Setelah mereka pergi, Farel yang berdiri di atas tangga menoleh dan tersenyum. “Mereka cuma asal bicara saja, kamu nggak perlu masukin ke hati.”Sonia sedang mencampur cat warna. Dia mengangguk sambil membalas dengan senyuman. “Nggak, kok.”Saat menjelang sore, para pekerja sudah mulai pulang kerja. Mereka berdua pun membereskan barang-barang bawaan mereka, berencana untuk pulang.Farel memikul barangnya lalu berkata, “Ayo kita makan malam bersama. Aku traktir kamu, kamu ingin makan apa?”Sonia menggelengkan kepalanya. “Nggak usah, aku ingin pulang untuk istirahat.”“Kita akan langsung pulang setelah makan nanti. Kita bisa sekalian bahas rencana besok.”Kebetulan saat ini Sonia mendapat kiriman pesan singkat dari Kelly, katanya teman kerjanya tidak bisa datang bekerja. Jadi Kelly harus menggantikannya. Sonia menyimpan ponselnya, lalu mengubah pikirannya. “Oke kalau begitu.”Farel berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita makan hotpot saja? Di dekat sini ada hotpot yang lumayan enak.”“Ok
Reza berkata, “Tandy sudah mau ujian. Bisa nggak kamu beri bimbel tiap malam? Aku akan tambah gajimu jadi dua kali lipat.”Sonia menundukkan kepalanya, dan tangannya mengetuk-ngetuk pagar balkon. “Aku rasa nggak perlu. Tandy sudah cukup menguasai pelajarannya. Paling-paling aku akan perpanjang jam ajar di akhir pekan nanti. Kamu nggak perlu khawatir dengan ujian dia. Lagi pula dua hari ini aku nggak bisa ke sana, lagi ada urusan.”Lagi-lagi Reza terdiam beberapa saat. “Bukannya kamu sedang libur? Kamu lagi sibuk apa?”Sonia menggigit bibirnya, lalu membalas, “Aku dan teman kelasku menerima pekerjaan melukis dinding. Jadi aku agak sibuk dalam dua hari ini.”“Oke.” Kemudian Reza langsung memutuskan panggilannya.Sonia memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Kedua lengannya bersandar di atas pagar, sambil memandang keindahan cahaya lampu di malam hari. Dia tiba-tiba mendengus, meluapkan kepenatan di hatinya.…Progres pekerjaan lukisan dinding berjalan sangat lancar. Setelah bekerja keras
Yenni menabrak kursi di samping, dan terjatuh dengan kuat. Seketika ruangan menjadi sangat hening, hanya terdengar suara teriak kesakitan Yenni saja.Sekitar tiga detik kemudian, beberapa orang baru berjalan ke sisi Yenni, dan beberapa orang mengerumuni Sonia. Sonia menarik Farel, dan kakinya menyepak ke sekeliling hingga tidak ada yang berani mendekatinya.Gambaran ini membuat Farel terbengong. Dia sungguh kagum dengan keahlian Sonia. Dia sungguh tidak menyangka seorang wanita yang kelihatan lemah lembut itu akan sekuat ini.Situasi di perusahaan menjadi kacau, bahkan ada pekerja yang melapor polisi. Satu jam kemudian, Sonia kembali berhubungan dengan pihak kepolisian, dan polisi yang bertanggung jawab atas kasus ini adalah polisi wanita waktu itu.Si polisi wanita pun tersenyum ketika melihat Sonia lagi. “Kenapa kamu lagi?”Sonia juga merasa tidak berdaya. Sebenarnya dia ingin bersabar, tapi dia tidak bisa bersabar ketika melihat Farel dihina oleh mereka semua!Ketika ada orang yang
Kemudian Farel berterima kasih pada Reza.Reza mengangguk sedikit kepalanya. Raut wajahnya terlihat tidak begitu gembira. Dulu ketika Sonia terkena masalah, dia akan memanggilnya dengan nada yang cukup gembira, tapi hari ini dia malah terlihat keberatan.“Naik mobil, aku antar kamu pulang.” Reza hanya menatap Sonia saja.Sonia tidak bergerak, dan berbicara dengan nada serius, “Aku ingin kembali ke Perusahaan Biredo, barangku ketinggalan di sana.”Farel segera berkata, “Sonia, kamu pulang saja sama pamanmu. Kebetulan aku juga ingin pergi ke Perusahaan Biredo untuk bertemu sama temanku, aku akan sekalian ambilkan barangmu. Nanti aku akan telepon kamu.”Sonia hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu, terima kasih, ya.”Farel melambaikan tangan kepada Sonia, lalu kembali berterima kasih pada Reza, baru berjalan pergi.Robi mengendarai mobil, sedangkan Reza dan Sonia duduk di baris belakang. Suasana di dalam mobil sangatlah hening.Beberapa saat kemudian, Reza menatap belakang teli
Sonia segera menjawab, “Cewek!”Setelah mendengar jawaban Sonia, nada bicara Reza pun berubah lebih lembut, “Kalau begitu, nggak masalah.”“Setelah dia pergi, aku baru keluar dari rumah itu.” Sonia melirik Reza sekilas, baru berkata.Kali ini Reza terdiam beberapa saat, lalu menggerakkan bibir tipisnya. “Bukannya kamu sudah bayar uang sewa bulan ini? Kamu pindahnya di akhir bulan saja.”Sonia hanya menundukkan kepalanya dan tidak bersuara lagi.Tak lama kemudian, mobil akhirnya berhenti. Ketika Sonia hendak keluar dari mobil, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berkata, “Omong-omong, terima kasih untuk masalah hari ini.”Tidak peduli bagaimana sikap Reza terhadapnya tadi, berhubung Reza sudah menolongnya, sudah seharusnya Sonia berterima kasih padanya.Reza melirik Sonia, lalu berkata, “Aku akan urus masalah selanjutnya, kamu nggak perlu pikirkan lagi.”Kedua pasang mata saling bertatapan. Sonia sedikit mengangguk, baru meninggalkan mobil.Sementara itu, Reza terus menatap bayang
Yenni sungguh terkenal sekarang, tapi kelak … sepertinya orang-orang tidak akan melihatnya lagi.Farel yang berada di ujung telepon bertanya dengan semangat tinggi, “Sonia, pamanmu itu siapa, sih?”Sonia mengerutkan alisnya. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?”Kali ini Farel malah tertawa. “Semalam sewaktu aku kembali ke Perusahaan Biredo, pihak sekuriti nggak bolehin aku masuk ke dalam. Katanya bos mereka sangat marah, ingin minta ganti rugi sama aku. Kalau aku nggak bayar, dia akan tuntut aku ke pengadilan.”“Siapa sangka hanya dalam waktu satu malam, temanku telepon suruh aku ke sana. Bos Perusahaan Biredo bahkan tungguin aku di depan pintu. Sikapnya juga berubah 180 derajat. Dia nggak minta ganti rugi lagi, bahkan bayar upah kerja kita dua kali lipat dari yang dijanjikan. Katanya anggap saja sebagai ganti rugi atas kerusuhan yang terjadi.”Farel kembali tersenyum. “Orang tua aku nggak tahu masalah ini. Jadi semua ini pasti kerjaan pamanmu. Selain itu, mengenai masalah Yenni diekspo
Farel berlari ke sisi Sonia. “Ayo kita masuk ke dalam!”Di depan pintu restoran, Reza tampak menyipitkan matanya sambil melirik mereka sekilas, baru berjalan masuk ke dalam restoran.Sonia teringat apa yang dikatakan Farel sewaktu di telepon tadi, untuk berterima kasih kepada Reza. Tapi Sonia takut entah bagaimana respons Reza nanti.“Ayo!” jawab Sonia sambil menganggukkan kepalanya.Farel sudah memesan ruangan. Begitu mereka bertiga masuk ke dalam ruangan, pelayan pun datang melayani mereka.Di ruangan VIP lantai atas.Reza sedang berdiri di depan jendela. Jason berjalan menghampirinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Cowok di samping cewek tadi itu pacarnya atau teman kelasnya?”Tadi Jason juga sudah menyadari keberadaan mereka. Dia lebih dulu menyadari keberadaan Kelly, kemudian baru menemukan keberadaan Sonia. Sebenarnya Jason merasa agak terkejut lantaran tidak menyangka mereka berdua itu berteman.Saat si lelaki berlari menghampiri mereka, Jason pun dapat merasakan aura dingin da
Reza mematikan rokok di dalam asbak, lalu menyilangkan kakinya, dan berkata dengan sangat lembut, “Aku sudah janjian sama orang, nggak enak untuk batalin. Aku akan traktir kalian lain kali.”Farel segera menjawab, “Jangan, dong? Paman sudah banyak membantu kami, jadi sudah seharusnya aku berterima kasih sama Paman!”“Nggak perlu sungkan!” Reza menatap lelaki yang terus tersenyum itu. “Kamu dan Sonia teman sekelas?”“Bukan, aku jurusan bahasa asing.”Reza sedikit mengangkat kepalanya, dan kembali menatap si lelaki. “Apa kamu suka sama Sonia?”Pertanyaan ini membuat Farel terbengong. Dia segera menggelengkan kepalanya. “Bukan, sepertinya Paman sudah salah paham. Sonia memang sangat unggul, tapi kami hanya teman biasa saja!”“Bagaimana dengan Sonia?” tanya Reza.“Aku rasa dia juga menganggapku sebagai temannya saja.”Reza kembali berkata, “Orang tua Sonia nggak tinggal di Jembara. Aku pun ditugaskan untuk jaga dia. Orang tuanya sudah berpesan untuk tidak perbolehkan Sonia pacaran sewaktu
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi