Share

Jatuh Dalam Pesona Playboy
Jatuh Dalam Pesona Playboy
Author: fisi_on

Prolog

Dia memandangi uap kopi di depannya lalu melihat keluar jendela. Tidak ada salju yang turun, tapi, cuaca tetap dingin. Kebanyakan orang pasti memilih berada di rumah. Claire tersenyum miring. Dia tidak punya rumah di negara ini.

“Apa kau menunggu lama? Aku baru selesai shooting iklan smartphone yang akan diluncurkan bulan depan.” Terang pria yang mengambil tempat duduk di depannya. Claire memutuskan untuk tidak peduli apa pun yang pria itu lakukan beberapa waktu lalu.

“Kau tidak datang bersama Aiden?” matanya menyapu seluruh kafe, berharap menemukan bocah laki-laki, puteranya di salah satu sisi kafe.

“Aku menitipkannya di penitipan anak sebentar.”

“Kenapa kau tidak mengajak Aiden? Aku merindukannya,” ucapan itu membuat Claire tersenyum remeh. Dia merindukan Aiden sekarang? Di mana dia saat Aiden sakit dan terus memanggilnya?

“Apa kau ingin memesan sesuatu? Atau aku bisa bicara sekarang?” pria itu tertegun. Cara bicara Claire terasa dingin.

“Apa yang ingin kau katakan?”

“Aku merasa cukup, Jayden.” Claire menatap pria yang mengajaknya ke Seoul keras.

“Aku kembali ke New York bersama Aiden hari ini.”

“Apa yang kau bicarakan?!” Jayden sudah menyelesaikan masalahnya dengan mantan kekasihnya. Dia pikir setelah masalah dengan mantannya selesai dia bisa menghabiskan waktu bersama Aiden dan Claire. Sekarang wanita itu mengatakan akan kembali ke New York?

“Aku tidak bisa menerima apa yang kau lakukan pada Aiden,” Jayden melihat Claire bingung. Apa yang sudah dia lakukan pada Aiden? Wajah clueless Jayden membuat Claire merasa muak.

“Kau membuat Aiden mengejarmu di cuaca dingin saat dia sedang sakit!” mata Claire memanas mengingat apa yang Aiden alami.

“Apa... aku tidak pernah—“

“Hari itu, saat skandal dengan pacarmu menjadi konsumsi publik lagi,” suaranya rendah. Claire membenci dirinya karena dia masih terpengaruh oleh hubungan Jayden.

“Aku bisa terima kau menyimpan banyak hal dariku, Jayden, tapi, Aiden, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitinya. Apalagi dirimu.” Claire tersenyum miris.

“Bagaimana kau bisa melakukan itu pada anakmu?”

“Aku meninggalkan Aiden saat dia tidur,” suaranya pelan.

“Anak itu sangat merindukanmu, dia terus memanggilmu saat tidur. Apa kau pikir dia tidak akan bangun ketika merasakan kau pergi?” Jayden menundukkan kepalanya. Dia tidak tahu Aiden mengejarnya. Saat itu yang dia pikirkan hanya memberi pelajaran pada Hyunjoo.

“Dia jatuh saat mengejar mobilmu. Sakit, kedinginan, dia bahkan tidak memakai alas kaki! Aiden memanggilmu, tapi kau tidak berhenti,”

“Claire, aku tidak tahu.” Balasnya lemah, merasa buruk hanya dengan mendengar ucapan ibu anaknya.

“Jika tahu apa yang akan kau lakukan?” seharusnya dia tidak menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya. Jayden pernah meninggalkan anak mereka cukup lama hanya untuk menyelesaikan masalah dengan pacarnya.

“Apa kau tidak merasa semakin Aiden besar semakin sedikit waktu yang kau habiskan dengannya?” Claire menggelengkan kepala. Dia juga punya andil atas apa yang dialami Aiden.

“Aku meninggalkan semuanya bukan untuk memberikan rasa sakit pada anakku,” jika Jayden meminta Claire ikut ke Seoul dengan alasan kebahagiaan anak mereka, Claire memilih ikut ke Seoul untuk memenangkan hati Jayden.

“Aku bodoh mengikutimu kemari. Semua orang yang menyayangiku mengingatkan kau bukan pria yang baik untukku, tapi, aku tidak mendengarkan mereka. Aku pikir jika aku ikut denganmu kau akan menyadari perasaanku padamu. Bukan hanya suka, Jayden, aku mencintaimu,” Claire mengatakan kata yang selama ini takut dia ungkapkan pada Jayden. Pria itu akan menghindar jika mendengar kata cinta.

“Mereka benar. Hanya sebentar aku hidup bahagia denganmu lalu semuanya hancur,” Jayden dan Claire tinggal bersama tanpa status, walaupun begitu Claire merasa cukup puas karena dia bisa bersama Jayden dan anaknya.

“Kau memiliki hubungan putus nyambung dengan seorang wanita dan itu membuka mataku,” Claire tertawa kecil meremehkan dirinya.

“Peranku hanya sebagai ibu dari anakmu,” suaranya terdengar sangat jelas di telinga Claire.

“Kau tidak akan bisa membalas perasaanku karena kau sudah mencintai wanita lain,” selanjutnya itu akan menjadi pengingat Claire untuk melupakan perasaannya pada Jayden.

“Aku berusaha menerimanya, Jayden. Dan sikapmu padaku sangat membantu. Kau membuatnya jelas aku tidak perlu tahu tentang kehidupan pribadimu. Hanya Aiden yang membuatku bertahan tinggal di rumah itu,” pada akhirnya Claire menyadari rumah mewah yang dibeli Jayden untuk tempat tinggalnya tidak lebih seperti tempat singgah bagi pria itu.

“Kau Ayah yang baik untuk Aiden,” Claire tersenyum.

“Sayang itu tidak lama karena kau juga meninggalkannya.”

“Aku tidak tahu, Claire. Aku bersumpah.”

“Apa gunanya bersumpah sekarang? Aiden tidak menanyakanmu lagi setelah hari itu.”

Deg!

Ucapan terakhir Claire membuat jantung Jayden nyeri.

“Dia sudah tahu Ayahnya tidak bisa menemaninya karena kerja. Aiden sudah terbiasa dengan alasan pekerjaan,” Claire menatap pria yang menghancurkan hatinya lama. Jayden berusaha keras untuk tidak menjadi seperti ayahnya, tapi, apa yang pria itu lakukan?

“Pada akhirnya kau sama seperti ayahmu,” Claire tahu dia menjadi rendah karena mengucapkan itu. Dia tidak peduli, Claire ingin Jayden merasa terluka walau alasannya berbeda dengan luka yang dia rasakan.

“Ayahmu jarang ada di rumah karena pekerjaan juga,” Jayden mengepalkan tangannya. Dia tidak sama dengan ayahnya. Kesalahan yang dia buat masih bisa diperbaiki.

“Itu tidak akan terjadi lagi. Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Hyunjoo,” mata Claire melebar. Mereka putus, tapi, Claire tidak merasa senang mendengarnya. Tidak lama lagi Jayden pasti kembali pada wanita itu.

“Aku akan tinggal di rumah bersama kalian mulai sekarang,” Jayden mengambil tangan kanan Claire dan menggenggamnya dengan kedua tangannya.

“Pulang ke rumah. Aku mohon,” tatapan dan suaranya memelas. Claire melihat Jayden sendu. Dia selalu luluh jika Jayden melakukannya. Namun, tidak kali ini. Claire menarik tangannya dari genggaman Jayden.

“Tidak, Jayden. Seharusnya aku tetap kukuh pada pendirianku untuk merawat Aiden sendiri. Dia tidak perlu mengemis perhatianmu jika aku tetap tinggal di New York.”

“Aku akan memperbaiki kesalahanku,” Claire menggelengkan kepalanya.

“Bukan hanya untuk kebaikan Aiden, ini juga untuk kebaikanku,” Intuisi Jayden berkata dia tidak akan menyukai apa yang Claire katakan selanjutnya.

“Kau selalu bilang kalau kau tidak bisa menjalin hubungan serius. Faktanya kau bisa, Jayden. Kau hanya tidak bisa melakukannya denganku," Claire tersenyum sedih.

"Aku sadar apa pun yang kulakukan tidak akan bisa membuatmu mencintaiku. Aku hancur jika terus menunggumu membalas perasaanku. Aku harus pergi.”

“Claire—“

“Gagal dalam hubungan hal yang biasa, semua orang pernah mengalaminya. Mungkin kau belum menemukan orang yang tepat,” Claire melihat tangannya. Dia masih saja menghibur Jayden saat dirinya terluka.

“Jangan berpikir kau akan menjadi pria buruk hanya karena kegagalan orang tuamu, Jayden. Banyak orang yang memiliki hubungan—pernikahan yang harmonis di luar sana. Cari tahu apa yang membuat hubungan mereka bertahan. Kau harus mencoba berkali-kali sampai berhasil. Jangan menutup kesempatan untuk memulai hubungan,” Claire bangkit dari duduknya.

“Selamat tinggal, Jayden.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status