Share

Chef - 2

Author: LucioLucas
last update Huling Na-update: 2024-08-23 14:59:32

"Iya dia duda, padahal pernikahannya baru jalan enam bulan. Mereka juga baru cerai satu bulan yang lalu," jelas Imelda kepada Renata.

"Lo tau alasan Pak Arjuna cerai?"

"Seperti yang gue dengar ya..." Imelda mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Renata dan berbisik rendah. "Istrinya selalu nggak puas, kalau main sama dia."

"Masa sih, Del? Ah, lo bohong kali, secara gitu ya, Pak Arjuna itu ganteng, tajir sih udah tentu, dan duh... seksi abis. Masa sih dia duda karena alasan itu," ujar Renata menolak tak percaya.

"Udah ah, nggak baik ngomongin atasan. Nanti kualat." Dan piring wanita itu juga ikut tandas begitu dia menutup pembicaraan tentang kehidupan pribadi atasannya.

"Intinya, lo harus kuat-kuat ya. Dan selamat datang di dapur kami. Semoga lo betah ya, Re."

Renata dan Imelda pun kembali menuju dapur setelah menghabiskan waktu satu jam untuk beristirahat. Masih ada pertanyaan yang berkeliaran di kepala Renata sejak dia datang ke kantin khusus karyawan. Yaitu; dia tidak melihat Arjuna di sana, lalu biasanya pria itu beristirahat di mana?

Sepanjang perjalanan menuju dapur, Renata tak henti-hentinya mendengarkan Imelda yang terus berbicara. Imelda menyerocos tentang apa saja, mulai dari kesan pertama dia kerja di sini, melihat sosok Arjuna yang membuatnya selalu horny atau apalah, sampai-sampai Imelda bercerita tentang salah satu kucing kesayangannya yang terlindas oleh mobilnya. Dan tentu saja, itu membuat Imelda menangis berhari-hari, itu sih yang Renata dengar sejak tadi.

Tiba-tiba saja, kedua mata Renata menemukan sosok yang tak asing lagi baginya. Sosok itu sedang duduk pada sebuah kursi taman dan meskipun jarak mereka cukup jauh, Renata bisa segera mengenalinya.

"Pak Arjuna.." gumamnya pelan, dan langsung saja dia berhenti berjalan dan menatap Arjuna yang sedang duduk di kursi taman.

Renata melihat Arjuna sedang duduk sembari menghisap rokok, lalu membuang asapnya begitu saja, seolah-seolah asap itu merupakan masa lalunya yang dibuang ke udara. Terlihat juga raut wajah Arjuna yang menunjukan kesedihan. Sesekali juga, pria itu tampak memejamkan kedua mata, dan membukanya kembali. Renata yang melihat itu merasa hatinya terenyuh. Apalagi saat mengetahui bahwa Arjuna merupakan seorang pria yang baru bercerai.

"Woyy!!" teriak Imelda yang membuyarkan lamunan Renata. Dia melihat temannya itu sudah berjarak beberapa meter darinya.

"Lo ngapain sih?!"

Renata yang tersadar, langsung saja kembali berjalan cepat. Oh bukan, melainkan berlari kecil agar bisa segera tiba di samping Imelda.

"Nggak apa-apa." jawabnya ketika sudah berada di samping Imelda.

"Lihat apa sih? Serius amat." Imelda pun kembali bertanya. Renata berpikir sejenak, lalu menggeleng. "Um... nggak lihat apa-apa sih."

"Pak Arjuna ya?" tebakan Imelda membuat Renata terkejut. Bagaimana Imelda bisa tahu? Ah sial, dia terpergok juga.

"Ah, apaan sih lu," sergah Renata cepat.

"Pak Arjuna emang nggak suka istirahat di kantin." Imelda pun mulai melanjutkan langkahnya kembali, sementara Renata menyamakan langkah.

"Dia emang suka duduk di kursi taman itu. Sambil menikmati pemandangan hotel ditemani sebatang rokok. Sendiri, dan nggak pernah ada yang nemanin."

Kali ini, Renata mulai mendengarkan secara serius tatkala Imelda menjawab pertanyaan di kepalanya. Tanpa dia ucapkan, temannya itu sudah tahu.

"Emang suka sedih gitu ya, mukanya?" tanya Renata.

"Maklumlah, namanya juga orang yang baru cerai satu bulan yang lalu. Jadi, wajar aja kalau Pak Arjuna belum bisa move on," jelas Imelda lagi, sementara Renata mengangguk mengerti.

"Lo kayaknya, tahu banget ya tentang Pak Arjuna," lanjut Renata sementara mereka masih terus berjalan kembali ke dapur.

"Re, semua orang juga tahu. So, bukan cuman gue aja. Dannsekarang lo juga tau. Apa lu nggak tahu, gimana mulutnya orang-orang dapur kalau ada gosip terbaru," Imelda terkekeh. "Kayak lambe turah yang selalu up-to-date."

Renata tertawa. "Masa, sih?"

"lya, pura-pura ah lo. Tahu nggak, anak-anak dapur di sini paling suka gosip. Hidup semua kalau udah bergosip." Tawa Imelda berderai ketika sudah berada di depan dapur.

"Ekhm!" Suara dehaman itu membuat Imelda dan Renata terkejut setengah mati. Renata berhenti melangkah sementara Imelda segera menutup mulutnya.

"Sudah waktunya kerja. Ketawa-ketawa saja kerjaannya."

Mereka berdua tak berani menjawab, melainkan mempercepat langkah dan masuk ke dapur. Namun, tiba-tiba saja Renata merasakan cengkeraman lembut di tangan kanannya. Tentu sajanitu membuatnya tersentak dan jantungnya berdebar tak karuan.

"Ikut saya."

Perintah itu membuat bibir Renata kelu, ia tak mampu menjawab perintah Arjuna dan lebih memilih berjalan mengikuti pria itu di belakangnya. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan kecil, dan sudah dipastikan itu adalah kantor Arjuna.

"Pak, sa-saya minta maaf," ucap Renata, yang masih mengira pria itu marah karena Renata dan Imelda tertawa-tawa di jam kerja.

Arjuna bergeming. Tak menyahut ucapan Renata. Dia hanyanmenatap tajam kedua mata Renata dengan tatapan yang mampu menghunus menuju hati Renata yang paling dalam. Ditatapnya kedua mata Renata tanpa henti, membuat wanita itu semakin menunjukan raut wajah yang ketakutan.

“Pak…”

"Kamu tahu alasan saya menjadikan kamu sebagai Sous Chef?" kata pria itu setelah mendengar Renata memanggilnya untuk yang kedua kali.

Renata mendongak setelah sejak tadi tertunduk ketakutan. "Ng-nggak tau, Pak."

Kenapa wanita ini semakin menggemaskan ketika sedang ketakutan, pikir Arjuna gemas.

"Karena saya yakin, kamu bisa memperhatikan pegawai lain di sini. Dan saya percaya kamu bisa bertanggungjawab pada resep di dapur kita." Renata terdiam, tidak berani membuka mulut. "Jadi, saya harap kamu bisa bekerja dengan baik. Bukan malah ketawa-ketawa kayak tadi."

"Saya minta maaf, Pak," ucap Renata lagi, kali ini bahkan lebih pelan.

"Kembali ke dapur!" Perintah tegas itu langsung saja membuat Renata membalikkan badan dan melesat pergi dari ruangan Arjuna.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 53

    Renata menatap dirinya sendiri pada pantulan cermin yang ada di ruang ganti. Tubuhnya sudah terbalut oleh busana pernikahan hasil rancangan Anne. Masih dengan veil yang belum menutupi wajahnya, Renata terus saja menatap dirinya sendiri. Renata tidak percaya, bahwa sebentar lagi, dia akan menjadi istri dari seorang Arjuna Tunggajaya Nuraga. Dan tentu saja, namanya akan berubah menjadi Renata Deanita Tunggajaya Nuraga. Panjang sekali memang, tetapi Renata menyukainya.Tok...tok..tokSuara ketukan dan decitan pintu membuat Renata menoleh ke belakang. Dilihatnya Imelda yang sudah tampak cantik dengan balutan dress tosca panjang dan rambut yang tergerai indah. Sahabatnya itu akan menjadi penggiring mempelai wanita."Yang sebentar lagi bakalan jadi Nyonya Nuraga, lagi deg-degan ya?" ucap Imelda seraya melangkahkan kaki mendekati Renata, lalu memegang kedua bahu Renata.Renata tersenyum samar, berusaha menutupi rasa gugupnya, tetapi gagal."Lo nggak usah

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 52

    "Dua bulan yang lalu, aku nyaris buat kamu sengsara. Aku telah menyakiti kamu saat itu. Aku nggak tau harus bagaimana, mendengar kamu menangis membuat hatiku sakit. Aku bodoh, ya? Udah membuat kamu menangis.""Sayang..." Renata mengusap pipi Arjuna sekilas. "Nggak usah menyalahkan diri sendiri. Aku bahagia karena kamu kembali padaku. Kamu ada di sini sekarang, itu yang terpenting. Jadi, kita nggak perlu bahas masalah itu lagi, oke?"Arjuna mengangguk."Bae, aku janji nggak-""Udah," potong Renata cepat. "Aku udah nggak percaya sama janji kamu. Dulu kamu janji nggak akan ninggalin aku, tapi buktinya kamu hampir pergi selamanya. Kamu juga janji nggak akan buat aku nangis, tapi nyatanya kamu selalu buat aku nangis."Re,""Aku nggak percaya janji kamu lagi. Tapi, aku percaya kalau kamu akan selalu berusaha ada dan selalu menjagaku dengan cinta yang kamu berikan.""Jadi," Renata menarik tangannya yang sedang digenggam oleh Arjuna. Kemudian

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 51

    Sayang, bangun. Saya mohon sama kamu, tolong bangun..Suara itu sudah tak asing lagi, sangat familiar. Suara yang selama ini selalu membuatnya nmerasa tenang dan bahagia.Kamu bilang akan merasa bersalah jika saya nangis. Arjuna, saya lagi nangis sekarang, jadi kamu buka, ya, mata kamu.Dia mencoba untuk membuka mata, tapi apalah daya, dia tak sanggup. Dadanya terasa semakin sesak saat mendengar wanita itu menangis. Dia juga ingin menangis, tetapi tak bisa. Tubuhnya selalu saja menolak jika dia ingin berusaha. Kegelapan semakin dalam menyelimuti dirinya. Seakan-akan berada di dasar Samudra yang paling dalam dan sulit untuk mencapai ke atas. Berusaha berenang tetapi tak bisa. Tak ada yang bisa dia lakukan selain berdiam.Dia terus saja mendengar Renata menangisi dirinya. Dia ingin sekali nembuka mata dan mengatakan pada Renata bahwa dia merasa bersalah. Tangisan Renata membuat hatinya menjerit sakit. Renata hanya ingin dia bangun, tapi ke

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 50

    Setelah menemui Anne, selanjutnya Renata bertemu Ivan wedding organizer yang akan mengurusi pernikahannya nanti. Saat Renata memasuki kantor pria itu, dilihatnya Ivan sedang memegang secangkir kopi dari kedai kopi ternama di Indonesia."Hai..." sapa Ivan sembari mengulurkan tangan kanannya."Hai juga, Van." Renata menerima jabatan tangan Ivan sambil tersenyum hangat.Pria itu langsung mempersilahkan Renata duduk. Bahkan, dia sudah memesankan Renata coffee latte, kopi favoritnya."Jadi, gimana, Ren?" tanya Renata seraya mengambil cangkir dan menyesap cofee latte-nya."Semuanya udah beres. Undangan sudah, alat dan bahan dekorasi pun udah, kateringnya juga sudah siap.""Untuk pelunasan sisa biaya, kira-kira kapan?" tanya Renata."Seminggu sebelum hari pernikahan," balas Ivan yang diikuti dengan anggukan kepala Renata. "Eh, kok sendiri ke sininya? Mana calonnya?""Sibuk kerja, dia masuk siang. Jadi, nggak bisa temenin saya ke sini.

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 49

    Tuhan, kenapa kau bawa dia pergi sebelum aku benar-benar bahagia?Kenapa kau jauhkan dia saat aku ingin selalu dekat dengannya?Kenapa kau buat dia menjadi pria berengsek yang ingkar pada janjinya?Apa salah aku, Tuhan?Hingga kau membuatku seperti ini.Dia,Hanya dia satu-satunya yang membuatku bahagia.Setiap kata dan tindakan kecil yang dilakukannya selalu membuatku bahagia.Senyum, tawa, dan tangisnya sudah menjadi temanku selama ini.Tuhan,Jika aku boleh minta, tolong kembalikan dia.Atau,Jika kau tak bisa nengembalikannya...Tolong sampaikan padanya bahwa aku rindu...Dari Renata yang selalu merindukan pria bernama Arjuna.☆☆☆☆☆Dua bulan kemudian...Renata baru saja meletakkan sebuket bunga di atas salah satukuburan di pemak

  • Jatuh Cinta Pada Chef Duda   Chef - 48

    Tiga hari berikutnya kondisi Arjuna masih sama. Masih koma, sepertinya pria itu masih menolak untuk bangun. Renata yang sudah rapi dengan chef jacket-nya berdiri di samping ranjang Arjuna. Tidak ada pilihan, dia harus kembali bekerja untuk menggantikan posisi Arjuna. Namun, Renata tak pernah absen menemani Arjuna sebelum dan sepulang kerja."Sayang.." Renata mengusap puncak kepala Arjuna. "Saya kerja dulu, ya? Kamu jangan kayak kemarin."Renata berjalan keluar dan mendapati Ayah Arjuna sudah siap menggantikannya. Setelah berpamitan, dengan berat hati, Renata terpaksa pergi ke hotel. Jujur saja, semuanya terasa salah tanpa kehadiran Arjuna, tapi bekerja akan membantu Renata tetap waras. Dia juga tidak ingin lagi terpuruk menangis, itu tidak akan membantu dirinya sendiri dan juga Arjuna."Selamat pagi," sapa Renata yang dibalas dengan sapaan serta senyuman oleh karyawan lain.Imelda juga merasa senang karena Renata berusaha keras untuk bersikap nor

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status