Di Kediaman Herdian.Tandy menagih waktu sehari Reza sebagai hadiah ulang tahunnya. Pada hari Sabtu nanti, dia meminta Reza untuk menemaninya berkuda.Berhubung Jason ingin membahas masalah pengembangan AI, Reza pun mengajaknya ke lapangan kuda.Setelah berkuda beberapa keliling, Reza dan Jason membahas masalah kerjaan, sedangkan Tandy pergi memancing sendiri.Beberapa saat kemudian, Tandy pergi menghampiri Reza. “Paman, tolong telepon Bu Sonia, tanyakan apa dia punya waktu atau nggak?”Tandy merasa sangat bosan untuk memancing sendirian.Saat ini Reza sedang duduk di bawah tenda dengan mengenakan kacamata hitam. Penampilannya terlihat semakin dingin dan serius lagi. Setelah mendengar ucapan Tandy, dia pun tertegun sejenak, lalu menjawab, “Bu Sonia lagi sibuk, kamu main sendiri sana!”Jason berkata dengan tersenyum, “Berhubung hari ini kamu datang untuk menemani Tandy, lebih baik kita temani Tandy dulu. Nanti kita baru bahas masalah kerjaan!”Reza mengiakan, lalu berjalan ke tepi sunga
“Cewek?” Jason agak terkejut. Seorang cewek yang masih belia malah menjadi tentara bayaran!Reza mengangguk. “Waktu itu dia seharusnya baru berumur 15 tahun saja, tapi teknik tembakannya sangat bagus, gerakannya juga sangat gesit. Dia orangnya pendiam, suka duduk sendiri. Dia suka makan yang manis-manis. Biasanya kami akan mengambil cokelat ke mana-mana. Waktu itu aku beri semua cokelatku kepadanya!”Misi yang mereka terima waktu itu adalah menghancurkan sebuah laboratorium yang berada di dalam hutan. Anggota regu mereka memang baru dibentuk, tapi hubungan mereka boleh dikatakan cukup harmonis. Namun, tidak dengan gadis itu. Dia selalu bersikap waspada terhadap semua orang, dan selalu menyendiri.Saat Reza menyadari gadis itu suka makan yang manis-manis, dia pun memberikan seluruh cokelat untuk gadis itu.Awalnya gadis itu tidak bersedia untuk menerimanya. Setelah berinteraksi selama beberapa waktu, gadis itu baru bersedia untuk mengambil pemberian Reza.Mereka tinggal bersama selama t
Pada malam harinya, Sonia pergi mengantar minuman ke ruangan 6616. Kebetulan tamunya Pak Zein datang, si Lily wanita yang biasanya menemani Zein pun mengikuti Sonia untuk langsung keluar ruangan.Zein suka dengan wanita yang imut. Jadi, Lily sengaja mengenakan rok mini agar kelihatan agak muda. Dia bahkan mengikat rambutnya dengan ikat rambut bergambar kucing, membuatnya terlihat semakin imut dan juga seksi.Lily menatap Sonia dengan tersenyum, lalu berkata, “Sayang, ya, padahal kamu cantik, kamu malah jadi pelayan. Bagaimana kalau aku ajari kamu jadi wanita pendamping?”Sonia tidak berbicara, lalu langsung berjalan pergi.Melihat dirinya tidak dihiraukan, Lily langsung mengangkat-angkat pundaknya, lalu berjalan ke arah yang berlawanan.Sebenarnya tamu ruangan 6616 sangat gampang untuk dilayani. Mereka selalu meminta wanita pendamping yang sama. Jenis minuman yang diminta mereka juga selalu sama. Bahkan, mereka juga jarang menyuruh Sonia untuk melayani mereka.Kemudian, mereka akan men
“Aku kasih 20 juta!”“Cuma cium sekali malah dibayar 20 juta? Tuan Rowan, kalau begitu, aku bersedia cium kamu!”“Kalau kamu yang cium, aku nggak bakal bayar sepeser pun!”Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, raut wajah Sonia terlihat semakin galak lagi. “Aku bilang sekali lagi, lepasin tanganmu!”Ketika melihat ekspresi wajah Sonia, Rowan langsung berkata, “Jangan nggak tahu diri, ya!”Sonia mengerutkan keningnya. Baru saja dia hendak turun tangan, Kak Sunny pun berjalan ke dalam. “Kenapa seramai ini? Sonia, pergi antar minuman sana. Jangan ganggu para tamu!”Setelah melihat kedatangan Sunny, Rowan baru melepaskan tangan Sonia. Dia berkata, “Kamu datang tepat pada waktunya. Aku mau komplain, dia nggak ngerti aturan, sikapnya juga buruk sekali. Aku ingin dia segera dipecat!”Sunny tersenyum kaku, lalu menarik Sonia ke belakangnya. “Tuan Rowan, dia anak baru. Anda jangan masukin ke hati, ya. Saya wakili dia untuk minta maaf!”“Apa aku mesti terima permintaan maaf kamu?” R
