Reza dan rekan bisnis itu lanjut membahas kerja sama mereka. Orang lainnya tampak kebingungan, tetapi mereka tidak berani melihat Reza untuk waktu yang lama. Mereka semua berpura-pura tidak terjadi apa-apa, lalu mulai berbincang sambil minum anggur lagi. Suasananya menjadi ramai kembali seperti sebelumnya.Sonia tetap fokus makan dan mengabaikan tatapan semua orang kepadanya. Reza masih berbincang dengan rekan bisnisnya. Saat melihat makanan kesukaan Sonia, Reza akan mengambilkannya untuk Sonia. Setelah Sonia menghabiskan sup, Reza menambahnya lagi. Setengah jam kemudian, Sonia selesai makan.Reza memandang Sonia, lalu bertanya dengan datar, "Apa kamu sudah kenyang?""Um," sahut Sonia sembari mengangguk."Kalau begitu, kamu pulang saja. Robi ada di lantai bawah, dia akan mengantarmu pulang," timpal Reza.Sonia tahu dia tidak perlu berlama-lama lagi di sini. Jadi, dia mengangguk dan berucap, "Terima kasih."Reza mengiakannya dengan ekspresi datar. Sonia berdiri dan berjalan ke luar, dia
Salman yang panik berujar, "Apa latar belakang Sonia? Aku nggak menyangka dia kenal dengan Pak Reza."Teddy menimpali, "Kalaupun Sonia nggak kenal dengan Pak Reza, perbuatanmu hari ini memang keterlaluan. Sonia itu desainer di lokasi syutingku, tapi kamu malah menyodorkannya kepada Darius. Apa kamu nggak menghormatiku?"Salman menyahut dengan canggung, "Aku juga nggak berdaya."Teddy mencibir dan menanggapi, "Aku tahu Darius berinvestasi di film barumu. Kita memang berkecimpung di dunia perfilman, tapi kita harus tahu batasan. Kelak, kita nggak usah berhubungan lagi."Selesai bicara, Teddy langsung pergi dengan kesal. Salman merasa pusing, kenapa masalahnya bisa menjadi seperti ini?....Sementara itu, Sonia duduk di mobil Robi. Dia tidak minum terlalu banyak anggur, jadi dia masih sepenuhnya sadar.Saat hampir sampai di Kompleks Anggrek, Robi baru berbicara, "Bu, belakangan ini Pak Reza sering menghadiri perjamuan. Dia juga sering minum-minum dan pulang tengah malam. Bu, kalau ada wak
Keesokan harinya, saat Sonia keluar, Hemiko sedang joging. Hemiko menyapa, "Selamat pagi!""Pagi!" sahut Sonia yang tidak terlalu bersemangat."Semalam kamu nggak bisa tidur, ya?" tanya Hemiko dengan napas terengah-engah. Dia pun berhenti sejenak.Sonia menjawab dengan kesal, "Ini semua karena kamu. Akhirnya, aku malah mimpi buruk."Hemiko bertanya lagi sembari tersenyum, "Jadi, apa kamu memimpikan orang yang kamu sukai?"Sonia hanya terdiam. Hemiko melanjutkan, "Itu berarti kamu mimpi indah. Minum kopi dulu, biar kamu lebih semangat."Sonia mencibir dan menimpali, "Bukannya kamu serbabisa? Kalau begitu, sekarang kamu langsung buatkan kopi untukku.""Kamu berbalik dulu," ujar Hemiko.Sonia memandang Hemiko dengan curiga, lalu berbalik. Paling-paling otak robot lebih hebat dari manusia. Sonia tidak percaya Hemiko bisa sulap. Kalau Hemiko bisa melakukannya, itu berarti dia bukan robot biasa lagi, melainkan robot super."Sudah siap belum?" tanya Sonia."Kak Sonia yang cantik, silakan cici
"Sama-sama, kepercayaan itu timbal balik," ujar Sonia sambil tersenyum lembut. Kemudian, dia mulai bekerja.Teddy memandang punggung Sonia sambil diam-diam mengangguk. Jika kelak Sonia ingin tetap berkarya di industri ini, dia akan mengusahakan yang terbaik untuk melindunginya.Pagi itu, di Gedung Gunawan Group. Anastasia sedang memberikan laporan pada Jason di kantor presdir, "Jam 9 pagi ini, ada rapat penting penandatanganan dokumen akuisisi. Kemudian, ada pesta koktail di Hotel Quiton siang nanti. Direktur Galaxy Group dan Handa Group juga akan hadir di sana.""Selain itu, ada pesta ulang tahun Pak Taiga di Hotel Yafurni hari ini. Undangan untuk Pak Jason sudah dikirim sejak dua minggu lalu. Aku sudah meminta orang untuk membeli hadiah dan mengirimkannya," tambah Anastasia.Usai melaporkan agenda hari itu, Anastasia kembali berkata dengan sopan, "Pak Jason, aku terus mengikuti perkembangan kerja sama dengan Galaxy Group. Aku bisa menemani Pak Jason pergi ke pesta koktail siang nanti
Sony berkata, "Begini, beberapa hari lalu pamannya Wilona sakit dan dirawat di Rumah Sakit Maris. Kudengar Rumah Sakit Maris sekarang punya kebijakan untuk menggratiskan biaya bangsal bagi keluarga miskin, biaya lainnya juga diberi potongan hingga menjadi sangat murah. Apa kamu bisa meminta suamimu mengatur bangsal gratis untuk paman Wilona?"Suami? Ekspresi Kelly sontak berubah. Dia ingin mengambil ponselnya, tetapi Jason langsung menepis tangannya dan memberinya tatapan dingin.Kelly terpaksa menyahut, "Kalau paman Wilona memenuhi persyaratan, dia bisa mengajukan permohonan sendiri, 'kan?"Sony menyeringai dan membalas, "Justru karena dia tidak memenuhi persyaratan, makanya aku meminta bantuanmu! Suamimu Wakil Direktur Rumah Sakit Maris, dia pasti punya cara untuk membantu kita."Tanpa berani memandang wajah Jason, Kelly berkata, "Maaf, aku nggak bisa membantu Paman.""Kelly, ini bukan masalah besar bagi suamimu, ayolah, tolong bantu kami!" desak Sony.Kelly akhirnya berkata dengan j
Kelly berkata, "Aku bukan orang yang nggak peka. Kamu sudah membelaku, mana mungkin aku menyalahkanmu?"Jason menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya dengan nada muram, "Apa kamu menyukai pria bernama Derrick itu?""Nggak," jawab Kelly sambil menggeleng."Kalau begitu, kenapa orang itu menyebutnya sebagai suamimu? Kamu benar-benar memberi tahu mereka kalau Derrick adalah suamimu?" tanya Jason lagi.Pertanyaan Jason membuat Kelly makin malu. Akhirnya, dia terpaksa menceritakan kejadian hari itu.Jason naik darah. Dia memelototi Kelly dan bibir tipisnya terkatup rapat hingga hampir membentuk garis lurus."Kelly, kamu memang sedikit pengecut, tapi setidaknya kukira kamu masih punya prinsip. Kamu benar-benar ...." Jason tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Akhirnya, dia memalingkan wajah menghadap ke luar mobil. Dia khawatir emosi membuatnya berbuat impulsif hingga mencekik wanita itu.Kelly tersenyum mengejek pada dirinya sendiri dan berkata, "Kamu kecewa padaku, ya? Apa boleh buat, aku
Kelly menatap Jason dengan mata jernihnya seraya berkata, "Aku nggak punya banyak uang, tapi aku tahu budi harus dibalas. Pak Jason, izinkan aku mentraktirmu makan.""Lain kali saja," sahut Jason sambil menyesap tehnya."Baiklah," ujar Kelly sambil mengangguk.Melihat ekspresi menggemaskan Kelly, Jason merasakan hatinya berdebar. Dia segera membuang muka sebelum wanita itu menyadarinya.Hidangan segera disajikan. Saat keduanya hendak makan, ponsel Kelly berdering lagi. Ketika melihat Sandora yang menelepon, Kelly sudah bisa menebak alasan sang ibu meneleponnya. Tidak ingin membuat Jason marah lagi, Kelly buru-buru mengambil ponsel dan keluar untuk menjawab panggilan."Jawab saja di sini!" perintah Jason dengan dingin, seakan-akan bisa membaca niat Kelly.Kelly melirik Jason sekilas, lalu akhirnya menekan tombol jawab dan berkata, "Ya, Bu?"Sandora berkata, "Kelly, kamu bicara apa pada Keluarga Wijaya? Sony barusan menelepon dan marah-marah. Dia bilang keluarga kita punya masalah moral,
Sandora sontak berseru dengan gembira, "Serius?""Kamu pikir aku juga bohong padamu?" tanya Jason dengan nada dingin.Sandora berbicara dengan penuh semangat, "Bukan, tentu saja bukan. Kalau kamu mau bantu, tentu tidak ada masalah lagi. Terima kasih banyak, Pak Jason.""Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Kelly. Aku bersedia membantu karena menghargainya!" jelas Jason."Oke, aku mengerti," jawab Sandora segera."Kami sedang makan. Sudah dulu, ya!" Usai berkata demikian, Jason langsung menutup telepon dan mengembalikan ponselnya kepada Kelly.Di sisi lain, Kelly masih sangat khawatir sehingga berkata, "Kamu jangan ikut campur. Lebih baik aku meminta maaf kepada Keluarga Wijaya."Namun, Jason malah meliriknya sambil bertanya, "Apa kamu tidak melihat sikap dari orang-orang Keluarga Wijaya? Menurutmu, mereka akan menerimanya?""Tapi, aku nggak ingin merepotkanmu," timpal Kelly yang sangat cemas."Demi dibantu Derrick, kamu bahkan mengaku sebagai istrinya. Tapi, kamu mala
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu