Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Idola / Chapter 1 : Mencoba Bangkit Setelah Terpuruk

Share

Jebakan Cinta Sang Idola
Jebakan Cinta Sang Idola
Author: Mommy_Ay

Chapter 1 : Mencoba Bangkit Setelah Terpuruk

Author: Mommy_Ay
last update Last Updated: 2025-02-03 09:08:49

"Kami tidak bisa mempertahankan kamu lagi, Hazel."

Kata-kata itu menghantam Hazel seperti petir di siang bolong.

"Apa maksud Anda?" suaranya serak, tapi ia berusaha tetap tegar.

Mr. Graham menghela napas, menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Zhe Entertainment tidak bisa lagi menoleransi tindakan tidak profesional yang kamu lakukan."

Hazel mengerutkan kening, kebingungan.

"Tidak profesional?" ulangnya. "Apa memangnya yang aku lakukan?"

Ruangan terasa semakin sempit. Tatapan beberapa orang yang hadir dalam pertemuan itu terasa menusuk, namun tidak ada satu pun yang berani menatap matanya secara langsung. Mereka hanya menunduk, seakan tidak ingin terlibat.

"Banyak keluhan yang masuk terkait cara kerja kamu. Beberapa artis mengaku kamu menyulitkan proses produksi, bahkan tidak memberikan dukungan yang mereka butuhkan," lanjut Mr. Graham.

Hazel terbelalak.

"Itu tidak masuk akal! Aku bekerja lebih keras dari siapa pun di sini!"

"Kami sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Keputusan ini final, Hazel."

Tangan Hazel mengepal di sisi tubuhnya. Ada sesuatu yang janggal. Semua tuduhan itu tidak berdasar. Tidak ada masalah dalam pekerjaannya, tidak ada konflik besar yang ia ciptakan. Tapi kenapa—

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka.

Seseorang masuk dengan langkah santai, senyum tipis tersungging di bibirnya.

Kevin.

Hazel membeku. Dadanya sesak melihat pria itu berdiri di ambang pintu dengan ekspresi puas.

"Oh, apakah aku terlambat?" ucap Kevin dengan nada dibuat-buat.

Hazel menatapnya dengan tajam, rahangnya mengeras.

"Ini ulahmu, kan?"

Kevin tertawa kecil, melangkah lebih dekat.

"Jangan menatapku seperti itu, Hazel. Aku hanya memberikan sedikit ‘bantuan’ agar semuanya berjalan lebih lancar."

"Kau melakukannya karena aku menolakmu?" suara Hazel rendah, nyaris bergetar menahan emosi.

Sebagai manajer artis yang sukses dan ambisius di Zhe Entertaiment. Hazel memiliki prinsip teguh untuk menjaga profesionalitas dan selalu menolak ajakan hubungan intim dengan artis yang dikelolanya. Namun ia tidak pernah menyangka, penolakan itu justru berakibat fatal.

Kevin mencondongkan tubuhnya sedikit, suaranya rendah dan tajam.

"Aku hanya memastikan kau belajar satu hal penting, Hazel. Dunia ini bukan tempat bagi orang yang sok suci sepertimu."

Hazel mengepalkan tangannya semakin erat.

"Aku bersumpah, Kevin. Aku akan membalas ini."

Kevin hanya tertawa sinis, seolah ancaman Hazel tidak lebih dari angin lalu. Ia mendekat, membiarkan aroma parfumnya yang mahal memenuhi ruang di antara mereka.

"Kau sudah jatuh, Hazel. Kau hanya belum menyadarinya."

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Kevin melirik sekilas sebelum kembali tersenyum tipis.

"Sepertinya ini waktu yang tepat untuk memberi tahu sesuatu."

Hazel tidak suka firasat buruk yang mulai menjalar di dadanya.

"Apa maksudmu?"

Dengan santai, Kevin membalikkan layar ponselnya ke arah Hazel. Di sana, terpampang sebuah berita eksklusif:

"Kevin Nathaniel Resmi Bergabung dengan Naila Grace Management!"

Jantung Hazel seolah berhenti berdetak.

Naila Grace.

Nama yang paling tidak ingin ia lihat.

Bukan sekadar pesaing biasa, Naila adalah rival terberat Hazel di industri ini. Licik, ambisius, dan tidak pernah bermain bersih.

Hazel mendongak, menatap Kevin penuh kebencian.

