"Tidak, aku mau segera lihat Sonia!" tegas Reza. Dia berusaha menahan emosinya. Reza memandang Theresia sembari bertanya, "Apa Kase pergi ke Kastil Fers untuk membicarakan kerja sama pengembangan energi terbarukan?"Theresia menyahut sembari mengangguk, "Seharusnya begitu."Reza memanggil Yandra dan berpesan, "Tritop menunggu balasanku, 'kan? Beri tahu dia, aku sangat tertarik dengan energi terbarukan yang dikembangkan Rayden. Aku akan pergi ke Kastil Fers sore ini."Yandra menyahut, "Oke. Aku balas Tritop sekarang."....Tak lama kemudian, Rayden menerima panggilan telepon dari Tritop. Dia menyuruh Rayden bersiap-siap untuk menyambut Raja Bondala.Rayden merasa ada yang aneh. Dia bertanya, "Apa Raja Bondala memang datang untuk energi terbarukan?"Sebelumnya Raja Bondala tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Tritop menjelaskan, "Mungkin kerja sama kita dengan Keluarga Milana membuat Raja Bondala marah. Itulah sebabnya dia menggertak kita. Setelah dia datang, kamu bisa cari tahu da
Saat langit hampir gelap, Kase naik untuk melihat Sonia. Dia segera membangunkan Sonia yang tertidur.Sonia bangun. Dia menghela napas. Sonia tampak kelelahan. Setelah melihat langit senja, dia bertanya, "Apa Raja Bondala sudah datang?"Kase menjawab seraya tersenyum, "Dia sudah hampir sampai. Aku sudah suruh orang mengantar hadiah untuk Raja Bondala."Sonia mengangkat alis dan membalas, "Apa?""Ini," sahut Kase. Dia membuka kotak yang dibawanya, lalu mengeluarkan 2 topeng dan memberikannya kepada Sonia. Kase menjelaskan, "Nanti malam ada pesta, kita buat pesta topeng saja. Pasti sangat menarik kalau semua orang pakai topeng."Sonia mencibir, lalu menanggapi, "Rayden sudah pernah lihat kita berdua. Apa gunanya pakai topeng sekarang?""Tapi, Raja Bondala juga datang. Kita harus bersikap misterius. Atas dasar apa Rayden sok misterius dengan memakai topeng? Kalau dia mau pakai, kita juga pakai. Begitu baru adil," timpal Kase.Kase merasa geram begitu mengungkit Rayden. Kemudian, dia menam
Ini bisa dibilang pertama kalinya mereka bertemu secara resmi. Pria itu bertubuh tinggi besar dengan fisik yang kekar. Wajahnya tertutup oleh topeng perak yang memancarkan aura dingin dan jahat.Sebuah luka panjang membentang dari sudut bibir hingga dagunya, terlihat mengerikan dan mencolok. Apabila dia melepas topeng itu, mungkin luka ini akan membelah wajahnya menjadi dua bagian.Sonia tanpa sadar mulai menebak-nebak, apakah dia selalu memakai topeng ini untuk menutupi luka itu ataukah ada alasan lain seperti menyembunyikan identitasnya?Mungkin karena merasakan tatapan Sonia, Rayden juga menoleh ke arahnya. Sepasang mata yang terlihat dari balik topeng itu dipenuhi dengan kebengisan dan ketidakpedulian.Pandangannya menusuk lurus ke arah Sonia, tanpa sedikit pun niat untuk menghindar. Rasanya segala sesuatu yang sudah Rayden lakukan seperti membujuk Kase dan menjebak Sonia tak pernah terjadi sebelumnya.Sonia menatapnya dengan dingin. Tatapan mereka bertaut tanpa ada yang mengalah.
