Share

Bab 3 Bertemu Mertua

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-01 13:00:16

“HAH!! Beneran Bapak mau melakukannya sekarang?” ucap Thea.

Wajahnya tiba-tiba berubah tegang, rasa gugup juga terlihat dari gestur tubuhnya. Alvan tersenyum sambil perlahan menyelipkan rambut Thea di belakang telinga.

“Katanya sudah mahir. Kok, kaget gitu.”

Thea membisu, banyak saliva yang ditelan dan jantungnya seperti mengajak marathon kali ini.

Perlahan Alvan bangkit dan memberi ruang untuk Thea. Thea yang tadinya berbaring di kasur ikut bangkit. Ia duduk dengan gugup sambil sesekali melirik Alvan yang berdiri mengamati.

Tanpa berkata apa-apa, tatapan Alvan kembali memberi isyarat ke Thea agar ia menuruti perintahnya. Pelan tangan Thea menyingkap tanktopnya kemudian bersiap menarik ke atas.

Alvan hanya diam memperhatikan hingga saat perut mulus gadis itu terlihat, Alvan buru-buru berpaling.

“Aku gak menyuruhmu buka baju di sini, kan. Sana!! Ke kamar mandi dan ganti bajumu di sana!!”

Thea makin bingung, tapi ia tidak bertanya dan memilih menurut. Begitu masuk ke kamar mandi, Alvan mengikuti dan menyodorkan sebuah paper bag kepadanya.

“Ganti dengan yang ini!!!”

Thea menerima dengan heran. Selang beberapa saat, ia sudah keluar dari kamar mandi. Kini penampilannya berbeda dengan tadi. Sebuah gaun sudah membalut tubuhnya dengan indah.

Meski modelnya sederhana, tapi Thea tahu gaun ini salah satu keluaran dari branded ternama.

“Kamu tidak ada janji satu minggu ini, kan?” Suara Alvan membuyarkan lamunan Thea.

Thea menggeleng. “Enggak, Pak.”

“Bagus. Satu minggu ini kamu ikut aku. Kita cek out. Pesawatku berangkat dua jam lagi.”

Mata Thea melotot mendengar ucapan Alvan. “Pesawat? Kita … kita mau kemana, Pak?”

Alvan tidak menjawab malah ngeloyor keluar kamar lebih dulu. Tergesa Thea merapikan barangnya dan mengejar Alvan.

Beberapa menit kemudian mereka sudah berada di dalam pesawat yang baru saja take of.

“Kok Bapak gak bilang kalau kita mau keluar kota? Saya … saya gak bawa baju ganti,” gerutu Thea.

Alvan tidak menanggapi, hanya meliriknya sekilas kemudian menunjukkan ponselnya ke Thea.

“Aku sudah transfer ke rekeningmu. Jadi gak ada alasan kamu protes seperti ini.”

Thea terdiam sambil menganggukkan kepala.

“Terus satu lagi, berhenti memanggilku ‘Bapak’. Kita sedang tidak di kampus.”

Thea mengernyitkan alis sambil menatap Alvan dengan bingung. “Terus saya manggil apa, Pak?”

Alvan berdecak sambil menatapnya dengan kesal.

“Masa kamu gak pernah pacaran. Panggilan apa yang cocok buat orang pacaran?”

Mata Thea seketika membola mendengar ucapan Alvan.

“Apa maksud Bapak, meminta saya untuk pura-pura jadi pacar Bapak sekarang?”

Alvan mendengkus kasar sambil menatap jengkel.

“Paham juga akhirnya.”

Thea merengut sambil menatap kesal ke Alvan.

“Bapak kan gak ngomong apa tujuannya booking saya. Jadi, mana mungkin saya tahu.”

Alvan memilih tidak menggubris ucapan Thea. Ia sudah menyandarkan kepala dan memejamkan mata. Sementara Thea hanya mengulum senyum melihat ulahnya. Padahal ia sudah berpikiran buruk tentang Alvan tadi.

Tiga jam kemudian, mereka sudah tiba di depan sebuah rumah. Alvan langsung turun lebih dulu. Sementara Thea tampak ragu. Wajahnya terlihat gugup, tapi Alvan sudah membayarnya dan dia harus memainkan perannya dengan baik.

“Jadi dia pacarmu?” tanya Emran.

Thea bersama Alvan sudah berada di dalam ruang tamu rumah tersebut. Kali ini ada Emran dan Widuri yang menyambut kedatangan mereka.

Mereka duduk saling berhadapan dan entah mengapa Thea merasa seperti berada di majelis persidangan saja.

Alvan mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Yah. Namanya Thea.”

Thea yang duduk di samping Alvan segera tersenyum sambil mengangguk memberi salam. Meskipun ini hanya akting, sebisa mungkin Thea harus menunjukkan dengan natural.

“Itu sebabnya kamu tidak mau menerima perjodohan dari Ayah.” Kini Widuri yang bicara dan langsung disambut anggukkan kepala Alvan.

“Iya, Bun. Bagiku pernikahan sangat sakral dan hanya bisa dilakukan oleh dua orang yang saling cinta. Mana mungkin aku menjalani seumur hidupku dengan wanita yang tidak aku cintai.”

Thea membisu saat mendengar ucapan Alvan. Ia pikir dosennya akan selamanya membujang. Di kampus, ia terlihat dingin. Matanya juga tidak pernah jelalatan apalagi senyumnya pelit banget.

Ia tidak menduga jika Alvan memiliki pemikiran seperti itu tentang sebuah pernikahan.

“Baik, Ayah menghargai pilihanmu. Ayah akan membatalkan perjodohanmu dengan Erika.”

Senyum lega terlihat di raut tampan Alvan. Ia menoleh sekilas ke Thea dan Thea juga membalas senyumannya.

“Apa ini artinya tugasku selesai? Aku bisa langsung pulang,” batin Thea.

Ia tersenyum kegirangan dan berharap setelah pertemuan ini, semuanya usai. Ia tidak mau berurusan dengan dosen killer itu lagi, apalagi sampai menerima orderannya seperti hari ini.

“Berapa lama kalian pacaran? Kenapa baru sekarang dikenalkan ke Ayah dan Bunda?” Kembali Emran bertanya dan itu membuat Alvan terkejut.

“Eng … sudah mau dua tahun, Yah.” Alvan lagi yang menjawab.

Emran hanya manggut-manggut sambil sesekali melirik Thea. Thea menunduk dan entah mengapa ia merasa jika orang tua dosennya ini sedang mengawasinya.

“Thea tinggal di mana? Apa orang tuamu masih ada?”

Thea mengangkat kepala dan tersenyum menatap Emran.

“Saya kost, Om. Ayah saya sudah meninggal, kalau ibu masih ada, tapi tidak tinggal serumah.”

Emran tampak terkejut, mengernyitkan alis sambil menatap mereka berdua dengan tajam.

“Jadi kalian sudah dua tahun pacaran dan hidup tanpa pengawasan orang tua, begitu?”

Alvan dan Thea tercengang mendengar pertanyaan Emran, tapi meski demikian kepala keduanya sudah mengangguk.

“Ini gak baik. Ayah tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa kalian.”

“Maksud Ayah apa? Aku dan Thea sudah dewasa dan bisa jaga diri,” sahut Alvan.

Emran terdiam, menghela napas sejenak kemudian melirik Widuri yang duduk di sampingnya. Wanita berhijab yang masih terlihat cantik itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Ayah akan menyetujui hubunganmu dengan Thea, tapi dengan satu syarat.”

Alvan mendengkus sambil menatap Emran dengan kesal. Padahal ia sudah mati-matian memikirkan cara untuk membatalkan perjodohannya. Kenapa ayahnya malah memberi syarat lagi?

“Syarat apa, Yah?”

Emran tersenyum samar kemudian dengan tegas, ia bersuara, “Kalian nikah sekarang juga!!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 6 Bertemu lagi dengan Dosen Killer

    “Ppfft … .”Thea tak kuasa menahan tawa dan langsung suaranya meledak memenuhi kabin mobil Alvan. Sementara Alvan hanya diam sambil menatapnya dengan saksama.“Pak, bukannya kita nikah kemarin hanya sandiwara. Jadi, saya pikir setelah satu minggu sudah selesai. Kenapa Bapak masih berpikir kalau jadi suami saya?”Alvan tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat kesal. Thea yang tadinya bersikap santai secepat kilat mengubah reaksinya.“Maaf, Pak. Bukan maksud saya menertawakan ucapan Bapak. Hanya saja ---”Thea tidak melanjutkan kalimatnya. Ia merasa serba salah. Bagaimanapun pernikahan siri yang mereka lakukan kemarin begitu sakral dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun sebenarnya hanya sebuah sandiwara.“Turunlah!! Sudah malam. Aku juga mau istirahat.”Thea mengangguk. Ia sudah berpamitan sambil mengucapkan terima kasih, kemudian langsung turun dari mobil Alvan.Tanpa

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 5 Sekamar dengan Pak Dosen

    “Saya gak goda Bapak, tapi kalau Bapak minta layanan saya malam ini. Saya siap, kok.”Bukannya mengelak tuduhan Alvan, Thea malah menantang dosen gantengnya. Seketika mata Alvan membola mendengar ucapan Thea.“Jangan ngimpi kamu. Sudah tidur sana!!!”Alvan berkata dengan ketus seraya memutar tubuh membelakangi Thea. Thea mengulum senyum melihat reaksinya.Padahal ia tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, tapi Alvan malah sudah sewot duluan. Untuk selanjutnya, sepertinya Thea tidak perlu khawatir jika dosen killer ini macam-macam dengannya.Dalam hitungan menit, Thea sudah terlelap. Ini hari yang melelahkan baginya.Entah pukul berapa, tiba-tiba Thea terbangun. Ia merasa ingin ke kamar mandi.Perlahan Thea membuka mata dan terkejut saat sebuah tangan sudah melingkar di perutnya. Thea menoleh ke belakang dan melihat dosen ganteng yang berbaring di sampingnya adalah pelakunya.“Busyet!! Ngimpi apa ak

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 4 Mendadak Nikah

    “APA!!!”Alvan dan Thea berseru bersamaan, tapi secepat mungkin mengatupkan rapat bibirnya saat melihat reaksi Emran.Selang beberapa saat, Alvan sudah bersama Thea berada di taman belakang dan tampak sibuk berbincang.“Pak, Bapak bilang kan cuman jadi pacar bohongan. Kenapa sekarang malah nikah?” cicit Thea.Ia sengaja memelankan suaranya supaya keluarga Alvan tidak mendengar pembicaraan mereka. Alvan menghela napas beberapa kali sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Aku sendiri gak tahu, kenapa tiba-tiba disuruh nikah?”“Masa mereka tahu kalau ini akal-akalanku saja,” gumam Alvan.Thea berdecak sambil menatap bingung ke Alvan.“Terus saya gimana sekarang, Pak?”Alvan menatap Thea sambil menarik napas panjang.“Ya sudah, jalani saja.”Mata Thea melebar saat mendengar jawaban Alvan.“Maksud Bapak, kita tetap nikah?”

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 3 Bertemu Mertua

    “HAH!! Beneran Bapak mau melakukannya sekarang?” ucap Thea.Wajahnya tiba-tiba berubah tegang, rasa gugup juga terlihat dari gestur tubuhnya. Alvan tersenyum sambil perlahan menyelipkan rambut Thea di belakang telinga.“Katanya sudah mahir. Kok, kaget gitu.”Thea membisu, banyak saliva yang ditelan dan jantungnya seperti mengajak marathon kali ini.Perlahan Alvan bangkit dan memberi ruang untuk Thea. Thea yang tadinya berbaring di kasur ikut bangkit. Ia duduk dengan gugup sambil sesekali melirik Alvan yang berdiri mengamati.Tanpa berkata apa-apa, tatapan Alvan kembali memberi isyarat ke Thea agar ia menuruti perintahnya. Pelan tangan Thea menyingkap tanktopnya kemudian bersiap menarik ke atas.Alvan hanya diam memperhatikan hingga saat perut mulus gadis itu terlihat, Alvan buru-buru berpaling.“Aku gak menyuruhmu buka baju di sini, kan. Sana!! Ke kamar mandi dan ganti bajumu di sana!!”Thea

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 2 Kesepakatan Pak Dosen

    “Bapak sedang mengancam saya?” tanya Thea.Alvan tersenyum dengan seringai licik laksana serigala. “Iya.”Thea berdecak sambil membalas menatap Alvan tak kalah tajam.“Ya sudah, saya juga akan laporkan ke kampus kalau Bapak suka memakai jasa seperti ini. Saya yakin citra Bapak di kampus akan buruk nantinya.”Mata Alvan langsung meruncing mendengar ucapan Thea, wajahnya juga berubah masam dan itu membuat Thea tersenyum penuh kemenangan.Perlahan Alvan melepas cekalannya dan membuat Thea bisa bebas bergerak. Ia tampak sibuk merapikan diri sambil sesekali melirik Alvan.“Untuk hari ini, saya tidak memasang harga ke Bapak. Anggap saja ini konsultasi gratis.”Thea berkata tanpa melihat Alvan. Alvan hanya diam melirik Thea dengan kedua alis yang terangkat.“Saya anggap pertemuan hari ini tidak ada dan saya harap Bapak melakukan hal yang sama,” imbuh Thea.Tidak ada jawaban dari Alvan, tapi pria tampan itu sudah berulang kali menggerakkan jakunnya menatap Thea dengan dingin.Thea sudah bersi

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 1 Klienku Dosenku

    “Ivanka Katleya!!! Untuk apa kamu di sini?” seru seorang pria tampan.Gadis cantik dengan rambut berombak itu membeku di tempat, mata bulatnya mengerjap sambil menatap bingung pria tampan yang berdiri tegak di depannya. Ia tahu dan sangat mengenal pria di depannya ini.Pria tampan itu tak lain Alvan Abbiya. Dia adalah salah satu dosen di kampus tempatnya kuliah bahkan bisa dibilang termasuk dosen killer di sana.“Pak Alvan. Kok Bapak di sini?” Alih-alih menjawab pertanyaan dosen ganteng itu, Thea malah balik bertanya.“Harusnya kamu yang menjawab pertanyaanku, bukan balik bertanya.”Thea mendengkus sambil menatapnya kesal. Dosen satu ini memang visualnya menawan. Tubuhnya tinggi tegap, dengan tampang seperti gege China, mata setajam elang dan rambut belah tengah yang selalu tampil rapi. Namun, bibirnya masih saja sama pedasnya ketika mengajar di kelas.“Saya … saya hanya sedang menemui orang, Pak.”Alvan mengernyitkan alis sambil melihatnya tajam. Sementara Thea terdiam menatap tanpa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status