"Apa hanya karena dia wanita yang mudah kau ajak tidur?"

Kevin tertawa, sama sekali tidak tersinggung.

"Oh, Hazel. Kau masih sama seperti dulu. Terlalu emosional."

Hazel melangkah maju, nyaris mencengkeram kerah jasnya.

"Jawab aku, Kevin!"

Kevin menurunkan suaranya hingga hanya Hazel yang bisa mendengar.

"Kau benar. Dia jauh lebih... menyenangkan dibandingkan kau. Kau seharusnya belajar untuk lebih fleksibel."

Hazel merasakan darahnya mendidih. Ia memilih untuk keluar dari ruangan yang menyesakkan itu. Langkahnya beriringan dengan degup jantung yang bergebu.

***

Hari-hari berlalu, tetapi Hazel menolak untuk terpuruk. Ia berusaha bangkit dan mencari pekerjaan baru di industri hiburan. Namun, hal itu tidak semudah yang ia bayangkan. Reputasi buruk yang diciptakan Kevin dan Naila menyebar dengan cepat, membuat banyak orang mulai meragukan profesionalismenya.

“Maaf, Hazel. Tapi kami tidak bisa menerimamu.”

Hazel menatap pria di hadapannya dengan rahang mengatup rapat. Ini adalah kali ketiga ia mendengar kata-kata serupa dalam satu bulan terakhir.

“Bolehkah aku tahu alasannya?” suaranya terdengar lebih tenang dari yang ia rasakan.

Pria itu—seorang eksekutif dari salah satu agensi hiburan ternama—menghela napas, jelas tidak nyaman.

“Kami hanya… tidak ingin mengambil risiko. Reputasimu sekarang cukup… rumit.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 26 - Kehangatan yang Tertunda

    Setelah mandi dan berganti pakaian santai, Hazel menemukan Nick sudah berada di dapur, berdiri di depan kompor dengan celemek bergambar kartun ayam yang terlalu kecil untuk tubuhnya.Hazel tertawa pelan sambil menyandarkan diri di pintu dapur. “Serius, Nick? Celemek itu kelihatan seperti milik anak TK.”Nick menoleh dengan bangga. “Hey, ini yang kupinjam dari lemari bawah wastafel. Aku tidak tahu isinya lucu begini.”Hazel berjalan mendekat, mengangkat ujung celemek itu. “Atau kamu memang sengaja pilih ini biar aku makin jatuh cinta?”“Kalau itu berhasil, aku akan pakai celemek ini setiap hari,” jawab Nick sambil mengedipkan mata.Hazel duduk di stool dekat meja dapur, memperhatikan Nick membalik pancake dengan gaya yang terlalu dramatis—dan tentu saja, pancake itu malah terlempar ke lantai.Nick mematung.Hazel menahan tawa, lalu tertawa terbahak. “Pancake terbang! Kamu harusnya daftar ke pertunjukan sirkus.”Nick menunjuk Hazel dengan spatula. “Jangan remehkan keahlianku. Itu cuma p

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 25 - Dalam Dekapan

    Dengan langkah kokoh, Nick membawanya menuju sofa, tempat mereka jatuh bersama dalam gelak tawa kecil yang meledak di sela-sela desahan.Nick membaringkan Hazel perlahan di atas sofa, seakan memperlakukannya seperti sesuatu yang sangat berharga. Matanya menatap dalam ke arah Hazel, seolah ingin memastikan sekali lagi bahwa ini benar-benar keinginan mereka berdua.Hazel menarik napas dalam, ujung jemarinya menyusuri rahang Nick dengan lembut.Nick memejamkan mata sejenak, menahan gemuruh di dadanya. Ia menunduk, mencium kening Hazel dengan penuh hormat, lalu turun ke pelipis, pipi, hingga akhirnya menangkap bibir Hazel lagi dalam ciuman yang jauh lebih dalam, lebih dalam dari sebelumnya.Tangannya merayapi punggung Hazel, membangunkan sensasi yang menggetarkan setiap pori-porinya. Hazel mengangkat tangannya, membenamkannya ke rambut Nick, menariknya lebih dekat, membuat jarak di antara mereka benar-benar menghilang.Nick mencium sepanjang garis rahang Hazel, lalu turun ke lehernya, men

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 24 - Kita Bisa Mencobanya

    Nick tersenyum miring, ada kilatan nakal di matanya."Kalau aku bilang aku mau libur dua hari ini bareng kamu, gimana?"Hazel mengerutkan kening, membuang wajahnya ke samping untuk menyembunyikan rona panas di pipinya. "Nick, seriuslah."Nick tertawa pelan. "Aku serius, Hazel. Dua hari ini, aku butuh recharge. Tapi, kurasa yang paling bikin aku semangat itu kalau kamu ada."Hazel menghela napas, berusaha tetap tegar walau jantungnya berdebar tak karuan."Kau butuh tidur, bukan membuat masalah baru."Nick mendekat sedikit, menurunkan suaranya. "Mungkin tidurku akan lebih nyenyak kalau tahu kamu nggak menjauh."Hazel memejamkan mata sejenak, lalu membuka mata sambil menghela napas."Aku akan tetap profesional, Nick. Sampai kapan pun."Nick tersenyum kecil, ekspresinya sulit terbaca."Aku tahu. Tapi itu tidak menghentikan aku berharap lebih."Hazel terdiam, memilih tidak menanggapi. Ia mengalihkan pandangan, melihat sekeliling yang mulai sepi."Besok, aku akan kirimkan detail jadwal kebe

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 23 - Sedikit Goyah

    Udara sore di luar lokasi syuting terasa lebih sejuk, tapi Hazel tetap merasa sesak. Ia berdiri di dekat mobilnya, membiarkan embusan angin menerpa wajahnya. Jemarinya meremas tas selempangnya erat-erat, mencoba mengendalikan gejolak yang berputar di dalam dadanya.Kata-kata Nick tempo hari kembali mengiang di kepalanya."Aku tidak meminta kita berpura-pura, Hazel. Aku ingin kita memulai kembali dengan cara yang lebih baik."Hazel memejamkan mata sejenak, menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Nick serius. Ia tahu ada ketulusan di mata pria itu saat mengucapkannya. Tapi, kenangan masa lalu yang penuh luka masih membentuk tembok kokoh di sekeliling hatinya.Bagaimana kalau semua ini hanya berakhir dengan lebih banyak luka? pikir Hazel. Bagaimana kalau aku salah lagi?Ia membuka mata perlahan, menatap langit yang mulai bergradasi jingga. Ada sesuatu dalam cara Nick memperlakukannya belakangan ini—tatapan-tatapannya, perhatian kecil yang selalu terselip di sela-sela kesibukan mereka—yang memb

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 22 - Seperti Anak Kecil

    Hazel menarik napas panjang sebelum turun dari mobil. Udara siang itu terasa sedikit lebih panas dari biasanya, atau mungkin hanya pikirannya yang penuh membuat segalanya terasa berat.Begitu melangkah ke area lokasi syuting, ia langsung melihat Nick berdiri di dekat tenda produksi, tampak gelisah. Jaket hitamnya terlipat di lengan, rambutnya sedikit berantakan, dan ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekesalan.Begitu mata mereka bertemu, Nick langsung berjalan cepat menghampirinya."Kau sengaja, ya?" katanya tanpa basa-basi, nada suaranya mirip anak kecil yang ngambek.Hazel mengangkat alis santai. "Sengaja apa?""Sengaja bikin aku nunggu." Nick menyipitkan mata, seolah menuntut penjelasan.Hazel menahan senyum, menanggapi dengan datar, "Aku bukan babysitter-mu, Nick."Nick mendekat, suaranya sedikit merendah. "Tapi aku nggak suka nunggu. Apalagi sendirian."Hazel menghela napas, berusaha tetap profesional meski hatinya terasa sedikit bergetar melihat sikap manja pria itu."Aku haru

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 21 - Bukan Hal yang Mudah

    Hazel membuka pintu apartemennya dengan gerakan lelah. Kunci nyaris terjatuh dari jemarinya yang gemetar. Begitu pintu tertutup, ia bersandar di belakangnya, menghela napas panjang.Hari itu terasa lebih berat dari biasanya. Getaran-getaran kecil yang ia rasakan saat melihat Nick dan Clara beradu akting terus membekas di pikirannya.Hazel berjalan pelan menuju ruang tamu, melepaskan sepatu dengan asal, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan keheningan menyelimuti.Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Hazel mengerjapkan mata, mengambil ponsel dengan malas."Mr. Miller?" gumamnya pelan.Ia ragu sejenak sebelum akhirnya menggeser tombol hijau."Hazel, bisakah kau datang ke kantorku besok pagi?" suara Mr. Miller terdengar tegas dari seberang.Hazel menelan ludah. "Tentu, ada sesuatu yang terjadi?""Akan lebih baik kalau kita bicara langsung," jawab Mr. Miller singkat.Hazel menggenggam ponsel lebih erat. "Baik. Saya akan datang."Tanpa banyak basa

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 20 : Rencana yang Tak Pernah Habis

    Syuting selesai, ketika dalam perjalanan pulang menuju apartemen Hazel…Nick melirik sekilas ke arah Hazel yang duduk di kursi penumpang. Gadis itu menatap lurus ke depan, ekspresinya sulit ditebak. Biasanya, setelah syuting selesai, mereka akan mengobrol ringan—membahas akting Nick, atau sekadar bercanda tentang kru di lokasi. Tapi malam ini, Hazel hanya diam.Nick mengetuk setir mobil dengan jemarinya, mencoba memecah keheningan."Kau baik-baik saja?"Hazel tersentak kecil, seolah baru menyadari bahwa Nick berbicara padanya."Hm?"Ia menoleh sebentar sebelum kembali menatap jalanan yang diterangi lampu kota."Ya, aku baik-baik saja."Jawaban itu terdengar terlalu cepat, terlalu datar. Nick menghela napas, melirik Hazel lagi sebelum kembali fokus pada jalan."Kau kelihatan... berbeda."Hazel tersenyum tipis, meski senyumnya tidak sampai ke mata."Hanya lelah. Syutingnya panjang hari ini."Nick tidak langsung menjawab. Ia tahu Hazel cukup profesional untuk tidak membawa masalah pribadi

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 19 : Waspada

    Hari pertama syuting dimulai dengan atmosfer yang penuh antusiasme. Para kru berlalu-lalang, mempersiapkan set dengan teliti, sementara para pemain berdiskusi dengan sutradara. Hazel berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Nick yang tengah berbincang dengan lawan mainnya—Clara. Tatapan Hazel tajam, bukan karena cemburu, tapi lebih kepada rasa waspada. Ia tahu sejarah antara Nick dan Clara, dan instingnya mengatakan bahwa bekerja sama dalam proyek ini bisa menjadi bumerang bagi Nick. Nick tampak profesional, tidak menunjukkan tanda-tanda ketegangan atau keterikatan emosional dengan Clara. Ia sesekali tersenyum, tetapi jelas bahwa ada batas yang ia jaga. Sementara itu, Clara tampak lebih santai, bahkan cenderung menggoda dengan sikapnya yang akrab. "Hazel," panggil seorang staf produksi, membuat Hazel mengalihkan perhatiannya. "Sutradara ingin memastikan jadwal Nick untuk minggu ini." Hazel mengangguk, segera mengecek ponselnya untuk memastikan tidak ada bentrokan jadwal. "Baik, aku

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 18 : Terasa Canggung

    Pertanyaan itu membuat Hazel terdiam. Ia tidak terkejut, karena cepat atau lambat Nick pasti akan mengetahuinya. Ia menatap Nick, memilih kata-katanya dengan hati-hati.“Aku tahu,” akhirnya Hazel mengaku.Nick mengepalkan tangannya di atas meja. “Dan kau tidak berpikir untuk memberitahuku lebih awal?”Hazel menghela napas. “Aku tidak ingin keputusanmu dipengaruhi oleh masa lalu, Nick. Aku ingin kau mempertimbangkannya secara profesional.”Nick tertawa kecil, tapi tidak ada humor di dalamnya. “Profesional?”Hazel tetap tenang. “Ya. Aku tahu kau dan Clara punya sejarah. Tapi aku juga tahu kau cukup profesional untuk memisahkan urusan pribadi dari pekerjaan.”Nick menatap Hazel, seakan mencari sesuatu di matanya. “Dan bagaimana denganmu?”Hazel mengerjap. “Apa maksudmu?”Nick bersandar ke kursinya, menatapnya dengan intens. “Kau benar-benar tidak keberatan aku bekerja dengan mantan kekasihku? Wanita yang menjadi pelarianku setelah aku kehilanganmu?”Pertanyaan itu menusuk sesuatu di dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status