Share

Bab 8

Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.

Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.

Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap Danu

Lea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas Lea

Melihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong Lea membawa gadis itu pergi menjauh dari rumahnya.

"Danu turunkan aku!" pekik Lea berontak berusaha untuk turun dari gendongan sang kekasih.

"Tidak sebelum kita bicara," tolak Danu mempererat pegangannya pada punggung Lea.

"Baiklah! Mari kita bicara, tapi setidaknya turunkan aku, banyak orang yang melihat kita saat ini." pinta Lea membuat Danu memberhentikan langkahnya dan langsung menurunkan Lea dari gendonganya.

"Sekarang katakanlah apa yang ingin kau bicarakan," ucap Lea saat kakinya menapaki trotoar jalan.

Danu menghela nafas saat masih melihat rona kemarahan dan kecewa di paras Lea.

"Kenapa kau pulang tanpa memberitahuku? Aku menelponmu dan mengirim mu chatt serta pesan singkat tapi kau tak meresponya." ucap Danu memulai percakapannya.

"Kau pikir kenapa aku melakukan itu? Jika memang tak ada niatan untuk kau makan siang bersamaku maka setidaknya jangan mengajakku keluar makan siang kalau pada akhirnya kau mengabaikanku dan lebih memilih berbincang ditelpon hingga puluhan menit," balas Lea mulai mengeluarkan semua unek-unek yang dari kemarin ditahannya.

Danu menghela nafas berat, ia dengan cepat meraih pergelangan tangan milik Lea berusaha meluluhkan hati gadis itu dengan sentuhan fisik meski hanya sekedar memegangi tanganya "Maafkan aku, aku salah. Aku minta maaf." ucap Danu lembut dengan ekspresi bersalahnya.

Lea menarik tangannya dari genggaman Danu membuat lelaki itu langsung tersentak, nampaknya kekasihnya itu marah besar padanya.

"Kau sudah sering melakukan itu, Danu! Sudah sangat sering malahan. Kau mengajakku bertemu, mengajakku keluar hingga pada akhirnya kau mengabaikanku, meninggalkanku, kau bahkan tak menyadari jika aku telah pulang lebih dulu." Lea tersentak saat dia lepas kontrol mengeluarkan segala jenis kekecewaanya pada Danu "Astaga apa yang sedang ku lakukan?" pikir Lea mulai menyesali perbuatannya "Jika seperti ini bagaimana jika Danu meminta putus dariku karena tak ingin memiliki pacar pecemburu sepertiku." ucap Lea membatin "Aku tidak ingin kehilangan, Danu." teriaknya dalam hati.

Danu kembali meraih tangan Lea mencium tangan itu lembut "Maafkan aku, Le. Aku tidak sadar bahwa perbuatanku telah menyakitimu. Aku mohon maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." tutur Danu lembut dengan nada memelas, melihat hal itu hati Leapun luluh dengan cepat ia mengacungkan jari kelingkingnya kearah Danu "Janji! Kau tidak akan mengulanginya lagi?" ucap Lea dengan senyum lega Danupun mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Lea "Janji," jawabnya seraya memeluk Lea erat.

"Apa yang kau lakukan, Danu. Lepas orang-orang melihat kita." ucap Lea panik merasa malu karena reaksi orang-orang yang melihat aksi pelukan mereka.

"Memangnya kenapa jika mereka melihat kita, aku yakin mereka juga perna memeluk pasangan mereka."

"Tapi tidak di tempat umum seperti kita saat ini," sambar Lea seraya mendorong pelan tubuh Danu dari hadapannya mendapati itu Danu hanya terkekeh kecil.

Danu menyerengit saat melihat kaki Lea tanpa sandal "Apa yang terjadi sampai kau berada diluar tanpa alas kaki seperti ini?"

"Ah?!" seru Lea kaget mendengar ucapan Danu sebelum ia menunduk melihat kearah kakinya dan terang saja pemandangan pertama yang dilihatnya adalah kaki tanpa alas.

"Astaga! Sangking paniknya akan voice mail itu aku bahkan sampai tidak sadar berlari keluar tanpa alas kaki, pantas saja kakiku terasa panas dari tadi." pikir Lea.

"Lea?" panggil Danu membuat Lea langsung tersentak dan segera menatapnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Danu kembali "Tidak ada!" sambar Lea cepat.

Danu berjongkok dihadapan Lea kemudian membuka sepatunya lalu memasukan kaki Lea ke dalam sepatunya yang berwarna putih itu "Apa yang kau lakukan Danu?" tanya Lea merasa tak nyaman akan tingkah Danu.

"Aku sedang memberikan kekasihku sepasang sepatu agar kakinya tidak panas," jawab Danu

"Tidak perlu seperti itu," tolak Lea seraya menarik kakinya keluar dari dalam sepatu namun dengan cepat Danu menahan pergelangan kaki gadis itu, Danu mendongak menatap wajah Lea "Gunakan sepatu ini, atau kau ku gendong sampai rumah?" ucap Danu memberikan pilihan.

Lea menggeleng mendengar pilihan nomor dua yang diberikan Danu, akan sangat canggung jika orang tuanya melihat dirinya pulang sembari digendong oleh Danu, belum lagi reaksi orang-orang yang akan melihatnya jika Danu menggendongnya pulang, karena hal itu Lea dengan cepat menolak pilihan kedua mentah-mentah, Lea tanpa ragu mulai memasukan kakinya pada sepatu kebesaran milik Danu.

Danu tersenyum saat melihat Lea menggunakan sepatunya, ia beranjak berdiri dari jongkoknya, mengacak rambut Lea seraya tersenyum "Good girl." ucapnya.

"Mau pergi kencan sekarang?" tanya Danu disela perjalanan mereka menuju rumah milik Lea yang tak jauh dari sana.

"Tidak bisa sekarang," tolak Lea.

"Kenapa? Apa kau masih kecewa atas perbuatanku tadi di caffe oleh karena itu kau tidak ingin kencan denganku sekarang." dengan cepat Lea menggeleng "Bukan seperti itu!" sambar Lea "Aku harus pergi ke taman bersama Irma hari ini." lanjutnya.

"Ku mohon jangan bertanya alasanku ingin pergi ke taman, karena aku tidak akan bisa memberikan jawaban apapun tentang itu aku tidak mungkin mengatakan pada Danu bahwa aku pergi ke taman karena ingin mengumpulkan warga hanya sekedar mengambil foto jari tengah mereka." gumam Lea membatin.

"Baiklah kalau begitu." ucap Danu membuat Lea langsung bernafas lega setidaknya dia tak perlu menjelaskan alasanya pergi ke taman karena Danu tidak bertanya.

***

Alex menatap jam yang ada di dinding kamarnya, dia meminta Mike membelinya ponsel baru hampir dua jam yang lalu tapi lelaki bernama Mike Morrone itu belum juga kembali.

"Sebenarnya kemana dia pergi? Aku hanya memintanya membeli ponsel bukan bom kenapa lama sekali dia kembali." gerutu Alex tak sabaran, ia ingin segera memiliki ponsel baru karena merasa tak sabaran ingin membalas chattingan dari pemilik akun Lea_Lamia.

Bersambung!...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status