Share

Kabar dari Lexa

Penulis: Widanish
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-24 12:48:48

Rey membaca baik-baik email dari Mas Kun. Aku menunggu responnya, tapi lama sekali. Dia tipe orang yang teliti dan tak gegabah. Dalam menyelidiki sesuatu, dia selalu memperhatikan detail dan menimbang dari segala sisi. Pembawaannya yang tenang dan kharismatik, menampilkan sisi kecerdasannya yang cemerlang. Pembawaan Rey sangat bertolak belakang dengan profesinya sebagai bodyguard berdarah dingin. Dia lebih cocok menjadi aktor top, atau pengacara kondang.

“Gimana, Rey? Kau tahu keganjilannya, kan?” tanyaku. 

Dia menyerahkan ponselku. Email itu sudah selesai dibacanya. “Nona terganggu dengan kata-kata ‘menarik kembali komplotanku’?” tanyanya.

“Ya, bukankah itu berarti mereka masih hidup?” Aku balik bertanya.

Rey tersenyum, kemudian menggeleng. “Itu artinya, Tuan Kun mengetahui kalau komplotannya sudah terbunuh. Dia menggunakan kata halus untuk mendeskripsikannya,” jawab Rey.

“Kau yakin, Rey?”

“Ya, Nona.”

Sebenarnya, aku merasakan dua hal yang berbanding terbalik. Senang, karena kini tak ada lagi yang mencoba menangkapku, komplotan yang dikirim Mas Kun telah disingkirkan oleh Rey. Namun, aku juga merasa takut jika Rey tak melakukannya dengan mulus dan meninggalkan jejak, perbuatannya akan diendus polisi dan aku pasti ikut terlibat.

“Tenang, Nona. Tidak akan ada polisi.” Rey meyakinkanku, seolah dia tahu apa yang sedang kutakutkan.

“Tak boleh ada lagi pembunuhan, Rey!” tegasku.

“Jika untuk melindungimu, maka harus!” tegasnya.

Aku menghembus napas, meminum the melati dari cangkirku, dan membuang pandangan ke arah lain. Sengaja menghindar dari Rey. Kurasa, dia berlebihan dalam menjagaku. Padahal bayaran yang kuberikan padanya tak sepadan jika dia sampai harus melakukan pembunuhan.

Restoran Lux berada di perbukitan. Dari sini aku dapat melihat warna hijau dari pepohonan di kejauhan, yang tampak dekat dengan warna biru di langit. Jalan raya yang tampak kecil sekali jika dilihat dari atas sini. Angin yang berhembus kencang menyibak rambut pendek Rey. 

Ah, aku mulai takut padamu, Rey ….

*

Kubuka jendela di ruang kerjaku. Sontak, angin sepoi mengayunkan rambut panjangku yang tergerai, diiringi semerbak wangi lavender dari pengharum ruangan yang kutempel di kaca jendela, mengembalikan mood-ku setelah bicara empat mata dengan Rey.

Kubuka blazer dan duduk di meja kerjaku. Kini, tinggal dres putih yang kukenakan. Saat melihat diriku di cermin, aku teringat Renata. Jika diperhatikan, dres yang kukenakan saat ini sama dengan yang dikenakannya kemarin waktu datang kesini, hanya berbeda warna saja.

Aku sempat bertanya, hubungan mereka selama sepuluh tahun apakah hanya sebatas perselingkuhan semata, ataukah mereka sudah mengikat hubungan mereka dalam pernikahan? Mustahil jika Mas Kun akan bertahan dengan sebuah hubungan hingga selama itu, biasanya dia akan cepat bosan. Pasti ada sesuatu dalam diri Renata, yang membuat Mas Kun begitu terikat padanya. Tapi aku yakin, ‘sesuatu’ itu bukan cinta.

Ah, ya … bagaimana kabar pelakor itu sekarang? Mengingat kemarin dia mengatakan bahwa komplotan yang mengejarnya hampir saja membunuhnya. Apakah kali ini dia selamat?

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk, dan kemudian dibuka. Lexa datang dari arah sana, dengan senyum indah merekah di wajahnya.

Melihatnya, aku teringat waktu masa kuliah. Aku dan Lexa adalah teman dekat. Walau ia terlahir kaya dan aku terlahir miskin, namun nasibnya tak sebaik nasibku. Kami pernah menyukai lelaki yang sama yaitu Rendi, namun Rendi lebih memilihku daripada Lexa. Dalam hal jodoh, aku pun lebih beruntung darinya. Aku berkesempatan menjadi The Next Nyonya Hartadi, sementara dia masih bergantung pada harapan palsu teman kencannya. Jika dulu dia selalu tampil keren dengan barang serba branded, lihatlah sekarang … dia bahkan bekerja di bawah kepemimpinanku.

Memang, lebih baik terlahir beruntung daripada kaya.

“Ada apa?” tanyaku.

“Tim poduksi sudah mulai kerja. Gue membuat beberapa desain untuk produk kita, dan mereka sudah bisa ngikutin arahan yang gue kasih. Walau masih ada beberapa karyawan yang ‘kurang’ kompeten, tapi secara keseluruhan it’s oke!” jawabnya.

“Good news!” jawabku. “Tapi gue yakin lo ke sini bukan untuk bicarain itu,” lanjutku, tatkala melihat dia meremas jari tangannya. Sebuah kondisi yang menunjukan kegelisahannya. Lexa selalu meremas jari tangan jika ada sesuatu mengganggu pikirannya 

Lexa mendekatkan bibirnya ke telingaku. “Lo ingat waktu gue nelpon tadi malam?” bisinya di telingaku, aku mengangguk. “Gue lihat suami lo ngejar-ngejar Renata di Hotel Crown tadi malam,” lanjutnya.

“Maksud lo?!” tanyaku dengan sedikit membentak. Aku merasa tak perlu mendapatkan informasi apa-apa terkait bocah pelakor itu, walaupun ada sedikit rasa penasaran dalam benakki.

Lexa menutup mulutku dengan tangannya. Dia memintaku agar menurunkan volume suara. Sesuatu yang ‘gawat’ pasti telah dilihatnya semalam.

“Lo ngapain di sana?” lanjutku bertanya.

“Kebetulan gue lagi kencan sama Boy. Dan gue lihat mereka kejar-kejaran. Renata kayak ketakutan gitu. Lo ngerasa aneh gak, sih?” Lexa bertanya dengan ekspresi serius, kedua tangannya dilipat di dada dan dia menyandarkan pinggulnya ke meja kerjaku.

“Aneh apanya? Mereka kan pasangan selingkuh, mungkin lagi main kejar-kejaran kayak ABG,” jawabku ketus.

“Suami lo bawa pisau!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Fajar
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Akhir

    Ia benar-benar murka ketika menemukan alat kontrasepsi milik Rey dan langsung membuangnya ke wajahku.“Berani-beraninya kau mencoreng wajahku! Jadi selama ini kau selalu membagi tubuhmu dengannya, hah?! Kau telah menjatuhkan harga diriku!” hardik Mas Kun sambil menendang dadaku.Dia memperlakukanku sama seperti aku memperlakukan Renata dahulu. Dari mulai membuatku jatuh tersungkur hingga menendang dadaku. Semua itu pernah kulakukan pada wanita binal itu. Hatiku panas, menganggap perlakuan Mas Kun padaku sebagai bentuk membalaskan dendam Renata. Aku bangkit dan dengan berani menghadapinya, kulupakan sejenak rasa sakit di kening dan dadaku.“Coba lihat dirimu sebelum meenilaiku. Pantaskah kau marah setelah mendapatkan pembalasan atas perselingkuhanmu dengan Renata?” Aku menantangnya. “Kau telah berselingkuh dengannya dan mencoreng wajahku di hadapan teman-teman sosialitaku. Mereka tahu kelakuan bejatmu! Tidakkah kau memi

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Seperti Mimpi

    Rey melayangkan tinju di udara, mungkin kesal karena aku tak tahu password itu. Dia mengusap-usap dagu dengan jari tangan dan menggigit bibirnya, seperti sedang berpikir keras.Tak sengaja pandangannya beredar ke seluruh dinding dan menemukan foto-foto yang dikirim Mas Kun terpajang rapi. Ia menunjukkan ekspresi cemburu dengan menatapku dalam-dalam. Rey telah berubah jadi kekasihku lagi."Aku tak suka kau memajang foto-foto ini!" katanya, ketus.Rey melepas foto itu satu per satu. Sementara aku tak ingat kapan pernah memajang foto itu di sini.Sejenak Rey berhenti, seperti teringat hal penting. "Apa ada sesuatu yang sangat erat dengan suamimu?" tanya Rey. "Misal tanggal lahir, artis favorit, nama anak, nama istri—"Aku langsung menjentikkan jari, seketika mendapat ilham tentang kemungkinan kata sandi yang dipakai Mas Kun. "Ya, Rey! Aku ada ide. Kita coba dengan nama Renata!" kataku, memotong omongan Rey. "N

