“Aku sudah janjian sama Bu Sella. Nanti siang kita akan ketemuan.” Saat membahas masalah ini, baru terlihat senyuman di wajah Reviana.“Kalau begitu, suruh Stella dandan yang cantik!” pesan Hendri.“Tenang saja!”Saat ini Stella duduk di dalam kamarnya. Dia pun terbengong ketika melihat Reviana memilih terusan untuknya.Reviana mengatakan putra Bu Sella adalah putra tamatan luar negeri. Lelaki itu sangatlah unggul, hanya saja agak pendek.Hati Stella seketika terasa dingin. Dia mengambil ponselnya, lalu menghubungi Edward.Panggilan terhubung. Stella langsung berkata dengan terisak-isak, “Edward!”Edward terbengong sejenak, lalu bertanya dengan kaget, “Stella, ada apa denganmu?”Stella menjelaskan dengan menangis, “Orang tuaku ingin menutup studioku, lalu mengatur kencan buta untuk aku. Mereka ingin aku segera menikah!”Nada bicara Edward langsung terdengar dingin. “Kenapa bisa begini?”“Aku nggak ingin menikah. Edward, kamu mesti bantu aku!” Stella menutup mulutnya,“Sayangku, jangan
“Serius?” Stella merasa syok dan juga gembira.Edward tersenyum lebar. “Tentu saja serius. Tapi ayahku merasa acara itu biasa-biasa saja, ratingnya tidak mungkin akan tinggi, ditambah lagi biaya sponsornya yang diinginkan mereka terlalu tinggi. Itulah sebabnya perusahaan kamu menolaknya.”Stella langsung merasa kecewa. “Sudah ditolak?”Kedua mata Stella berkilauan. Dia pun menjelaskan, “Sebenarnya acara ini cukup terkenal. Padahal acara belum tayang, sudah ada banyak orang yang menantikannya.”Edward tersenyum. “Sebelumnya tim acara pernah mengatakan untuk mengundang King sebagai juri acara, tapi mereka tidak sanggup mengundang King. Jadi, rating acara itu masih belum bisa dipastikan.” Edward tertegun sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Kalau aku suruh ayahku untuk menjadi sponsor dalam acara itu, apa semua ini bisa membantumu?”Stella membalas dengan malu, “Kalau keluargamu adalah pihak sponsor acara ini, kemudian kamu merekomendasikan aku ke dalam acara, aku pun ada harapan lagi
Reviana menyadari Stella tidak sedang di rumah. Saat dia menelepon Stella, Stella pun sedang berada di atas ranjang Edward.Edward langsung melihat tampilan ponsel, lalu mengakhirinya. Dia membuang ponsel ke atas pakaian yang berserakan di atas lantai.….Pada hari Minggu sore, Sonia bertemu dengan Rose yang baru pulang dari Negara Madani.Rose adalah putri dari temannya Aska. Berhubung dia sangat suka melukis, dia sering bersama dengan Aska.Waktu itu, saat Sonia dan Juno mulai merintis Arkava Studio, Rose masih mengenyam pendidikan di Kota Kibau. Setelah dia kembali, Arkava Studio juga sudah mulai terkenal. Sonia juga hanya fokus dalam desain dan tidak mengelola studio. Jadi, Juno pun menarik Rose untuk menjadi direktur departemen desain. Namun, Rose juga tidak peduli soal studio. Belum satu tahun menjabat di posisinya, Rose pun pergi ke Negara Madani untuk melanjutkan sekolahnya.Hari ini Rose baru saja kembali.Mereka mereservasi ruangan di restoran. Sonia dan Juno datang lebih awa
Semua orang tersenyum, lalu duduk di bangku mulai memesan makanan.Dania menuangkan alkohol untuk mereka. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku bersulang untuk pertemanan kita yang kekal untuk selamanya!”“Bersulang!” Rose tersenyum manis.Sonia dan Juno juga bersulang, lalu meneguk hampir setengah gelas.Dania melihat ke sisi Rose. “Kali ini kamu nggak berencana pergi lagi, ‘kan?”“Nggak pergi lagi!” Suara Rose sangat nyaring. “Aku sudah kelamaan di luar sana. Aku merasa lebih enak tinggal di Jembara!”Dania mengangkat-angkat alisnya. “Gimana dengan kekasihmu itu? Apa dia juga kembali ke Jembara?”“Kekasih apaan?” Sonia mengangkat-angkat alisnya. Dia malah tidak mengetahui cerita ini.Dania membalas, “Kamu kira Rose bisa tiba-tiba ke Negara Madani demi belajar? Dia pergi mengejar kekasihnya!”Terlukis rasa malu di wajah Rose. Dia pun berkata dengan bangga, “Kelak aku nggak usah mengejarnya lagi, soalnya aku sudah berhasil mendapatkannya!”Juno melirik Rose sekilas, lalu menunduk. Dapat t
Dalam makan kali ini, hampir 30 kali Rose mengungkit nama Devin. Sonia melihat kedua mata berkilauannya. Dia tahu bahwa Rose sudah jatuh cinta parah terhadap lelaki itu!Jujur saja, Sonia sungguh penasaran bagaimana sosok lelaki yang begitu disukai Rose?Selesai makan, mereka berjalan keluar hotel. Mobil Reza kebetulan tiba di depan hotel. Dia menuruni mobil, langsung berjalan ke sisi Sonia.Juno melihat Sonia dengan agak syok. Tatapannya kelihatan agak dingin.Rose pun bertanya dengan tersenyum, “Sonia, dia itu kekasihmu?”Sonia memperkenalkan, “Dia kekasihku, Reza!” Kemudian, Sonia memperkenalkan kepada Reza, “Temanku, Rose.”“Ganteng sekali!” Kedua mata Rose langsung berkilauan. Dia mengulurkan tangan ke sisi Reza. “Reza, namamu familier sekali.”Dania langsung menjelaskan, “Tentu saja familier, dia itu pewaris Keluarga Herdian.”Akhirnya Rose mengerti. Dia langsung menutup mulutnya dengan syok, lalu memberi isyarat mata kepada Sonia. “Sonia, kamu hebat sekali. Kamu malah berhasil m
Sonia membalikkan kepalanya. “Maksudmu si Rose? Dia itu kating aku. Hanya saja, umur kami sebaya, aku jarang panggil dia kakak. Aku anggap dia seperti temanku.”“Dia juga bekerja di Arkava Studio?”“Iya!”Reza mengira kakak tingkat yang dimaksud Sonia adalah teman sekolahnya di Jembara University. Jadi, Reza juga tidak bertanya panjang lebar lagi.Saat ini, Sonia sedang berpikir bagaimana menjelaskan masalah hubungannya dengan Reza kepada Aska. Dia juga tidak berpikir kebanyakan.Di sisi lain, setelah Rose memasuki mobil, dia melihat wajah muram Juno, lalu bertanya dengan memiringkan kepalanya, “Sakit hati?”Juno menyipitkan matanya. “Apa?”“Maksudku, apa kamu sakit hati ketika melihat Sonia punya pacar?” Rose seolah-olah sedang menunggu pertunjukan seru saja.Juno mengernyitkan keningnya. Dia tahu selama ini Rose mengira dirinya menyukai Sonia. Juno juga tidak ingin menjelaskannya, hanya memalingkan kepalanya saja.“Siapa suruh kamu nggak kejar dia?” Rose sungguh kasihan dengan nasib
Semua penonton memuji akting bagus Tiara. Katanya, dia adalah aktris dengan akting terbaik dari semua anak muda di dalam film tersebut.Berkat film itu, Tiara pun berhasil mendapat perhargaan tokoh sampingan terbaik. Sejak saat itu, penggemarnya juga semakin banyak. Sekarang dia sedang berada di puncak kariernya.Di mata semua orang, Tiara sangatlah berusaha keras, tidak mengandalkan siapa pun. Dia pun dijuluki sebagai wanita mandiri.“Kamu nggak usah peduliin dia. Kamu cukup fokus dengan kerjaanmu saja,” dukung Sonia.“Emm, aku pasti akan berusaha. Aku nggak akan kecewain harapanmu!” ucap Cindy dengan antusias tinggi.“Oke!”…Kebetulan tanggal 26 adalah hari Sabtu.Kelly duluan mengambil cuti. Pagi-paginya, dia membawa Yana ke rumah Kenzo.Ada banyak tamu yang memenuhi rumah Kenzo. Begitu melihat kedatangan Kelly, orang-orang yang kenal dengannya langsung menyapanya.Padalah belum saatnya acara pernikahan dimulai, Kenzo pun sudah mengenakan setelan rapi menunggu untuk menjemput sang
Kelly menolak dengan halus, “Nggak usah, perusahaan tempat aku bekerja sekarang cukup bagus, kok.”“Oke, kalau kamu mau ganti pekerjaan, kamu mesti cari Clara, ya. Clara kenal banyak orang, semuanya bos kaya-kaya.”“Oke!”Sandora segera berkata, “Ayo ngobrolnya sambil duduk! Jangan berdiri saja.”“Oh ya, Kelly sudah punya pacar belum?” tanya Ariani lagi.Baru saja Sandora hendak berbicara, Kelly berjalan di hadapannya, lalu membalas, “Belum, aku baru bekerja. Jadi, aku nggak berencana cari pacar untuk sementara waktu ini.”Sandora tidak ingin Kelly dibanding-bandingkan dengan Clara. Awalnya dia ingin menjual nama Derrick, tak disangka Kelly akan duluan menjawab. Pada akhirnya, Sandora terpaksa membalikkan tubuhnya, lalu menuangkan teh untuk Ariani.“Bekerja sama pacaran itu tidak bentrok, kok. Biar Bibi kasih tahu, kalian sekarang masih muda. Nanti setelah tua, kalian juga tidak laris lagi. Jangan sampai kamu jadi wanita karier. Semuanya sudah terlambat kalau kamu baru ingin menikah sa
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak