Share

Bab 9

Author: Musim Gugur
Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.

Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.

“Om, tugasku sudah selesai!”

Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”

Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.

Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy untuk bermain bersamanya kalau dia menyelesaikan tugasnya.”

Reza mengangkat ujung bibirnya ke atas dan membentuk seulas senyum. Dia meletakkan buku tugas Tandy dan berkata, “Bagus, lanjutkan saja permainanmu.”

Setelah itu dia berbalik pergi dari kamar. Sonia hanya diam sambil diam-diam menghela napas lega. Selalu ada sebersit perasaan aneh ketika dia bertatapan dengan Reza.

“Kok takut sekali sama Om aku?” tanya Tandy sambil menahan tawanya.

“Memangnya kamu nggak takut?” tanya Sonia balik.

Tandy mengangkat alisnya dan berkata, “Kalau Om sudah marah besar, dia bisa memukulku tapi nggak mungkin memukul kamu. Kenapa kamu takut?”

“Aku ….” Sonia terdiam dan bergumam, “Siapa yang bilang aku takut dengan dia?”

Bocah itu meliriknya dan mencibir. Sonia mengambil ponselnya dengan kesal dan berkata, “Jangan bahas Om kamu lagi! Lanjutkan permainannya!”

“Kalau kamu berani meledakkan aku lagi, aku akan menghancurkan kamu juga!” kata Tandy sambil membuka tabnya.

“Nggak, nggak,” sahut Sonia sambil nyengir lebar.

Saat Sonia kembali, dia tidak melihat sosok Reza di sana. Dia tetap pulang diantar oleh supir lelaki itu. Perasaannya mendadak merasa jauh lebih senang ketika meninggalkan vila tersebut. Ada beberapa orang yang tidak perlu bertemu, tetapi berada di ruangan yang sama saja akan merasa tertekan.

Dari pagi hingga siang, Reza tidak keluar rumah sama sekali. Meja makan yang besar tersebut sudah dipenuhi oleh berbagai masakan yang lezat dan hanya akan dihabiskan oleh Reza dan Tandy saja. Reza memilih untuk minum satu mangkuk kuah terlebih dahulu dan membuka obrolan pada keponakan yang ada di depannya,

“Gimana guru baru yang ini?”

“Lumayan,” jawab Tandy sambil mengangguk.

“Karena dia menemanimu bermain?” tanya Reza dengan nada miring.

“Orang yang bersedia menemaniku bermain cukup banyak, tapi aku nggak pernah bilang orang-orang itu lumayan,” jawab Tandy dengan nada serius.

“Aku hanya kasihan saja sama dia,” lanjut bocah itu.

“Kenapa dia kasihan?” tanya Reza dengan nada malas-malasan.

“Dari kecil dia sudah nggak ada orang tua dan hanya ada satu kakek yang sedang sakit,” sahut Tandy dengan alis tertaut.

“Dia yang bilang denganmu?” tanya Reza.

“Iya!”

“Kamu juga nggak boleh membiarkan dia karena alasan kasihan. Om mencari guru, bukan berbuat amal,” kata lelaki itu dengan nada datar.

Tandy berpikir sesaat dan berkata lagi, “Juga bukan karena alasan kasihan saja. Yang penting apa yang dia jelaskan, aku bisa mengerti.”

“Ok, kalau begitu maka kita tetap menggunakan dia saja,” sahut Reza lagi.

Bocah lelaki itu mengangguk menyetujui. Setidaknya perempuan itu memiliki kemampuan mengajar Tandy diluar alasan kasihan atau tidak.

Sonia kembali dengan menggunakan mobil milik keluarga Herdian. Dia turun di depan gerbang kampus dan lanjut pulang ke rumahnya dengan menggunakan angkutan umum. Bus melaju dan mulai masuk ke daerah jalanan yang lebih luas dengan kedua sisi jalan yang dipenuhi pohon rimbun dan taman hutan yang begitu luas.

Dari kejauhan juga terlihat danau terkenal Kota Jembara dan perbukitan yang ada di seberang danau. Vila-vila mahal tersembunyi di antara pepohonan yang rimbun dengan pemandangan indah dan udara yang segar. Dibandingkan dengan pusat kota yang ramai dan berisik, tempat ini sungguh bagaikan surga.

Saat Sonia hendak mengambil mobil, seorang karyawan toko bernama Kelly memanggilnya, “Sonia, masuk dulu dan duduk sebentar!”

“Ok!” sahut Sonia.

Tidak banyak pelanggan yang ada di dalam toko. Ada beberapa orang yang duduk berkelompok di sudut meja. Kelly menarik tangan Sonia untuk duduk di kursi yang berada di samping jendela.

“Tunggu sebentar!”

Di atas meja ada terdapat satu buah vas bunga kaca yang berbentuk bunga yang tengah mekar. Terlihat cocok sekali dengan cuaca hari ini yang sangat cerah. Kelly datang kembali sambil membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat beberapa makanan ringan.

Sebuah puding berwarna kuning, mousse chocolate, dan segelas susu vanila dingin. Mata Sonia berbinar  cerah karena semua makanan tersebut adalah makanan kesukaannya.

“Makanlah, semua ini untukmu.”

Kelly memiliki wajah bulat dan mata yang besar dengan mengenakan kacamata. Saat tersenyum, kedua pipinya akan menunjukkan lesung pipi yang cukup dalam dan terlihat imut. Sonia mengangkat piring pudingnya dan mulai melahap puding lezat tersebut.

Sonia pasti akan menitipkan motor listrik miliknya di toko perempuan itu. Lambat laun, keduanya mulai berteman akrab karena sering sekali bertemu.

“Sonia, liburan tahun ini kamu sudah boleh magang, bukan? Sudah kepikiran mau kerja apa?” tanya Kelly.

Perempuan itu memegang garpu kecil sambil menggeleng dan berkata, “Masih belum kepikiran.”

“Kamu ada cita-cita mau kerja apa nggak? Atau mimpi lain?”

Sonia berpikir sesaat, kemudian dengan raut wajah serius dia berkata, “Aku ingin membeli Green Garden.”

Dia sangat menyukai Green Garden, tetapi tempat itu bukan miliknya. Setelah dirinya cerai dengan Reza, maka Sonia harus rela pindah dari sana.

Mendengar kalimatnya membuat Kelly mengetuk meja dan berkata, “Boleh nggak yang lebih realistis?”

Sonia memilih diam dan menghabiskan pudingnya serta kue yang ada di depannya.

“Oh iya, selama kamu di Green Garden, kamu pernah ketemu dengan Reza, nggak?” tanya Kelly ingin tahu. Kelly selalu mengira Sonia bekerja di Green Garden untuk mencari uang membayar uang kuliah.

“Nggak pernah,” jawab Sonia.

“Oh!” Kelly menyangga dagunya dengan kedua telapak tangannya sambil berkata, “Sayang sekali.”

Jurusan yang diambil oleh Kelly adalah bidang arsitektur. Usut punya usut, vila Green Garden dirancang sendiri oleh Reza. Dia sangat mengagumi sosok lelaki itu.

Keduanya berbincang sesaat, setelah itu Sonia bangkit untuk pulang. Kelly juga memberikan sebuah kue lagi untuk perempuan itu bawa pulang. Sonia pulang dengan motor listriknya menuju ke arah Green Garden.

Green Garden merupakan daerah pegunungan milik pribadi yang sepanjang sisi jalannya dipenuhi pohon pinus yang menjulang tinggi dan menutupi matahari. Saat memasuki jalanan hijau, rasa terik akan hilang dan digantikan dengan kesejukan.

Vilanya terletak di pertengahan gunung. Sebuah gerbang besi akan otomatis terbuka ketika motor listrik Sonia tiba di depannya. Di dalam vila terdapat padang rumput yang luas dan rapi. Selain itu terdapat rumah kaca dan pepohonan indah. Di sisi kanan jalan merupakan area rumah utama dengan desain yang bergaya barat.

Dari jendela besar, bisa terlihat sosok Bibo yang tengah berbaring di lantai. Melihat dirinya yang masuk ke rumah membuat Bibo langsung melompat dan berlari ke arahnya. Sonia berjongkok dan memeluk tubuh gempal Bibo.

Teringat bahwa anjing peliharaan Reza yang sekarang membuat Sonia merasa iba dan tidak tega. Dia menepuk kue yang ada di tangannya sambil berkata, “Nanti aku bagi kamu setengah.”

Bibo terlihat semakin bahagia dan sibuk mengitari tubuh Sonia.

Saat masuk ke rumah, Bibo sudah membawa kain lap lembut dan menunggu perempuan itu mengganti sandal rumahnya.

“Kenapa hari ini kamu pintar sekali?” tanya Sonia sambil tersenyum lebar.

Bi Rati keluar dan menerima kue yang dibawa oleh Sonia tadi sambil berkata, “Kalau nyonya mau makan kue, tinggal bilang sama saya saja. Yang di luar sana nggak bagus.”

“Ini Kelly yang kasih,” jelas Sonia. Bi Rati memang gemar sekali membuatkan berbagai jenis makanan untuk dirinya dan tidak suka jika dia beli dari luar.

Bi Rati mengangguk ketika mendengar nama Kelly karena dia mengenali perempuan itu. Dia tertawa kecil dan berkata, “Kalau gitu besok saya minta Pak Yanto bawakan buah-buahan segar untuk Kelly.”

“Bi Rati atur saja,” sahut Sonia sambil tersenyum. Setelah itu dia membawa Bibo naik ke lantai dua.

Setelah selesai mandi, dia memutuskan makan kue bersamaan dengan Bibo. Mendadak ada telepon yang masuk ke ponselnya. Sonia meliriknya sekilas, kemudian menerima panggilan tersebut.

“Lagi ngapain?” tanya lelaki yang memiliki suara memikat tersebut. Terdengar senyuman dari nada bicara lelaki tersebut。

“Lagi makan,”  jawab Sonia sambil menjilati bekas kue yang ada di jarinya.

“Nyonya ketiga dari keluarga Fortuna hari ini telepon dan bilang mau King yang merancang kalung giok. Dia buka harga 200 miliar untuk sketsa rancangan saja.”

Alis Sonia terangkat ke atas dan berkata, “Keluarga Fiona? Kenapa kali ini dia berani sekali buka harga?”

Nyonya ketiga yang dimaksud tersebut merupakan pelanggan VIP dari GK Jewelry. Perempuan itu merupakan seorang model sedari lahir. Meski dia menikah dengan keluarga kaya, sifatnya terkesan sedikit pelit.

Perempuan itu membeli perhiasan dua puluh juta, tetapi meributkan masalah bungkusan yang harganya hanya dua ratus ribu dengan karyawan toko. Kenapa sifatnya mendadak berubah?

“Bulan depan nyonya besar Fortuna akan merayakan ulang tahun yang ke-80. Nggak lama lagi akan tiba saatnya pembagian harta. Nyonya ketiga ingin mendapatkan lebih banyak, makanya dia berusaha keras mengambil hati nyonya besar. Kamu ada waktu, nggak? Mau terima tawarannya?”

“Terima! Ada uang kenapa nggak diterima? Waktu satu bulan sudah cukup,” jawab Sonia sambil tertawa kecil.

“Ok, kalau gitu aku akan kabarin dia besok. Kamu kapan datang ke kantor?” tanya Juno.

Sonia memutar bola matanya dan menjawab, “Akhir pekan nanti, tergantung waktu.”

“Ok, kutunggu!”

 
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Misra Wati
lanjut baca makin penasaran, bagus
goodnovel comment avatar
Lin Lintarti
ceritanya bagusss bgt.....kok gak ada yg komen
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2337

    Yusa menunduk dengan raut penuh rasa bersalah. Dia tidak berani berbicara terlalu banyak lagi, melainkan membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Pintu kembali terbuka. Jason melihat sekilas orang yang memasuki ruangan, lalu mematikan rokok di tangannya.Kelly berjalan ke sisi Jason, lalu duduk di sampingnya. Kelly menyandarkan kepalanya di atas pundak Jason. “Jucy sudah dipukul. Kamu jangan marah lagi. Yana baik-baik saja. Dia akan segera melupakan masalah itu.”“Kelly, kita menikah saja, ya!” ucap Jason dengan mendadak.Kelly tertegun sejenak. Dia berdiri untuk melihat tatapan dalam si pria. Setelah terdiam sesaat, dia berkata, “Apa dengan kita menikah, latar belakang keluargaku yang biasa ini akan berubah?”Jason berkata, “Setelah kita menikah, tidak akan ada yang berani mentertawakanmu lagi!”“Tetap akan ada yang mentertawakanku. Hanya saja, mereka akan membahasnya secara diam-diam.” Tatapan Kelly berubah dingin. “Saat Yana ditindas, aku juga merasa menyesal dan merasa bersalah.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2336

    Jacky merasa syok. “Apa dia sudah gila!” Dia langsung berdiri dengan raut yang kelihatan sangat gugup. “Jucy bisa bersikap seperti itu karena kumanjakan. Aku mewakilinya untuk minta maaf sama kamu!” Usai berbicara, Jacky langsung menampar dirinya sendiri.Jason tidak menatapnya sama sekali. “Kamu boleh memanjakan putrimu. Apa aku tidak boleh memanjakan putriku?”“Bukan, bukan! Sebelumnya dia memang tidak patuh, makanya aku baru mengantarnya ke luar negeri. Aku tidak menyangka dia masih akan bersikap seperti itu setelah kembali!” Jacky merasa panik hingga tidak tahu harus berbuat apa.Jason menunjukkan ekspresi muram dan tidak berbicara.Jacky segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sopirnya. “Apa kamu sudah menemukan Jucy?”Sopir berkata dengan buru-buru, “Nona sudah ditemukan. Dia diikat di pohon. Sekarang dia jatuh pingsan karena kedinginan. Hanya saja, anggota di vila tidak izinkan aku untuk bawa Nona pergi.”Jacky berpesan dengan suara dingin, “Patahkan kakinya!”“Hah?” Sopir

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2335

    Hati Jason terasa luluh dan sakit.…Tidak lama kemudian, semua orang juga telah mengetahui masalah ini. Raut wajah Yusa kelihatan pucat. Dia langsung meminta maaf kepada Jason, “Kak Jason, aku benar-benar tidak tahu harus ngomong apa sama kamu. Kalau kamu masih merasa marah, kamu bisa tampar aku!”“Masalah ini tidak ada hubungannya sama kamu!” ucap Jason, “Dia yang mesti tanggung jawab atas perbuatannya!”Raut wajah Reza kelihatan sangat tidak bagus. Dia pun mencari pengurus vila. “Carikan rekaman CCTV insiden tadi, lalu kirim ke ponselku!”Pengurus segera melaksanakannya.Reza melihat leher Yana. “Apa perlu melakukan pemeriksaan seluruh tubuh?”Jason berkata, “Tidak perlu. Tidak ada luka di bagian lain!”Reza mengangguk. Dia menyuruh dokter pribadi untuk memeriksa Yana lagi, lalu mengoleskan obat ke bagian bengkak.Reza dapat merasakan bagaimana amarah di hati Jason. Seandainya ada yang berani menyentuh putrinya, dia pasti akan melenyapkan seluruh keluarga orang itu!…Setidaknya but

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2334

    Kelly menenangkan dirinya sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan. “Aku tahu! Semua ini juga salahku. Aku sendiri yang nggak menjaga Yana dengan baik!”Sonia berkata dengan kening berkerut, “Semuanya bakal menurunkan kewaspadaan ketika berada di Kediaman Keluarga Herdian!”Siapa juga tidak menyangka Jucy akan bersikap buruk seperti ini.Sonia menghibur Yana. “Tadi aku lagi bikin ayunan gantung. Apa kamu mau main bersamaku?”Bagaimanapun, Yana hanyalah seorang anak kecil. Dia pun akan merasa senang setelah dihibur. Saat ini, dia pun menatap Sonia dengan tersenyum, lalu mengulurkan tangannya minta digendong oleh Sonia.Kelly berkata, “Aku telepon Kak Jason dulu. Dia juga lagi cari Yana.”“Emm.” Sonia menggendong Yana ke sisi ayunan gantung.…Saat telepon, Kelly tidak memberi tahu Jason masalah Yana ditindas oleh Jucy. Hanya saja, ketika Jason mencari Yana, dia pun dapat melihat bekas jari tangan di leher Kelly. Raut wajahnya seketika menjadi muram. “Ada apa dengan leher Yana?”Sonia pu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2333

    Ranty terbengong sejenak. “Sialan!”Ranty benar-benar emosi. Dia berjalan ke sana untuk menendang wajah Jucy. “Kamu malah menindas anak kecil yang belum genap berusia tiga tahun. Apa kamu itu manusia?”Jucy ditendang Sonia hingga punggungnya terasa sakit. Dia berbaring di atas lantai dan tidak sanggup untuk membangkitkan tubuhnya, kemudian dia ditendang lagi oleh Ranty. Dia pun kesakitan hingga hampir kehilangan napasnya. Sonia melindungi Yana di dalam pelukannya, kemudian berkata dengan dingin, “Pukulnya di luar saja. Jangan sampai kelihatan Yana!”Ranty memalingkan tubuhnya untuk melihat Yana. Raut wajahnya sudah kelihatan memucat. “Biar aku saja yang urus. Kelly lagi melihat Yana. Kamu bawa dia pergi sana. Serahkan sisanya kepadaku!”Sonia mengangguk, lalu menggendong Yana untuk pergi.Ranty memanggil dua orang tukang kebun, lalu mendorong Jucy dari pintu samping.Jucy pun membangkitkan tubuhnya dan bersandar di sisi pohon. Dia berkata dengan panik, “Ranty, kamu lagi ngapain?”Rant

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2332

    Tadinya Yana ingin bersama dengan Jason. Hanya saja, saat Jason pergi mengangkat panggilan, dia malah pergi mengejar kupu-kupu hingga tidak kelihatan bayangan tubuhnya lagi.Yana mengejar kupu-kupu ke dalam kebun buah. Saat dia sedang memungut buah bluberi, tiba-tiba kedengaran ada yang sedang memanggilnya dari belakang, “Hei, bocah!”Yana menoleh dan ternyata orang itu adalah Jucy.Jucy telah mengirim pesan kepada Bondan, tetapi Bondan tidak membalas sama sekali. Setelah itu, Jucy mencoba untuk mengirim pesan lagi, baru menyadari ternyata kontak telah diblokir.Saat Jucy merasa penat, tiba-tiba dia melihat Yana yang sedang menyendiri. Semalam dia dipermainkan oleh Ranty gara-gara si Yana, alhasil dia pun dipermalukan oleh orang banyak. Jadi, dia pun ingin melampiaskan amarahnya hari ini.Yana memelototi Jucy dengan tatapan waspada. Dia membalikkan tubuhnya, lalu hendak berlari pergi. Hanya saja, berhubung Yana hanyalah anak yang belum genap tiga tahun. Dia pun tidak bisa berlari seken

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status