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Mimpi

    Kurebahkan diri di sofa, kekhawatiran akan gagalnya rencana ini membuat pikiranku semrawut.Teleponku berdering lagi, Madame menghubungiku untuk kedua kali. Firasatku mengatakan hal buruk.“Sebuah mobil hitam mengejar mobilku. Dia sangat cepat!” ucapnya di ujung telepon dengan penuh ketakutan.“Siapa? Kau bisa lihat plat nomornya? Katakan padaku, akan ku-cek!”“Sulit, aku bahkan tidak fokus melihat jalan. Lengah sedikit saja, dia bisa menangkapku! Jika selamat, mungkin aku akan datang terlambat. Jika tidak, maka aku tak akan datang padamu sama sekali,” katanya.“Kau tidak sedang bercanda, kan? Atau jangan-jangan kau sengaja mengecohku agar bisa lari dan memberitahu Willy bahwa aku memegang chip-nya?!” Kecurigaan itu tiba-tiba muncul.Terdengar suara mesin mobil yang semakin kencang, Madame sepertinya benar-benar sedang berada dalam kesulitan. Apakah kecurigaanku salah, ataukah dia m

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Mencuri Chip

    Ketika memasuki kamar pribadi Mas Kun, kulihat deretan foto Renata berjajar di setiap meja dan di sekeliling dinding—membentuk sebuah garis lurus yang mengelilingi kamar. Betapa terkejut dan geramnya diriku mengetahui Mas Kun masih menyimpan foto-foto Renata!“I told you. Aku belum sempat bereskan kamar ini, jadi kau pasti akan terkejut!” katanya seraya menurunkanku dari pangkuannya.Dengan memakai lingerie yang didesain mirip daster—jadi tak terlalu seksi—aku berjalan menyusuri setiap bagian kamarnya. Ini bukan saatnya menghiraukan rasa sakit hati atau pun rasa cemburuku, walau sebenarnya dadaku terasa sangat panas. Ingin rasanya kuhunjamkan pisau ke dada Mas Kun karena ia berani memajang foto wanita lain di rumah ini! Tapi, aku harus bisa menahan diri karena tujuanku adalah untuk mengambil dokumen perusahaan-perusahaannya.“Banyak sekali fotonya, Mas,” ucapku seraya berpura-pura melihat foto Renata satu per satu yang t

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Kamar Pribadi Rahasia

    “Gue kangen dengan masa-masa bekerja sebagai SPG toko parfum. Dan Rey memiliki parfum yang dulu dijual di sana. Gue minta parfum itu darinya,” jawabku seraya menunjukkan parfum The Blue Lover pada Lexa.“Lo pake parfum cowok?” Lexa mengernyitkan dahi keheranan.“Apa salahnya?” tanyaku, langsung berlalu meninggalkannya di belakang.Lexa mengejarku, ia terus memanggil namun kuabaikan, merasa risih dengan pertanyaan-pertanyaannya. Perhatiannya kadang berlebihan, dia tipe yang overprotektif. Aku tak suka.Aku sedang memilih sayuran ketika Lexa menarik tanganku. “Apa?” tanyaku.“Tadi lo kemana di jam istirahat? Lo gak sama Rey, kan?”“Please, berhenti mengurusi hidup gue, Lex,” jawabku.“Nita … kenapa lo jadi berubah?”“Bukan gue yang berubah. Lo yang overprotektif!” jawabku.“Nita! Lo bener-bener berubah.

  • Jatuh Miskin Karena Selingkuh   Pembalasan (2)

    “Do you really feel good?” Rey memastikan perasaanku. “I mean, semoga kau tak merasa buruk setelah kita melakukannya barusan.”Aku termenung beberapa saat. Jujur, rasa bersalah itu pasti ada. Apalagi, baru kali ini aku melakukannya dengan pria lain.“Aku melihatmu tidak baik-baik saja. Oke, kita tak akan melakukannya lagi sampai kau benar-benar siap,” lanjut Rey.Dia bersandar ke sandaran ranjang, memperlihatkan dada bidang dan perut six pack-nya. Kami masih sembunyi di balik selimut, dan aku menjatuhkan kepalaku di dada Rey yang begitu menggoda. Saat itu juga tangan kekarnya meraih tubuhku, membenamkannya ke dalam pelukan hangat yang menenangkan.“Kenapa aku harus ragu dan merasa tidak baik, bukankah Mas Kun pun melakukan hal yang sama dengan Renata, dengan leluasa dan tanpa banyak berpikir macam-macam?” tanyaku.Rey mengecup keningku, “baguslah kalau begitu. Kau jangan khawatir, ak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status