Pikiran Melvin sangat kacau. Di satu sisi, Melvin merasa dengan keahlian Sonia, dia tidak mungkin bisa ditindas. Namun di sisi lain, Melvin takut Sonia akan masuk ke jebakan lelaki ber*ngsek itu.Setelah tiba di rumah sakit, dia bertanya pada suster yang bertugas, bagaimana kondisi wanita yang diantar ambulans tadi. Raut wajah suster itu terlihat sangat muram, akibatnya Melvin juga semakin panik saja.Tanpa berbasa-basi, Melvin langsung berlari ke ruang operasi. Saking buru-burunya, Melvin pun menabrak seorang lelaki. Si lelaki memaki Melvin, tapi dia malah tidak menggubrisnya.Tiba-tiba, Melvin memperlambat langkah kakinya. Dia menatap wanita yang sedang mengambil obat di depan saja. Melvin terus melihat si wanita tanpa mengedipkan matanya.Sonia sedang membantu Kelly untuk membayar biaya rumah sakit. Saat ini Sonia seolah-olah merasa ada yang menatapnya, dia pun spontan mengangkat kepalanya, lalu tampak Melvin sedang melihatnya.Melvin berjalan maju, lalu mengamati Sonia dari atas hi
Tak lama kemudian, anggota keluarga Kelly datang ke rumah sakit, ada ibu, kakak, dan juga calon kakak iparnya. Sonia juga baru pertama kali bertemu dengan calon kakak iparnya Kelly, Yvonne. Perawakannya tidaklah tinggi dan memiliki sepasang mata yang sangat bulat. Dia terlihat cukup cantik dengan rok ketat yang dikenakannya.Ibunya Kelly, Sandora, langsung menangis ketika melihat Kelly berbaring di atas ranjang pasien. “Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa begini?”Sonia meminta maaf. “Maaf, aku ajak Kelly keluar, tapi aku malah tidak menjaganya dengan baik.”Sandora menyeka air matanya, lalu bertanya, “Kamu Sonia, ‘kan?”“Iya!” Sonia mengangguk.“Kamu temannya Kelly?” Suara Sandora terdengar terisak-isak. “Aku sering mendengar Kelly mengungkit namaku. Kamu sudah banyak membantunya selama dia tinggal di luar. Aku malah ingin berterima kasih padamu!”Sonia segera membalas, “Bibi nggak perlu sungkan. Aku dan Kelly itu teman baik!”Sandora mengangguk. “Kelly itu anak yang baik. Kalau kamu b
Jason menyuruh Bondan untuk mengantar Gina pulang. Sementara, dia akan pergi ke kantor polisi.Sewaktu di perjalanan, Reza menelepon Jason untuk menanyakan kondisi di kantor polisi.“Keluarga Cendana nggak bisa berdalih lagi. Clinton juga sudah pulang. Orang tua cowok-cowok itu juga lagi bernegosiasi dengan pihak kepolisian. Tim pengacara perusahaanku juga sudah sampai di kantor polisi. Kamu bilang sama Sonia, suruh dia yang tenang. Masalah ini bisa terjadi juga gara-gara aku. Aku akan beri penjelasan kepada Kelly!”Reza mengiakan, lalu menutup panggilan. Dia memalingkan kepalanya melirik Sonia yang duduk di sampingnya. Salah satu tangannya memegang setir mobil, dan tangannya yang satu lagi menggandeng tangan Sonia.“Kamu nggak usah khawatir. Kelly akan baik-baik saja. Sekarang dia hanya butuh istirahat. Jason juga sudah melunasi biaya perawatannya. Selain itu, Chelsea dan yang lain juga akan menerima hukuman yang setimpal.”Kali ini Chelsea tidak mungkin diterima untuk bekerja sebagai
“Nggak ingin tanya atau kamu nggak peduli?” Di dalam kegelapan, Reza menatap Sonia dan berbicara dengan suara serak.Sonia mengerutkan keningnya, menggigit bibir bawahnya, lalu menjawab, “Bukan.” Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu pernah suka Gina?”Reza sungguh tidak menyangka Sonia akan menanyakan hal ini. Dia terdiam sejenak, lalu menatap Sonia dalam beberapa saat, baru menjawab, “Aku memang pernah punya perasaan sama Gina, tapi sekarang kami hanya berteman saja.”Sonia kembali menatap Reza. “Jangan-jangan kamu nggak sadar kalau dia masih suka sama kamu?”Jari tangan Reza mengusap alis Sonia, lalu jarinya beralih mengangkat sedikit dagu Sonia. “Aku, Jason, Gina, dan yang lainnya sudah kenal sejak kecil. Perasaan Gina terhadap kami semua itu sama. Dia nggak pernah nyatain perasaannya sama aku. Kalaupun dia menyatakannya, aku pasti akan langsung menolaknya. Aku berjanji masalah seperti yang kamu lihat tadi nggak bakal terjadi lagi.”Hati Sonia spontan menjadi luluh. Dia me
Keesokan paginya.Jason pergi menjenguk Kelly. Tak disangka Bondan sudah berada di dalam kamar. Bahkan tampak sebuket bunga segar di atas nakas.Saat ini Kelly juga sudah menyadarkan diri. Ketika melihat Jason berjalan masuk, dia langsung mengalihkan tatapannya, dan menyapa dengan suara serak, “Kak Jason!”“Bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Jason dengan tersenyum.Bondan langsung berdiri, dan membalas, “Kelly sudah baikan. Kak Reza dan Sonia juga baru pergi.”Jason mengangguk, lalu meletakkan bunga yang dibawanya ke dalam vas bunga. Dia menatap Kelly, lalu tersenyum hangat. “Kata dokter, lukamu hanya luka luar saja. Hanya saja, kamu kekurangan banyak darah dan baru cuci lambung, kamu butuh dirawat beberapa hari lagi. Kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah pekerjaan. Aku sudah minta izin. Tugas kamu sekarang hanya istirahat dengan baik saja. Jangan berpikir kebanyakan!”Raut wajah Kelly terlihat memucat. Dia hanya mengangguk saja.Sandora menuangkan air untuk Bondan dan Jason.
Jason menyerahkan apel yang sudah dikupasnya tadi kepada Kelly. “Ayo dimakan apelnya!”Ini adalah pertama kalinya Jason mengupas apel. Penampilan apel itu pun terlihat sangat lucu. Kelly yang melihat langsung tertawa.“Kenapa?” Selesai telepon, Bondan pun kembali ke sisi ranjang. Dia bertanya, “Kak Jason, kenapa kamu malah bikin Kelly nangis lagi?”Kelly melepaskan lengannya, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku nggak nangis!”Mata Kelly terlihat bengkak, dan air mata masih tersisa di wajahnya. Namun, dia sedang tersenyum saat ini.Kelly yang terlihat lugu dan lembut itu kembali menggerakkan hati Bondan. Bondan pun terus menatap wajahnya tanpa berbicara apa-apa.Kebetulan panggilan Jason berbunyi. Dia pun keluar untuk menerima panggilan.Kelly berkata, “Aku nggak apa-apa, kok. Kalian pulang sana.”Bondan membalas, “Aku temani kamu sebentar lagi. Setelah Kak Jason selesai telepon, kami akan pulang sama-sama!”Di luar sana, Jason sedang mengurus masalah pekerjaan. Kebetulan Sandora kembal
“Nggak usah sungkan!” Jason meletakkan jas di lengannya. Dia sedang mengenakan kemeja bermerek, membuatnya kelihatan semakin berkelas.Jantung Yvonne terus berdetak kencang. Padahal ada juga anak orang kaya di kantornya. Hanya saja, wibawa lelaki itu sungguh jauh berbeda dengan Jason.Yvonne berdiri di depan pintu hendak mengantar Jason.Saat ini tiba-tiba Bondan keluar dari ruangan, lalu berkata, “Kak Jason, ayo kita pergi sama-sama!”Jason mengangguk. “Ayo!”Yvonne terpaksa mundur, melihat mereka berdua berjalan melewati sisinya. Aroma parfum kedua lelaki kaya itu terasa sangat harum. Yvonne menghirupnya hingga terbengong.“Yvonne!”Yvonne langsung memalingkan kepalanya. “Hah? Kenapa?”Sandora bertanya dengan penuh perhatian, “Kalian sudah makan belum? Ada kue di dalam.”Senyuman Yvonne bahkan lebih lembut dari biasanya. “Sudah makan, terima kasih, Ibu!”Setelah memasuki ruangan, Yvonne mengupas buah untuk Kelly. “Kelly, kamu bilang ya kamu ingin makan apa. Kalau kamu ingin ke kamar
Nada bicara Gina terdengar lembut. “Kelly, kamu sudah salah paham. Bibiku bukan datang untuk meminta pengampunan untuk Chelsea. Dia hanya merasa dirinya nggak didik Chelsea dengan baik. Dia merasa bersalah sama kamu. Dia cuma ingin jenguk kamu, minta maaf sama kamu, nggak ada maksud lain.”Raut wajah Kelly berubah pucat. Dia langsung menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.Melihat Kelly tidak merespons, Gina pun melanjutkan, “Bibiku nggak bisa tidur semalaman. Setelah dengar kamu baik-baik saja, dia baru merasa lega. Bibiku perhatian banget sama kamu.”Akhirnya Sonia bersuara, “Semalam Kelly terus mimpi buruk. Dokter sudah berpesan agar Kelly bisa banyak istirahat. Kita bicarakan lagi setelah kondisi Kelly membaik.”Gina berpikir sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Betul apa kata Sonia. Aku melupakan hal ini. Nanti setelah kondisi tubuh Kelly membaik, aku baru bawa Bibi datang untuk jenguk kamu.”Selesai berbicara, Gina mengeluarkan selembar kartu. “Ini pemberian bibik
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu