Entah Theresia sanggup untuk menahan Morgan untuk tetap tinggal di sini atau tidak?Sonia melihat Jemmy sedang berjalan keluar ruang baca. Dia pun segera keluar dari pelukan Reza. “Kita kembali dulu!”Setelah kembali ke ruang tamu, semua orang kembali bersama-sama menyaksikan program acara televisi. Saat pukul sepuluh malam, Indra pun datang untuk memberikan sebuah kotak kepada Jemmy.Jemmy mengambil empat kotak kayu merah berukir dari dalam, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku dan Indra mau masuk kamar untuk mengobrol sambil minum teh. Ini hadiah Hari Raya untuk kalian masing-masing. Aku letakkan di sini dulu, ya. Namanya sudah ditulis di atas, kalian ambil sendiri.”Dari kotak itu, dapat terlihat bahawa hadiah itu sangat berharga. Theresia tidak boleh menerima hadiah semahal itu. Baru saja dia hendak berdiri untuk menolak secara halus, tangannya malah digenggam oleh Morgan.Morgan meraih pergelangan tangan Theresia, lalu berkata dengan suara datar, “Barang yang diberi Kakek mesti dit
Setelah panggilan diakhiri, Sonia menyadari ada banyak pesan masuk dan kiriman OVO di dalam grup.Bondan dan Tiffany mendapat hadiah uang 222.000. Kemudian, mereka juga mengirim uang kepada yang lain. Ketika membaca pesan yang belum sempat dibaca tadi, Sonia menyadari dia juga menerima kiriman OVO dari Melvin.[ Selamat Hari Raya, Sonia! ][ Aku tahu kamu tidak lagi di Kota Jembara. Aku juga tidak pulang. ][ Bulan ini, aku pergi ke banyak tempat. Aku membuat sebuah lubang di gletser Kutub Utara dan mengubur sebuah kotak di dalamnya. Tentu saja, aku tidak akan memberitahumu apa yang aku taruh di dalamnya. ][ Kalau kamu ingin tahu, tunggulah sampai suatu hari gletser itu mencair, kotaknya mengapung menyeberangi samudera, lalu hanyut sampai ke pesisir Kota Jembara. Menurutmu, seberapa besar kemungkinannya? ][ Aku masih mau keliling dunia lagi. Ke tempat-tempat yang dulunya pernah kita rencanakan untuk kunjungi tapi tidak jadi. Sekarang aku akan jalani sendiri satu per satu. Tenang saj
Ranty menunjukkan senyuman bandelnya. “Menantu saja sudah ke rumah. Sepertinya sebentar lagi bakal ada kabar gembira!”Kelly sedang berada di kamar lantai atas dengan laptop di bagian depannya. “Sekarang kabar terbaik bagiku adalah bisa dinilai menjadi desainer senior setelah Hari Raya nanti.”Ranty berkata, “Sebentar lagi kamu akan menjadi wanita karier yang profesional, deh. Kamu jangan begitu bekerja keras, lagi pula ada Jason, kok!”“Justru karena dia ada di depan, aku pun mesti lebih berusaha untuk mengejarnya.” Kelly menopang satu dagunya, lalu sengaja menghela napas. “Nyaliku besar sekali!”Sonia dan Ranty pun tersenyum.Sonia bertanya, “Gimana dengan Yana?”Kelly mengarahkan ponselnya ke depan balkon. “Dia lagi main kembang api sama ayah, kakek, dan neneknya.”Ranty berkata, “Sepertinya aku yang paling nggak seru. Aku lagi di rumah Matias. Kami cuma nonton program acara televisi saja. Nggak ada aktivitas lain lagi.”Sona berkata, “Kamu bisa suruh Matias untuk temani kamu main k
Theresia tersenyum. “Terima kasih sudah menjagaku selama satu tahun ini. Selamat Hari Raya!”Suara wanita itu terdengar lembut, tetapi tetap saja terdengar rasa sungkan dari suaranya. Meskipun Roger adalah teman yang sudah bertahun-tahun Theresia kenal, bahkan tergolong teman yang lumayan baik, dia juga tidak bisa mendekati Theresia. Dia tetap menjadi orang yang diwaspadai Theresia.Theresia memperlakukan semua orang dengan lembut dan juga dingin. Nada bicaranya masih terdengar penuh perhatian dan tulus. “Selamat Tahun Baru!”Roger terdiam sejenak. “Apa kamu lagi berada di halaman? Cepat masuk ke dalam halaman sana. Aku tahu kamu paling takut dingin. Kamu mesti jaga dirimu dengan baik.”“Oke. Aku dan anggota keluargaku lanjut makan dulu.”“Setelah kamu kembali ke Kota Jembara, aku akan traktir kamu makan.”“Emm. Sampai jumpa.”Theresia mengakhiri panggilan, kemudian kembali ke ruang tamu.Ada orang yang menghubungi Jemmy. Dia pergi ke kamar baca sebelah untuk mengobrol dengan teman lam
Sonia mengambil pangsit, lalu menyantapnya. Seketika kedua matanya berkilauan. “Rasanya manis!”“Oh?” Jemmy menatapnya dengan syok. “Kamu malah langsung termakan yang isi gula. Bagaimana rasanya?”“Seperti makan gula!” Sonia kelihatan puas.Beberapa saat kemudian, Sonia kembali termakan yang rasanya manis. Dia pun menatap Reza dengan syok. “Kenapa setiap kalinya kamu bisa terambil yang isi gula, sih?”Reza merapikan helai rambut di samping telinga Sonia. Tatapannya penuh dengan kasih sayang. “Coba kamu tebak!”“Aku nggak mau tebak-tebakan. Kamu langsung ngomong saja.”Saat Reza mengambilkan pangsit untuk Sonia, dia merendahkan nada bicaranya. “Aku lihat Kakek bikin kode!”Sonia menggembungkan pipinya dan matanya seketika terbelalak lebar.Tidak lama kemudian, dari pangsit yang diambil Morgan untuk Theresia, Theresia pun termakan yang isinya koin. Kemudian, pangsit yang berisi tahu pun termakan oleh Jemmy.“Apa makna dari tahu?” tanya Jemmy.Theresia tersenyum. “Tahu bermakna banyak rez
Morgan melihat Theresia yang gembira bagai seorang anak kecil saja. Hanya saja, hatinya malah terasa agak sakit. Dia menggenggam erat tangan Theresia, lalu berkata dengan datar, “Kita pergi makan bersama.”“Entah bagaimana bentuk pangsit bungkusan kita?” Theresia mempercepat langkahnya, lalu berbicara dengan nada antusias dan penuh harapan.“Lagi pula, semuanya sama saja. Asalkan jangan saling merendahkan saja!”Theresia tersenyum hingga matanya menyipit.Di dalam ruang makan, Koki Arkas telah menyuguhkan pangsit kemari. Bentuk dari pangsit bungkusan mereka beraneka ragam. Setelah dimasak dan disuguhkan, mereka pun merasa ingin tersenyum ketika melihatnya.Tentu saja, semua seperti yang dikatakan Morgan. Siapa pun tidak meremehkan siapa pun. Lagi pula semua itu hasil bungkusan diri sendiri. Meskipun kelihatan agak jelek, rasanya terasa sangat enak.Selain pangsit, Koki Arkas juga memasak belasan hidangan untuk merayakan malam Hari Raya. Semuanya duduk mengerumuni Jemmy, bersama-sama me