Hendri kembali dengan keringat dingin. Dia berkata pada Tobias, “Telepon Keluarga Tamara tidak terhubung!”“Kalau begitu, kita juga nggak bisa tunggu lagi. Ayo segera tinggalkan Kota Jembara!” Tobias membalikkan tubuhnya dengan buru-buru. Sosoknya saat ini tidak mirip dengan sosok keluarga kaya yang hendak pindah rumah, lebih mirip dengan anjing yang sedang melarikan diri akibat jatuh ke dalam air.Hendri segera memesan tiket pesawat ke Kota Kibau, tetapi dia menyadari tiket tidak bisa dipesan.Tobias mulai merasa panik dan emosi. “Kalau begitu, pesan pesawat pribadi saja. Lagi pula, cepat atau lambat kita juga mesti pergi!”“Jadi, bagaimana dengan Celine? Dia masih bekerja di Herdian Group. Kalau kita pergi, apa Tuan Reza akan melampiaskan amarah ke dirinya?” ucap Aminah dengan panik.Tatapan Celine tertegun ketika melihat siaran langsung di televisi. Dia melihat orang tua Reza juga datang dan memberi tahu reporter, mereka tidak mempublikasikan hubungan anak-anak karena Reza dan Sonia
Di bandara.Bahkan Kepala Keluarga Herdian juga datang untuk mengakui menantunya. Apa orang yang berkerumun masih ada yang tidak percaya?Dania membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan reporter dan orang-orang yang berkerumun. “Kami sudah menyelidiki masalah King menerima sogokan sengaja kalah dari Coco. Ternyata ada yang menyogok juri acara fesyen dan Coco untuk menjebak King.”Frida berjalan maju, lalu menampilkan data yang diselidikinya di layar proyektor aula bandara. Dapat terlihat dengan jelas hubungan desainer yang bernama Coco dengan anggota Keluarga Tamara, terutama kedua juri itu.Dania berkata dengan tenang, “Mengenai siapa yang memfitnah King di belakang, aku rasa semuanya juga sudah jelas. Putri Keluarga Dikara, Stella, sebelumnya diusir dari dunia fesyen karena melakukan penjiplakan hasil desain King, sedangkan Cella iri dan benci terhadap King, itulah sebabnya dia sengaja membeli buzzer untuk menciptakan gosip.”“Sekarang kedua keluarga bersekongkol untuk memfitnah K
Iya, meskipun tidak ada bukti persekongkolan Keluarga Tamara dan desainer Coco, hanya dengan identitas-identitas Sonia, semua gosip itu otomatis terpecahkan.Situasi berubah drastis. Orang-orang yang tadinya memaki Sonia, berubah menjadi kaget dan kagum dalam seketika.Sementara itu, Keluarga Dikara malah menerima caci makian yang kuat dari Keluarga Dikara. Akun Instagram Hendri, Reviana, dan Stella telah meledak!Frida menyimpan ponselnya, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.Johan melihat kemari, kemudian berkata dengan tersenyum, “Ada apa? Padahal mereka sudah dipermalukan hari ini, kenapa kamu tidak tersenyum!”Frida membalas, “Semua itu hanyalah stigma yang diberikan orang-orang kepada Sonia. Seandainya masalah yang dibuat Sonia terekspos, mereka semua baru benar-benar bisa terdiam!”Johan pun terdiam. Dia langsung menggenggam tangan Frida, kemudian berkata dengan tersenyum, “Bos tidak akan peduli!”Seandainya Sonia peduli, selama ini dia juga tidak mungkin hidup me
Bondan melihat Tiffany bermaksud ingin mengalahkannya. Dia pun tidak membantah, melainkan berkata dengan mengangguk, “Benar apa katamu!”Tiffany tidak menghiraukan sikap acuh tak acuh pria itu. Dia hanya berkata, “Setelah identitas sehebat ini terekspos, aku ingin lihat nasib Keluarga Dikara!”Bondan mengangkat-angkat alisnya. “Aku merasa Kak Reza juga cukup serbasalah. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua kandung Sonia, ada hubungan darah!”Tiffany tersenyum dingin. “Saat mereka mencelakai Sonia, mereka nggak kepikiran Sonia itu anak kandung mereka. Jadi, nggak usah berbelas kasihan sama orang seperti mereka!”Bondan menatapnya. Terlihat sedikit senyuman di atas wajah tampannya. “Aku cukup kagum dengan sikap tegasmu!”Dari masalah kali ini, Tiffany merasa Bondan juga cukup baik. Setidaknya, dia bukan anak orang kaya yang hanya tahu bersenang-senang dan berfoya-foya saja.Tiffany berkata dengan lantang, “Kelak setelah pertunangan kita dibatalkan, kita juga bisa menjadi teman!”Bondan
