Share

Bab 4

Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial Hotel

Namun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.

Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.

Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.

Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesakitan. Dia tampak terluka.

Karena rekaman CCTV-nya lagi-lagi kosong setelah itu, Robi tidak bisa melihat mobil apa yang dinaiki Siska untuk meninggalkan Celestial Hotel. Jadi, dia menghabiskan banyak waktu untuk mencari tahu Siska masuk rumah sakit yang mana. Kaki kirinya dioperasi semalam.

Robi juga sudah mengecek laporan medisnya. Kakinya terluka karena terjatuh.

….

Malam hari di rumah sakit afiliasi Jembara University.

Di kamar VIP 706, seorang wanita berbaring di ranjang rumah sakit sambil mengepalkan kedua tangannya bersama. Dia menatap Reza yang ada di sofa seberangnya dengan sedikit cemas, “Pak Reza, sebenarnya ada apa?”

Reza memandangnya dan berkata dengan datar, “Bagaimana kakimu bisa patah?”

Salah satu kaki Siska dipasangi gips. Matanya membesar ketika mendengar pertanyaan pria itu dan dia berkata dengan suara rendah, “Apa ini ada hubungannya dengan Pak Reza?”

“Kamu nggak perlu menyembunyikan apa-apa. Aku sudah menyuruh orang untuk mengecek rekaman CCTV-nya. Semalam sekitar jam Sembilan, manajer kamu memapahmu pergi dengan mobil. Kakimu sudah patah saat itu. Kamulah orang yang melompat dari kamarku malam itu. Iya, ‘kan?” Nada bicara Reza dingin seperti biasanya.

Karena menyangkut privasi para tamu, Celestial Hotel tidak memasang kamera CCTV yang menghadap jendela kamar, jadi mereka tidak bisa melihat Siska melompat dari tempat yang mana. Tapi, gerak-geriknya dalam video itu sesuai dengan apa yang terjadi tadi malam.

Siska tertegun, mengangkat kepalanya dan menatap Reza. Ekspresinya masih terlihat kebingungan, tetapi otaknya sudah mulai berputar.

Manajer yang berdiri di sebelahnya tidak bisa menyela perkataannya, dan tidak berani melakukan apa-apa.

Reza menyilangkan kakinya dan berkata dengan lembut, “Kamu nggak perlu takut. Seperti yang aku katakan, kamu sudah membantuku, jadi aku akan memberimu ganti rugi!”

Robi meletakkan sebuah kartu di atas meja, lalu berkata dengan wajah serius, “Ada 20 miliar di kartu itu. Jangan pernah ungkit apa yang terjadi semalam lagi.”

Siska menggigit bibir bawahnya, diam untuk beberapa saat, kemudian berkata, “Aku nggak mau uang. Aku melakukannya dengan sukarela waktu itu. Pak Reza juga jangan khawatir. Aku nggak akan mengatakannya pada siapa pun.”

“Aku selalu menepati janjiku. Kalau kamu nggak mau uang, kamu bisa meminta yang lain,” kata Reza.

Siska melihat manajernya memberi isyarat mata padanya. Dia mengepalkan tangannya erat dan berkata dengan hati-hati, “Aku nggak mau apa-apa. Kalau Pak Reza merasa aku pantas, Bapak bisa menganggapku sebagai teman.”

Reza memotong perkataannya dengan nada dingin, “Menurutku, kamu lebih baik mengajukan permintaan yang lebih realistis!”

Wajah Siska tiba-tiba menjadi pucat, ekspresinya kaku dan malu. Dia berpikir sejenak dan berkata, “Aku nggak ingin bekerja untuk perusahaanku yang sekarang lagi. Apa Pak Reza punya solusinya?”

Reza jeda sejenak, “Apa kamu mau menjadi aktris di bawah naungan Victor Entertainment yang merupakan perusahaan milik Herdian Group.”

Mata manajer Siska langsung berbinar. Victor Entertainment adalah perusahaan hiburan terbaik di negara ini. Mereka telah melahirkan banyak artis papan atas. Kalau Siska masuk ke Victor Entertainment, dia tidak perlu khawatir kekurangan job!

Siska mengangguk dengan tatapan lembut, “Terima kasih, Pak Reza!”

Reza bangkit, “Aku akan menyuruh Thomas dari Victor Entertainment untuk menghubungimu dan membicarakan masalah kontrak. Dia juga akan menyelesaikan masalah pelanggaran kontrak dengan agensi lamamu dan membayar ganti ruginya.”

Siska mengucapkan terima kasih lagi. Suaranya lembut, ditambah lagi dengan wajahnya yang pucat karena cedera, dia terlihat sangat menawan.

Ketika mau pergi, Reza tiba-tiba menoleh dan bertanya, “Mengapa kamu pergi ke kamarku semalam?”

Siska tertegun sejenak, lalu cepat-cepat berkata, “Aku awalnya mau ke kamar sebelah untuk audisi, tapi salah masuk kamar.”

….

Setelah Reza pergi, Siska masih belum bisa mencerna percakapan barusan. Dia tentu mengingat dengan jelas apa yang terjadi tadi malam.

Dia audisi untuk sebuah drama baru. Asisten sutradara memintanya pergi ke Celestial Hotel untuk membahasnya secara mendetail. Ketika dia memasuki ruangan, dia mendengar pelayan mengatakan bahwa kamar sebelah adalah kamar suite khusus untuk Reza. Dia sempat mengamati kamar itu dua kali.

Dia menunggu di kamar sebelah kamar Reza selama hampir satu jam dan asisten sutradara masuk dalam keadaan mabuk.

Mau bahas tentang drama apa? Pria itu jelas-jelas ingin memanfaatkan kesempatan untuk melecehkannya.

Dia lebih baik mati daripada diperlakukan seperti itu. Dia melawan untuk waktu yang lama, akhirnya bersembunyi di bawah jendela, lalu menutup matanya dan melompat turun.

Sebelum Reza datang, manajer sedang menegurnya di ruangan. Kalau dia ingin memiliki karir yang bagus dalam dunia hiburan ini, jangan pernah berpikir untuk tidak dinodai sedikit pun!

Manajernya juga baru mencerna apa yang baru saja terjadi, “Pak Reza salah mengenali orang? Apa nggak masalah kalau kita membohonginya seperti ini?”

Wajah Siska sepucat salju. Dia menggenggam selimutnya dengan erat, “Kalau nggak, memangnya aku mau tidur dengan asisten sutradara yang kayak babi gemuk itu?”

Bisa tanda tangan kontrak dengan Victor Entertainment merupakan hal yang sangat menggiurkan baginya. Yang membuatnya lebih bersemangat adalah, dia jadi memiliki hubungan dengan Reza!

Keluarga Herdian mengendalikan perekonomian Jembara, bahkan seluruh Cendania, mulai dari pemerintah hingga bisnisnya, keluarga Herdian yang membuat keputusan akhir. Kalau dia bisa disukai oleh Reza, maka dia tidak akan perlu khawatir tentang apa pun lagi!

Tuhan telah mengaturnya jadi seperti ini, jadi mengapa dia harus menolaknya?

Dia memikirkan bagaimana dia bisa menginjak-injak semua orang yang memandang rendah dirinya dulu, memikirkan bagaimana orang-orang yang selama ini berada di atas akan datang untuk menjilatnya. Apa salahnya dia mencoba?

Dia juga tidak takut asisten sutradara itu akan membongkar kebohongannya. Malam itu, pria itu sangat takut karena dia tiba-tiba melompat ke bawah. Saat ini, pria itu pasti berharap semua itu tidak ada hubungannya dengannya!

Reza keluar dari rumah sakit, masuk ke dalam mobil dengan ekspresi muram. Dia tidak menyangka wanita malam itu adalah seorang aktris muda. Orangnya juga cantik. Tapi, entah mengapa dia merasa gelisah dan kecewa dalam hati.

Mungkin karena perasaan gelisah dan kesal itu, makanya dia jadi tidak tertarik lagi dengan masalah bagaimana wanita itu menghinanya dengan uang dua ratus ribu. Dia tidak ingin memperpanjang hal ini, hanya ingin mengakhirinya secepat mungkin.

….

Hari Sabtu. Setelah kelas terakhir di pagi hari, Sonia pergi ke rumah keluarga Dikara.

Kediaman keluarga Dikara terletak di Kompleks Vila Herb Blossom Kota Saban. Tidak ada bus yang menuju ke sana, jadi dia hanya bisa naik taksi.

Ketika tiba di rumah keluarga Dikara, jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Langit mendung, kelihatannya akan turun hujan. Bi Umi membuka pintu. Melihat Sonia yang datang, dia langsung berkata, “Non Sonia sudah pulang.”

Sonia mengangguk kecil, mengganti sepatunya dengan sandal rumah dan berjalan masuk.

Sikap Bi Umi tidak ramah, tapi juga tidak kasar, “Bapak pergi dengan Ibu, mungkin akan pulang sebentar lagi. Non Sonia duduk dulu saja.”

“Apa Kak Sonia yang datang?” Terdengar suara dari lantai atas. Setelah itu, seorang gadis bergegas menuruni tangga dengan senyum di wajahnya yang cantik. Gadis itu segera menghampiri Sonia, “Kak, kenapa baru datang sekarang? Aku sudah tunggu dari pagi.”

Sonia menyapanya sambil tersenyum, “Stella.”

Bi Umi tersenyum pada Stella Dikara dan berkata, “Non, snack sudah selesai dibuat di dapur. Non mau yang rasa blueberry mousse atau cokelat?”

“Nanti saja, Bi Umi kerjain yang lain dulu saja. Aku akan berbicara sebentar dengan Kak Sonia.” Stella tersenyum manis.

“Oke!” Bi Umi menjawab dengan hormat. Sebelum pergi, dia melirik Sonia satu kali, kemudian berbalik badan dan pergi ke dapur.

Stella baru saja potong rambut. Dia memegang gunting tajam di tangannya, kemudian menghadap ke samping untuk memperlihatkannya ke Sonia, “Mama mengajakku untuk menemaninya ke salon pagi-pagi sekali tadi, bersikeras untuk menyuruhku ganti model rambut. Menurut Kak Sonia bagus, nggak?”

Sonia mengangguk, “Bagus.”

Stella menyentuh rambut di bawah telinganya, “Aku dari tadi bercermin terus, entah mengapa merasa potongannya nggak bagus. Aku sampai memotongnya sendiri lagi, tapi masih belum puas. Kak Sonia tolong bantu potong, dong.”

Sonia melihat gunting yang disodorkan padanya, mengambilnya, dan bertanya, “Yang mana?”

“Di pangkal telinga sini. Aku akan memegangnya dan Kak Sonia potong, ya.” Stella menoleh ke samping, sedikit memiringkan kepalanya, dan menunjuk ke sehelai rambut di bawah pangkal telinganya.

Sonia mengambil gunting dan hendak memotong tempat yang ditunjuk Stella barusan, tetapi dia tiba-tiba mendengar suara ketakutan dari pintu, “Sonia, apa yang sedang kamu lakukan!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status