Kase melangkah mendekati Raja Bondala. Satu tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Sonia, sementara tangan lainnya diulurkan sebagai sapaan. Dengan senyum percaya diri, dia memperkenalkan diri, "Aku Kase, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Raja Bondala di sini!"Pria bertopeng rubah emas itu melirik tangan mereka yang masih tergenggam. Tatapannya sedikit meredup, lalu dia menatap Kase sambil berujar dengan dingin, "Sudah lama aku mendengar tentangmu."Suaranya dalam dan rendah. Rasanya jauh, samar, dan tak bisa ditebak emosinya. Anehnya justru karena itu, orang bisa merasakan bahwa dia tampaknya sedang tidak senang.Ketika tatapan pria itu akhirnya berpindah ke arahnya, Sonia baru sadar bahwa sejak tadi pergelangan tangannya masih digenggam oleh Kase. Dengan refleks, dia segera menarik tangannya dan berdiri tegak. Sikapnya kaku seperti anak kecil yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan.Setelah beberapa perkenalan singkat, rombongan itu mengelilingi Raja Bondala dan wanit
Suasana di dalam aula pesta makin ramai dan meriah. Dari sini bisa terlihat betapa seriusnya Rayden dalam menyambut kedatangan Raja Bondala.Saat ini, banyak orang mengelilingi Raja Bondala. Hal ini jelas menunjukkan betapa besar pengaruhnya. Keluarga Milana adalah keluarga bangsawan sehingga wajar jika banyak orang juga berusaha mendekati Kase.Sementara itu, Sonia memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tempat yang lebih tenang. Dia memilih duduk di sudut, lalu menikmati makanan sambil berpikir apakah dia harus mengakui identitasnya di hadapan Reza atau tidak.Hal ini sungguh membuat Sonia pusing. Tidak peduli seberapa rumit pikirannya, dia tetap tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa kehadiran Reza memberinya rasa aman yang luar biasa. Pria itu datang mencarinya.Sonia menekan senyum di sudut bibirnya dan menatap keluar jendela besar. Dia melihat keramaian dan kemegahan Kastil Fers. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar punya suasana hati untuk menikmati pemandangan.Tiba-tiba, s
Theresia membalas, "Dia punya pendirian sendiri. Justru itulah yang membuatnya begitu menggemaskan. Kalau bukan karena sifat itu, mana mungkin kamu bisa jatuh cinta padanya?"Beberapa kata sederhana darinya langsung meredakan amarah yang sebelumnya membara di hati Reza. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Theresia, lalu tiba-tiba bertanya, "Aku jadi penasaran ... kenapa dia sampai meninggalkanmu dulu?"Tatapan Theresia sedikit berubah. Matanya membeku sesaat, tetapi dia tetap tenang. Dia mengangkat gelas anggurnya dan menyesapnya perlahan.Sementara itu, Reza duduk di kursi yang tadi ditempati Sonia. Dia menatap sisa kue di piring Sonia, lalu tanpa ragu mengambil sendok dan melanjutkan memakannya dengan santai, seolah itu adalah hal yang sangat wajar.Theresia menatapnya dengan sedikit terkejut, lalu menurunkan suaranya ketika bertanya, "Bukankah ini terlalu terang-terangan?"Jelas sekali bahwa Sonia tidak ingin hubungan mereka diketahui orang lain. Ditambah lagi, Rayden masih merupak
Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik kembali ke aula pesta. Begitu masuk, Kase segera menemukannya. Dia bertanya sambil tersenyum, "Ke mana saja? Lama sekali kamu menghilang!"Sonia menatapnya dengan tenang. Dia berujar, "Tuan Kase, hubungan kita cuma sebatas pekerjaan. Tidak akan ada hubungan lain yang tercampur di dalamnya. Selama kita berada di Kastil Fers, aku akan memastikan keselamatanmu. Tapi untuk urusan pribadiku, kamu tidak perlu ikut campur."Kase bersandar santai di tiang pilar batu putih. Dia menaikkan alisnya sambil berucap dengan nada bercanda, "Aku akui, mengkhianatimu dulu adalah kesalahanku. Aku benar-benar sudah menyesalinya di hadapan Tuhan. Aku sudah melakukan banyak hal untuk menebusnya. Bisa tidak kamu memberiku kesempatan lagi?""Tidak bisa!" jawab Sonia tegas, lalu langsung berbalik pergi.Kase buru-buru mengejarnya. Dia memberi tahu, "Ruila, aku dalam bahaya sekarang!"Sonia terus berjalan tanpa berhenti sambil bertanya, "Bahaya apa?""Raja Bondala t
Ada beberapa wanita berpakaian seksi sedang duduk di ruang tamu. Saat melihat kedatangan Kase, mereka langsung mengerumuninya.Kase yang dikerumuni para wanita itu melihat ke sisi Theresia. “Nona Lacey, apa-apaan ini?”Ujung bibir Theresia melengkung ke atas. “Aku tahu Tuan Kase suka sama cewek cantik. Ini adalah hadiah pertemuan dari Raja Bondala. Selamat menikmati!”Usai berbicara, Theresia mengangguk dengan perlahan, kemudian meninggalkan tempat.Kase sudah pasti tidak tertarik dengan wanita-wanita ini. Dia melangkah hendak berjalan pergi, tetapi dia malah dikerumuni oleh mereka.“Tuan Kase, jangan pergi!”“Kami sudah menunggumu dari tadi!”“Dengar-dengar Tuan Kase sangat perkasa, kami semua sangat penasaran.”Keenam wanita dengan berbagai warna kulit. Beberapa di antaranya berbicara dalam bahasa asing, sedangkan yang lain berbicara bahasa lokal yang logatnya aneh. Mereka semua merangkul Kase dan membawanya ke sisi sofa.Sofanya sangat besar, Kase tenggelam ke dalamnya. Sebelum dia
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak