“Apa maksudmu, Katarina?”
Gadis berambut pirang dengan kuncir satu itu tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya. Ia melirik sebuah foto yang ia sodorkan sebelumnya di depan gadis itu lalu menatapnya dengan raut kasihan. “Kau bisa menebaknya.” Katarina berucap sembari membuka permen. Membiarkan temannya itu berpikir terlebih dahulu dan gadis itu akan menebak dengan pasti karena kenyataan yang terus ia abaikan dan Katarina yang terus memberikan bukti nyata.
Kaylee. Gadis yang sedang makan sebelumnya lantas menghentikan aktifitasnya. Katarina tiba-tiba datang dan menyodorkan sebuah foto dan ia sudah bisa menebak dengan mudah karena selama beberapa waktu ini temannya itu suka sekali memberikan hal-hal aneh mengenai seseorang. Ia mengambil foto yang disodorkan Katarina di depannya lalu mengamati sebentar. Ia tersenyum simpul dan menaruh kembali kertas foto itu lalu mengarahkan pandangannya kepada Katarina.
Katarina yang melihat raut wajah datar dari Kaylee mengernyitkan keningnya. Ia sungguh tidak percaya ada manusia yang tingkat kepercayaannya sangat tinggi seperti Kaylee, meski sudah melihat bukti-bukti di depan matanya hanya karena tidak mau mudah percaya dengan ucapan orang lain. Hei … Katarina masih orang lain di kehidupan Kaylee meski mereka berteman cukup lama. Sialan!
“Hei … kau masih tidak mau percaya bahwa itu kekasihmu? Sudah berapa kali aku memberikan bukti padamu dan kau masih saja percaya dengan pria brengsek itu. Sial!” Katarina geram sendiri dengan keegoisan temannya ini saat Kaylee sendiri sudah beberapa kali diberikan bukti tentang kelakuan kekasihnya di belakang gadis itu dan untuk kesekian kalinya juga Kaylee menolak bukti tersebut.
Kaylee kembali memakan makanannya. “Aku tidak mau percaya jika bukan Jason sendiri yang mengatakan kebenarannya. Aku tahu kau tidak menyukai Jason, tetapi ini sudah keterlaluan, Katarina! Meski kau mengatakan semua kebenaran apapun tentang Jason jika pria itu tidak mengakuinya maka itu artinya kau memfitnahnya. Jadi, cukup, Katarina. Aku tidak akan percaya dengan semua bukti palsu ini.”
Katarina menghembuskan napas panjang lalu membuang permen di dalam mulutnya ke tissue yang ia lipat dan membuangnya ke tempat sampah yang tidak jauh dari kakinya. Ia tidak tahu bagaimana lagi harus menghadapi dan mencoba membuat Kaylee percaya dengan semua bukti yang ia dapatkan. Ia bahkan sudah lelah memberikan penjelasan panjang lebar kepada Kaylee tetapi untuk kesekian kalinya gadis itu juga tidak akan goyah dengan semua ucapannya dan tetap mempercayai bahwa kekasihnya bukan pria seperti yang dibicarakan oleh Katarina. Lucu bukan?
“Kau benar-benar terbutakan oleh cinta. Aku sungguh tidak percaya kau sebodoh ini dalam menghadapi permasalahan cinta. Jelas-jelas itu wajah Jason dan wanita lain serta tengah bertelanjang. Kau masih menunggu Jason memberikan pembenaran atas kelakuannya di belakangmu? Kau gila!”
Kaylee menutup kedua telinganya karena tidak mau mendengar apapun lagi. Ia percaya bahwa kekasihnya tidak mungkin melakukan hal seperti itu meski ia bisa melihat sendiri wajah Jason terpampang jelas di dalam foto. Sekali lagi, Kaylee tidak akan percaya jika bukan Jason sendiri yang mengatakan kebenarannya meski harus melihat mulut Katarina berbusa sekalipun demi membuatnya percaya.
Katarina melihat jam diponselnya, mengangguk pelan lalu tersenyum sinis. “Kau tidak percaya denganku bukan?”
Kaylee menatap Katarina dan kedua tangannya yang kembali berada di atas meja. “Bukan aku tidak percaya denganmu, Katarina. Kau tahu sendiri bagaimana Jason selama ini. Dia pria yang baik dan tidak pernah melakukan hal-hal seperti yang selalu kau katakan dan berikan padaku. Aku mengenalnya lebih dahulu daripada dirimu dan tahu persis bagaimana Jason setiap saat. Tidak mungkin saja bagiku jika Jason bersikap seperti itu di belakangku.”
Katarina mengangguk mengerti dan mencoba tetap bersabar dengan semua pandangan baik Kaylee terhadap Jason, si pria munafik itu. Cinta memang buta dan bahkan untuk melindungi diri sendiri saja masih belum bisa mandiri. Ya … seperti yang dilakukan oleh Kaylee ini adalah contoh nyata. Dia bahkan tidak mau mencari tahu sendiri tentang kebenarannya dan lebih memilih menunggu Jason menjelaskan meski pria itu bahkan berpura-pura tidak terjadi apapun saat di depan Kaylee. Mereka sungguh menakjubkan!
“Sejak awal aku memperkenalkan dia padamu aku tahu kau tidak menyukainya, tetapi dengan kau yang selalu memberikan bukti dan selalu bicara omong kosong yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti ini membuatku mulai tidak percaya denganmu, Katarina.”
Katarina mengernyitkan kening. Oh good … bahkan Kaylee lebih memilih mencurigai Katarina dibanding mencari kebenaran. Sungguh gila bukan?
“Jadi kau lebih percaya dengan Jason yang baru dua tahun mengenalmu dibanding denganku?” tanya Katarina dengan wajah tidak percaya.
Kaylee menggeleng. “Bukan seperti itu. Hanya saja … aku tidak percaya kau melakukan semua usaha ke sana kemari hanya karena ingin memisahkan aku dengan Jason. Apapun yang terjadi, aku tidak akan melepaskan Jason apalagi dengan bukti-bukti sepele seperti ini yang bisa saja diedit,” terang Kaylee dengan segala pikirannya.
Katarina terkekeh dan geleng-geleng kepala melihat reaksi Kaylee. Ia semakin tidak percaya dengan Kaylee yang malah percaya dengan Jason dibanding dirinya yang sudah lama berteman dengan gadis itu. Katarina sungguh tidak seburuk itu bahkan mau merelakan waktunya hanya demi membuat fitnah terhadap Jason. Kaylee terlalu banyak berpikir tentang Katarina sedangkan Katarina tidak mau Kaylee terluka karena merasakan kekecewaan mendalam terhadap Jason yang mendapatkan nilai sangat bagus dari gadis itu padahal kenyataannya pria itu sungguh bajingan.
Kaylee mengambil foto itu lagi. Katarina terus melihat tanpa mau berkomentar karena rasa kecewa yang ia dapatkan melihat Kaylee yang justru berbalik menilai buruk dirinya. Ia merasa menyesal karena mencoba menghindarkan Kaylee dari pria brengsek seperti Jason jika tahu bahwa gadis itu akan lebih percaya dengan pria sialan itu dibanding dirinya. Percuma bukan usahanya untuk Kaylee?
“Aku akan menyimpan foto ini. Aku akan meminta Jason untuk menjelaskannya jika kita bertemu nanti dan ku harap pikiran burukku tentangmu tidaklah benar. Jadi, aku minta padamu untuk tidak bertingkah semakin jauh sebelum Jason menjelaskannya padaku.”
Katarina hanya menatap Kaylee dengan malas. Percuma ia bicara panjang lebar karena Kaylee akan tetap dengan pendiriannya dan akan lebih percaya dengan Jason si brengsek itu.
Kaylee beranjak dari duduknya, meneguk minumannya sekali lagi sebelum akhirnya mulai berjalan pergi. Katarina menghembuskan napas pelan dan menggelengkan kepalanya beberapa kali karena masih tidka bisa menerima kenyataan ini. Ia pikir Kaylee akan goyah dan menyelidiki tentang kebenaran Jason tetapi justru hanya kekecewaan dari ucapan gadis itu untuk Katarina. Ia melihat satu pesan diponselnya yang baru saja masuk.
“Kaylee!”
Kaylee yang hampir sampai diambang pintu kembali menoleh, melihat Katarina yang beranjak dari kursi dan mengampiri dirinya. Ia mengernyitkan kening.
“Aku minta maaf karena menyinggung kekasihmu itu dan mari lupakan tentang masalah Jason. Jadi, ikut datanglah bersamaku di hotel Value Black besok malam. Mari kita bersenang-senang. Aku tidak menerima penolakan dan pulanglah dengan hati-hati. Bye, Kaylee.” Katarina langsung melesat pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Kaylee sebab ia tahu gadis itu akan menolaknya mentah-mentah jika tidak untuk urusan penting. Semoga saja kaylee menyetujuinya dan benar-benar pergi besok.
“Katarina!”
Kaylee mencoba mengejar Katarina sebab ingin bertanya mengapa mereka harus ke hotel jika ingin bersenang-senang. Katarina sungguh sialan karena gadis itu bahkan sudah tidak terlihat sama sekali meski baru saja berlari. Kaylee menoleh ke kanan dan ke kiri, berpikir mungkin Katarina tengah bersembunyi tetapi Kaylee bahkan tidak menemukan sesuatu yang mengganjal. Gadis itu kini meninggalkan dirinya? Sungguh tidak bisa dipercaya.
“Katarina … kau sungguh membuatku ingin menguburmu hidup-hidup!”
Mata itu terus melihat pada sosok yang begitu ia cintai. Sosok yang kini sedang menikmati ciumannya dengan wanita lain yang justru terlihat menjijikkan bagi dirinya. Menyedihkan sekali hidupnya. Melihat semua keburukan ini bahkan di tempat yang memiliki banyak orang di dalamnya.Ia melangkah perlahan dengan sorot mata yang tak luput dari sosok di sana. Bisa ia lihat sosok itu mengambil minuman alkohol dan jarak mereka semakin dekat. Inilah saatnya menyelesaikan semua.Plak! Sebuah tamparan mengenai pipi seorang pria yang tengah meminum alkohol hingga semua yang berada di tempat itu menoleh ke sumber suara. Kaylee menatap penuh pada Jason yang berstatus sebagai kekasihnya sejak dua tahun yang lalu. Pria itu segera melepaskan diri dari rangkulan seorang wanita berpakaian seksi setelah melihat siapa yang datang menghampiri dirinya, kekasihnya datang bahkan tiba-tiba langsung menamparnya.“Kau memang pria tidak tahu diri
Kaylee membuka matanya begitu merasa terganggu dengan sinar matahari yang menerangi wajahnya. Matanya mengedar sembari menyadarkan diri. Ia merasa tidak mengenali tempat ini dan bahkan ini bukanlah kamarnya. Kaylee menghembuskan napas pelan dan menoleh. Memperhatikan sekitar dan benar-benar merasa asing dengan tempat ini. Namun begitu, ia masih berusaha mengingat kejadian apa yang terjadi sebelumnya.Seorang pria datang yang membuat Kaylee lebih tidak percaya dengan keberadaannya saat ini. Ia menjerit karena merasa telah kotor, apalagi kehadiran seorang pria itu yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang dan bagian dada yang terbuka, memperlihatkan tubuh atletis serta bagian perut yang kotak-kotak bak roti setelah mandi membuat Kaylee semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak ia sadari sebelumnya hingga bisa berada di dalam kamar yang tidak ia kenali ini. kaylee terus menggeleng tidak percaya dengan kenyataan yang ada.“Apa yang kau lakukan, Nona.” Suara b
“Apa maksudmu?” tanya Kaylee disela-sela makannya tepat dengan wajah bingung dengan mata menyipit.Pria itu tersenyum tipis dan kembali meminum susunya. “Ku pikir kau tidak sebodoh itu untuk mengerti apa maksudku tetapi melihat ekspresi yang kau berikan aku jadi tahu bahwa kau memang bodoh.”Kaylee menatap penuh pria itu yang menampakkan senyuman sinis. Ia mencoba mengartikan maksud pria itu tentang tanggungjawab yang dimaksud. Kaylee tersedak begitu otaknya berpikir tentang hal aneh yang tiba-tiba menyelinap dalam pikirannya. Hei … itu tidak benar bukan?Pria itu segera membantu Kaylee yang tersedak dengan mencoba menepuk-nepuk bagian punggung atas Kaylee dan menyodorkan minuman kepada Kaylee. Kaylee segera mengambil minum dan meneguknya cepat. Sial! Kenapa tenggorokannya terasa sangat sakit, huh?“Pelan-pelan,” ujar pria itu mencoba mengingatkan Kaylee. Setelah melihat Kaylee yang membaik, pria itu kembali duduk ditempatnya. Menatap Kaylee yang memperhatikannya dengan seksama dan ia
Pria itu menatap penuh kepada Kaylee yang terus mengatakan seolah ia bercanda dengan tawaran pernikahan yang ia ajukan. Ia menghembuskan napas pelan dengan Kaylee yang menatapnya meminta jawaban. “Apa aku sempat mengatakan bahwa tawaranku untuk sebuah kebohongan?”Kaylee yang baru meminum susunya menatap pria itu dengan wajah serius. Ia mengusap mulutnya setelah selesai minum. Bisa ia lihat wajah tenang sekaligus serius pria itu saat menekan kata-kata yang ia ucapkan.“Lalu?” tanyanya dengan fokus karena ia juga ingin mendengar jawaban pasti pria itu.Pria itu tersenyum tipis. “Aku sungguh mengajakmu menikah. Bukan untuk sebuah kebohongan ataupun kepura-puraan belaka tetapi benar-benar menikah sebagai pasangan suami istri pada umumnya. Tidak ada kebohongan apapun yang aku rencanakan sebab aku tidak menyukai hal yang bersifat sia-sia. Jadi, ku harap kau juga serius menanggapi tawaranku.”“Bagaimana bisa seperti itu? kita bahkan tidak saling mengenal dan tidak mungkin kau jatuh cinta de
Kaylee berjalan perlahan karena ingin menghampiri pria itu di dalam kamar, tetapi baru saja ia akan bergerak dengan kakinya, pria itu sudah datang dengan satu paper bag yang dapat Kaylee tebak itu adalah pakainnya dan satu tangan lain yang membawa ponsel serta tasnya. Pria itu datang mendekat dan memberikan paper bag serta tas tersebut kepada Kaylee.Baru saja pria itu akan berbalik, suara Kaylee terdengar yang membuatnya berhenti. “Mengenai tawaranmu … aku setuju untuk menikah.”Pria itu mengernyitkan kening, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Kaylee mengalihkan pandangannya pada paper bag dan tangannya yang memegang tas serta ponsel. Entah mengapa ia merasa malu setelah mengatakan keputusannya dan akhirnya ia mengambil inisiatif untuk pergi menghindari pria itu dan keluar lebih dahulu. Sedangkan pria itu tersenyum penuh karena kesempatan yang ia ambil berakhir dengan hasil sesuai keinginannya. Ia menatap Kaylee yang baru saja menutup pintu dan segera mengejar
Kaylee menggeleng. “Aku tidak memilikinya. Itu rumah orang tuaku.”Nicole terkekeh. “Ternyata kau bukan orang miskin dan justru anak dari keluarga kaya.”“Kau yang meremehkanku lebih dahulu,” sahut Kaylee yang memang belum mengatakan apapun tentang kelaurganya tetapi Nicole seolah-olah menebak semuanya hanya dari penampilannya. Sialan!Nicole tersenyum tipis dan mengelus puncak kepala Kaylee yang membuat wanita itu terdiam seketika. “Masuklah.”Kaylee menyadarkan dirinya begitu suara Nicole terdengar dan menatap pria itu bersamaan dengan tangan Nicole yang kembali berada ditempatnya. Ia tersenyum tipis dan berujar, “Masuklah dulu. Aku akan menjamu untuk beberapa saat sebelum kau pergi.”Nicole tersenyum mendengarnya. “Wanita yang perhatian,” balasnya yang lantas menggenggam jemari Kaylee dan mengajaknya masuk ke dalam perumahan elit itu.Kaylee terdiam dengan memperhatikan tangan kanannya yang tergenggam erat oleh tangan besar Nicole. Begitu hangat dirasa. Kaylee lantas mengalihkan pa
Nicole menoleh ke arah dua orang yang dipanggil oleh Kaylee, ia menampakkan senyuman dengan kedua orang tua Kaylee yang terdiam ditempat begitu melihatnya.Nicole ikut beranjak dan masih menampakkan senyumannya. Kedua orang tua Kaylee masih terdiam membisu dengan tatapan fokus kepada Nicole. Sosok pria tampan dan sudah lama tidak terlihat. Kaylee yang melihat tatapan kedua orang tuanya fokus kepada Nicole berpikir bahwa mereka mungkin terkejut dengan kedatangan Nicole yang tidak mereka kenal. Namun ketika memikirkannya, Kaylee lebih berpikir ada yang aneh dengan tatapan keedua orang tuanya kepada Nicole dibanding dengan rasa terkejut karena kedatangan orang asing.“Ibu, Ayah.”Panggilan Kaylee tidak mendapatkan respon apapun dari kedua orang tuanya. Kedua orang itu masih terus menatap Nicole dengan Kaylee yang ikut menatap pria itu saat ini. Nicole juga terus menampakkan senyuman dan itu seolah tidak wajar bagi Kaylee. Ia akan menanyakan hal itu kepada kedua orang tuanya jika Nicole
Semua orang terkejut dengan ungkapan Nicole termasuk Kaylee sendiri. Kaylee mengernyitkan kening, merasa kembali dijebak oleh Nicole yang bahkan tidak mengatakan hal demikian saat mereka bicara sebelumnya. Jangan katakan Nicole hanya sekali berpikir dan langsung mengatakannya. Ini sungguh seperti pemaksaan meski Nicole menegaskan bahwa ia tidak akan memaksa Kaylee. Sial!Nicole tersenyum menatap Kaylee yang membulatkan matanya saking terkejutnya dengan apa yang baru saja ia katakan. Nicole memang tidak memberitahukan hal ini sebelumnya, jadi wajar jika gadis itu terkejut. Sedangkan Kaylee merasa belum siap melakukan pernikahan secepat itu apalagi ia baru akan berusaha melupakan Jason dan menyukai Nicole secara bersamaan. Kaylee tidak akan sanggup.“Aku tahu kalian akan terkejut dengan rencanaku karena terkesan mendesak untuk sebuah pernikahan yang sacral untuk dilakukan tetapi aku sudah merencanakan banyak hal seperti sebelumnya.”“Ku pikir ini terlalu cepat jika kau menginginkan untu