang. Dasar pengecut!.. Lalu untuk apa dia menantangku tadi?!" teriak Alex kearah ponselnya diakhir kalimat.

Alex beranjak dari duduknya dengan wajah muram dan murung dia mendapatkan kemenangan pertamanya dari perkelahianya dengan pemilik akun Lea_Lamia tapi dia justru merasa hampa akan kemenangannya itu.

Alex berjalan menuju kearah rak buku yang ada disudut kanan kamarnya yang luas tanganya kemudian terjulur meraih sebuah buku yang lumayan tebal bersampul hitam, lelaki itu berdiri sejenak di depan rak buku membaca sekilas keterangan buku yang ada disampul bagian belakang.

Berrrtt!.. Bunyi getaran ponsel yang ada diatas tempat tidur spontan membuat Alex berlari kocar kacir menghampiri tempat tidurnya ia bahkan nyaris terjatuh akibat tersandung karpet buluderu berwarna gray yang ada dilantai kamarnya.

"Sial!.. Aku nyaris saja mencium lantai karena terjatuh," umpatnya menatap tajam sang karpet dilantai.

Alex menarik nafas dalam lalu dihembuskannya berlahan seuntas senyum mulai menghiasi wajahnya yang menawan ia sangat penasaran akan balasan yang dikirim pemilik akun Lea_Lamia.

"Kenapa lama sekali membalasnya?" pikir Alex meraih ponsel itu dengan wajah berseri namun senyuman diwajahnya langsung segera hilang saat ia memeriksa ponsel pintarnya itu.

"Mike!.." teriak Alex geram begitu mengetahui bahwa ponsel pintarnya berbunyi bukan karena mendapat balasan chatt dari Lea melainkan dari sepupunya, Mike.

"Lelaki ini bahkan jauh lebih menyebalkan dari pada gadis itu." ucap Alex dengan wajah kesal "Lagi pula apa yang membuat gadis itu lama membalas chattku? Membuatku kesal saja." lanjutnya.

***

Lea yang terbaring diatas tempat tidurnya spontan beranjak bangun dalam posisi terduduk "Aaahhh!..." erangnya frustasi pasalnya sudah hampir dua jam dia memikirkan cara mengalahkan foto pasukan jari tengah milik Alex namun dia tidak menemukan ide apapun.

"Masa aku harus kala begitu saja tanpa adanya perlawanan." gumam Lea melayangkan protes pada dirinya sendiri.

"Tidak!.. Aku tidak boleh kalah, ini tidak bisa terjadi." Lea beranjak bangun dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar dari kamarnya, menuruni tangga dengan terburu.

"Le?!" panggil Nyonya Aleta seketika memberhentikan langkah sang anak.

Lea membalikan tubuhnya menatap sang Ibu yang saat itu tengah membereskan ruang makan, mengatur meja makan dengan hasil masakanya.

"Mau kemana Le?" tanya Nyonya Aleta

"Mau ke rumah Irma sebentar, Ma." jawab Lea.

"Setidaknya makan dulu, Sayang." timpal Tuan Dahlan yang baru saja memasuki ruang makan.

"Ada yang jauh lebih penting dari makan, Yah. Tapi Lea janji akan kembali sebelum makan siang berakhir." jawab Lea seraya berlari meninggalkan kedua orang tuanya.

Tuan Dahlan menggeser kursi sedikit kemudian duduk disana seraya menatap bingung sang istri "Apa kau yakin dia bisa kembali sebelum makan siang berakhir?" tanya Tuan Dahlan.

"tidak!" sahut Nyonya Aleta.

"Memang apa yang jauh lebih penting dari pada makan tepat waktu?" 

"Ku rasa Lea sedang sibuk dengan latihan vokalnya sekarang." mendengar jawaban sang istri membuat Tuan Dahlan langsung tersedak dengan air yang diminumnya.

"Lea latihan vokal?" mata Tuan Dahlan membulat sempurna saat mencari kepastian pada sang istri.

Nyonya Aleta dengan cepat mengangguk "Tadi aku mendengar Lea berteriak-teriak dalam kamarnya dan ku rasa itu adalah salah satu sesi latihan vokalnya." jelas Nyonya Aleta mengambil opsi dari pemikirannya sendiri.

"Kalau memang betul Lea sedang latihan vokal maka aku ingin mengacungkan jari jempolku untuk guru vokal Lea, aku salut denganya karena sanggup mendengarkan suara nyanyian Lea yang sumbang." ucap Tuan Dahlan.

Sementara itu disisi lain Lea yang baru keluar rumah langsung berlari menuju rumah Irma sahabatnya yang hanya terpisah tiga rumah dari rumahnya.

Dengan terburu Lea memasuki halaman rumah mini malis itu lalu menerobos masuk "Pagi, siang, sore, malam Om, Tante." sapa Lea sekilas kearah kedua orang tua Irma yang saat itu tengah terduduk di ruang keluarga menikmati acara TV favorite mereka, Lea menyapa bahkan tanpa berhenti terlebih dahulu gadis itu hanya terus berjalan terburu menuju kamar Irma yang berada dekat dengan ruang makan.

"Apa yang barusan masuk tadi itu Lea?" tanya Tuan Dani sambil memasukan cemilan kedalam mulutnya sementara matanya terfokus menatap layar TV.

"Siapa lagi yang menyapa kita seperti itu kalau bukan Lea." sahut Nyonya Fatimah santai.

"Irma!." Lea berteriak sambil menerobos masuk kamar gadis eksotik berambut kriting itu.

"Yeah!.. Apa yang kau lakukan?" pekik Irma dengan tangan yang cepat meraih handuk yang baru saja dilemparnya diatas tempat tidur, dengan terburu Irma kembali melilitkan handuk itu ditubuhnya.

"Setidaknya ketuk pintu dulu sebelum masuk, untung saja aku sudah mengenakan bra dan celana dalamku." protes Irma namun Lea tak memperdulikannya.

"Kau tak perlu menyembunyikannya toh juga bentuknya sama." balas Lea saat melihat Irma berusaha menyembunyikan dadanya "Lagi pula kau tak perna mengetuk pintu kamarku juga selama ini." lanjut gadis bermata hitam pekat itu.

"Iya, memang bentuk dada kita sama tapi ukurannya berbeda." sambar Irma membela diri membuat Lea spontan menatap dada milik Irma lalu menatap dada mililknya sebelum kemudian Lea merasa minder karena ukuran milik Irma memang sedikit lebih besar darinya.

Lea dengan segera menggelengkan kepalanya menghilangkan rasa mindernya lalu fokus ketujuan utamanya menemui Irma sahabatnya.

"Ir, bantu aku." ucap Lea dengan wajah memelas.

"Sebentar Le." sambar Irma cepat bahkan sebelum Lea sempat menjelaskan tujuannya datang menerobos masuk kamar milik gadis berambut kriting itu.

"Setidaknya izinkan aku mengenakan pakaianku dulu," ucap Irma seraya meraih pakaian yang ada diatas tempat tidur melihat itu Lea langsung membalikan tubuhnya membelakangi Irma yang sedang sibuk memakai pakaiannya.

"Sudah," seru Irma membuat Lea kembali menghadap kearahnya.

"Kau membutuhkan bantuan seperti apa?" tanya Irma dengan cepat Lea memperlihatkan isi chattingannya dengan pemilik akun Lex_Draro.

Irma tertawa terbahak-bahak saat membaca isi chattingan Lea dan musuh yang baru dikenalnya itu "Waah!.. Pertarungan kalian cukup intens juga." gumam Irma membuat Lea langsung menyerengitkan alisnya.

"Ini semua tidak akan terjadi jika kau tidak mengiriminya chatt lebih dulu." keluh Lea yang langsung membuat Irma nyengir kuda.

"Lalu apa yang bisa ku bantu untuk membuatmu memenangkan pertarungan jari tengah ini?"

"Bantu aku mengumpulkan warga kompleks untuk berfoto mengangkat jari tengahnya."

"Apa?!" pekik Irma "Apa kau sudah gila?" lanjutnya.

"Aku belum gila dan tidak ingin menjadi gila," balas Lea "Untuk menang dari lelaki sinting itu maka mengumpulkan warga kompleks adalah satu-satunya cara." 

Melihat wajah Lea yang memelas membuat Irma luluh, gadis berambut kriting itu dengan segera berpikir keras mencari ide bagaimana cara mengumpulkan warga kompleks mereka.

"Ada satu cara," ucap Irma membuat Lea langsung tersenyum dengan tatapan penuh antusias kearah Irma.

"Bagaimana caranya?" tanya Lea.

"Aku tidak bisa menjelaskan bagaimananya, tapi yang jelas nanti sore datanglah ke taman kompleks kita. Aku akan mengatur strateginya disana." jawab Irma.

"Kenapa harus ditaman, Ir?"

"Karena saat sore hari taman akan menjadi tempat perkumpulan warga kompleks yang strategis. Kau lupa kalau sore hari banyak warga kompleks akan berkumpul ditaman untuk olahraga. Nah! Kita akan memanfaatkan moment itu." jelas Irma.

"caranya?" tanya Lea penasaran.

"Nanti kau juga akan tahu." balas Irma tanpa menjelaskan rencananya pada Lea.

Bersambung!...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
aku penasaran gimana caranya, ah lanjut baca deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status