Malam harinya, saat Sonia kembali ke Imperial Garden, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia menemukan sebuah rantang di depan pintu rumah. Itu adalah makanan yang sengaja dipersiapkan Kelly untuknya.Sonia membawa rantang ke dalam rumah. Dia pergi membuka lampu di ruang tamu, lalu duduk di atas sofa. Tiba-tiba Sonia merasa rumah ini sangat kosong. Dulu sewaktu Sonia hidup sendiri, tidak pernah sekali pun dia merasa kesepian. Namun, sekarang Sonia malah merasa waktu menjadi sangat panjang. Sepertinya kebiasaan adalah suatu hal yang sangat menakutkan.Saat seseorang terbiasa untuk berdua, dan sekarang malah kembali sendirian, malam hari terasa sangat sulit untuk dilewatinya.Sonia menggambar lukisan di malam hari. Saat langit sudah hampir terang, Sonia baru pergi tidur.Ketika matahari sudah menggantung di atas kepala, Sonia baru menuruni ranjang. Dia pergi memasak mi instan, lalu pergi ke toko kue tempat Kelly bekerja.Cuaca di pertengahan bulan Agustus ini terasa sangat pan
Kelly pun mencibir. “Jadi, sewaktu orang lain mengatakan pangeran kuda, aku nggak pernah sekali pun menginginkannya. Karena setelah lewat jam 12 malam, semuanya akan kembali ke bentuk semula.”Sonia seketika menjadi kebingungan. Tiba-tiba terlintas bayangan pertama kalinya dia bertemu dengan Reza. Hanya saja, Sonia lupa bahwa Reza tidak tahu siapa dirinya. Mungkin di dalam hati Reza, Sonia hanyalah pendamping tidurnya yang tidak ada bedanya dengan mantan-mantan Jason.Reza pernah bilang sebelumnya. Mereka bisa bersama hanya demi kesenangan belaka. Jangan sampai terbawa perasaan.Sewaktu di rumah sakit, Reza juga pernah mengingatkan Sonia untuk tahu menempatkan dirinya! Ternyata Reza selalu dalam keadaan sadar!Jari-jari Sonia menyentuh gelas es krim, dan rasa dingin seketika menjalar. Dia memalingkan kepalanya untuk memandang ke luar jendela. Banyak yang hilir mudik di luar sana. Jalanan terlihat sangat ramai. Namun, semuanya tidak ada hubungannya dengan Sonia.Pada malam hari.Saat i
Jason bertanya, “Memangnya apa yang dilakukan Rowen sama Sonia?”Bondan sudah mengetahui masalah di ruangan 6612, dia pun menceritakan bagaimana Rowen mempersulit Sonia.Jason tersenyum sinis. “Kenapa Melvin ada di mana-mana?”“Melvin memang jago membuat keonaran. Dia menyiksa Rowen murni untuk kesenangan belaka. Setelah itu, Rowen memang nggak berani menyinggung Melvin lagi. Hanya saja, bisa jadi Rowen bakal dendam sama Sonia,” ucap Bondan dengan ketus.Jason melirik Reza sekilas, lalu berkata, “Suruh Kak Sunny beri perhatian ekstra sama Sonia. Jangan sampai Sonia dicelakai sama Rowen.”“Setelah disiksa Melvin, sepertinya dia nggak bakal berulah dalam waktu dekat ini. Aku juga sudah suruh Yusa untuk kasih tahu Kak Sunny untuk memperketat keamanan di lantai enam.”Raut wajah Reza terlihat datar. Dia tidak merespons sama sekali seolah-olah masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia.Setelah masalah Rowen berlalu, semua tamu Kasen memperlakukan pelayan dengan sangat sungkan. Mereka jug
“Kamu suka sama Fernando?”Sonia terkejut. Kenapa Reza menanyakan hal ni di tengah malam?“Nggak suka,” balas Sonia dengan kesal.“Emm.”Kemudian, Reza langsung memutuskan panggilan.Sonia semakin kebingungan. Amarahnya seketika meluap. Saking marahnya, Sonia langsung melempar ponselnya ke atas ranjang, lalu kembali melanjutkan tidurnya.Namun, tidak peduli bagaimana Sonia berusaha, dia tetap tidak bisa tertidur. Dia sungguh kesal lantaran tidak mengerti maksud dari panggilan Reza tadi.Saat langit sudah hampir terang, Sonia baru mulai tertidur.Lagi-lagi Sonia dibangunkan oleh bunyi dering ponselnya. Kali ini Sonia langsung mengangkatnya tanpa melihat tampilan layar ponsel. “Siapa?”“Sonia!”Kedua mata Sonia spontan terbelalak. Bukankah orang itu adalah Ranty yang sudah menghilang hampir sebulan itu?“Sonia, aku sudah putus sama Matias!” kata Ranty dengan tenang.Rasa kantuk seketika menghilang dari diri Sonia. Dia langsung membangkitkan dirinya. “Apa?”“Kami sudah putus. Begitu, deh!
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak