Share

Bab 1 Tuan Puteri

Author: fisi_on
last update Last Updated: 2022-04-14 15:59:01

Dering ponsel memecah keheningan di ruangan itu. Pemiliknya belum terusik, dia nyenyak tidur. Suara ponselnya berhenti, tapi tak lama kemudian kembali berdering. Si pemilik mengerang. Dia meraba tempat tidur sampai tangannya menyentuh benda itu.

“Halo,” jawabnya serak. Tenggorokannya terasa kering.

“Claire, kamu di mana, Nak?” tanya ibunya. Setelah makan malam merayakan kelulusan dengan keluarganya, Claire pergi bersama teman-temannya dan dia tidak pulang ke rumah. Claire bangun lalu menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

“Aku di rumah teman, Ma‚” jawab Claire berbohong. Dia di kamar hotel. Ayahnya pasti marah jika dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk.

“Kamu pulang ke rumah hari ini, ‘kan?”

“Iya, Ma. Nanti sore,” Claire melihat jam yang tertera di ponselnya. Jam sepuluh pagi. Dia melihat ke arah jendela kamar. Claire tidak bisa melihat apa pun karena jendela tertutup tirai berwarna gelap.

“Apa kamu ada kegiatan dengan temanmu? Mama ingin mengajakmu belanja.”

“Aku akan belanja dengan Evelyn nanti‚” Claire memberi alasan karena keadaannya yang belum kembali normal.

“Baiklah. Pastikan kamu membeli dress yang cantik, Sayang.”

“Siap, Nyonya Park,” canda Claire, menyebut marga ibunya sebelum beliau menikah dengan ayahnya.

“Sampai nanti, Ma.”

Bye, Sayang.” Claire meletakkan ponselnya dan bangkit dari tempat tidur. Dia langsung menuju kamar mandi. Claire meringis begitu melihat pantulan dirinya di cermin. Eye make-up yang luntur membuatnya terlihat mengerikan. Dia segera membersihkan dirinya. Setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Claire duduk di tempat tidur, mengambil ponselnya lalu memesan pakaian secara online. Dia juga memesan makanan dari kamarnya. Ponselnya berdering saat wanita itu hendak beranjak dari tempat tidur. Panggilan dari temannya, Evelyn.

“Hai, Eve!”

“Kau sudah sadar.”

“Aku tidak semabuk itu,” protes Claire.

“Terima kasih sudah mengantarku semalam,” jika saja Evelyn tidak tinggal bersama tunangannya, dia pasti menginap di apartemen temannya.

“Kau sudah mengatakan itu,” Claire berjalan menuju jendela, menyibak tirai dan melihat kesibukan kota New York.

“Jam berapa kau kemari?”

“Setelah aku sarapan dan pakaianku datang.”

“Baiklah. Sampai jumpa.” Saat itu bel kamarnya berbunyi. Dia berjalan menuju pintu dan membukanya kecil.

Room service, Miss.” Ucap waiter restoran hotel tempat dia menginap. Dia membuka pintu kamar lebih lebar, memberi ruang untuk waiter mendorong trolley ke dalam kamar lalu pergi ke ruang tidur untuk mengambil beberapa lembar uang.

“Ini untukmu,” Claire melihat name tag waiter yang sudah selesai meletakkan sarapan yang dia pesan ke meja.

“Robert.” Si waiter menerima tip dari Claire dan tersenyum.

Thank you and have a nice day, Miss.”

“Kamu juga. Tolong tutup pintunya, Robert.”

“Baik, Miss Wilson.” Claire duduk di kursi makan dan menyantap American Breakfast yang ada di depannya. Sambil sarapan, Claire memikirkan apa yang dia lakukan selanjutnya. Dia akan melamar kerja di perusahaan tempat dia magang. Bel kamarnya menghentikan pikiran Claire. Wanita itu membuka pintu dan mendapati bellboy memegang paper bag dengan nama butik langganannya.

“Selamat pagi, Miss. Ini pesanan untuk Miss Claire Wilson,” Claire menerimanya. Dia juga memberi tip pada bellboy. Memberi tip saat berada di hotel adalah keharusan untuk Claire. Itu memberi kesenangan dan membuat pegawai hotel semangat melakukan pekerjaannya.

“Terima kasih sudah mengantar pesanan saya.” Bellboy itu tersenyum.

“Terima kasih kembali, Miss Wilson. Semoga hari anda menyenangkan.” Claire mengangguk lalu menutup pintu kamar hotel. Dia kembali ke meja makan dan menyelesaikan sarapannya.

Claire mengeluarkan pakaian dari paper bag, melepas price tag pakaian yang dia pesan lalu memakainya. Dia mengambil tas yang berada di nakas, dan pergi ke kamar mandi. Di sana dia menyisir rambut dan memakai lipstik. Setelah puas melihat dirinya di cermin, Claire memungut dress yang dia tinggalkan di lantai kamar mandi. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Claire keluar dari kamar dan berjalan menuju lift. Dia menekan panel tombol bawah dan menunggu. Tak lama lift berhenti di lantainya.

Pintu terbuka, hanya ada satu orang di dalamnya. Claire dan orang itu yang terlihat berdarah Asia sama-sama bergerak. Claire ke dalam dan orang itu keluar lift. Dia berbalik menghadap pintu dan mendapati orang itu melakukan hal sama. Pria itu menatap Claire. Senyumannya adalah hal terakhir yang dia lihat sebelum pintu lift tertutup. Claire menautkan alisnya. Apa tadi itu senyuman? Kenapa Claire merasa yang dia lihat adalah seringai? Apa ada yang salah dengan penampilannya? Claire mengecek dirinya yang terpantul di pintu lift, dia juga memutar tubuhnya untuk melihat bagian belakang. Tidak ada yang salah dengan penampilannya. Claire mengedikkan bahunya. Huh. Dasar aneh.

***

Claire kembali ke rumahnya pukul enam sore dengan empat paper bag di tangannya. Ibunya sudah menyambut begitu dia membuka pintu rumah.

“Akhirnya kamu pulang, Nak!” Nyonya Wilson langsung mengambil paper bag yang dipegang Claire dan melihat isi masing-masing.

“Cepat siap-siap,” Nyonya Wilson merasa puas dengan pilihan puterinya.

“Saran Mama pakai dress yang berwarna peach.”

“Kenapa?” Claire bertanya bingung.

“Apa kita akan menghadiri acara?” Ibunya menarik Claire menuju tangga.

“Sebentar lagi Ayah dan Kakakmu pulang. Dia mengundang rekan bisnisnya makan malam di rumah,” alis  Claire bertaut. Seumur hidup, belum pernah ayahnya mengundang rekan bisnisnya makan malam di rumah. Jika ada makan malam bisnis, itu selalu dilakukan di restoran. Dan yang paling penting, dia tidak pernah ikut dengan ayahnya.

“Berdandan yang cantik, Sayang. Mama akan memanggilmu jika Ayah sudah sampai,” ujar Nyonya Wilson setelah mereka sampai di kamar Claire.

“Apa aku harus ikut? Aku ingin istirahat sebentar. Lagipula, aku masih kenyang, Ma.”

“Ini pertemuan yang penting.” Nyonya Wilson tersenyum kecil lalu pergi. Claire membuka pintu kamarnya sambil berpikir. Sepenting apa pertemuan itu? Apa ayahnya ingin membuat Claire bergabung di perusahaan keluarga mereka dengan cara melibatkannya dalam makan malam bisnis? Claire menggelengkan kepalanya. Dia sudah mengatakan berulang kali kalau dia tidak mau bekerja di perusahaan ayahnya, tidak dalam waktu dekat ini. Alasan Claire klise. Dia tidak mau mendapatkan jabatan karena dia anggota keluarga pemilik perusahaan itu. Dia ingin memperbanyak pengalamannya dengan bekerja di perusahaan lain.

Claire meletakkan paper bag-nya di meja lalu duduk di sofa. Dia mengambil ponselnya dari tas dan menelepon ayahnya.

“Halo, Princess,” Ayahnya menjawab dengan panggilan sayangnya untuk Claire sejak kecil.

“Aku tidak mau ikut makan malam bisnis,” balas Claire langsung pada intinya.

“Makan malam bisnis?” Ya ampun. Kenapa ayahnya harus pura-pura tidak tahu?

“Ayah mengundang rekan bisnis Ayah makan malam di rumah. Aku tidak mau ikut. Ini pasti cara Ayah agar aku bekerja di perusahaan.” James Wilson terkekeh.

“Wah, pikiranmu buruk sekali terhadap Ayah,”

“Bagaimana tidak? Ayah sendiri yang mengajarkan jika penampilan merupakan salah satu faktor penting untuk membuat rekan bisnis terkesan. Mama menyuruhku berdandan cantik malam ini,” ujar Claire sambil melepas sepatu haknya.

“Kamu lakukan itu, Nak. Tapi, Ayah janji, ini bukan rencana Ayah untuk mempekerjakan dirimu di perusahaan. Ayah hanya ingin kamu hadir,” Claire bernapas lega. Dia tidak mau berdebat karena topik yang sama dengan ayahnya.

“Baiklah. Sampai jumpa, Ayah.”

“Sampai jumpa, Princess.” Claire meletakkan handphonenya di meja lalu beranjak dari sofa. Dia harus siap-siap. Walaupun dia tidak menyukainya, dia akan berdandan untuk mengesankan siapa pun itu tamu ayahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 54 Ultimatum

    “Bagaimana menurutmu?” Jayden melihat Claire yang fokus melihat pertunjukan di depan mereka.“Apanya?” tanya Claire karena tidak mengerti apa yang pria itu tanyakan.“Tarian mereka,” Jayden melihat para penari hula yang meliukkan tubuhnya mengikuti irama musik dengan memakai bikini dan rok rumbai. Pertunjukan mereka menghipnotis para pengunjung bar tepi pantai. Namun, pemandangan itu biasa bagi Jayden.“Aku lebih suka melihatmu meliuk di atasku,” ucap Jayden lalu mengambil wiskinya dari meja.“Kau tidak serius,” balas Claire sambil tersenyum menggoda Jayden. Para penari itu memiliki tubuh yang seksi dan eksotis, mereka juga pandai menggerakkan pinggulnya. Jayden melirik Claire. Kalau saja pikirannya tidak terbagi, dia pasti melakukan sesuatu agar mereka hanya tinggal di rumah pantai saja dan tidak pergi ke mana-mana.“Apa aku pernah tidak serius jika menyangkut urusan ranjang?” Claire hanya bisa tertawa kecil. Ucapan Jayden benar. Pria Asia itu sampai membuat kesepakatan dengannya aga

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 53 Vacation

    “Bisa tolong oleskan tabir surya ke tubuhku?” ucap Claire pada Jayden yang sedang berbaring di kursi santai. Jayden merendahkan sunglasses-nya melihat Claire. Dia sudah mengoleskan tabir surya ke tubuh Claire sekitar satu jam lalu. “Katakan saja kau ingin aku terus menyentuhmu, Sayang. Tidak perlu membuat alasan.” Claire menoleh pada Jayden, mendapati pria itu dengan smirk di wajahnya. “Aku tidak mau kulitku terbakar.” Claire melemparkan botol tabir suryanya pada Jayden. Pria itu menggeleng kecil sambil tersenyum. Dia masih tidak percaya ucapan Claire. Pria itu bergerak dan menempatkan bokongnya di kursi santai Claire. Jayden menekan botol tabir surya, membuat gel itu jatuh ke tangan kirinya. Dia mengusapkan kedua tangannya lalu mulai mengoleskan tabir surya ke bahu Claire, leher—dia memberi pijatan di sana yang mendapat erangan nikmat dari wanita itu. “Tsk, tsk. Katakan saja kau menginginkan sentuhanku.” Claire memutar matanya mendengar ucapan Jayden. Mereka baru keluar dari rumah

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 52 Saat Tuan Wilson Tahu

    “Nyonya,” suara Bibi Miller menghentikan Nyonya Wilson yang sedang menyemprot bunga.“Ada tamu. Tuan Andrew Collins datang berkunjung.”“Andrew?” suaranya bingung. Buat apa Andrew datang kemari? Nyonya Wilson meletakkan sprayer-nya lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Saat dia sampai di ruang tamu suaminya sudah mengobrol dengan Andrew. Wanita paruh baya itu mendekati mereka.“Andrew,” sapaan Nyonya Wilson membuat keduanya melihat beliau.“Irene,” Andrew menganggukkan kepalanya pada ibu Claire.“Kenapa kau datang kemari?” Ini hari Sabtu, suaminya tidak membawa urusan kantornya ke rumah saat weekend. Nyonya Wilson melihat suaminya. ‘Ini tidak ada hubungannya dengan Claire ‘kan?’ matanya bertanya. Tuan Wilson mengalihkan pandangannya pada Andrew. Dia kurang cepat membawa Andrew ke ruang kerjanya. Andrew datang untuk membicarakan perjodohannya dengan Claire lagi. Entah apa reaksi Nyonya Wilson jika dia tahu suaminya tidak benar-benar membereskan perjodohan Claire dengan Andrew.“Ada yang

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 51 Take It Out

    “Apa yang kalian lakukan?!” Bentak Andrew saat orang-orang yang dia suruh mengikuti Jayden menjawab panggilannya. Emosi Andrew memuncak begitu melihat laporan yang dikirim suruhannya setengah jam lalu. Dia keluar dari ruang rapat dan melangkah lebar menuju ruang kerjanya. “Aku dengan jelas mengatakan orang itu tidak boleh bertemu dengan Claire!” Dia sedang berada di tengah rapat saat laporan itu masuk ke ponselnya. Andrew selalu membuat benda itu dalam mode senyap jika dia sedang rapat. “Apa yang kalian kerjakan, hah?!” Andrew menjatuhkan bokongnya ke kursi kerja. “Aku membayar mahal kalian, tapi apa? Kalian bahkan tidak bisa mengurus satu orang!” “Ma-maaf, Tuan.” Suaranya takut. “Kami tidak tahu jika tempat yang dia tuju adalah perusahaan Nona Claire bekerja. Saat sudah sampai, kami tidak yakin apakah kami boleh melukai orang itu.” Dia sudah menanyakan ini pada Andrew, tapi pria itu tidak membalas pesannya. Andrew memijit pelipisnya yang berdenyut. Kepalanya panas mendengar ucap

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 50 Bujukan Jayden

    Claire menginap di hotel malam itu. Dia tidak mau pulang ke rumah atau menginap di kediaman teman-temannya. Mereka pasti bertanya dan dia tidak sanggup mendengar kata-kata mereka jika tahu apa yang sudah terjadi padanya. Claire langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur begitu masuk ke kamar hotel. Air matanya mengalir lagi tidak bisa dia bendung. Apa yang dia alami seperti rollercoaster. Emosinya dikuras seiring waktu dengan Jayden. Padahal hubungan Claire sebelumnya tidak serumit ini.Wanita itu tertawa miris. Tentu saja ini rumit karena apa yang dia lakukan dengan Jayden bukan hubungan. Momen Claire mengasihani dirinya terganggu oleh suara ponsel. Dia mengambil benda itu dan melihat nama Jayden di sana. Claire hanya menatapnya sampai benda itu berhenti berdering lalu notifikasi pesan muncul di ponsel Claire. Kenapa Jayden masih menghubunginya? Wanita itu membuka pesan Jayden.Jayden: Kau di mana? Ayo bicara lagi, Claire.Claire meletakkan ponselnya di kasur. Apa lagi yan

  • Jatuh Dalam Pesona Playboy   Bab 49 I'm Out

    “Sial!” Jayden terduduk di tepi tempat tidur. Dia menyatukan tangannya. Ini semakin tidak terkendali. Jayden tidak mau menghabiskan waktunya bermain tarik-ulur emosi seperti ini. Sudah saatnya dia pergi. Itu yang harus Jayden lakukan. Namun, dia merasa berat. Jayden memulas wajahnya. Apa yang harus dia lakukan? Pasti ada sesuatu yang bisa membuat Claire tenang dan tidak membahas perasaan terus menerus. Kalau saja Claire tahu baru dia wanita pertama yang Jayden perlakukan seperti ini. Bisa melakukan seks dengan Jayden saja sudah seperti kemewahan, apalagi tinggal bersama. Jayden bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Dia pergi menuju lantai dua, pergi ke kamar yang Claire tempati sebelumnya. Namun, Claire tidak ada di sana. Jayden kembali ke lantai dasar, dia mengecek semua ruangan di sana. Dia pergi menuju kolam renang begitu tidak mendapati Claire di ruangan mana pun. Pintu menuju kolam renang terbuka. Ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status