Di sisi lain, Lysa menggandeng tangan Sonia sembari berbicara. Dia sungguh merasa sakit hati ketika melihat Sonia. “Kenapa kamu semakin kurus lagi? Kamu tidak usah peduli dengan apa yang dikatakan di internet, biarkan Reza saja yang menyelesaikannya!”Sonia mengusap wajahnya sendiri. “Nggak, kok. Mungkin karena kelamaan nggak melihatku, makanya kamu merasa aku kurusan!”“Selama beberapa hari ini, kamu tinggal di rumah saja. Aku akan suruh pelayan untuk bikin makanan bergizi buat kamu!”Ranty memutar bola matanya, kemudian berkata dengan tersenyum, “Bibi Lysa, Sonia baru saja kembali, masih belum melepas rindu sama kami, kamu serahkan Sonia beberapa hari kepada kami, ya? Nanti kami akan kembalikan kepadamu, oke?”Lysa berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, malam ini kamu mesti tinggal di rumah, ya. Selama di luar, kalian ingat untuk jaga dia dengan baik!”“Kamu tenang saja. Aku juga berharap bisa kasih lemak yang kutimbun selama beberapa hari ini kepada Sonia!”Lysa pun tertawa terbah
“Kamu saja belum menikah. Kenapa kamu malah mengurusku?” Yandi melirik Morgan sekilas. “Kalau mau menikah, seharusnya kamu menikah duluan!”Terlihat rasa acuh tak acuh di atas wajah tampan Morgan. “Aku tidak pernah kepikiran soal menikah!”Yandi tersenyum lebar. “Aku sama sepertimu!”“Mengenai hal ini, lebih baik kamu jangan ikuti aku. Lagi pula, bukan hal bagus juga!” Morgan mendengus dingin.Yandi tidak berbicara, hanya tersenyum saja.Tasya kembali ke sisi Sonia. Dia masih kelihatan tidak fokus. Ketika melihat sup ayam yang diterlantarkan di atas meja tamu, hatinya semakin penat lagi.Tatapan Tasya tertuju pada bayangan tubuh tinggi di luar jendela. Dia bertanya pada Sonia, “Ada apa dengan Bos Yandi? Kulihat raut wajahnya nggak terlalu bagus.”Sonia berkata, “Dia terluka!”“Hah?” Tasya hampir saja menjerit lantaran merasa kaget. Dia pun melihat sekeliling dengan gugup, lalu merendahkan nada bicaranya dan bertanya dengan khawatir, “Apa serius?”“Serius, tapi mungkin itu bukan apa-apa
“Sebenarnya aku nggak bersedia melihat Keluarga Dikara menjadi seperti ini, tapi semua ini juga akibat dari perbuatan mereka!” Cindy mendengus. “Oh, ya, itu … ketua asosiasi desain … keluar untuk minta maaf sama kamu. Respons mereka sangat cepat. Apa kamu sudah melihatnya?”“Instagram dan beberapa platform lainnya mengalami gangguan, sampai sekarang masih nggak bisa diakses!” Cindy berkata dengan nada meremehkan, “Orang-orang yang sebelumnya memakimu beralih untuk memaki Paman Hendri, Bibi Reviana, dan Stella.”“Aku sudah nggak ada perasaan sama mereka. Tapi, penggemarmu baik sekali. Bahkan saat kamu diserang habis-habisan di internet, mereka masih saja membelamu. Sekarang setelah identitasmu terekspos, mereka juga nggak memamerkannya, hanya diam-diam merasa gembira saja!” Rasanya dilindungi membuat hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih. Terima kasih, ya!”“Nggak usah bersikap sungkan. Aku tahu kamu pasti akan kembali dan menampar semua orang yang sudah memfitnahmu. Aku lagi menungg
Waktu itu Devin benar-benar sempat tergerak. Dia hampir saja menyetujui Keluarga Tamara.Kemudian, setelah menenangkan diri dan memikirkan orang-orang di belakang Sonia, seperti Aska, Jemmy, Devin juga pernah mendengar masalah pernikahan Sonia dan Reza, alhasil Devin pun tidak berani sembarangan berpihak.Sekarang setelah dipikir-pikir, ternyata langkah yang diambilnya itu benar!Mungkin karena Devin terlalu terburu-buru dalam membela diri, meskipun bicaranya terlihat tenang, tetap saja telah menunjukkan celah. Jemmy mengangkat mata menatap Devin tatapan yang dalam, lalu menoleh untuk mengambil teh.Reza memandangnya dengan tenang, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Kalau begitu, terima kasih, Tuan Devin!”“Tuan Reza tidak usah sungkan. Hubungan Rose dan Sonia sangat akrab. Kita itu juga teman!” ucap Devin dengan lembut.Reza sedikit mengangguk. Kebetulan ada panggilan masuk. Topik pembicaraan pun berhenti sampai di sini.Rose meninggalkan Devin untuk mengobrol dengan Reza dan yang
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak